Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Malaria Report tahun 2011
menyebutkan bahwa malaria terjadi di 106 Negara bahkan 3,3 milyar penduduk dunia
tinggal di daerah berisiko tertular malaria. Jumlah kasus malaria di dunia sebanyak
216 juta kasus, dimana 28 juta kasus terjadi di ASEAN. Setiap tahunnya sebanyak
660 ribu orang meninggal dunia karena malaria terutama anak balita (86%), 320 ribu
diantaranya berada di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Selama tahun 2005-2013,
kejadian malaria di seluruh Indonesia cenderung menurun, yaitu 4,10‰ (tahun 2005)
menjadi 1,38‰ (tahun 2013). Jumlah pemeriksaan Sediaan Darah (SD) untuk uji
diagnosis malaria meningkat, dari 47% (982.828 pemeriksaan SD dari 2.113.265
kasus klinis) pada tahun 2005, menjadi 63% (1.164.405 pemeriksaan SD dari
1.849.062 kasus klinis) pada tahun 2011. Walaupun demikian selama tahun 2011
masih sering tejadi KLB malaria di 9 kabupaten/kota dari 7 Provinsi dengan kasus
mencapai 1.139 kasus dengan 14 kasus diantaranya meninggal (CFR = 1,22%)
(Subdit Malaria, 2011).
Malaria disebabkan oleh parasit plasmodium yang menginfeksi eritrosit (sel
darah merah). Parasit ini ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina. Penyebab malaria adalah parasit dari genus Plasmodium,
dan terdiri dari 4 spesies : Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium
malariae, dan Plasmodium ovale. Baru-baru ini melalui metode Polymerase Chain
Reaction (PCR) ditemukan jenis Plasmodium lain yaitu Plasmodium knowlesi.
Plasmodium ini masih dalam proses penelitian dan ditemukan pertama kali di Sabah.
Reservoar utama Plasmodium ini adalah kera ekor panjang (Macaca sp). Upaya
penanggulangan malaria telah dilakukan sejak tahun 1952-1959, pada akhir periode
ini yaitu pada tanggal 12 Nopember 1959 di Yogyakarta, Presiden pertama RI yaitu
Presiden Soekarno telah mencanangkan dimulainya program pembasmian malaria
yang dikenal dengan sebutan “Komando Operasi Pembasmian Malaria” (KOPEM).
Tanggal 12 November tersebut kemudian ditetapkan sebagai Hari Kesehatan
Nasional. Pada masa KOPEM upaya penanggulangan malaria hanya dilakukan di
Jawa, Bali dan Lampung dengan intervensi utama menggunakan IRS dan pengobatan
malaria presumtif dengan menggunakan Klorokuin setelah diketahui hasil
pemeriksaan darah positif diberikan pengobatan radikal dengan Klorokuin dan
Primakuin. Penitikberatan pembangunan kesehatan, dilakukan melalui pendekatan
preventif dan kuratif dengan meningkatkan kesehatan masyarakat dan pencapaian

1
sasaran Milenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 di mana malaria
merupakan salah satu tujuan ke-6 MDGs dan RPJMN 2010-2014 dalam rangka upaya
penurunan angka kesakitan malaria. Berdasarkan Inpres No.3 tahun 2010 tentang
percepatan pencapaian MDGs salah satunya program pengendalian malaria angka
API tahun 2015 adalah 1 ‰.
Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat
menyebabkan kematian terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi, anak balita,
dan ibu hamil. Selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat
menurunkan produktivitas kerja. Sejak tahun 2000 kematian akibat malaria secara
global telah menurun sekitar 60 % dimana 65 % terjadi pada anak usia Balita. Sekitar
3,2 Milyar penduduk ( setengan dari populasi dunia) tinggal di daerah beresiko tertular
malaria. Tahun 2015, diperkirakan terdapat 214 juta kasus malaria, dimana 400 ribu
kasus diantaranya menjadi penyebab kematian. Di Indonesia sendiri terdapat 417.819
kasus positif malaria pada tahun 2012 dan menurun hampir setengahnya pada tahun
2016 menjadi 218.450 kasus. Indonesia mengalami kemajuan dalam pemberantasan
malaria, terlihat bahwa dari total 258,9 juta penduduk Indonesia pada tahun 2016
sejumlah 178,7 juta penduduk (69%) telah hidup di daerah bebas penularan malaria,
namun masih terdapat 16,5 juta penduduk tinggal di daerah resiko tinggi dan sedang.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan persentasi, seiring
dengan jumlah daerah kabupaten/kota yang telah mencapai eliminasi pada tahun 2016
sebanyak 247 kab/kota.

