Anda di halaman 1dari 15

UAS PEMETAAN POLA PENYAKIT

OLEH :

NAMA NIM
ARI YANTIEVADA R. DJAMI 1707010054
MARIA W. DIAN SALOMBRE 1707010231
ASTRIANA TUALAKA 1707010122
CICILIA ANGELIS GAGI 1707010148
ROSLIANTI FIONETA BALLO 1707010187
SAMANTHA E. PILA PADJI 1707010169
VITRIANI DARVINA 1707010135
HANYTA PLACIDA M. BIFEL 1707010113

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2020

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit malaria masih merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat, baik di negara berkembang maupun di negara yang sudah maju di
dunia. Penyakit malaria dapat menyebabkan kematian, terutama pada kelompok yang
berisiko tinggi seperti bayi, balita dan ibu hamil. Penyakit malaria juga dapat menimbulkan
kejadian luar biasa serta secara tidak langsung dapat menurunkan angka produktivitas kerja
(Harijanto dkk, 2010)
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Parasit Protozoa Genus
Plasmodium yang hanya dapat dilihat mengunakan mikroskop. Plasmodium ditularkan oleh
nyamuk spesies malaria (Anopheles) betina yang bertindak sebagai vektor malaria melalui
gigitan yang dapat menyerang semua orang baik laki-laki ataupun perempuan dan semua
golongan umur baik dari bayi, anak-anak sampai orang dewasa ataupun jenis pekerjaan.
Penyebaran malaria dipengaruhi karakteristik lokal wilayah termasuk adanya perbedaan
ekologis wilayah. Telah diketahui bahwa malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles, dan
setiap spesies mempunyai perilaku atau bionomic yang berbeda sesuai dengan lingkungan
habitatnya. Lingkungan persawahan perbukitan, dan pantai yang dicirikan oleh berbedanya
letak ketinggian, jenis vegetasi jenis tempat perkembang biakan nyamuk, dapat menentukan
jenis spesies Anopheles dan pola penularan yang berbeda.
Malaria merupakan masalah global, sehingga WHO menetapkan komitmen global tentang
eliminasi malaria bagi setiap Negara. Di Indonesia sendiri perkembangan kasus malaria
mulai mengarah pada tahap eliminasi malaria, dimana sampai pada bulan Juli 2018 tercatat
sudah 272 Kab/Kota yang telah mencapai eliminasi malaria. Untuk memberantas malaria,
pemerintah telah merancangkan gerakan eliminasi malaria di seluruh wilayah Indonesia
dengan target 2030 Indonesia bebas Malaria.
Di Nusa Tenggara Timur, data kejadian kasus malaria yang terjadi pada tahun 2018
tercatat sebanyak 18.053 kasus, sedangkan pada tahun 2019 mencapai 12.723 kasus
(DINKES Provinsi NTT, tahun 2019). Dilihat dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa
terjadi penurunan kasus sebesar 5.330 khasus. Akan tetapi, sesuai data DINKES NTT Angka
Kesakitan Malaria (API) masih tinggi yakni 2.16% yang ini masih diatas target API yaitu 1%
per 1.000 penduduk.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 GAMBARAN UMUM KOTA KUPANG
Kota Kupang merupakan pusat pemerintahan di Provinsi NTT yang terletak di
bagian tenggara Provinsi. Secara astronomis, Kota Kupang terletak antara:
- 10º 36’ 14’’ - 10º 39’ 58’’ Lintang Selatan
- 123º 32’ 23’’ - 123º 37’ 01’’ Bujur Timur

Berdasarkan wilayahnya, batasbatas Kota Kupang adalah:

a. Timur: Kecamatan Kupang Tengah dan Taebenu Kabupaten Kupang


b. Barat: Kecamatan Kupang Barat dan Selat Semau
c. Utara: Teluk Kupang
d. Selatan: Kecamatan Kupang Barat dan Nekamese
2.1.1 Keadaan Geografi
Kota Kupang terdiri dari enam kecamatan dan 51 kelurahan. Kecamatan yang
terluas adalah Kecamatan Alak dengan luas 86,91 km² sedangkan kecamatan dengan
luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Kota Lama yaitu sebesar 3,22 km².
Kecamatan dengan daerah tertinggi di atas permukaan laut
terletak di Maulafa sedangkan kecamatan dengan daerah terendah di atas permukaan
laut adalah Kota Lama.

N Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas (Km2)


O
1. Alak Penkase Oeleta 86,91
2. Maulafa Maulafa 54,80
3. Oebobo Oebobo 14,22
4. Kota Raja Kota Raja 6,10
5. Kelapa Lima Kelapa Lima 15,02
6. Kota Lama Kota Lama 3,22
Kota Kupang Kupang 180,27
2.1.2 Keadaan Iklim
Iklim yang tidak menentu di Kota Kupang merupakan masalah umum. Dalam
setahun musim kemarau relatif lebih panjang dari pada musim
penghujan. Pada tahun 2019 temperatur udara terendah adalah 21,5 ºC yang
terjadi pada bulan Juli sedangkan temperatur tertinggi adalah 33,6 ºC pada bulan
November. Curah hujan tertinggi adalah 412 mm pada bulan Januari dengan jumlah
hari hujan sebanyak 23 hari.
2.1.3 Kependudukan
Penduduk Kota Kupang tahun 2019 berdasarkan proyeksi penduduk
tahun 2010 adalah sebanyak 434.972 jiwa yang terdiri dari 222.400 jiwa
laki-laki dan 212.572 jiwa perempuan. Rasio jenis kelamin tahun 2019 adalah
105 yang berarti dari 100 perempuan terdapat 105 laki-laki, atau populasi
laki-laki lebih besar dari perempuan. Kepadatan Jumlah Penduduk di Kota
Kupang sebanyak 2.412,89 jiwa per km².

No Kecamatan Penduduk (ribu)


1. Alak 76,92
2. Maulafa 98,72
3. Oebobo 106,34
4. Kota Raja 64,39
5. Kelapa Lima 76,57
6. Kota Lama 41,03
Kota Kupang 434,97

