DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WUA-WUA
JL. Anawai, Kel. Anawai, Kec. Wua-Wua, Email: puskesmaswua.wua@gmail.com
A. PENDAHULUAN
P2M adalah salah satu program untuk mengurangi atau memberantas penyakit
menular harus diadakan pada tingkat nasional dan mengikutsertakan tidak saja petugas
Puskesmas tetapi juga seluruh anggota masyarakat.
Penyakit menular sendiri ialah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau
toksinnya, yang berasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/
ditansmisikan kepada pejamu (host) yang rentan. Penyakit menular (Communicable
Desease) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya agen penyebab yang
mengakibatkan perpindahan atau penularan penyakit dari orang atau hewan yang
terinfeksi, kepada orang atau hewan yang rentan (potential host), baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui perantara (vector) atau lingkungan hidup.
Kejadian Luar Biasa (KLB) ialah kejadian kesakitan atau kematian yang menarik
perhatian umum dan mungkin menimbulkan kehebohan/ ketakutan di kalangan
masyarakat, atau menurut pengamatan epidemiologik dianggap adanya peningkatan yang
berarti (bermakna) dari kejadian kesakitan/ kematian tersebut kepada kelompok penduduk
dalam kurun tertentu. Selain itu, KLB adalah kejadian yang melebihi keadaan biasa, pada
satu/ sekelompok masyarakat tertentu atau terjadinya peningkatan frekuensi penderita
penyakit, pada populasi tertentu, pada tempat dan musim atau tahun yang sama.
Termasuk dalam KLB ialah kejadian kesakitan/ kematian yang disebabkan oleh penyakit-
penyakit baik yang menular maupun yang tidak menular dan kejadian bencana alam yang
disertai wabah penyakit.
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (U.U. No. 4 tahun 1984
tentang wabah penyakit yang menular).Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil
tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi)
atau bahkan lingkup global (pandemi).Kejadian atau peristiwa dalam masyarakat atau
wilayah dari suatu kasus penyakit tertentu yang secara nyata melebihi dari jumlah yang
diperkirakan.
B. LATAR BELAKANG
Penyakit menular di Puskesmas Wua-Wua masih menjadi upaya yang perlu
ditingkatkan dan diwaspadai ada bermacam-macam jenis penyakit menular di antaranya :
- Penyakit menular yang potensial menimbulkan wabah /KLB
- Penyakit menular yang bisa dicegah dengan PD3I
- Penyakit menular yang sangat ditkuti masyarakat.
Pencegahan penyakit menular merupakan salah satu masalah di Wilayah Kerja
Puskesmas Wua-Wua. Hal ini diperluan penanganan dan pengobatan sedini mungkin
serta pern aktif dari masyarakat untuk menanggulangi penyakit menular.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
a. Tercapainya cakupan program Imunisasi baik kualitas maupun kuantitas.
b. Tercapainya cakupan program penyakit menular sesuai target.
c. Meminimalisir dampak penyakit menular dan kematian akibat penyakit menular
d. Tercapainya pelayanan KLB dengan baik.
2. Tujuan Khusus :
a. Menemukan penderita penyakit menular
b. Mengobati penderita penyakit menular agar tidak menjadi wabah/KLB
c. Pengobatan penderita secara tuntas
d. Memutus mata rantai penularan
F. SASARAN
Seluruh masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Wua-Wua
I. EVALUASI
Dilakukan evaluasi stiap tiga bulan dan dibuatkan pelaporan semua kegiatan setiap bulan.
Ditetapkan di Kendari
Pada tanggal Januari 2017
A. PENDAHULUAN
Penyehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan
pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif, prefentif,
penyelidikan, pemantauan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan
kerja, angkutan umum, lingkungan lainnya terhadap substansi yaitu air, udara, tanah,
limba padat, cair, gas, kebisingan, pencahayaan, habitat vektor penyakit, radiasi,
kecelakaan, makanan, minuman dan bahan berbahaya.
Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014 tentang kesehatan lingkungan
menyaakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau
gangguan kesehata dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat baik dari aspek fisik,kimia,biologi maupun sosial.Sedangkan WHO,kesehatan
lingkungan meliputi seluruh faktor fisik,kimia dan biologi dari luar tubuh manusia dan
segala faktor yang dapat mempengaruhi peilaku manusia.kondisi dan kontrol dari
kesehatan lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan.
