Anda di halaman 1dari 9

NAMA: ARLIN WONDA

NIM: 170914201546
KELAS:6B KEPERAWATAN

TUGAS I

INTEVENSI PENYAKIT MENULAR

A. Identifikasi gambaran umum penyakit menular beserta pengendalian dan


pemberantasannya
1. Tuberculosis
a. Kejadian
WHO memperkirakan tahun 2017 sebesar 842.000 sedangkan TB-HIV
sebesar 36000 kasus. Dengan insiden sebesar itu maka dapat diperkirakan
masih ada sekitar 32% yang belum ternotifikasi karena belum terjangkau
maupun terdeteksi.
b. Agen penyebab
Disebabkan oleh kuman/bakteri (mikobakterium tuberkulosa) yang
menyebar dari udara.
c. Sumber penularan
Umumnya melalui udara yang dilepaskan saat penderita batuk dan
umumnya berasal dari penderita dewasa.
d. Tranmisi
Terjadi dimana percikan dahak berada diruangan dalam waktu yang lama
dan tidak ada ventilasi. Basil TBC juga dapat memasuki tubuh melalui
traktus gastroentestinal ketika minum susu yang mengandung basil TB.
e. Masa infeksi
Biasanya berlangsung dalam waktu 4-8 minggu dengan rentang waktu
antara 2-12 minggu.
2. HIV/AIDS
a. Angka kejadian
Berdasarkan data UNAIDS (2017) terdapat 36,9 juta jiwa. Ada 1,8 juta
diantaranya anak usia dibawah 15 tahun. Selebihnya orang dewasa 35,1
juta.
b. Faktor penyebab
Virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan
kemudian menimbulkan AIDS.
c. Sumber penularan
Darah, sperma, cairan vagina, air susu ibu.
d. Proses penularan
Adanya kontak seksual, kontak darah (tranfusi, penggunaan jarum suntik
berulang), proses persalinan (ibu ke anak).
e. Masa infeksi
Disebut juga masa jendela yang berlangsung selama 10 hari hingga 3
bulan sejak paparan awal sampai bisa terdeteksi oleh tes HIV.
B. Strategi intervensi perawat kesehatan komunitas dalam pengendalian penyakit
menular
1. Pendidikan kesehatan / Health education
Pemberian informasi terkait penyakit menular terutama penyebab, tanda gejala,
cara penularan, dan cara penanganan.
2. Proses kelompok
Proses pemberian informasi secara terus menerus dan berkesinambungan,
mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran
memiliki pengetahuan sikap dan mempraktekkan perilaku yang diharapkan.
3. Kemitraan / Partnership
Upaya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk menjalankan program
yang terin tegrasi dan koordinatif dalam setiap komponen program yang
ditentukan.
4. Pemberdayaan masyarakat / Community empowerment
Upaya untuk menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong
masyarakat umum, populasi beresiko tinggi petugas kesehatan agar bersedia
menanggulangi penyebaran penyakit menular secara bersama.
Penyakit infeksi Individu Komunitas

Penyakit menular sexual Pencegahan Primer: Pencegahan primer:


1. Konseling dan pendidikan seks, Melakukan penyuluhan atau
mendengarkan keluhan yang Health Education terkait IMS
disampaikan individu dan untuk menambah pengetahuan
memberikan pengetehauan terkait pada masyarakat dan
IMS, penyebab, tanda gejala, dan mengurangi resiko kejadian IMS.
cara mengatasinya.
2. Menganjurkan untuk melakukan
vaksinasi. Pencegahan sekunder:
Melakukan cek kesehatan
Pencegahan sekunder : dikomunitas yang bertujuan
Deteksi dini dan tes diagnostik untuk untuk mendeteksi secara dini
mengetahui kondisi kesehatan dan kondisi kesehatan dikomunitas
memberikan pengobatan yang tepat. dan sekaligus menentukan
pengobatan yang tepat.
Pencegahan tersier:
Memberikan edukasi yang bertujuan Pencegahan tersier:
agar penderita patuh dalam Pemberian pendidikan kesehan
menjalanipengobatan. sekaligus obat dan edukasi
perilaku sehat yang harus
dilakukan masyarakat secara
terus menerus, agar
menghindari kejadian perilaku
beresiko berulang yang
menimbulkan IMS.