2.1.4 Ketenagakerjaan
Berdasarkan hasil Sakernas 2019, jumlah angkatan kerja di Kota Kupang
tahun 2019 sebesar 189.746 orang atau 58,75 persen terhadap jumlah
penduduk Kota Kupang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 53,00 persen berstatus
bekerja dan 5,74 persen berstatus pengangguran (mencari pekerjaan). Tingkat
pengangguran Kota Kupang Tahun 2019 tercatat 9,78 dengan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 58,75 persen. Lapangan usaha yang paling banyak
menyerap tenaga kerja pada tahun 2019 adalah sektor perdagangan besar dan eceran,
penyediaan makan dan minum. Dari 171.191 jiwa penduduk usia 15 tahun ke atas
yang bekerja, sebanyak 105.060 orang
bekerja sebagai buruh/karyawan/ pegawai.
2.2 EPIDEMIOLOGI MALARIA
Epidemiologi malaria adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran malaria dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam masyarakat. Dalam epidemiologi selalu ada
3 faktor yang diselidiki: host (manusia sebagai host intermediate dan nyamuk sebagai
host definitif), agent (penyebab penyakit malaria, plasmodium) dan environment
(lingkungan).
2.2.1 Agent
Agent atau penyebab penyakit malaria adalah semua unsur atau elemen hidup
ataupun tidak hidup dalam kehadirannya bila diikuti dengan kontak yang efektif dengan
manusia yang rentan akan memudahkan terjadinya suatu proses penyakit. Agent
penyebab malaria adalah protozoa dari genus plasmodium yaitu plasmodium falciparum,
malariae, ovale dan vivax.
2.2.2 Host
Penyakit malaria dapat menginfeksi setiap manusia, ada beberapa faktor intrinsik
yang dapat mempengaruhi manusia sebagai penjamu penyakit malaria antara lain:
usia/umur, jenis kelamin, suku/ras, sosial ekonomi, status perkawinan, riwayat
penyakit sebelumnya, cara hidup, keturunan, status gizi, dan tingkat imunitas.
Nyamuk (host definitif) Nyamuk Anopheles yang menghisap darah hanya
nyamuk anopheles betina. Darah diperlukan untuk pertumbuhan telurnya. Perilaku
nyamuk sangat menentukan dalam proses penularan malaria.
2.2.3 Lingkungan
Keadaan lingkungan berpengaruh besar terhadap ada tidak malaria disuatu daerah.
Adanya genangan air hujan, persawahan, tambak ikan, pembukaan hutan, dan
pertambangan disuatu daerah akan meningkatkan timbulnya penyakit malaria karena
tempat-tampat tersebut merupakan tempat perindukan nyamuk malaria.
2.2.4 Distribusi kasus malaria
Menuju Indonesia bebas malaria tahun 2030, kasus penyakit yang dibawa nyamuk
anopheles ini mengalami penurunan drastis. Jika dibandingkan dengan negara-negara
di kawasan Asia, Indonesia punya kontribusi penting terhadap penurunan kasus
malaria. Selama delapan tahun terakhir (dari 2010-2018), malaria di Indonesia
menurun. Data Kementerian Kesehatan RI mencatat, dari tahun 2010 sampai 2017
telah terjadi penurunan kasus malaria sebesar 44 persen. Jumlah kasus malaria tahun
2010 sebanyak 465.000 kasus. Dari total 514 kabupaten/kota di Indonesia, sebanyak
285 kabupaten/kota diantaranya sudah berstatus eliminasi malaria.
2.2.5 Indikator Dari Program Malaria
1. API (Annual Parasit Incidence), digunakan untuk mengetahui incidence
malaria pada satu daerah tertentu selama satu tahun.
Rumus : Jumlah penderita positif malaria x 1.000
Jumlah penduduk
2. AMI (Annual Malaria Incidence), digunakan untuk mengetahui incidence
malaria klinis pada satu daerah tertentu selama satu tahun.
Rumus : Jumlah penderita malaria klinis x 1.000
Jumlah penduduk

2.3 PETA SEBARAN MALARIA DIKOTA KUPANG


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk.
Penderita malaria akan mengeluhkan gejala demam dan menggigil.

3.2 Gejala Malaria                      

Gejala malaria timbul setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Munculnya gejala
melalui tiga tahap selama 6-12 jam, yaitu menggigil, demam dan sakit kepala, lalu
mengeluarkan banyak keringat dan lemas sebelum suhu tubuh kembali normal. Tahapan
gejala malaria dapat timbul mengikuti siklus tertentu, yaitu 3 hari sekali (tertiana) atau 4 hari
sekali (kuartana).

3.3 Penyebab Malaria

Manusia dapat terkena malaria setelah digigit nyamuk yang terdapat parasit malaria di
dalam tubuh nyamuk. Gigitan nyamuk tersebut menyebabkan parasit masuk ke dalam tubuh
manusia. Parasit ini akan menetap di organ hati sebelum siap menyerang sel darah merah.
Parasit malaria ini bernama Plasmodium. Jenis Plasmodium bermacam-macam, dan akan
berpengaruh terhadap gejala yang ditimbulkan serta pengobatannya.