Persentase Beberapa kegiatan kesehatan lingkungan menurut kementrian kesehatan
yaitu :
- STBM menurut kementrian kesehatan yang melakukan STBM Sulawesi tenggara
Sebesar 8,56 %,
- Rumah tangga yang mengakses air minum layak,sulawesi tenggara Sebesar 73,74%
- Rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak,Sulawesi Tenggara sebesar 66,50%
- Rumah yang memenuhi syarat,sulawesi tenggara Sebesar 59,09%
- TTU yang memenuhi syarat untuk sulawesi tenggara sebesar 86,2%
- TPM yang memenuhi syarat untuk sulawesi tenggara sebesar 55,65%,
B. LATAR BELAKANG
Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan factor penentu utama derajat kesehatan
masyarakat dalam suatu proses pengamatan, pencatatan, penyuluhan,pendokumentasian
secara verbal dan visual menurut prosedur standar tertentu terhadap satu atau beberapa
komponen lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolak
ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terkendali dalam satu siklus waktu
tertentu yang menekankan kegiatan pada sumber, ambient (lingkungan), pemaparan dan
dampak pada manusia.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat.
2. Tujuan Khusus :
a. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum lingkungan
pemukiman dan lingkungan lainnya.
b. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara.
c. Setiap tempat dan sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan
lingkungan yang sehat.
F. SASARAN
1. Penyehatan Air
Sasaran KK yang menggunakan Sarana Air Bersih
2. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
Rumah-rumah yang berpenghuni di walayah kerja puskesmas
3. Pembinaan Tempat-Tempat Umum
Tempat-tempat umum yang memiliki potensi dampak besar terhadap kesehatan
masyarakat, missal : puskesmas, sekolah, pasar dan tempat ibadah
4. Klinik Sanitasi
Penderita (pasien) yang menderita penyakit berbasis lingkungan
5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
KK yang memiliki akses terhadap jamban
6. Pengawasan Depot Air Minum (DAM)
Seluruh depot air minum yang ada di wilayah kerja puskesmas
7. Penyehatan Makanan dan Minuman
Tempat pengolahan makanan (TPM) yang ada di wilayah kerja puskesmas
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Penyehatan air
Setiap bulan
Pemeriksaan Sarana Air Bersih (SAB)
2. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
Setiap bulan
3. Pembinaan Tempat-Tempat Umum
Setiap 3 bulan
4. Klinik Sanitasi
Setiap bulan
5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) = Pemberdayaan Mayarakat
Setiap bulan
6. Pengawasan Depot Air Minum (DAM)
Setiap 3 bulan
7. Penyehatan Makanan dan Minuman
Setiap 3 bulan
H. ANGGARAN
Kegiatan Kesling di biayai oleh BOK (Bantuan operasional Kesehatan)
I. EVALUASI
KK dengan Rumah Sehat yang memenuhi syarat
A. PENDAHULUAN
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih di prioritaskan pada
upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada pada ibu hamil. Ibu
hamil perlu dipersiapkan seoptimal mungkin secara fisik dan mental selama dalam masa
kehamilan sehingga didapatkan ibu dan bayi yang sehat.
B. LATAR BELAKANG
Sehubungan dengan salah satu tujuan pembangunan milenium atau Millenium
Development Goals (MDGs), Indonesia berupaya untuk menurunkan angka kematian ibu
dan anak. Neonatal sangat rentan terhadap penyakit yang berujung pada kematian. Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) merupakan indikator status
kesehatan masyarakat.
Menurut data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 AKI di Indonesia
228 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk itu diperlukan program Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) yang sesuai kebutuhan dan harapan serta langsung menyentuh
masyarakat, yakni program KIA dan KB yang langsung mengunjungi masyarakat.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Untuk memeriksa ibu-ibu hamil yang ada difasilitas UKM (posyandu) di wilayah
kerja Puskesmas termasuk ibu hamil yang tidak datang ke fasilitas UKM (posyandu),
sehingga ibu hamil dapat dipersiapkan se optimal mungkin fisik dan mental ibu dan
anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak
yang sehat.
