Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan

tahun 2010-2014 difokuskan pada delapan prioritas yang salah satunya adalah

pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular dan diikuti dengan

penyehatan lingkungan (Kemenkes RI, 2012).

Adapun pelaksanaan dari pembangunan kesehatan adalah upaya kesehatan

masyarakat, salah satunya dilaksanakan melalui pemberantasan penyakit menular.

Saat ini yang menjadi prioritas pemerintah dalam pemberantasan penyakit

menular adalah penyakit HIV/AIDS, Tuberkulosis, Malaria, Demam

Berdarah(DBD), Influenza dan Flu Burung (Kemenkes R.I, 2015).

Program pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk mencegah

terjadinya penyakit, menurunkan angka kesakitan serta mencegah dampak yang

lebih buruk. Salah satu program pemberantasan penyakit menular adalah program

pemberantasan malaria. Program pengendalian malaria difokuskan untuk

mencapai Eliminasai Malaria sebagai upaya mewujudkan masyarakat yang hidup

sehat, dan terbebas dari penularan malaria secara bertahap sampai tahun 2030

(Kemenkes R.I, 2014).

Peningkatan penularan malaria sangat terkait dengan iklim baik musim

hujan maupun musim kemarau, pengaruhnya bersifat lokal spesifik. Pergantian

musim akan berpengaruh, baik langsung maupun tidak langsung terhadap vektor

pembawa penyakit. Pergantian iklim yang terdiri dari temperatur, kelembaban,


2

curah hujan, cahaya dan pola tiupan angin mempunyai dampak langsung pada

reproduksi vektor, perkembangannya, longevity dan perkembangan parasit dalam

tubuh vektor. Sedangkan dampak tidak langsung karena pergantian vegetasi dan

pola tanam pertanian yang dapat mempengaruhi kepadatan populasi vektor.

Malaria ditemukan hampir seluruh dunia terutama di Negara-negara yang

beriklim tropis dan subtropis. Penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah

2,3 milyar atau kurang lebih 40% populasi dunia tinggal di daerah endemis

malaria dan di Indonesia 35% penduduknya tinggal di daerah yang berisiko

terinfeksi malaria. Kematian karena malaria terutama disebabkan oleh infeksi

Plasmodium falciparum disertai komplikasi pada anak-anak, wanita hamil, dan

individu yang memiliki sistem imun yang rendah (Harijanto, 2009).

Menurut Laihad dan Arbani dalam Harijanto (2009), malaria masih

merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia,

karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu melahirkan, serta

menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2013, di dunia

terdapat 207 juta kasus malaria dan 627.000 kematian akibat malaria dengan Case

Fatality Rate (CFR) adalah 3%, dengan 77% proporsi kematian terjadi pada anak-

anak di bawah 5 tahun. Sedangkan data WHO (2014), kasus malaria tercatat 198

juta kasus malaria, kematian 584.000 orang dengan CFR sebesar 2 %, hal ini

mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 1%.

Sebagian besar kematian akibat malaria terjadi di Sub Sahara Afrika dan tahun

2014 terjadi transmisi malaria di 97 Negara (WHO, 2014).


3

Berdasarkan laporan WHO tersebut, kematian akibat malaria sebagian

besar terjadi diwilayah Afrika yaitu 90%, diikuti oleh Asia Tenggara yaitu 7% dan

Mediterania Timur yaitu 3%. Di Asia negara yang termasuk wilayah endemis

malaria adalah Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Maldives, Myanmar, Nepal,

Srilanka dan Thailand (Asrin, 2012).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 Insiden malaria

adalah 1,9%. Hal ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya

sebesar 1 %, Prevalensi malaria tahun 2013 adalah 6,0 %. Lima Provinsi dengan

Insiden dan Prevalensi malaria tertinggi yaitu Papua 28,9 %, Nusa Tenggara

Timur 23,3%, Papua Barat 19,4 %, Sulawesi Tengah 12,5 % dan Maluku 10,7%.

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014, terdapat 252.027

kasus penderita malaria positif dengan Annual Parasite Incidence (API) 0,99%.