3.4 Diagnosis Malaria

Bila seseorang mengalami gejala malaria, dokter akan menanyakan apakah ia tinggal atau
baru saja bepergian ke daerah yang banyak kasus malaria. Setelah itu, dokter akan
melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah. Pemeriksaan darah untuk
mendiagnosa malaria meliputi tes diagnostik cepat malaria (RDT malaria) dan pemeriksaan
darah penderita di bawah mikroskop. Tujuan pemeriksaan darah di bawah mikroskop adalah
untuk mendeteksi parasit penyebab malaria dan mengetahui jenis malarianya. Perlu
diketahui, pengambilan sampel darah dapat dilakukan lebih dari sekali dan menunggu waktu
demam muncul.
Tahun berdiri : 1996

Ibukota kabupaten : Kupang

Batas wilayah :

Sebelah timur : Kecamatan Kupang Tengah dan Kupang Barat Kab. Kupang

Sebelah barat : Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang dan Selat Semau.

Sebelah Utara : Teluk Kupang

Sebelah Selatan : Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang

3.5 Kondisi Umum

 Letak geografis : Kota Kupang terletak di antara 10˚ 36΄ 14” – 10˚ 39΄ 58” Lintang
Selatan dan 123˚ 32΄ 23” – 123˚ 37΄ 01” Bujur Timur
 Kondisi geografis : 180, 27 km² atau 18 027 ha. Daerah tertinggi di atas permukaan
laut di bagian selatan: 100–350 meter. Daerah terendah di atas permukaan laut di
bagian utara: 0 – 50 meter. Tingkat kemiringannya: 15 persen.
 Iklim : Di Kota Kupang, sebagaimana daerah lainnya di NTT khususnya daratan
Timor dikenal hanya dua musim saja yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada
bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak
banyak mengandung uap air sehingga terjadi musim kemarau. Sebaliknya pada bulan
Desember – Maret arus angin yang datang dari benua Asia dan Samudera Pasifik
banyak mengandung uap air sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini
berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan Mei–Juni dan
November–Desember. Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi
rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun
2009 rata-rata suhu udara di Kota Kupang adalah 22.7 oC – 31.8 oC. Suhu udara
maksimum terjadi pada bulan Oktober (33.7 oC) dan suhu udara minimum terjadi
pada bulan Juli (20.8 oC). Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh
keadaan iklim, keadaan orografi dan perputaran/ pertemuan arus udara. Oleh karena
itu, jumlah curah hujan jadi beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat.
Rata-rata curah hujan selama tahun 2009 tertinggi adalah pada bulan Februari (469.8
m3) dan terendah adalah bulan April (18 m3).
 Jumlah penduduk : 291.794 jiwa (2009)

Laki-laki : 147.872 jiwa

Perempuan : 143.922 jiwa

 Wilayah administrasi

Jumlah kecamatan : 4 Kecamatan

Nama-nama kecamatan : Kec. Kelapa Lima, Kec. Maulafa, Kec. Alak, Kec. Oebobo

Jumlah kelurahan : 49 Kelurahan

Nama-nama kelurahan : Airmata, Bonipoi, Fatubesi, Kelapa Lima, LLBK, Lasiana,


Merdeka, Nefonaek, Oeba, Oesapa, Oesapa Barat, Oesapa Selatan, Pasir Panjang,
Solor, Tode Kisar, Bello, Fatukoa, Kolhua, Maulafa, Naikolan, Naimata, Oepura,
Penfui, Sikumana, Alak, Batuplat, Fatufeto, Mantasi, Manulai II, Manutapen, Naioni,
Namosain, Nunbaun Delha, Nunbaun Sabu, Nunhila, Airnona, Bakunase, Fatululi,
Fontein, Kayu Putih, Kuanino, Liliba, Naikoten I, Naikoten II, Nunleu, Oebobo,
Oebufu, Oetete, Tuak Daun Merah

