Anda di halaman 1dari 48

Kebijakan

Penanggulangan
Penyakit Menular KLB
dan Wabah
di Indonesia

Direktorat Surveilans dan Karantina


Kesehatan, Kemenkes R.I
Tujuan
Pembelajaran
Umum (TPU)

Setelah mempelajari
materi, peserta mampu
menjelaskan Kebijakan
Penanggulangan
Penyakit KLB dan Wabah
di Indonesia
2
Tujuan
Pembelajaran
Khusus (TPK)

Peserta mampu:
a) Menjelaskan kebijakan
Penaggulangan KLB/Wabah
b) Menjelaskan Strategi
penanggulangan KLB/Wabah

3
POKOK
BAHASAN

Kebijakan 1
Penanggulangan
KLB/Wabah
Penyakit menular
di Indonesia
KERENTANAN
INDONESIA 35 BANDARA dengan akses langsung
ke LN (Asia, Australia, Eropa)

135 PELABUHAN LAUT dengan akses


langsung ke LN (Asia, Australia, Eropa,
Afrika dan Amerika)

10 Perlintasan Lintas Darat Batas


Negara (PLBDN) dengan Papua Nugini,
Timor Leste, Malaysia.

PERAIRAN TERBUKA – JALUR LINTAS NEGARA


– DAERAH TROPIS TERBESAR
PINTU MASUK
NEGARA
10/1/2021 5
#3
Perubahan Iklim
dapat berdampak
meningkatnya
penyakit infeksi dan
menimbulkan
dampak terhadap
kesehatan manusia
Penyakit Potensial KLB
(PMK 1501/2010)
1. Kholera 10. Avian Influenza H5N1
2. Pes 11. Antraks
3. DBD 12. Leptospirosis
4. Campak 13. Hepatitis
5. Polio 14. Influenza A (H1N1)
6. Difteri 15 Meningitis
7. Pertusis 16. Yellow Fever
8. Rabies 17. Chikungunya
9. Malaria
2
Kebijakan yang
mendasari
Penanggulangan
KLB /Wabah
KOMITMEN GLOBAL
DALAM MENYIKAPI MENINGKATNYA ANCAMAN KKM

BAHAYA
POTENSIAL
• Biological
• Infectious
• Zoonosis
• Food safety
• Chemical
• Radio nuclear

Percepatan
Implementasi

Komitmen
Melaksanakan
IHR diperkuat
dengan GHSA
Hasil JEE Indonesia
(November 2017)
3,07 3,54 3,07 3,16
Prevent Detect Respond Lain-Lain
(Cegah) (Deteksi) (Tanggap) IHR dan PoE

Hasil JEE Rata-Rata 3,15


1 2 3 4 5
No capacity Limited capacity Developed Demonstrated Sustainable
capacity capacity capacity

12
Kerangka Strategi
• Kemampuan deteksi dini, verifikasi,
investigasi, notifikasi, dan respon
• Penguatan koordinasi dan jejaring
kerja

Pengembangan sistem - Jml Kasus


ü Pencegahan minimal
Penguatan Sumber Daya Sustaina KLB, KKMMD - Jml Kematian
bility ü Pencegahan minimal
Penguatan Jejaring Perluasan - Daerah
KLB, KKMMD terjangkit
Penguatan Peraturan minimal

Tanggung jawab:
ü Pemerintah Pusat STATUS
ü Pemerintah Provinsi KESMAS
ü Pemerintah Kab/Kota MENINGKAT
ü Masyarakat
Instruksi Presiden nomor 4 tahun 2019
Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan
Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan
Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia

INTRUKSI PRESIDEN KOORDINASI


13 MENTERI
2 MENKO EVALUASI DAN
TEKNIS
RENCANA DAN PENYEMPURNAAN
ANGGARAN KEMAMPUAN ANGGARAN
PANGLIMA
KA POLRI
TNI PENGUATAN 1. PREVENT
KAPASITAS 2. DETECT
4 KEPALA BADAN TEKNIS 3. RESPONSE