Penyakit bersumber dari Pencegahan primer Pencegahan Primer


darah Berikan promosi kesehatan tentang Melakukan promosi kesehatan
penyakit malaria dengan 3M tentang penyakit malaria pada
(menguras, menutup dan mengubur komunitas
genangan air)
Pencegahan sekunder
Pencegahan Sekunder - Diagnose dini
- Diagnose dini - Pengobatan
- Pengobatan Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier - Penanganan tindak lanjut
- Penanganan tindak lanjut dari dari komplikasi malaria
komplikasi malaria - Pemulihan kondisi penderita
- Pemulihan kondisi penderita - Menerapkan pola
malaria lingkungan hidup bersih
Penyakit yang dapat Pencegahan Primer Pencegahan primer
dicegah dengan imunisasi -health promotion - Health promotion
- specific protection - Specific protection
Pencegahan sekunder
Pencegahan Sekunder - Diagnose dini’
- Diagnose dini - Pengobatan segera
- Pengobatan - Skrining
- Skrining Pencegahan tersier
- Disability krimination
Pencegahan tersier - Rehabilitation
- Rehabilitas
Pencegahan primer Pencegahan primer
Hepatitis A infeksi Mencuci tangan dengan air mengalir Memberikan pendidikan
gastronestinal setiap kali sehabis makan kesehatan terkait pengertian ,
pencegahan dan cara penularan
Pencegahan sekunder agar maasyarakat terhindar dari
- Konsumsi cairan yang banyak penaykit
- Banyak istirahat
- Makan makanan yang Pencegahan sekunder
mengandung karbohidrat Menyediakan fasilitas berupa
- pengobatan semisal obat itu
Pencegahan tersier kehabisan
- tidak patuh dalam minum obat
- menghindari hal-hal yang Pencegan tersier
menyebabkan kekambuaan Menjaga kebersihan lingkungan
misalnya melakukan aktifitas Mengamalkan cuci tangan yang
berlebihan baik dan benar

Hepatitis A dan B Pencegahan primer Pencegahan primer


- program promkes -mengikuti health education
- proteksi spesifik - melakukan vaksinasi

Pencegahab sekunder Pencegahan sekunder


- pemeriksaan laboratorium - melakukan skrining
- tes skrining - tes antibody dan antigen
Pencegahan tersier
Pencegahan tersier
- pembatasan ketidak mampuan - rehabilitas untuk mencegah
berusaha untuk menghilangkan terjadinya penularan dan
gangguan berfikir fan bekerja yang mencegah supaya tidak
diakibatkan oleh penyakit hepatitis terjadi kekambuan
- rehabilitas
HIV/AIDS Pencegahan primer Pencegahan primer
- Peningkatan kesehatan
- Perlindungan khusus seperti seperti pendidikan
imunisasi, kebersihan reproduksi kesehatan reproduksi
dan pemakaian kondom dengan tentang HIV/AIDS,
sasaran standardisasi nutrisii
- menghindari seks bebas
Pencegahan sekunder - screaning dan sebagainya
- pengobatan penyakit pada tahap dengan sasaran
dini dengan sasara pencegahan sekunder
- Pencegahan ini berfokus
pada orang dengan
HIV/AIDS agar tidak
mengalami komplikasi.
Pencegahan sekunder
terdiri dari teknik
skrining atau deteksi dini
dengan sasaran
Tuberculosis - Penyuluhan kepada petugas
- Penyuluhan kepada pasien tentang kesehatan di desa tentang
etika batuk yang benar TB
- Meningkatkan ventilasi udara - Konseling meneganai
kamar pencegahan dan penularan
- Skrining atau penemuan kasus penyakit TB yang berdampak
baru yang benar benar positif TB pada orang di sekitarnya
dengan malakukan pemeriksaan dalam satu
dahak komunitas,seperti
- Pengobatan untuk penyakit TB pemakaian masker dan tidak
- Penggunaan kortikosteroid membuang dahak
tambahan pada pengobatan TB sembarangan.
aktif - Penyuluhan terjadwal
- Rehabilitasi kepada masyarakat
mengenai TB
- Vaksin BCG
- Menyediakan obat bagi
pasien TB aktif

