PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
kematian, terutama pada kelompok yang berisiko tinggi seperti bayi, balita dan
ibu hamil. Penyakit malaria juga dapat menimbulkan kejadian luar biasa serta
dkk, 2010).
dan kepulauan di dunia. Data WHO 2014 mencatat 198 juta kasus malaria terjadi
secara global dan menjadi penyebab 584.000 kematian di tahun 2013. Infeksi
malaria banyak terjadi di berbagai belahan dunia terutama daerah tropis dan sub
satu negara yang masih berisiko terhadap penyakit malaria. Jumlah kasus malaria
di Indonesia pada tahun 2015 adalah 1.567.539 kasus malaria. Tingginya kasus
Indonesia pada tahun 2015 data direktorat jendral pengcegahan dan pengendalian
1
2
endemis malaria. Daerah non-endemis bila di daerah itu tidak terdapat angka
kejadian malaria (Annual Parasite Incident/API ) adalah nol, seperti provinsi DKI
Jakarta, Bali, dan Kepri. Endemis tinggi bila API>5, yaitu di Provinsi Maluku,
Papua dan Nusa Tenggara Timur. Endemis Sedang bila API=1-5. yaitu di provinsi
diantaranya sebagian dari Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, Aceh, Sumatera
Provinsi Sumatera Utara tahun 2015, angka kesakitan malaria adalah API sebesar
0,51. Hal ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan data tahun 2014
yakni API=1. Jumlah kasus klinis tahun 2015 dilaporkan 91.236 kasus dan
dibandingkan data tahun 2014 kasus klinis malaria juga mengalami penurunan
sebanyak 33,49% .
Kasus malaria positif dengan API tertinggi pada Sumatera Utara masih
terdapat di Kabupaten Mandailing Natal (6,88) disusul oleh Kota Gunung Sitoli
(3,38) dan Kabupaten Batubara (2,97) serta Kabupaten Asahan (1,40). Sedang 13
positif di Kabupaten Mandailing Natal pada tahun 2013 yaitu sekitar 8.311 kasus.
Jumlah ini menurun apabila dibandingkan dengan kasus malaria positif pada
3
tahun 2014 yaitu 5.392 kasus. Kabupaten Mandailing Natal secara administratif
memiliki 23 Kecamatan (terdiri dari 27 kelurahan dan 377 desa), dimana 22 dari
23 kecamatan yang ada adalah daerah endemis malaria, tiga kecamatan dengan
Tabel 1.1 Jumlah Penderita Malaria Tanpa Pemeriksaan Sediaan Darah Dengan
Pemeriksaan Sediaan Darah Puskesmas Kabupaten Mandailing Natal
Tahun 2014
sediaan darah yaitu 1.673 dan penderita dengan pemeriksaan sedian darah sebesar
241 penderita, tingginya data kasus malaria disebabkan data tersebut merupakan
4
data gabungan dari laporan puskesmas dan data kasus malaria dari kantor pusat
kolam ikan, saluran irigasi untuk persawahan, sungai, dan hutan. Kondisi
2015 dengan indikator API<1, karena belum tercapainya target tersebut pada
tahun 2015, dan masih banyaknya negara dengan API>1, maka penyakit malaria
juga masih merupakan target ketiga dari SDGs (Sustainable Development Goals)
yang merupakan lanjutan dari MDGs dengan tujuan untuk memastikan kehidupan
yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua usia dengan mengakhiri
malaria global untuk 2016-2030 yaitu Global Malaria Programme (GMP), yang
kebijakan dan strategi yang tepat. Global Malaria Strategi ini bertujuan untuk
5
mengurangi beban penyakit global sebesar 40% pada tahun 2020, dan sebesar
dilaksanakan secara terpadu oleh semua komponen terkait dan menjadi bagian
pulau atau beberapa pulau sampai seluruh pulau tercakup guna terwujudnya
masyarakat yang hidup sehat yang terbebas dari penularan malaria sampai tahun
(Provinsi DKI Jakarta), Pulau Bali, dan Pulau Batam pada tahun 2010, 2) Pulau
Jawa, Provinsi NAD dan Provinsi Kepulauan Riau pada Tahun 2015, 3) Pulau
Sumatera (kecuali NAD dan Provinsi Kepulauan Riau), Provinsi NTB, Pulau
Kalimantan, Pulau Sulawesi pada tahun 2020, 4) Provinsi Papua, Provinsi Papua
Barat, Provinsi NTT, Provinsi Maluku dan Maluku Utara pada tahun 2030
Beberapa strategi untuk eliminasi malaria ialah pengobatan yang tepat dan
adanya perbedaan tingkat endemisitas malaria di Indonesia mulai dari yang tinggi
kabupaten, kecamatan, desa bahkan sampai dusun dan satuan terkecil masyarakat
dan perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan. (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2014).
Malaria, yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat yang terbebas
7
dari penularan malaria pada tahun 2020, seperti target yang tercantum pada
Edukasi dan informasi (meliputi: koordinasi dan kerjasama lintas sektor dalam
Natal.
berbagai hal, yaitu mulai dari penemuan penderita malaria, penegakan diagnosa
tempat perindukan nyamuk. Kegiatan yang sama juga dilaksankan oleh dan
Kantor Pusat Penanggulangan Malaria Madina (KPPM), selain itu KPPM juga
penyemprotan rumah.
dengan petugas malaria, kegiatan dalam program eliminasi malaria yang telah
yang lakukan pada wilayah kerja Puskesmas Panyabungan Jae terutama di desa
yang sangat endemis malaria. Dan kegiatan lain yang telah dilaksanakan pada
Diagnostict Test (RDT) dan pengobatan malaria, skrining malaria pada ibu hamil
kegiatan tersebut dilakukan dengan melakukan diagnosis dini dan bila hasilnya
positif maka dilanjutkan dengan pemberian obat malaria bila tidak maka dapat
Dilihat dari sumber daya manusia yang bertugas dalam program tersebut
puskesmas, kemudian ada petugas pencatat dan pelaporan kasus malaria. Selain
itu, ada bidan desa merupakan perpanjangan tangan dari puskesmas dan bertugas
juda dalam melaporkan dan mengamati jumlah kasus malaria di setiap desa.
pemahaman terhadap eliminasi malaria pada tingkat Dinas Kesehatan Bali sudah
baik, namun pada tingkat lintas sektor belum mengetahui tentang pedoman
oleh Peraturan Gubernur dan Peraturan Bupati Karangasem dan sudah sesuai
dengan strategi pusat. Kegiatan lintas sektor telah bersinergi dengan kebijakan
dikembangkan .
yang ada di kota tomohon, peningkata sumber daya manusia juga sudah dilakukan
Mengacu pada latar belakang seperti yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian selanjutnya