Penanggulangan
Penyakit Menular KLB
dan Wabah
di Indonesia
Setelah mempelajari
materi, peserta mampu
menjelaskan Kebijakan
Penanggulangan
Penyakit KLB dan Wabah
di Indonesia
2
Tujuan
Pembelajaran
Khusus (TPK)
Peserta mampu:
a) Menjelaskan kebijakan
Penaggulangan KLB/Wabah
b) Menjelaskan Strategi
penanggulangan KLB/Wabah
3
POKOK
BAHASAN
Kebijakan 1
Penanggulangan
KLB/Wabah
Penyakit menular
di Indonesia
KERENTANAN
INDONESIA 35 BANDARA dengan akses langsung
ke LN (Asia, Australia, Eropa)
BAHAYA
POTENSIAL
• Biological
• Infectious
• Zoonosis
• Food safety
• Chemical
• Radio nuclear
Percepatan
Implementasi
Komitmen
Melaksanakan
IHR diperkuat
dengan GHSA
Hasil JEE Indonesia
(November 2017)
3,07 3,54 3,07 3,16
Prevent Detect Respond Lain-Lain
(Cegah) (Deteksi) (Tanggap) IHR dan PoE
12
Kerangka Strategi
• Kemampuan deteksi dini, verifikasi,
investigasi, notifikasi, dan respon
• Penguatan koordinasi dan jejaring
kerja
Tanggung jawab:
ü Pemerintah Pusat STATUS
ü Pemerintah Provinsi KESMAS
ü Pemerintah Kab/Kota MENINGKAT
ü Masyarakat
Instruksi Presiden nomor 4 tahun 2019
Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan
Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan
Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia
INTEGRASI MEKANISME
GUBERNUR SISTEM DARURAT
KERJASAMA: SWASTA,
BUPATI/ WALIKOTA PAKAR/ AKADEMISI, ORGANISASI
INTERNASIONAL, PROFESI
14
KEBIJAKAN & STRATEGI
Reguler
• Epidemiologi
• Lab. Mikrobiologi
(apabila diperlukan)
Kejadian
PE / Investigasi
I C S Respon
Dini
Penanggulangan
• Tatalaksana kasus
• Disposal
• ORI atau Vaksinasi
terbatas
• Biosecurity dan
Biokontainment
• Pembatasan
Darurat mobilitas
PMK 82/2004 Ttg Penanggulangan
Penyakit Menular
a. Promosi kesehatan;
b. Surveilans kesehatan;
c. Pengendalian faktor risiko;
d. Penemuan kasus;
e. Penanganan kasus;
f. Pemberian kekebalan (imunisasi)
g. Pemberian obat pencegahan secara
massal
Strategi Pengendalian KLB/Wabah
1. Penatalaksanaan kasus pada manusia
2. Perlindungan pada kelompok risiko tinggi
3. Surveilans Epidemiologi pada hewan dan manusia
4. Komunikasi resiko, edukasi dan peningkatan
kesadaran masyarakat
5. Penguatan dukungan peraturan
6. Peningkatan kapasitas
7. Penelitian kaji tindak
8. Monitoring dan evaluasi
Surveilans Epidemiologi
Penatalaksaan kasus pada manusia : Pada Hewan dan Manusia :
-Penetapan RS Rujukan Perlindungan Kelompok Melakukan Surveilans Integrasi
Risti : 1.Memperkuat surveilans di POE
1.- Penetapan RS yang memiliki R Isolasi MDR dan
1. Pemberian Vaksinasi 2.Memperkuat surveilans di wilayah (IBS, EBS)
terlatih pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
3.Meningkatkan SKDR berbasis web
2.- Penetapan RS Rujukan Regional dan Nasional 2. Pemberian Profilaksis
4.Meningkatkan surveilans berbasis laboratorium
3.- Penyusunan PedomanTatalaksana kasus dan 3. Penyediaan APD 5.Meningkatkan jejaring (nasional dan
sistim rujukan internasional )
Covid-19
NAAT Antigen
0 0
Harian 80.823 195.312
2-Feb
2-Jun
2-Sep
2-Jan
2-Apr
2-Jul
2-Aug
2-Mar
2-May
1-Feb
1-Jun
1-Sep
1-Jan
1-Apr
1-Jul
1-Aug
1-Mar
1-May
7DMA 75.121 178.100
1-Jun
1-Sep
1-Jan
1-Apr
1-Jul
1-Aug
1-Mar
1-May
1-Feb
1-Jun
1-Sep
1-Jan
1-Apr
1-Jul
1-Aug
1-Mar
1-May
7DMA 7.534 1.501
* Keterangan: tren dihitung dengan membandingkan 7DMA seminggu terakhir dengan 7DMA seminggu sebelumnya..