Meningitis Pencegahan primer PENCEGAHAN PRIMER


• Jangan lupa untuk melakukan • Promosi kesehatan terkait
vaksinasi pencegahan penyakit
• Menjaga sanitasi lingkungan meningitis
dengan baik • Jangan lupa untuk
• Rajin mencuci tangan dengan melakukan vaksinasi
sabun dan air mengalir secara • Menjaga sanitasi lingkungan
berkala dengan baik
• Bagi wanita hamil konsumsi • Rajin mencuci tangan
makanan yang dimasak secara dengan sabun dan air
matang dan tetap menjaga mengalir secara berkala
kebersihannya • Bagi wanita hamil konsumsi
• Usahakan untuk beristirahat makanan yang dimasak
yang cukup, setidaknya tidur secara matang dan tetap
berkualitas selama 7-8 jam menjaga kebersihannya
setiap hari. • Usahakan untuk beristirahat
• Menggunakan masker apabila yang cukup, setidaknya tidur
sedang bepergian ke tempat berkualitas selama 7-8 jam
yang penuh dengan polusi setiap hari.
atau sedang menjenguk • Menggunakan masker
seseorang di rumah sakit apabila sedang bepergian ke
seperti di ruang isolasi atau tempat yang penuh dengan
ruang high care unit polusi atau sedang
menjenguk seseorang di
PENCEGAHAN SEKUNDER rumah sakit seperti di ruang
• Memberikan pengobatan isolasi atau ruang high care
secara rutin kepada penderita unit
agar penderita tidak makin
parah Pencegahan Sekunder
• Memberikan pengobatan
PENCEGAHAN TERSIER sesuai diagnosa yang tepat
• Pencegahan tersier cenderung adalah upaya pencegahan
untuk kembali pada agar tidak terjadi
pencegahan primer. Dimana komplikasi seperti
mengulang kembali tindakan meninggal atau
pencegahan agar tidak terjadi menimbulkan gejala sisa
kekambuhan lagi. Seperti Pencegahan Tersier
halnya mencuci tangan yang - Pencegahan tersier
bersih sebelum makan dengan cenderung untuk kembali
sabun dan air mengalir, pada pencegahan primer.
Menjaga stamina (daya tahan) Dimana mengulang kembali
tubuh dengan makan bergizi tindakan pencegahan agar
dan berolahraga yang teratur tidak terjadi kekambuhan
adalah sangat baik lagi. Seperti halnya mencuci
menghindari berbagai macam tangan yang bersih sebelum
penyakit, dan lain sebagainya. makan dengan sabun dan air
mengalir, Menjaga stamina
(daya tahan) tubuh dengan
makan bergizi dan
berolahraga yang teratur
adalah sangat baik
menghindari berbagai
macam penyakit, dan lain
sebagainya .

Tugas II

PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN PENDUDUK : PENYALAHGUNAAN ZAT

CARA INTERVENSI DI MASYARAKAT

a) Pencegahan
 Primer
Upaya yang dilakukan adalah promosi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat, keluarga dan individu khususnya remaja bahwa pengunaan NAPZAH
merupakan tindakan yang sangat berbahaya, dapat merusak kesehatan fisik, mental dan
sosial.
Intervensin:
- Promosi kesehatan berupa pendidikan kesehatan kepada orang tua dan remaja agar
mempunyai pengetahuan tentang NAPZA dan mampu menolak untuk
menggunakannya
- Memberi dukungan sosial ( melibatkan remaja pada kegiatan kelompok remaja di
masyarakat)
- Pemberdayaan siswa melalui peer konselor
- Menciptakan lingkungan yang sehat yang mendukung
- Meningkatkan peran serta masyarakat
 Sekunder
Diagnosa dini yang bertujuan untuk mengidentifikasi remaja yang berisiko tinggi mengalami
masalah penyalahgunaan NAPZA.
Intervensi:
- Skirining
- Tindakan perawatan segera dengan merujuk remaja yang menggunakan NAPZA untuk
mendapatkan pengobatan
- Pembinaan keluarga dengan melatih remaja agar mempunyai koping adaptif
 Tersier
Upaya rehabilitasi . Pada kegiatan ini mantan pengguna NAPZA diharapkan dapat kembali
berfungsi hidup secara optimum.
Intervensi:
- Melakukan kegiatan sosial kemasyarakat
- Pemberian pelatihan keterampilan bagi mantan korban penyalahgunaan NAPZA
- pelaksanaan terapi realita dan pelatihan manajemen stres bagi mantan
penyalahgunaan NAPZA
b) PERAWATAN
 Perawatan jangka pendek
- Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
- Manajemen kontingensi (CM)
- Keterlibatan anggota keluarga dan orang lain yang peduli
 Perawatan jangka panjang
- Peningkatan kesehatan fisik dan mental
- Pemahaman terhadap faktor dan pemicu yang mungkin berkontribusi terhadap
penggunaan dan kekambuhan penggunaan napza serta diperlihatkannya keterampilan
untuk mengenali faktor-faktor tersebut dan cara mengelola hasrat yang kuat untuk
menggunakan napza (craving)
- Motivasi untuk melanjutkan perawatan dan pemulihan setelah keluar dari perawatan
residensial
- Peningkatan fungsi sosial dan kemauan untuk beralih dari jejaring penyalahgunaan
napza ke jaringan sosial yang menghargai pantang napza dan pemulihan
- Pengembangan hobi dan minat baru yang dapat dilanjutkan setelah keluar
- Kemampuan dan motivasi untuk terlibat dalam pekerjaan dan berkontribusi kepada
masyarakat