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui dan menangani komplikasi yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan.
b. Untuk mengenali dan mengobati penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin.
c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
d. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari berkaitan dengan
kehamilan, nifas, laktasi dan KB.
e. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
F. SASARAN
1. Ibu hamil yang berkunjung di fasilitas UKM (posyandu)
2. Ibu hamil yang tidak berkunjung di fasilitas UKM (posyandu)
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal kegiatan KIA dan KB disesuaikan dengan jadwal kegiatan di fasilitas UKM
(Posyandu) di masing-masing kelurahan :
No. Waktu/Tanggal Tempat Pelaksanaan
1. Tanggal 6 Posyandu Sepakat
2. Tanggal 7 Posyandu Meohai
3. Tanggal 8 Posyandu Monapa
4. Tanggal 9 Posyandu Gersamata
5. Tanggal 10 Posyandu Padaleu
6. Tanggal 11 Posyandu Adimulya
7. Tanggal 12 Posyandu Sakinah
8. Tanggal 14 Posyandu Mariwula
9. Tanggal 16 Posyandu Ikhlas
10. Tanggal 18 Posyandu Gembol
11. Tanggal 19 Posyandu Permata
12. Tanggal 20 Posyandu Anggrek
13. Tanggal 21 Posyandu Cendrawasih
14. Tanggal 22 Posyandu Makarti
15. Setiap Hari Dalam Gedung Puskesmas Wua-Wua
H. ANGGARAN
Menunjang pelaksanaan kegiatan di fasilitas UKM (Posyandu) didukung oleh dana
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
A. PENDAHULUAN
Cakupan imunisasi secara global pada anak meningkat 5% menjadi 80% dari sekitar
130 juta anak yang lahir setiap tahun sejak penetapan The Expanded Program On
Immunization (EPI) tahun 1974 oleh WHO.Menurut perkiraan WHO lebih dari 12 juta
anak berusia kurang dari 5 tahun yang meninggal setiap tahun,sekitar 2 juta disebabkan
oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.Serangan penyakit tersebut akibat
status imunisasi dasar yang tidak lengkap pada sekitar 20% anak sebelum ulang tahun
yang pertama (WHO dan UNICEF dalam Utomo,2008).
Program imunisasi di Indonesia kemudian diperbaharui dan dikembangkan semenjak
tahun 1977 dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap 7 macam penyakit yaitu :
TBC, Difteri Pertusis, Tetanus, Campak, Polio, dan Hepatitis B melalui antigen BCG,
DPT,Polio, Campak, dan TT.
Pemberian imunisasi dasar lengkap berguna untuk memberi perlindungan menyeluruh
terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya. Dengan memberikan imunisasi dasar
lengkap sesuai jadwal, tubuh bayi dirangsang untuk memiliki kekebalan sehingga
tubuhnya mampu bertahan melawan serangan penyakit berbahaya (Depkes RI,2011b).
B. LATAR BELAKANG
Semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan social ekonomi masyarakat,maka
system nilai dan orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah .Masyarakat mulai
menuntut pelayanan yang lebih baik ,lebih ramah dan lebih bermutu,dengan semakin
meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan,maka fumgsi
puskesmas sebagai pemeberi pelayanan kesehatan dasarsecara bertahap terus di
tingkatkan agar menjadi efektif dan efisien serta member kepuasan terhadap
pasien,keluarga,dan masyarakat.Berdasarkan hal itu,maka peningkatan mutu pelayananan
kesehatan puskesmas perlu di lakukan.
Untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat dan mempertahankan status
kesehatan masyarakat dan mempertahankan status kesehatan seluruh rakyat di perlukan
tindakan imunisasi sebagai tindakan preventif.upaya imunisasi merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effektif dan telah di selenggarakan di
Indonesia sejak tahun 1956.Dengan program ini Indonesia di nyatakan bebas penyakit
cacar sejak tahun 1974.Selain itu dengan telah di perluasnya program imunisasi menuju
Program Pengembangan imunisassi sejak tahun1977,angka kesakitan dan kematian akibat
penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi(PD3I) sudah dapat di tekan.Menurut
undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan ,imunisasi merupakan salah satu
upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu kegiatan
prioritas kementerian kesehatan sebagai salah satu bentuk upaya komitmen pemerintah
untuk mencapai Milenium Development Goals (MDGs ).khususnya untuk menurunkan
angka kematian pada anak.
Upaya imunisasi perlu terus di tingkatkan untuk mencapai tingkat Population
immunity (kekebalan Masyarakat) yang tinggi sehingga PD3I dapat di
basmi,dieliminasi,atau di kendalikan .dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi,upaya imunisasidapat semakin efektif,bermutu dan efisien.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum program imunisasi adalah turunnya angka kesakitan,kecacatan dan
kematian akibat penyakit yang dapat d cegah dengan imunisasi (PD3I).