INTEGRASI MEKANISME
GUBERNUR SISTEM DARURAT

KERJASAMA: SWASTA,
BUPATI/ WALIKOTA PAKAR/ AKADEMISI, ORGANISASI
INTERNASIONAL, PROFESI
14
KEBIJAKAN & STRATEGI
Reguler

• Epidemiologi
• Lab. Mikrobiologi
(apabila diperlukan)
Kejadian

PE / Investigasi
I C S Respon
Dini
Penanggulangan

• Tatalaksana kasus
• Disposal
• ORI atau Vaksinasi
terbatas
• Biosecurity dan
Biokontainment
• Pembatasan
Darurat mobilitas
PMK 82/2004 Ttg Penanggulangan
Penyakit Menular

• Penanggulangan Penyakit Menular dilakukan


melalui upaya pencegahan, pengendalian, dan
pemberantasan

• Upaya pencegahan dilakukan untuk memutus


mata rantai penularan, perlindungan spesifik,
pengendalian faktor risiko, perbaikan gizi
masyarakat dan upaya lain sesuai dengan
ancaman Penyakit Menular.
Upaya Pengendalian & Pemberantasan

• Upaya pengendalian dilakukan untuk


mengurangi atau menghilangkan faktor
risiko penyakit dan/atau gangguan
kesehatan.

• Upaya pemberantasan dilakukan untuk


meniadakan sumber atau agen penularan,
baik secara fisik, kimiawi dan biologi
Kegiatan Pengendalian & Pemberantasan

a. Promosi kesehatan;
b. Surveilans kesehatan;
c. Pengendalian faktor risiko;
d. Penemuan kasus;
e. Penanganan kasus;
f. Pemberian kekebalan (imunisasi)
g. Pemberian obat pencegahan secara
massal
Strategi Pengendalian KLB/Wabah
1. Penatalaksanaan kasus pada manusia
2. Perlindungan pada kelompok risiko tinggi
3. Surveilans Epidemiologi pada hewan dan manusia
4. Komunikasi resiko, edukasi dan peningkatan
kesadaran masyarakat
5. Penguatan dukungan peraturan
6. Peningkatan kapasitas
7. Penelitian kaji tindak
8. Monitoring dan evaluasi
Surveilans Epidemiologi
Penatalaksaan kasus pada manusia : Pada Hewan dan Manusia :
-Penetapan RS Rujukan Perlindungan Kelompok Melakukan Surveilans Integrasi
Risti : 1.Memperkuat surveilans di POE
1.- Penetapan RS yang memiliki R Isolasi MDR dan
1. Pemberian Vaksinasi 2.Memperkuat surveilans di wilayah (IBS, EBS)
terlatih pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
3.Meningkatkan SKDR berbasis web
2.- Penetapan RS Rujukan Regional dan Nasional 2. Pemberian Profilaksis
4.Meningkatkan surveilans berbasis laboratorium
3.- Penyusunan PedomanTatalaksana kasus dan 3. Penyediaan APD 5.Meningkatkan jejaring (nasional dan
sistim rujukan internasional )

Komunikasi Risiko, Edukasi, dan Peningkatan Peningkatan Kapasitas :


Kesadaran Masyarakat : Penguatan Surveilans  Pelatihan Petugas Kab/Kota,
Membuat modul Pembentukan/Refreshing TGC, Joint outbreak Investigation,
Pendidikan tenaga epidemiilogi, Simulasi KK-MMD di POE dll
1.Melakukan komunikasi lewat media cetak dan
1.Penguatan Laboratorium  Maping kesiapan laboratorium,
elektronik
Pelatihan Petugas Laboratorium dalam melakukan biosafety
2.Pembuatan Film dll
3.Membuat banner tentang penyakit EIDs 2.Peningkatan RS  Maping kesiapan RS,
More than infectious disease hazards: 1980-2021

Covid-19

Impact on health, economy, security


PERKEMBANGAN PANDEMI
RANGKUMAN
30 SEPTEMBER 2021
KASUS KONFIRMASI 4.215.104 SPESIMEN DIPERIKSA 39.121.485
Harian 1.690 56000 Harian 276.135 300000
7DMA 1.935 7DMA 253.221
(↓- 33,11 %)* (↓ -2,21%)*
28000 150000
7DMA Pos-Rate 1,10%