Secara nasional angka kesakitan malaria selama tahun 2005-2014 cenderung

menurun yaitu dari 4,1% pada tahun 2005 menjadi 0,99% pada tahun 2014.

Sementara target Rencana Strategi kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan

malaria atau API pada tahun 2014 <1 per 1.000 penduduk (Kemenkes R.I, 2014).

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Sumatera Utara (2015), kasus malaria

tahun 2014 dari 33 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara,

diantaranya 15 Kabupaten/Kota telah menerima Sertifikat Eliminasi Malaria dan 1

Kabupaten dalam tahap pemeliharaan yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan.

Sementara 18 Kabupaten /Kota masih dalam tahap pemberantasan yang tersebar

dalam 189 desa endemis tinggi dan 269 endemis sedang.


4

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Sumatera Utara (2015), angka

kesakitan malaria API masih fluktuatif. API tahun 2015 sekitar 0,51%. Hal ini

mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2014 yaitu API 1%. Jumlah kasus

malaria klinis tahun 2015 dilaporkan 91.236 kasus malaria dan 92,66% telah

dikonfirmasi laboratorium atau sebanyak 83.618 kasus malaria.

Meskipun beberapa kabupaten yang endemis sudah dinyatakan eliminasi

malaria serta beberapa kabupaten endemis lainnya sudah mengalami penurunan

kasus secara signifikan, namun upaya pencegahan dan pemeliharaan tetap harus

dilakukan mengingat masih tingginya mobilisasi penduduk dari, dan ke wilayah

endemis malaria. Prevalensi malaria dengan API tertinggi masih terdapat di

Kabupaten Mandailing Natal yaitu 6,88%, Kota Gunung Sitoli yaitu 3,38%, dan

Kabupaten Batu Bara yaitu 1,40% (Dinas Kesehatan Sumatera Utara, 2015).

Berdasarkan data yang diperoleh dari profil Malaria Kabupaten Batubara

tahun 2015, kejadian Malaria berjumlah 1.361 kasus Malaria dengan API 3,2%.

Berikut tabel distribusi kejadian Malaria di batubara selama tahun 2015 disajikan

dalam tabel dibawah ini:

Tabel 1.1 Distribusi Kasus Malaria Kabupaten Batu Bara Periode Januari-
Desember 2016

Malaria Persi
Nama Jumlh Malaria Sd
No Jlh
Puskesmas Penduduk Klinis Diperiksa Mi
Pf Pv
x
1 Pagurawan 29463 101 101 0 10 0 10
2 Indrapura 24477 2184 2184 7 72 3 82
Pematang
3 27976 0 0 0 0 0
Panjang 0
4 Lima Puluh 29924 134 134 24 6 0 30
5 Kedai Sianam 42805 710 710 14 211 76 301
6 Tanjung 50887 1022 1022 16 143 16 175
5

Tiram
Labuhan
7 30679 460 460 12 214 9
Ruku 235
8 Petatal 21292 0 0 0 0 0 0
9 Sei Balai 16054 0 0 0 0 0 0
Simpang
10 23897 320 320 8 122 15
Dolok 145
11 Ujung Kubu 25372 621 621 44 234 9 287
12 Sei Suka 38402 120 120 1 50 2 53
13 Lalang 22194 120 120 3 23 0 26
14 Laut Tador 18581 2 2 0 0 0 0
15 Sei Bejangkar 12822 18 18 0 0 0 0
16 RSUD 0 85 85 12 5 0 17
136
424522 5593 5593 118 972 115
Total 1

Kabupaten Batubara memiliki 7 kecamatan dan 13 puskesmas, dimana

setiap puskesmasnya memiliki masalah yang sama yaitu angka kejadian malaria

yang tinggi. Berdasarkan kasus malaria yang ditemukan, kecamatan Lima Puluh

merupakan salah satu kecamatan yang memiliki angka kejadian malaria yang

tinggi hal tersebut dapat dilihat dari data puskesmas Kedai sianam dengan jumlah

penduduk 42.805 penduduk dan kasus malaria yang di perkirakan sebanyak 710

kasus yang sudah ditangani. Dan puskesmas Lima Puluh dengan jumlah penduduk

29.924 penduduk dan kasus malaria yang diperkirakan sebanyak 460 kasus yang

sudah ditangani. Hal ini perlu adanya kewaspadaan secara terus menerus

dikarenakan masih banyaknya kejadian malaria yang tidak ditangani dan masih

merupakan daerah endemis malaria. (Dinkes Batubara, 2015)