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya target Universal Child Immunization ( UCI )yaitu cakupan imunisasi
lengkapminimal 90 %secara merata pada bayi di seluruh desa/ kelurahan di
wilayah kerja puskesmas Wua-wua
b. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah 1 per
1.000 kelahiranhidup dalamsatu tahun)pada tahun 2016.
c. Global radikasi polio pada tahun 2018 tercapainya eliminasi campak pada tahun
2017 dan pengendalian penyakit rubella 2020
d. terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limba medis (
safety injection practice and wusle disposal management).
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
NO Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Perencanaan program Mendata sasaran imunisasi meliputi jumlah bayi,
imunisasi balita, ibu hamil dan WUS
Merencanakan kebutuhan vaksin dan logistic
Mengambil vaksin dan logistic ke dines kabupaten
2. Pemberian imunisasi rutin Memberikan imunisasi pada bayi dan balita sesuai
pada bayi dan balita jadwal penberian
Melakukan sweeping follow up DO jika ada bayi dan
balita yang tidak mendapatkan imunisasi baik di
posyandu maupun di puskesmas
Menyusun laporan tiap bulan
1. Pemerian imunisasi TT pada Melakukan scanning statu TT ibu hamil
ibu hamil Memberikan imunisasi TT pada ibu hamil yang status
TT nya belum lengkap
Menyusun laporan tiap bulan
4. Pemberian Imunisasi Anak Mendata sasaran anak sekolah yaitu kelas I,II, dan III
Sekola (BIAS) Memberikan Imunisasi campak pada siswa kelas 1
Memberikan Imunisasi DT pada siswa kelas 1
Memberikan imunisasi TD pada siswa kelas 2 dan 3
Menyusun laporan
5. Pelaksanaan PIN (Pekan Mendata sasaran PIN yaitu balita usia 0-5 tahun
Imunisasi Nasional ) Memberikan imunisasi polio
Melakukan sweeping jika ada balita yang belum
mendapatkan imunisasi polio
Menyusun laporan
6. Pemantauan KIPI (Kejadian Melakukan Penemuan kasus KIPI
Ikutan Paska Imunisasi) Melakukan pelacakan kasus KIPI
Melakukan pelaporan kasus KIPI
7. Pemeliharaan rantai dingin Melakukan pemeliharaan harian
vaksin Mekakukan pemeliharaan mingguan
Melakukan pemeliharaan bulanan
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Indentufikasi tata niai masyarakat di wilayah binaan dengan memperhatikan data hasil
pelaksaan kegiatan komunikasi dengan masyarakat melalui : SMD, MMD, Survey
keputusan dan pengamatan langsung kemudian berkoordinasi dengan Kader/Kepala
Dusun dan Kepala Desa terkait dengan kegiatan yang akan di lakukan di masyarakat.
2. Penyesuaian metode implementasi program dengan tata nilai masyarakat di wilayah
binaan.
3. Melakukan komunikasi dengan pihak lintas sector terkait untuk mendukung
pelaksanaan program, melalui surat dan komunikasi langsung tentang rencana
pelaksanaan kegiatan. Adapun identifikasi peran lintas seKtor terkait adalah sebagai
berikut :
F. SASARAN
Sasaran dari program imunisasi adalah bayi,balita anak usia sekolah tingkat dasar, ibu
hamil dan WUS
TAHUN 2016
NO KEGIATAN
J F M A M J J A S O N D
1. Pendataan sasaran imunisasi X
2. Pengambilan vaksin rutin X X X X X X X X X X X X
3. Pelayanan imunisasi rutin X X X X X X X X X X X X
4. Pelayanan imunisasi ibu hamil X X X X X X X X X X X X
5. Pelayanan imunisasi anak
X X
sekolah ( BIAS )
6. Pelaksanaan PIN ( pekan
X
imunisasi nasional)
7. Pemantauan KIPI X X X X X X X X X X X X
8. Pemeliharaan rantai dingin
X X X X X X X X X X X X
vaksin
H. ANGGARAN
Kegiatan imunisasi di biayai oleh BOK (Bantuan operasional Kesehatan)
A. PENDAHULUAN
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di satu
wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan yang difungsikan sebagai Gate
Keeper dalam pelayanan kesehatan, harus dapat memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat dan perorangan yang paripurna, adil, merata, berkualitas dan memuaskan
masyarakat.
Paradigma baru di bidang kesehatan merespon berbagai perubahan dan tantangan,
maka ditetapkan visi Kementrian Kesehatan yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup
sehat dan berkeadilan dengan salah satu misinya mendorong kemandirian hidup sehat
bagi keluarga dan masyarakat diwilayah kerjanya. Strategi yang diambil antara lain
dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas,
bermutu, merata, terjangkau dan berkesinambungan.