 Potensi Daerah :
 Perikanan : Potensi ikan lestari 34.005 ton / tahun, yang boleh ditangkap 31.204 /
tahun, yang dimanfaatkan 13.002 ton/tahun. Rata-rata produksi per tahun =
20.708,95 ton (25%). Data tahun 2004 menunjukkan bahwa yang dimanfaatkan
melalui kegiatan pemrosesan dan pendistribusian/pemasaran, baru mencapai 13.002
ton (71%) baik untuk jenis ikan pelagis maupun demersial.
 Industri : Industri Semen Portland,Coldstorage/Pembekuan Ikan, Pengalengan Ikan,
Docking (bengkel perbaikan kapal / perahu), Industri Pembuatan Makanan Ternak,
Industri Penyamakan Kulit, Industri Kerajinan Tenun Ikat.
 Transportasi
 Darat : Panjang jalan Kota Kupang pada tahun 2009 adalah 1.622,11 km. Sebagian
besar jalan kota sudah teraspal yaitu sepanjang 690,90 km dan sisanya masih
berkerikil, tanah dan tidak terinci. Jumlah kendaraan umum di Kota Kupang pada
tahun 2009 adalah sebanyak 1.428 unit. Dari jumlah tersebut, jumlah bus mini adalah
yang terbanyak yaitu 922 unit. Sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah Mobil
Traktor Head yaitu sebanyak 1 unit.
 Laut : Pada tahun 2009, banyaknya kunjungan kapal laut yang berlabuh di Pelabuhan
Tenau Kupang sebanyak 2.261 pelayaran dengan jenis pelayaran terbesar dari
nusantara dengan jumlah pelayaran 1.066 dan yang terkecil adalah jenis pelayaran
samudera yaitu 46 pelayaran.

Dari jumlah pelayaran tersebut, jumlah penumpang yang naik sebanyak 99.167
penumpang sedangkan yang turun sebanyak 63.390 penumpang. Sedangkan untuk
volume bongkar muat barang sebanyak 480.415 ton yang dibongkar dan 210.503 ton
yang dimuat.
 Udara : Selama tahun 2009 jumlah kedatangan pesawat di Bandar Udara Eltari
Kupang sebanyak 5.401 penerbangan dengan membawa 404.501 penumpang.
Sedangkan jumlah keberangkatan pesawat tercatat sebanyak 5.393 penerbangan
dengan 425.616 penumpang. Kedatangan pesawat terbanyak terjadi pada bulan Mei
yaitu sebanyak 524 penerbangan. Keberangkatan pesawat terbanyak juga terjadi pada
bulan Desember dengan 511 penerbangan.

Kota Kupang yang merupakan wilayah ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki
jumlah penduduk yang cukup besar. Jumlah penduduk di Kota Kupang pada tahun 2018
telah mencapai 423.800 jiwa (BPS, Publikasi Kota Kupang Dalam Angka 2019). Jumlah
penduduk di Kota Kupang merupakan peringkat kedua terbesar setelah Kabupaten Timor
Tengah Selatan (465.970 jiwa penduduk). Luasan wilayah yang tidak terlalu besar dengan
tingkat kepadatan yang relatif tinggi tentunya menimbulkan banyak persoalan
kependudukan di Kota Kupang. Tingginya laju pertumbuhan penduduk Kota Kupang saat
ini adalah permasalahan bersama. Pemerintah kota harus mampu merumuskan dan
mengeksekusi program yang efektif dan tepat sasaran dalam menekan laju pertumbuhan
tersebut.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Saran

Diharapkan pemerintah agar dapat memperhatikan dan melakukan penanggulangan


terhadap penyakit ini . Seperti melakukan penyuluhan secara intensif guna memberikan
pemahaman terhadap masyarakat tentang cara mencegah dan menanggulangi malaria yaitu
dengan menggunakan kelambu dan juga menggunakan obat anti nyamuk pada saat tidur.
Melakukan kegiatan survelens malaria secara menyeluruh baik pemantauan Parasit dan
spesies vektor serta kepadatan vektor malaria.
DAFTAR PUSTAKA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KUPANG. (2020). Kota Kupang dalam Angka 2020.

Anda mungkin juga menyukai