NAAT Antigen

0 0
Harian 80.823 195.312

2-Feb

2-Jun

2-Sep
2-Jan

2-Apr

2-Jul
2-Aug
2-Mar

2-May
1-Feb

1-Jun

1-Sep
1-Jan

1-Apr

1-Jul
1-Aug
1-Mar

1-May
7DMA 75.121 178.100

KEMATIAN 141.939 RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

Harian 113 2000 Harian 8.033 100000


7DMA 118 7DMA 9.035
(↓-30,96%)* (↓ -24,63%)*
1000 50000
CFR 3,37% BOR 7DMA 8%
Isolasi Intensif
0 0
Harian 6.720 1.313
1-Feb

1-Jun

1-Sep
1-Jan

1-Apr

1-Jul
1-Aug
1-Mar

1-May

1-Feb

1-Jun

1-Sep
1-Jan

1-Apr

1-Jul
1-Aug
1-Mar

1-May
7DMA 7.534 1.501

* Keterangan: tren dihitung dengan membandingkan 7DMA seminggu terakhir dengan 7DMA seminggu sebelumnya..
konfirmasi harian

0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
7-Mar 60,000
20-Mar
2-Apr
15-Apr

Kasus Aktif
28-Apr
11-May

Konfirmasi harian
Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri
NASIONAL

24-May
6-Jun
19-Jun
2-Jul

7per. Mov. Avg. (Konfirmasi harian)


15-Jul
30 SEPTEMBER 2021

28-Jul
10-Aug Libur 17 Agustus dan 1 Muharram
23-Aug
5-Sep
PSBB 2
18-Sep
1-Oct
14-Oct
Libur Maulid Nabi
27-Oct
9-Nov
22-Nov
5-Dec
18-Dec Cuti Bersama dan Hari Raya Natal
31-Dec
Libur Tahun Baru
13-Jan
26-Jan
8-Feb Tahun Baru Imlek
21-Feb
6-Mar
19-Mar
Wafat Isa Al Masih
1-Apr
14-Apr
27-Apr
10-May Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri
TREN KASUS KONFIRMASI & KASUS AKTIF

23-May
5-Jun
18-Jun
1-Jul
14-Jul
27-Jul
9-Aug
22-Aug
4-Sep
17-Sep
30-Sep
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000

kasus aktif
KASUS AKTIF DI INDONESIA
30 SEPTEMBER 2021
PSBB 1 PSBB Transisi 2 PSBB 2 PSBB Transisi 2 PPKM Kab/Kot PPKM Mikro PPKM Darurat
600,000 Pembatasan
570,000
Idul Adha 1 Muharram Maulid Nabi Nataru Imlek Paskah Idul Fitri Libur panjang
540,000
510,000
480,000
450,000 Perubahan
420,000 7DMA seminggu
390,000 terakhir
360,000
dibandingkan
330,000
dengan 7DMA
300,000
270,000
seminggu
240,000 sebelumnya
210,000 (↓- 28,90%)
180,000
150,000
120,000
90,000
Harian 36.141
60,000 7DMA 40.731
30,000 40,731
0 7DMA harian
20

21

1
0

20

21
0

20

21

21
20

20

21

1
0

1
l-2

l-2
t-2
-2

-2
r-2

r-2
-2

-2
n-

n-
g-

g-
p-

b-

p-
v-

c-

n-
ar

ar
ay

ay
Ju

Ju
Oc
Ap

Ap
De
No
Au

Au
Ju

Se

Ju
Ja

Fe

Se
M

M
M

M
2-

2-
2-
2-

2-
2-
2-

2-
2-

2-

2-
2-
2-

2-
2-
2-

2-
2-

2-
TREN KEMATIAN (ABSOLUT)
30 SEPTEMBER 2021
3,000
PSBB 1 PSBB Transisi 2 PSBB 2 PSBB Transisi 2 PPKM Kab/Kot PPKM Mikro PPKM Darurat Pembatasan
2,800
Idul Adha 1 Muharram Maulid Nabi Nataru Imlek Paskah Idul Fitri Libur panjang
2,600
2,400
2,200
Perubahan 7DMA
2,000 seminggu terakhir
1,800 dibandingkan dengan
1,600 7DMA seminggu
1,400 sebelumnya
(↓ 30,96%)
1,200
1,000 118
800
Harian 113
600 7DMA 118
400
200 CFR 3,37%
0
0