Berikut adalah jumlah kab/kota dan penduduk yang tinggal di daerah endemis
dan bebas penularan.

N Povulasi Kab/Kota
Katagori
o Jumlah % Jumlah %
178.715.16
1 Bebas Malaria 69% 247 48%
5
2 Endemis Rendah 63.653.328 25% 166 32%
Endemis
3 11.681.806 5% 60 12%
Menengah
4 Endemis Tinggi 4.874.589 2% 41 8%
258.924.88 100 100
Total 514
8 % %

2
Tujuan
a. Memberikan gambaran umum tentang penyakit Malaria di UPTD Puskesmas
Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin.
b. Mengetahui Sumber Daya Manusia (SDM) pemberi pelayanan Pengobatan
Malaria di wilayah UPTD Puskesmas Bayung Lencir.
c. Mengetahui sarana dan prasarana pendukung pengobatan Malaria di wilayah
UPTD Puskesmas Bayung Lencir..
d. Mengetahui ketersediaan alat dan obat Malaria di UPTD Puskesmas Bayung
Lencir.
e. Mengetahui pelaksanaan sub sistem pencatatan dan pelaporan Malaria di
UPTD Puskesmas Bayung Lencir.
f. Mengetahui kegiatan inovatif dalam meningkatkan program Malaria di
wilayah UPTD Puskesmas Bayung Lencir.

Manfaat
a. Memberikan gambaran umum tentang pelaksanaan program Malaria di
UPTD Puskesmas Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin.
b. Memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi tentang penyakit
malaria.
c. Meningkatkan pencatatan dan pelaporan serta kinerja program Malaria di
UPTD Puskesmas Bayung Lencir.
d. Sebagai landasan dalam permintaan alat obat Malaria Dinas Kesehatan
Kabupaten Musi Banyuasin.
e. Hasil inovasi yang diperoleh diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pemegang program lain untuk membuat inovasi selanjutnya.

3
BAB II
ANALISA SITUASI

A. Gambaran Umum Mengenai Program P2-Malaria

1. Tugas Pokok P2-Kusta

a. Menyusun rencana kegiatan penanggulangan Malaria pada masyarakat


berdasarkan data program puskesmas.
b. Melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat luas dengan memberikan
penyuluhan pada masyarakat tentang Malaria, penularan Malaria,
pencegahan Malaria, tanda dan bahaya Malaria, dan pengobatan Malaria.
c. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi data sebagai
bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala UPTD
Puskesmas.
d. Melakukan monitoring & evaluasi program penanggulangan Malaria di
masyarakat

3. Wilayah Kerja Program P2-Malaria


Peta wilayah kerja UPTD Puskesmas Bayung Lencir Kecamatan Bayung Lencir

Wilayah kerja Program Kusta UPTD Puskesmas Bayung Lencir Kecamatan


Bayung Lencir merupakan salah satu kecamatan yang terletak kurang lebih 250 KM
dari Kabupaten Musi Banyuasin , dengan batas-batas antara lain:

Sebelah Utara : Kecamatan Tungkal Jaya


Sebelah Selatan : Kecamatan Batang Hari Leko
Sebelah Timur : Puskesmas Suka Jaya
Sebelah Barat : Kecamatan Lalan

4
Kecamatan Bayung Lencir dibagi menjadi 2 Kelurahan dan 23 Desa dan UPTD
Puskesmas Bayung Lencir membawai wilayah kerja 2 Kelurahan dan 17 Desa dengan
luas wilayah 4.847,0 km2.