konfirmasi harian
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
7-Mar 60,000
20-Mar
2-Apr
15-Apr
Kasus Aktif
28-Apr
11-May
Konfirmasi harian
Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri
NASIONAL
24-May
6-Jun
19-Jun
2-Jul
28-Jul
10-Aug Libur 17 Agustus dan 1 Muharram
23-Aug
5-Sep
PSBB 2
18-Sep
1-Oct
14-Oct
Libur Maulid Nabi
27-Oct
9-Nov
22-Nov
5-Dec
18-Dec Cuti Bersama dan Hari Raya Natal
31-Dec
Libur Tahun Baru
13-Jan
26-Jan
8-Feb Tahun Baru Imlek
21-Feb
6-Mar
19-Mar
Wafat Isa Al Masih
1-Apr
14-Apr
27-Apr
10-May Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri
TREN KASUS KONFIRMASI & KASUS AKTIF
23-May
5-Jun
18-Jun
1-Jul
14-Jul
27-Jul
9-Aug
22-Aug
4-Sep
17-Sep
30-Sep
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
kasus aktif
KASUS AKTIF DI INDONESIA
30 SEPTEMBER 2021
PSBB 1 PSBB Transisi 2 PSBB 2 PSBB Transisi 2 PPKM Kab/Kot PPKM Mikro PPKM Darurat
600,000 Pembatasan
570,000
Idul Adha 1 Muharram Maulid Nabi Nataru Imlek Paskah Idul Fitri Libur panjang
540,000
510,000
480,000
450,000 Perubahan
420,000 7DMA seminggu
390,000 terakhir
360,000
dibandingkan
330,000
dengan 7DMA
300,000
270,000
seminggu
240,000 sebelumnya
210,000 (↓- 28,90%)
180,000
150,000
120,000
90,000
Harian 36.141
60,000 7DMA 40.731
30,000 40,731
0 7DMA harian
20
21
1
0
20
21
0
20
21
21
20
20
21
1
0
1
l-2
l-2
t-2
-2
-2
r-2
r-2
-2
-2
n-
n-
g-
g-
p-
b-
p-
v-
c-
n-
ar
ar
ay
ay
Ju
Ju
Oc
Ap
Ap
De
No
Au
Au
Ju
Se
Ju
Ja
Fe
Se
M
M
M
M
2-
2-
2-
2-
2-
2-
2-
2-
2-
2-
2-
2-
2-
2-
2-
2-
2-
2-
2-
TREN KEMATIAN (ABSOLUT)
30 SEPTEMBER 2021
3,000
PSBB 1 PSBB Transisi 2 PSBB 2 PSBB Transisi 2 PPKM Kab/Kot PPKM Mikro PPKM Darurat Pembatasan
2,800
Idul Adha 1 Muharram Maulid Nabi Nataru Imlek Paskah Idul Fitri Libur panjang
2,600
2,400
2,200
Perubahan 7DMA
2,000 seminggu terakhir
1,800 dibandingkan dengan
1,600 7DMA seminggu
1,400 sebelumnya
(↓ 30,96%)
1,200
1,000 118
800
Harian 113
600 7DMA 118
400
200 CFR 3,37%
0
0
1
20
21
0
20
21
21
20
20
21
0
20
21
7DMA harian
l-2
l-2
r-2
t-2
r-2
-2
-2
-2
-2
n-
p-
n-
n-
p-
v-
c-
b-
g-
g-
ar
ay
ar
ay
Ju
Ju
Oc
Ap
Ap
De
No
Au
Au
Ju
Se
Ja
Se
Fe
Ju
M
M
M
M
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
CASE FATALITY RATE (CFR) KUMULATIF
BERDASARKAN KELOMPOK UMUR (%)
28 SEPTEMBER 2021
40.0
30.0
20.0
13.3
60+ tahun
10.0
18-49 tahun
1.3
0.0 0.3
0-17 tahun
0
1
0
1
0
21
20
1
1
0
20
20
21
21
l-2
l-2
-2
-2
-2
-2
t-2
-2
-2
-2
-2
-2
n-
v-
p-
c-
b-
p-
ay
ay
n
g
ar
r
r
Ju
Ju
Oc
Ap
Ap
De
No
Au
Au
Ja
Ju
Ju
Se
Fe
Se
M
M
M
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
1-
0-17 tahun 18-49 tahun 50-59 tahun 60+ tahun
Ket: Distribusi kelompok umur hanya dari identitas kasus yang dilaporkan lengkap di
Allrecord. Data bersumber dari rekapan data individu. Masih ada perbedaan data meninggal
rilis dan Allrecord.