B. LATAR BELAKANG
Promosi kesehatan adalah suatu proses membantu individu dan masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan dan keterampilannya mengontrol berbagai faktor yang
berpengaruh pada kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya (WHO).
Menurut Green dan Kreuter (1991), promosi kesehatan adalah kombinasi dari
pendidikan kesehatan dan factor-faktor organisasi, ekonomi, dan lingkungan yang
seluruhnya mendukung terciptanya perilaku yang kondusif terhadap kesehatan. Adapun
yang dimaksud dengan perilaku kesehatan menurut Kasldan Cob (1966) meliputi :
perilaku pencegahan, perilaku sakit dan perilaku peran sakit. Kegiatan Program Promkes
di Puskesmas Wua-Wua mengacu pada tata nilai visi, misi, motto, dan janji layanan yang
ada di Puskesmas Wua-Wua yaitu terwujudnya masyarakat yang sehat dan mandiri.
Gambaran pelaksanaan program kegiatan oleh promosi kesehatan di Puskesmas Wua-
Wua adalah Penjaringan anak sekolah, UKS, PHBS, Lansia, Penyuluhan HIV/AIDS,
NAPZA, Bahaya Merokok, Kesehatan Reproduksi, KB, PTM dan PM, serta penyuluhan-
penyuluhan lain yang berhubungan dengan kesehatan.
Penyelenggaraan Promkes harus sejalan dengan visi dan misi puskesmas dengan
menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan derajat kesehatan. Untuk
itu, salah satunya diperlukan penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) penyelenggara
Promkes Puskesmas Wua-Wua Tahun Anggaran 2017. Dengan adanya, KAK tersebut
peran pengelola kegiatan promkes akan mengetahui bagaimana penyelenggaraan
promkes secara efisien dan efektif terlebih penting secara sistematis dapat mengetahui
tahapan penyelenggaraan Promkes dan skala prioritas apa yang harus diselenggarakan.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatakan kemampuan individu, keluarga, kelompok masyarakat untuk hidup
sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber dari masyarakat serta
terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan
tersebut.
2. Tujuan Khusus
a. Mempengaruhi masyarakat untuk menerima dan memelihara gaya hidup yang
sehat dan positif.
b. Mempengaruhi masyarakat untuk menerima dan memelihara kebiasaan makan
makanan dengan kandungan gizi yang optimal.
c. Mempengaruhi masyarakat untuk berhenti merokok.
d. Mempengaruhi masyarakat untuk mengurangi/menurunkan/menghilangkan
penyalahgunaan obat dan alkohol.
e. Membantu masyarakat untuk terbiasa mengatasi stress yang dialami dalam
kehidupannya.
f. Mengajarkan mengenai kemampuan P3K pada sekolah.
g. Mengajarkan masyarakat mengenai penyakit umum dan penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaannya serta bagaimana mencegah serta
meminimalisasi akibatnya.
D. RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Pokok : Melakukan pelayanan penyuluhan, pembinaan, dan pendataan
kepada masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Wua-Wua
2. Rincian Kegiatan :
a. UKS
b. LANSIA
c. Penyuluhan : NAPZA, HIV/AIDS, Bahaya Rokok, KB, Kesehatan Reproduksi,
PTM dan PM
d. Penjaringan anak sekolah
e. Pendataan,pemantauan dan pemetaan PHBS
F. SASARAN
1. Seluruh masyarakat di wilayah Kerja Puskesmas Wua-Wua.
2. Peran serta masyarakat (kader kesehatan dan masyarakat).
3. Lintas sektor dan lintas program.
4. Sekolah yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Wua-Wua.
H. ANGGARAN
Kegiatan Promkes dibiayai BOK
A. PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
diperlukan dukungan dari berbagai bidang. Puskesmas berperan penting
dalam memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung,
salah satunya dari program gizi yang bertujuan untuk meningkatkan
status gizi masyarakat. Peran lintas sektor sangat penting dalam
mendukung upaya peningkatan gizi masyarakat.
B. LATAR BELAKANG
Kesehatan dan gizi merupakan factor penting,yang secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Sumber
daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau
investasi dalam pembangunan kesehatan.