Pengendalian penyakit malaria dapat dilakukan dengan pemeliharaan

sanitasi lingkungan dengan melakukan promosi kesehatan yaitu segala sesuatu

yang dapat dilakukan yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan.


6

Kegiatan promosi kesehatan dapat berupa pendidikan, perubahan lingkungan yang

mendukung peningkatan kesehatan ataupun perubahan pada norma-norma social.

Dignan, M. B. & Carr, P A, (1992)

Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk

menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator,

baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran

dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah

perilakunya kearah positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2012). Media

promosi kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA), alat-alat

tersebut merupakan alat untuk memudahkan penyampaian dan penerimaan pesan-

pesan kesehatan bagi masyarakat.

Promosi kesehatan malaria melalui penyuluhan bertujuan merubah

perilaku dari aspek pengetahuan, sikap dan tindakan yang tidak sehat ke arah

perilaku yang sehat sehingga terciptanya suatu pengertian yang baik mengenai

malaria (Astoeti, 2006). Dalam pelaksanaannya kegiatan penyuluhan ini tidak

dapat terlaksana secara maksimal mengingat banyaknya cakupan jumlah sekolah

dan metode dan media yang dipergunakan tidak berubah.

Promosi kesehatan disekolah adalah suatu upaya menciptakan sekolah

menjadi komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan melalui : a)

penciptaan lingkungan sekolah yang sehat, b) pemeliharaan dan pelayanan

kesehatan di sekolah, dan c) upaya pendidikan kesehatan yang berkesinambungan.

Sekolah menempati kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan karena:

a)sebagian besar anak-anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan
7

dalam jangka waktu yang cukup lama, b) sekolah mendukung pertumbuhan dan

perkembangan alamiah seorang anak, sebab disekolah seorang anak bias

mempelajari berbagai pengetahuan, termasuk kesehatan, sebagai bekal

kehidupannya kelak. Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan

kesehatan siswa, guru dan karyawan, orang tua serta masyarakat sekitar

lingkungan sekolah, sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih

produktif. Depkes RI (2008)

Depkes R1 (2008) menyatakan bahwa untuk mempromosikan kesehatan

disekolah sebaiknya menggunakan pendekatan yang sesuai dengan dunianya anak

sekolah. Salah satu metode promosi kesehatan yang dapat digunakan untuk anak

sekolah adalah dengan menggunakan metode ceramah dan media komik, dimana

pesan-pesan kesehatan dapat dituangkan kedalam media tersebut sehingga anak-

anak lebih tertarik untuk mendapatkan promosi kesehatan.

Komik, adalah media cetak yang berbentuk buku kecil. Terutama

digunakan untuk topik dimana terdapat minat yang cukup tinggi terhadap suatu

kelompok sasaran, berisikan gambar-gambar dengan kata-kata atau balon dialog.

Kata-kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan dapat dengan

mudah dibaca. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun,

gambar atau photo. Media komik merupakan media yang bersifat menghibur, tapi

dapat disisipi dengan pesan-pesan yang bersifat edukatif. Sasaran media ini adalah

kelompok besar, dan kolosal.

Berdasarkan penelitian Petti (2017) pemberian media komik sebagai

media komunikasi gizi memberikan pengaruh positif kepada murid-murid sekolah


8

dasar yang dilihat dari adanya perubahan perilaku sebelum dan sesudah intervensi

tentang sarapan sehat, yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai pengetahuan,

sikap dan tindakan murid-murid sekolah dasar sesudah intervensi.

