BAB I
PENDAHULUAN
tahun 2010-2014 difokuskan pada delapan prioritas yang salah satunya adalah
pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular dan diikuti dengan
lebih buruk. Salah satu program pemberantasan penyakit menular adalah program
sehat, dan terbebas dari penularan malaria secara bertahap sampai tahun 2030
musim akan berpengaruh, baik langsung maupun tidak langsung terhadap vektor
curah hujan, cahaya dan pola tiupan angin mempunyai dampak langsung pada
tubuh vektor. Sedangkan dampak tidak langsung karena pergantian vegetasi dan
beriklim tropis dan subtropis. Penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah
2,3 milyar atau kurang lebih 40% populasi dunia tinggal di daerah endemis
karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu melahirkan, serta
terdapat 207 juta kasus malaria dan 627.000 kematian akibat malaria dengan Case
Fatality Rate (CFR) adalah 3%, dengan 77% proporsi kematian terjadi pada anak-
anak di bawah 5 tahun. Sedangkan data WHO (2014), kasus malaria tercatat 198
juta kasus malaria, kematian 584.000 orang dengan CFR sebesar 2 %, hal ini
Sebagian besar kematian akibat malaria terjadi di Sub Sahara Afrika dan tahun
besar terjadi diwilayah Afrika yaitu 90%, diikuti oleh Asia Tenggara yaitu 7% dan
Mediterania Timur yaitu 3%. Di Asia negara yang termasuk wilayah endemis
sebesar 1 %, Prevalensi malaria tahun 2013 adalah 6,0 %. Lima Provinsi dengan
Insiden dan Prevalensi malaria tertinggi yaitu Papua 28,9 %, Nusa Tenggara
Timur 23,3%, Papua Barat 19,4 %, Sulawesi Tengah 12,5 % dan Maluku 10,7%.
kasus penderita malaria positif dengan Annual Parasite Incidence (API) 0,99%.
menurun yaitu dari 4,1% pada tahun 2005 menjadi 0,99% pada tahun 2014.
malaria atau API pada tahun 2014 <1 per 1.000 penduduk (Kemenkes R.I, 2014).
kesakitan malaria API masih fluktuatif. API tahun 2015 sekitar 0,51%. Hal ini
mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2014 yaitu API 1%. Jumlah kasus
malaria klinis tahun 2015 dilaporkan 91.236 kasus malaria dan 92,66% telah
kasus secara signifikan, namun upaya pencegahan dan pemeliharaan tetap harus
Kabupaten Mandailing Natal yaitu 6,88%, Kota Gunung Sitoli yaitu 3,38%, dan
Kabupaten Batu Bara yaitu 1,40% (Dinas Kesehatan Sumatera Utara, 2015).
tahun 2015, kejadian Malaria berjumlah 1.361 kasus Malaria dengan API 3,2%.
Berikut tabel distribusi kejadian Malaria di batubara selama tahun 2015 disajikan
Tabel 1.1 Distribusi Kasus Malaria Kabupaten Batu Bara Periode Januari-
Desember 2016
Malaria Persi
Nama Jumlh Malaria Sd
No Jlh
Puskesmas Penduduk Klinis Diperiksa Mi
Pf Pv
x
1 Pagurawan 29463 101 101 0 10 0 10
2 Indrapura 24477 2184 2184 7 72 3 82
Pematang
3 27976 0 0 0 0 0
Panjang 0
4 Lima Puluh 29924 134 134 24 6 0 30
5 Kedai Sianam 42805 710 710 14 211 76 301
6 Tanjung 50887 1022 1022 16 143 16 175
5
Tiram
Labuhan
7 30679 460 460 12 214 9
Ruku 235
8 Petatal 21292 0 0 0 0 0 0
9 Sei Balai 16054 0 0 0 0 0 0
Simpang
10 23897 320 320 8 122 15
Dolok 145
11 Ujung Kubu 25372 621 621 44 234 9 287
12 Sei Suka 38402 120 120 1 50 2 53
13 Lalang 22194 120 120 3 23 0 26
14 Laut Tador 18581 2 2 0 0 0 0
15 Sei Bejangkar 12822 18 18 0 0 0 0
16 RSUD 0 85 85 12 5 0 17
136
424522 5593 5593 118 972 115
Total 1
setiap puskesmasnya memiliki masalah yang sama yaitu angka kejadian malaria
yang tinggi. Berdasarkan kasus malaria yang ditemukan, kecamatan Lima Puluh
merupakan salah satu kecamatan yang memiliki angka kejadian malaria yang
tinggi hal tersebut dapat dilihat dari data puskesmas Kedai sianam dengan jumlah
penduduk 42.805 penduduk dan kasus malaria yang di perkirakan sebanyak 710
kasus yang sudah ditangani. Dan puskesmas Lima Puluh dengan jumlah penduduk
29.924 penduduk dan kasus malaria yang diperkirakan sebanyak 460 kasus yang
sudah ditangani. Hal ini perlu adanya kewaspadaan secara terus menerus
dikarenakan masih banyaknya kejadian malaria yang tidak ditangani dan masih
baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran
promosi kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA), alat-alat
perilaku dari aspek pengetahuan, sikap dan tindakan yang tidak sehat ke arah
perilaku yang sehat sehingga terciptanya suatu pengertian yang baik mengenai
a)sebagian besar anak-anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan
7
dalam jangka waktu yang cukup lama, b) sekolah mendukung pertumbuhan dan
kesehatan siswa, guru dan karyawan, orang tua serta masyarakat sekitar
sekolah. Salah satu metode promosi kesehatan yang dapat digunakan untuk anak
sekolah adalah dengan menggunakan metode ceramah dan media komik, dimana
digunakan untuk topik dimana terdapat minat yang cukup tinggi terhadap suatu
Kata-kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan dapat dengan
mudah dibaca. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun,
gambar atau photo. Media komik merupakan media yang bersifat menghibur, tapi
dapat disisipi dengan pesan-pesan yang bersifat edukatif. Sasaran media ini adalah
dasar yang dilihat dari adanya perubahan perilaku sebelum dan sesudah intervensi
dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar tentang penyakit
Martubung.
keduanya efektif digunakan untuk merubah perilaku ibu nifas dalam melakukan
kesehatan dengan media audiovisual lebih efektif dalam merubah perilaku ibu
nifas
Batu Bara. Wilayah Kerja Puskesmas Kedai Sianam mencakup 24 Sekolah Dasar
pendahuluan yang dilakukan peneliti, selama tahun 2016 terjadi 341 kasus
malaria. Sampai saat ini puskesmas kedai sianam telah melakukan beberapa
tindak pencegahan penyakit malaria, antara lain dengan cara pembagian kelambu,
wilayah kerja puskesmas kedai sianam tentang bahaya malaria dan cara
pencegahannya.
9
sekolah tersebut telah terjadi kasus malaria sebanyak 2 orang siswa. Di sekolah
penelitian dengan metode cermh dan media komik. Dari latar belakang diatas
perlu dilakukan penelitian mengenai efektifitas metode ceramah dan media komik
Ceramah dan Media Komik terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa Sekolah
metode ceramah dan komik terhadap pengetahuan dan sikap siswa sekolah dasar
10
2017.
2017.
untuk
tahun 2017.
mendatang.