Program perbaikan gizi merupakan bagian intergral dari program
kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya. Untuk mencapai
tujuan tersebut program perbaikan gizi harus dilakukan secara
sistematis dan bersinambungan. Hal ini di lakukan melalui suatu
rangkaian upaya terus menerus mulai dari perumusan masalah,
penetapan tujuan yang jelas, penentuan strategi intervensi yang tepat
sasaran, identifikasi yang tepat, serta kejelasan tugas pokok dan fungsi
institusi yang berperan di berbagai tingkat adminitrasi.
Kurang gizi merupakan masalah kesehatan di Indonesia, hal ini di
tandai dengan masih tingginya prevalensi balita gizi kurang yaitu
sebesar 28% (susenas, 2005). Di banyak Negara 15-20 % dari jumlah
bayi secara keseluruhan merupakan BBLR, sedangkan di Indonesia
diperkirakan sekitar 14-17 % (Depkes,2007). Bayi dengan BBLR akan
berpotensi mengalami gizi buruk. Setiap anak dengan status gizi buruk
mempunyai resiko kehilangan IQ sebesar 10-13 pont. Potensi kehilangan
IQ sebsar 50 point per orang juga terdapat pada penduduk yang tinggal
di daerah rawan gangguan akibat kurang yodium (GAKY). Berdasarkan
Survey Nasional tahun.2003, angka TGR (Total Goiter Rate) pada anak
sekolah sebesar 11,1 % dan presentase komsumsi garam dengan
kandungan yodium cukup ditingkat rumah tangga hanya sebesar 72,81
%. Masalah kurang vitamin A juga perlu di waspadai, 50 % balita balita
masih menunjukkan kadar vitamin dalam serum < 20 mcg/dl. Masalah
kurang vitamin A selain berdampak pada resiko kebutaan juga
berdampak pada resiko kematian karena infeksi (gizi dalam angka,
2006).
Beberapa decade hingga saat ini telah dilakukan upaya perbaikan gizi
melalui intervensi yang mencangkup penyuluhan gizi di posyandu,
pemantauan pertumbuhan, pemberian suplemen gizi (melalui pemberian
vitamin A dosis tinggi dan tablet besi, fortifikasi garam beryodium,
pemberian makanan tambahan termaksud MP ASI, pemantauan dan
penanganan gizi buruk. Intervensi terhadap masalah gizi dapat di
lakukan dengan tepat oleh para pengelolah/pelaksana program, bila
tersedia data/informasi yang akurat dan berkesinambungan. Data
tersebut dipantau secara terus menerus melalui instrument pemantauan
wilayah Setempat Gizi (Pws-Gizi).
Berdasarkan dari informasi Pws-Gizi, para pengelola program dan
penentu kebijakan di setiap tingkat adminitrasi pemeriksaan khususnya
di kabupaten/kota dapat mengetahui besaran masalah gizi dan
menentukan tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut
di wilayahnya. Disamping itu data hasil Pws-Gizi merupakan salah satu
sumber data rutin untuk kajian epidemiologi SKD-KLB Gizi Buruk.
Indikator kegiatan gizi yang di lakukan meliputi : prevalensi ibu hamil
Kurang Energi Kronis (Bumil KEK), prevalensi bayi berat lahir rendah
(BBLR), Cakupan ASI Eksklusi, Cakupan kelurahan dengan garam
beryodium baik, pemantauan pertumbuhan, cakupan tablet tamabah
darah ibu hamil, cakupan kapsul Vitamin A dosis tinggi untuk Balita
dan ibu nifas.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas pelayanan gizi melalui standarisasi
operasional prosedur sehingga dapat mencegah dan menanggulangi
masalah gizi.
2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan prevalensi bumil KEK
b. Menurunkan prevalensi BBLR
c. Meningkatkan cakupan ASI Ekslusif
d. Meningkatkan cakupan Kelurahan dengan garam beryodium baik
e. Meningkatkan cakupan kunjungan posyandu
f. Meningkatkan cakupan pemberian vitamin A sehingga tidak terjadi
resiko kekurangan vitamin A
g. Meningkatkan cakupan pemberian Fe pada ibu hamil
h. Menurunkan cakupan anak BGM
F. SASARAN
Sasaran dari program gizi adalah bayi, anak balita, remaja putri,
Anak sekolah, Lansia, Ibu hamil, WUS, Ibu Menyusui.
J. ANGGARAN
Kegiatan Gizi dibiayai BOK.
Ditetapkan di Kendari
Pada tanggal 2 Januari 2018
KEPALA PUSKESMAS
KEMARAYA,
Irfan, SKM
NIP. 19800606 200804 1 002