c) FARMAKOTERAPI
INTERVENSI:
 INDIVIDU
- Pembinaan terkait Narkoba dan bahayanya
- Pemberian Motivasi
- Menyarankan melakukan hal-hal yang bermanfaat agar tidak terjerumus Narkoba
 KOMUNITAS
- Kampanye Anti Penyalahgunaan Narkoba
- Pendidikan Kesehatan Terkait Narkoba
- Pelatihan Kelompok Sebaya dalam menanggulangi Narkoba
- Rehabilitasi Pengguna Narkoba

d) KELOMPOK SWABANTU
INTERVENSI:
 Para anggota kelompok saling bertukar pengalaman, saling belajar dari anggota lainnya,
memberi berbagai saran kepada rekan sekelompoknya dan memberikan dorongan kepada
anggota yang merasa tidak mempunyai harapan lagi untuk menanggulangi persoalan yg
dihadapi.
 Self help/kelompok swabantu juga terdiri dari orang-orang yang menyadari akan
ketergantungannya terhadap zat /obat terlarang.
 Anggota kelompok ini akan berkumpul secara bersama-sama untuk berusaha melepaskan diri
dari belenggu ketagihan/kecanduan

 Saling berbagi dan mendukung anggota satu dan lainnya, karena dengan kekuatan
berbagi/sharing dapat menjadi sebuah solusi bagi orang-orang yg memiliki masalah yg sama.

 Self help/kelompok swabantu bukan hanya sebatas kelompok yang anggotanya saling berbagi
pengalaman, namun juga terdapat proses konseling yg memanfaatkan kekuatan kelompok,
melakukan pendekatan pada kelompok untuk menemukan solusi bagi permasalahn stiap
anggotanya bahwa dengan sebuah sharing anggota dapat membuka diri dan mendapatkan
berbagai masukan dari anggotanya.

e) PERLIBATAN JARINGAN SOSIA


INTERVENSI:
1. Memberantas Jaringan Peredaran gelap narkoba
- Mengungkap dan menindak sindikat
- Menghukum berat
- Menyita asset
2. Melakukan kerjasama Nasional dan Internasional
- Bekerja sama dengan semua kelompok dan Negara lain seperti BPOM, bea cukai dan
imigrasi
- Sertakan nomor telfon untuk memudahkan pelaporan
3. Memperkuat interdiksi mencegah masuknya narkotika
- Kerjasama diwilayah interdiksi darat, laut dan udara, kementrian atau lembaga atau
negara lain
a. Dengan tantara (AD,AL,AU)
b. Polisi, Polisi Militer, Satpol PP
c. Semua Mentri dan Lembaga seperti Mentri Pendidikan untuk mencegah di
kalangan pelajar dengan memberikan penyuluhan terkait Narkoba dan
Lembaga permasyarakatan
d. Dengan Negara Lain yaitu membuat kerjasama dengan petingginya
4. Membuat miskin jaringan dan sindikat narkotika
- TPPU (Tindak Pidana dan Pencucian Uang)
Maksudnya yaitu harus menemukan bukti perekonomiannya dan apabila tidak sesuai
degan gaya hidup sehari-hari maka wajib untuk di tindak pidana han ini khusu untuk
pengedar karena kebanyakan pengederan itu perekonomiannya di atas rata-rata

Anda mungkin juga menyukai