1
20

21
0

20

21

21
20

20

21
0

20

21
7DMA harian
l-2

l-2
r-2

t-2

r-2
-2

-2

-2

-2
n-

p-

n-

n-

p-
v-

c-

b-
g-

g-
ar

ay

ar

ay
Ju

Ju
Oc
Ap

Ap
De
No
Au

Au
Ju

Se

Ja

Se
Fe

Ju
M

M
M

M
1-

1-
1-
1-

1-
1-
1-

1-
1-
1-

1-
1-
1-

1-
1-
1-

1-
1-

1-
CASE FATALITY RATE (CFR) KUMULATIF
BERDASARKAN KELOMPOK UMUR (%)
28 SEPTEMBER 2021
40.0

30.0

20.0

13.3
60+ tahun
10.0

6.4 50-59 tahun

18-49 tahun
1.3
0.0 0.3
0-17 tahun
0

1
0

1
0

21
20

1
1
0

20

20

21

21
l-2

l-2
-2

-2
-2

-2

t-2

-2

-2
-2
-2

-2
n-
v-
p-

c-

b-

p-
ay

ay
n

g
ar
r

r
Ju

Ju
Oc
Ap

Ap
De
No
Au

Au
Ja
Ju

Ju
Se

Fe

Se
M
M

M
1-

1-
1-
1-

1-
1-
1-

1-
1-

1-

1-
1-
1-

1-
1-

1-
1-

1-
0-17 tahun 18-49 tahun 50-59 tahun 60+ tahun

Ket: Distribusi kelompok umur hanya dari identitas kasus yang dilaporkan lengkap di
Allrecord. Data bersumber dari rekapan data individu. Masih ada perbedaan data meninggal
rilis dan Allrecord.
CASE FATALITY RATE COVID-19 MENURUT PROVINSI
1 JANUARI 2021 – 30 SEPTEMBER 2021
Papua Barat 1.5%
1.5%
Papua 1.7%
1.8%
Banten 2.0%
2.0%
Nusa Tenggara Timur 2.1%
2.1%
Jawa Barat 2.2%
2.3%
Maluku Utara 2.3%
2.4%
Sumatera Barat 2.5%
2.5%
Jambi 2.7%
2.8%
Kep. Bangka Belitung 2.8%
2.9%
Sulawesi Barat 3.0%
3.1%
Kalimantan Tengah 3.1%
3.3%
Kep. Riau 3.4%
3.4%
Sulawesi Tengah 3.4%
3.5%
DI Yogyakarta 3.5%
3.6%
Bali 3.6%
4.5%
Sumatera Selatan 5.1%
5.4%
Jawa Tengah 6.6%
7.6%
Lampung 8.2%

0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9%

Dianalisis oleh Pusdatin Kemenkes


Positivity rate (%) per provinsi
pada 29 SEPTEMBER 2021
Indonesia : 0,99%

Standar : 5%
Lima Domain Utama Risiko Kesehatan Masyarakat dari
Kemunculan Varian SARS-CoV-2

Kegagalan untuk
Peningkatan Perjalanan klinis yang
dideteksi oleh Alat
penularan lebih parah
diagnostik

Penurunan efektivitas
Penurunan
kekebalan alami dan
kerentanan terhadap
kekebalan yang
Pengobatan
diperoleh dari vaksin
Asesmen Situasi COVID-19
Situasi bergantung kepada kesesuaian laju penularan dengan kapasitas respon

Indikator Laju Penularan Indikator Kapasitas Respon


Dinilai per 100.000 penduduk per minggu pada satuan wilayah Testing – Positivity Rate
epidemiologi terkecil kabupaten/kota.
Positivity rate yang tinggi > 5% menggambarkan
transmisi luas dan kurangnya testing.

Kasus Konfirmasi *Rasio testing minimal 1/1000 penduduk/minggu harus


Jumlah kasus konfirmasi dinilai dengan hasil terpenuhi
pemeriksaan NAAT atau antigen.