CASE FATALITY RATE COVID-19 MENURUT PROVINSI
1 JANUARI 2021 – 30 SEPTEMBER 2021
Papua Barat 1.5%
1.5%
Papua 1.7%
1.8%
Banten 2.0%
2.0%
Nusa Tenggara Timur 2.1%
2.1%
Jawa Barat 2.2%
2.3%
Maluku Utara 2.3%
2.4%
Sumatera Barat 2.5%
2.5%
Jambi 2.7%
2.8%
Kep. Bangka Belitung 2.8%
2.9%
Sulawesi Barat 3.0%
3.1%
Kalimantan Tengah 3.1%
3.3%
Kep. Riau 3.4%
3.4%
Sulawesi Tengah 3.4%
3.5%
DI Yogyakarta 3.5%
3.6%
Bali 3.6%
4.5%
Sumatera Selatan 5.1%
5.4%
Jawa Tengah 6.6%
7.6%
Lampung 8.2%
0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9%
Standar : 5%
Lima Domain Utama Risiko Kesehatan Masyarakat dari
Kemunculan Varian SARS-CoV-2
Kegagalan untuk
Peningkatan Perjalanan klinis yang
dideteksi oleh Alat
penularan lebih parah
diagnostik
Penurunan efektivitas
Penurunan
kekebalan alami dan
kerentanan terhadap
kekebalan yang
Pengobatan
diperoleh dari vaksin
Asesmen Situasi COVID-19
Situasi bergantung kepada kesesuaian laju penularan dengan kapasitas respon
Asesmen situasi dan penentuan indikator diadaptasi dari panduan WHO November 2020. 34
Indikator Laju Penularan dan Kapasitas Respon
Kasus
Konfirmasi <20 20-50 50-150 >150
Tracing –
Kontak Erat
per Kasus >14 5–14 <5
Kasus Kasus
Konfirmasi
Tidak ada diimpor terbatas
Perawatan atau pada
RS sporadis. kluster. 5 5-10 10-30 >30
Treatment –
Bed
Occupancy <60% 60–80% >80%
Kematian 1 1-2 2-5 >5 Rate
Asesmen situasi dan penentuan indikator diadaptasi dari panduan WHO November 2020. 35
Penanggulangan PANDEMI COVID-19
Dibutuhkan Strategi Yang Tepat Untuk Melandaikan Kurva Epidemi
PENGUATAN DETEKSI
AKSELERASI TES, LACAK, ISOLASI
Persentase Pemeriksaan Spesimen PCR Berdasarkan Tujuan dan Persentase Pemeriksaan Spesimen RDT Berdasarkan Tujuan dan
Provinsi Provinsi
Maluku Maluku
Gorontalo Gorontalo
Bali Bali
Bengkulu Bengkulu
Jambi Jambi
Aceh Aceh
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Datang ke Tracing KE
Tidak datang ke faskes
Faskes Skrining
Seluruh orang
bergejala yang
Tracing KE Skrining CBS
datang ke
Faskes
Peningk
atan Pencapaian Testing
• Pencarian kasus aktif (ACF)
• Pelacakan kontak
• Pencarian kasus secara pasif (PCF)
• Penemuan seluruh orang bergejala di Puskesmas/RS
• Laporan harian dari klinik swasta
• Integrasi dengan sistem layanan lainnya
• Poli TB suspek TB swab/antigen
• VCT ODHA skrining TB jika bergejala swab/antigen
• Poli Anak Campak, Difteri swab/antigen
• Community based Surveillance
• Kerjasama dengan perangkat desa/masy dalam pengawasan dan pencarian orang
bergejala di masyarakat
TRACING
“Pelacakan kontak merupakan kunci utama memutus rantai transmisi
Poin penting:
1. Alur Pelacakan Kontak dan
koordinasi dengan Petugas
Surveilans Puskesmas.
2. Memastikan kontak erat
dilakukan pemeriksaan swab ke
Puskesmas.
3. Petunjuk dan Pemantauan
Karantina dan Isolasi Mandiri.
4. Sistem Pelaporan Harian Baik
melalui SILACAK dan Formulir
Manual (Excel).
MENGAPA TLI PENTING?
Diperiksa
COVID-19
Isolasi
Penularan
terputus
Kontak erat :
Karantina
TIDAK Meninggal
Diperiksa
COVID-19 Penularan berlanjut,
TIDAK Isolasi
orang rentan
parah/meninggal
Kontak erat :
Tidak Karantina
Harus dipersiapkan Pembelajaran Tatap Muka
(PTM)
• Kerjasama dengan Diknas untuk memantau sekolah yg sudah PTM.
• Buat kegiatan screening periodik
• Apabila terdapat laporan adanya kasus pos laksanakan kegiatan
tracing dan testing spt biasanya.
• Karantina KE dan isolasi KI
Waktu dan kesehatan adalah dua aset berharga
yang tidak dikenali dan hargai sampai keduanya
hilang
TERIMAKASIH
48