3. Sasaran Program P2-Malaria


Table 2.1 Sasaran Program P2-Malaria tahun 2018
No. Data Sasaran
1 Jumlah penduduk 80.564
2. Jumlah pasien Malaria pada orang dewasa 4
3. Jumlah pasien Malaria pada anak 1
4 Jumlah pasien Malaria pada bumil 0
Jumlah..................................................... 5

B. Target Dan Pencapaian Program P2-Malaria


Penetapan target pencapaian Program P2-Malaria UPTD Puskesmas Bayung
Lencir tahun 2018 mengacu pada target Penilaian Kinerja Puskesmas ( PKP ). Berikut ini
target yang harus dicapai Program P2-Malaria Tahun 2018.
Table 2.2 Target dan Pencapaian Program P2-Malaria
No. Jenis Kegiatan Sasaran Penca Cakupan Target Kinerja
paian 2018
1. Cakupan penderita 80564 5 0,0062 API < 1 % 0,0062
positif Malaria % %

5
BAB III
ANALISA MASALAH

A. Identifikasi Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identifikasi masalah
dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan menurut
pencapaian/cakupan target program. Adapun hasil identifikasi masalah program P2
Malaria adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Identifikasi masalah
No Upaya Target Pencapaian Masalah Ket
2018 2018

Ditemukannya
API (Annual Paracite
1. <1% 0,062 % kasus positif
Incidence)
malaria

Berdasarkan hasil identifikasi tersebut di atas, maka didapatkan suatu permasalahan


sebagai berikut :
1. Masih ditemukannya kasus positif Malaria

B. Penentuan Prioritas Masalah


Mengingat keterbatasan kemampuan mengatasi masalah sekaligus, maka perlu
dilakukan prioritas masalah berdasarkan pendekatan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth).
Tabel 3.2 Penentuan prioritas masalah
Penemuan Kasus Penderita positif Malaria

No Masalah U S G Total
1 Kuranganya sosialisasi 4 4 3 11
tatalaksana Malaria
pada tenaga Yankes
2 Kurang optimalnya 3 3 2 8
kegiatan Penyelidikan
Epidemiologi (PE)
malaria
3 Kurangnya dukungan 3 2 2 7
lintas sektor tentang
program Malaria
4 Tidak adanya skrining 4 3 3 10
Malaria pada ibu hamil
5 Kurangnya 4 3 3 10
pengetahuan
masyarakat tentang
penyakit Malaria

6
Penemuan Kasus Penderita positif Malaria

Urutan Prioritas
Total
Masalah
No. Permasalahan U S G Skor
1. Kuranganya sosialisasi 4 3 3 11 1
tatalaksana Malaria pada
tenaga Yankes
2. Tidak adanya skrining 4 3 3 10 2
Malaria pada ibu hamil
Kurangnya pengetahuan 4 3 3 10 3
masyarakat tentang
penyakit Malaria

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan tabel di atas, maka urutan prioritas masalah adalah sebagai berikut :

1. Kuranganya sosialisasi tatalaksana Malaria pada tenaga Yankes.

2. Tidak adanya skrining Malaria pada ibu hamil.

3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit Malaria.

7
D. Penentuan Penyebab Masalah
Upaya pencarian akar penyebab masalah dengan mencoba menelusuri faktor penyebab yang berpengaruh terhadap cakupan
Pemberdayaan Masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung menggunakan alat analisis diagram tulang ikan ( fist bone analizer
). Beberapa faktor akar penyebab masalah tersebut dikelompokkan dalam berbagai kelompok faktor internal ( Sumber daya ) maupun fakator
eksternal (lingkungan ) yang dapat dilihat sebagai berikut :

1. Fish Bone Penemuan kasus positif Malaria

E. Penentuan Masalah Prioritas dan Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan Metode CARL 1. Penemuan kasus baru penderita
kusta kurang
E. Penentuan Pemecahan Masalah Terpilih

Prioritas Penyebab Masalah (apa yg tertuang Alternatif Pemecahan


No Pemecahan Masalah Terpilih Ket.
masalah dari Fish born) Masalah

1 Masih Kuranganya sosialisasi Sosialisasi tatalaksana Sosialisasi tatalaksana


ditemukan tatalaksana Malaria pada tenaga Malaria pada tenaga Malaria pada tenaga
kasus Malaria Yankes Yankes Yankes
Positif
Kurang optimalnya kegiatan Penyelidikan
Penyelidikan Epidemiologi (PE) Epidemiologi (PE)
malaria malaria
Advokasi Pemerintah
Kurangnya dukungan lintas Kec/Desa/PT
sektor tentang program Kusta
Pengadaan media Pengadaan media
Kurang maksimalnya fungsi informasi informasi (Sanduk,Poster,
media Informasi dan alat (Sanduk,Poster, leaflet, leaflet, dll)
komunikasi dll)
Kurangnya pengetahuan Penyuluhan Penyakit Penyuluhan Penyakit
masyarakat tentang penyakit Malaria pada Masyarakat Malaria pada Masyarakat
Malaria