Tracing – Kontak Erat per Kasus Konfirmasi


Untuk menurunkan laju penularan, kontak erat
Perawatan RS
perlu diidentifikasi dengan cepat.
Jumlah perawatan pasien COVID-19 sedang-berat
di RS. Target kontak erat minimal 15 orang per kasus
konfirmasi diidentifikasi dalam 72 jam.

Kematian Treatment – Bed Occupancy Rate


Jumlah kematian pada kasus konfirmasi COVID-19.
BOR menunjukan kesiapan RS dalam menangani
kasus sedang-berat. BOR dibawah 60% menunjukan
kapasitas memadai.

Asesmen situasi dan penentuan indikator diadaptasi dari panduan WHO November 2020. 34
Indikator Laju Penularan dan Kapasitas Respon

Indikator Laju Penularan Indikator Kapasitas Respon

Transmisi Komunitas Memadai Sedang Terbatas


Tidak Kasus Kluster
5 ada Impor / / 100.000 penduduk / minggu
kasus Sporadis Kasus Testing
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4
– Positivity <5% 5–15% >15%
Rate

Kasus
Konfirmasi <20 20-50 50-150 >150
Tracing –
Kontak Erat
per Kasus >14 5–14 <5
Kasus Kasus
Konfirmasi
Tidak ada diimpor terbatas
Perawatan atau pada
RS sporadis. kluster. 5 5-10 10-30 >30
Treatment –
Bed
Occupancy <60% 60–80% >80%
Kematian 1 1-2 2-5 >5 Rate

Asesmen situasi dan penentuan indikator diadaptasi dari panduan WHO November 2020. 35
Penanggulangan PANDEMI COVID-19
Dibutuhkan Strategi Yang Tepat Untuk Melandaikan Kurva Epidemi
PENGUATAN DETEKSI
AKSELERASI TES, LACAK, ISOLASI

TES LACAK ISOLASI


1. Meningkatkan akses, 1. Pelibatan elemen masyarakat 1. Penyediaan tempat untuk
kapasitas, dan efisiensi lab. (Babinsa/Bhabinkamtibmas, kader, karantina/isolasi terpusat.
PCR  meningkatkan PKK, relawan mahasiswa, 2. Pelibatan elemen masyarakat dalam
pemeriksaan kasus suspek Pramuka dan lainnya) sebagai meningkatkan kepatuhan dan
(pasien dengan gejala tracer COVID-19. pemantauan karantina dan isolasi
COVID-19) 2. Pelatihan bagi petugas pelacakan mandiri.
2. Penggunaan Rapid kontak. 3. Mendorong pemberdayaan
Diagnostic Test Antigen 3. Komunikasi risiko bagi masyarakat masyarakat untuk mendukung
(RDT-Ag) dalam untuk mendukung kegiatan keberhasilan karantina dan isolasi.
pemeriksaan suspek, kontak pelacakan
erat (bergejala/tidak 4. Pemanfataan layanan telemedicine
bergejala) 4. Penggunaan aplikasi SILACAK bagi pasien isolasi mandiri.
untuk pelacakan kontak 
3. Entry-Exit Test untuk penginputan data ke SILACAK
mendeteksi kasus lebih harus dilakukan. Jika ada tenaga
cepat dan meningkatkan penginput khusus agar
kepatuhan karantina  menggunakan akun puskesmas.
kegiatan testing dilakukan 39
setiap hari.
PERSENTASE PEMERIKSAAN SPESIMEN BERDASARKAN tujuan dan PROVINSI
30 SEPTEMBER 2021

Persentase Pemeriksaan Spesimen PCR Berdasarkan Tujuan dan Persentase Pemeriksaan Spesimen RDT Berdasarkan Tujuan dan
Provinsi Provinsi

Papua Barat Papua Barat

Maluku Maluku

Gorontalo Gorontalo

Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan

Sulawesi Utara Sulawesi Utara

Kalimantan Timur Kalimantan Timur

Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah

Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur

Bali Bali

Jawa Timur Jawa Timur

Jawa Tengah Jawa Tengah

DKI Jakarta DKI Jakarta

Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung

Bengkulu Bengkulu

Jambi Jambi

Sumatera Barat Sumatera Barat

Aceh Aceh

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Suspek Kontak Erat Skrining Follow Up Suspek Kontak Erat Skrining

Dianalisis oleh Pusdatin Kemenkes


Gejala dan Tanda COVID-19

Batuk, sesak nafas atau sesak nafas Demam atau menggigil

Gangguan saluran pencernaan : Diare, Hilang indera


Nyeri otot penciuman dan
Mual dan muntah
indra perasa
Definisi Suspek COVID-19
WHO 16 Desember 2020 KMK 4641 tahun 2021

A. Orang dengan Kriteria Klinis


Orang yang memenuhi salah satu kriteria klinis:
• Demam akut DAN Batuk, ATAU
1) Demam akut dan batuk; atau
• Minimal 3 gejala berikut : demam,
2) Minimal 3 gejala berikut: demam, batuk, lemas, sakit kepala,
batuk, lemas, nyeri kepala, nyeri
nyeri otot, nyeri tenggorokan, pilek/hidung tersumbat, sesak
otot, radang tenggorokan, pilek,
napas, anoreksia/mual/muntah, diare, atau penurunan
sesak nafas, mual/muntah, diare,
kesadaran; atau
perubahan status mental
3) Pasien dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) berat
• DAN
dengan riwayat demam/demam (> 38℃) dan batuk yang
• Kriteria Epidemiologi
terjadi dalam 10 hari terakhir, serta membutuhkan
• Tinggal atau bekerja di wilayah
perawatan rumah sakit; atau
dengan penularan tinggi
4) Anosmia (kehilangan penciuman) akut tanpa penyebab lain
• Tinggal di wilayah transmisi local
yang teridentifikasi; atau
• Bekerja di fasyankes
5) Ageusia (kehilangan pengecapan) akut tanpa penyebab lain
yang teridentifikasi.
DIMANA DITEMUKAN COVID – 19 ???

Orang terinfeksi COVID-19


Bergejala Tidak
bergejala

Datang ke Tracing KE
Tidak datang ke faskes
Faskes Skrining

Seluruh orang
bergejala yang
Tracing KE Skrining CBS
datang ke
Faskes
Peningk
atan Pencapaian Testing
• Pencarian kasus aktif (ACF)
• Pelacakan kontak
• Pencarian kasus secara pasif (PCF)
• Penemuan seluruh orang bergejala di Puskesmas/RS
• Laporan harian dari klinik swasta
• Integrasi dengan sistem layanan lainnya
• Poli TB  suspek TB  swab/antigen
• VCT  ODHA skrining TB jika bergejala  swab/antigen
• Poli Anak  Campak, Difteri  swab/antigen
• Community based Surveillance
• Kerjasama dengan perangkat desa/masy dalam pengawasan dan pencarian orang
bergejala di masyarakat
TRACING
“Pelacakan kontak merupakan kunci utama memutus rantai transmisi

Poin penting:
1. Alur Pelacakan Kontak dan
koordinasi dengan Petugas
Surveilans Puskesmas.
2. Memastikan kontak erat
dilakukan pemeriksaan swab ke
Puskesmas.
3. Petunjuk dan Pemantauan
Karantina dan Isolasi Mandiri.
4. Sistem Pelaporan Harian Baik
melalui SILACAK dan Formulir
Manual (Excel).
MENGAPA TLI PENTING?
Diperiksa
COVID-19
Isolasi
Penularan
terputus
Kontak erat :
Karantina

TIDAK Meninggal
Diperiksa
COVID-19 Penularan berlanjut,
TIDAK Isolasi
orang rentan
parah/meninggal
Kontak erat :
Tidak Karantina
Harus dipersiapkan Pembelajaran Tatap Muka
(PTM)
• Kerjasama dengan Diknas untuk memantau sekolah yg sudah PTM.
• Buat kegiatan screening periodik
• Apabila terdapat laporan adanya kasus pos  laksanakan kegiatan
tracing dan testing spt biasanya.
• Karantina KE dan isolasi KI
Waktu dan kesehatan adalah dua aset berharga
yang tidak dikenali dan hargai sampai keduanya
hilang

Pergunakanlah waktu kita untuk membuat diri kita


menjadi sehat karena itu lebih sulit daripada
membuat sakit

TERIMAKASIH

48

Anda mungkin juga menyukai