Tidak adanya skrining Malaria Skrining Malaria pada Skrining Malaria pada ibu
pada ibu hamil ibu hamil hamil
BAB VI

RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK) UPTD PUSKESMAS BAYUNG LENCIR PROGRAM MALARIA TAHUN
2019
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka kami susun rencana usulan kegiatan untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas,
yaitu :
No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Kebutuhan Sumber Daya Indikator Sumber
Kesehatan Dana Alat Tenaga Keberhasilan Pembiayaan
1 Upaya Sosialisasi Tenaga ATK, Dokter, BOK
pemberant tatalaksana Kesehatan Poster, pengelola
asan Malaria pada leaflet, program
penyakit tenaga Yankes pengeras perawat,
menular suara narasumber
Kab
Penyelidikan Untuk Masyarakat Setiap ATK, Dokter, BOK
Epidemiologi (PE) mendapatkan kasus kendaraan pengelola
malaria gambaran program
terhadap suatu dan tenaga
masalah lainnya
kesehatan atau
penyakit secara
detail
Advokasi Memperoleh Pemerintah ATK Dokter, BOK
Pemerintah komitmen dan kecamatan pengelola
Kec/Desa/PT dukungan, dan program
kebijakan dari pemerintah
para penentu desa
kebijakan atau
pembuat
keputusan

Pengadaan media Sebagai media Masyarakat, Spanduk, Pengelola BOK


informasi informasi tentang tempat- poster, program
(Sanduk,Poster, kesehatan tempat umum leaflet, dll
leaflet, dll)
Penyuluhan Masyarakat BOK
Penyakit Malaria
pada Masyarakat
Skrining Malaria Ibu hamil ATK, Dokter, Tercapainnya BOK
pada ibu hamil kendaraan pengelola cakupan
program Screning
dan tenaga Bumil Malaria
lainnya
BAB VII

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) UPTD PUSKESMAS BAYUNG LENCIR PROGRAM MALARIA
TAHUN 2019

No Upaya Kegiatan Sasaran Target Volume Rincian Lokasi Tenaga Jadwal Biaya
Kesehatan Kegiatan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksana
1 Upaya
pemberantas
an penyakit Sosialisasi SMS Tenaga 100 % 1 x / tahun Ruang Dokter, Feb 2019 BOK
menular Center Selabi Kesehatan pertemuan pengelola
Gema (Segera UPTD program
lapor bila ada Puskesmas dan tenaga
gejala malaria) Bayung lainnya
kepada yankes Lencir
Sosialisasi SMS Masyarakat, 100 % 19 x / tahun Desa dalam Dokter, Juli, BOK
Center Selabi Ibu hamil wilayah kerja pengelola Oktober
Gema (Segera UPTD program 2019
lapor bila ada Puskesmas dan tenaga
gejala malaria) Bayung lainnya
kepada Lencir
Masyarakat
Skrining Malaria Ibu hamil 100 % 19 x / tahun Poskesdes, Dokter, Agustus, BOK
pada ibu hamil pustu dalam pengelola September
wilker UPTD program 2019
Puskesmas dan tenaga
Bayung lainnya
Lencir
Jadwal Kegiatan
Nama Program : Malaria
Penanggung jawab program : Eka Febriana, AM.Kep
Uraian BULAN
NO. KET.
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sosialisasi
SMS Center
Selabi Gema
(Segera lapor
1. bila ada √
gejala
malaria)
kepada
yankes
Sosialisasi
SMS Center
Selabi Gema
(Segera lapor
2. bila ada √ √
gejala
malaria)
kepada
Masyarakat
Skrining
3. Malaria pada √ √
ibu hamil
BAB V
PENUTUP

Demikian Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Program Kusta UPTD Puskesmas Bayung Lencir Tahun 2019 ini kami susun, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kemajuan dan peningkatan Program Malaria di UPTD Puskesmas
Bayung Lencir.
Semoga Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) ini dapat terlaksana dengan baik pada tahun 2019 , sehingga dukungan dana dan
partisipasi dari semua pihak sangat kami harapkan.

Bayung Lencir, Januari 2019


Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Bayung Lencir Penanggung Jawab
Program Malaria

dr. JOKO SATRIA Eka Febriana, AM.Kep


NIP. 19801128 201001 1 003 NIP. 19861028 201408 1 001
20

Anda mungkin juga menyukai