Penelitian Rinna (2016) menyebutkan media cerita bergambar lebih efektif

dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar tentang penyakit

TB paru dibandingkan media leaflet dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap

anak sekolah dasar tentang penyakit TB paru di Wilayah Kerja Puskesmas

Martubung.

Menurut Purnama (2016) media visual maupun media audiovisual

keduanya efektif digunakan untuk merubah perilaku ibu nifas dalam melakukan

perawatan perineum namun hasil pengujian membuktikan bahwa pendidikan

kesehatan dengan media audiovisual lebih efektif dalam merubah perilaku ibu

nifas

Puskesmas Kedai Sianam Terletak di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten

Batu Bara. Wilayah Kerja Puskesmas Kedai Sianam mencakup 24 Sekolah Dasar

dengan rincian 23 Sekolah Negeri dan 1 Sekolah Swasta. Berdasarkan survey

pendahuluan yang dilakukan peneliti, selama tahun 2016 terjadi 341 kasus

malaria. Sampai saat ini puskesmas kedai sianam telah melakukan beberapa

tindak pencegahan penyakit malaria, antara lain dengan cara pembagian kelambu,

pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dan penyuluhan kepada masyarakat di

wilayah kerja puskesmas kedai sianam tentang bahaya malaria dan cara

pencegahannya.
9

SD Negeri 016517 Guntung beralamatkan di jalan dusun V desa Guntung

Kabupaten Batubara. SD Negeri 016517 Guntung memiliki jumlah siswa

sebanyak 267 siswa. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan peneliti di

sekolah tersebut telah terjadi kasus malaria sebanyak 2 orang siswa. Di sekolah

tersebut belum adanya pendidikan kesehatan serta promosi kesehatan yang

dilakukan terhadap pencegahan malaria dengan menggunakan metode ceramah

dan media komik.

Berdasarkan fenomena yang ada maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan metode cermh dan media komik. Dari latar belakang diatas

perlu dilakukan penelitian mengenai efektifitas metode ceramah dan media komik

terhadap pengetahuan sikap siswa sekolah dasar tentang pencegahan malaria di

SDN 016517 Guntung Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan

masalah dari penelitian ini adalah mengenai “Bagaimana Efektifitas Metode

Ceramah dan Media Komik terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa Sekolah

Dasar tentang Pencegahan Malaria di SD Negeri 016517 Guntung Kecamatan

Limapuluh Kabupaten Batubara Tahun 2017?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas

metode ceramah dan komik terhadap pengetahuan dan sikap siswa sekolah dasar
10

tentang pencegahan malaria di SD Negeri 016517 Guntung Kecamatan

Limapuluh Kabupaten Batubara tahun 2017

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu untuk :

1. Mengetahui gambaran pengetahuan siswa sekolah dasar tentang

pencegahan malaria sebelum diberikan promosi kesehatan menggunakan

metode ceramah di SD Negeri 016517 Guntung Kecamatan Limapuluh

Kabupaten Batubara tahun 2017.

2. Mengetahui gambaran pengetahuan siswa sekolah dasar tentang

pencegahan malaria sebelum diberikan promosi kesehatan menggunakan

komik di SD Negeri 016517 Guntung Kecamatan Limapuluh Kabupaten

Batubara tahun 2017.

3. Mengetahui gambaran sikap siswa sekolah dasar tentang pencegahan

malaria sebelum diberikan promosi kesehatan menggunakan metode

ceramah di SD Negeri 016517 Guntung Kecamatan Limapuluh Kabupaten

Batubara tahun 2017.

4. Mengetahui gambaran sikap siswa sekolah dasar tentang pencegahan

malaria sebelum diberikan promosi kesehatan menggunakan komik di SD

Negeri 016517 Guntung Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batubara tahun

2017.

5. Mengetahui gambaran pengetahuan siswa sekolah dasar tentang

pencegahan malaria sesudah diberikan promosi kesehatan menggunakan


11

metode ceramah di SD Negeri 016517 Guntung Kecamatan Limapuluh

Kabupaten Batubara tahun 2017.

6. Mengetahui gambaran pengetahuan siswa sekolah dasar tentang

pencegahan malaria sesudah diberikan promosi kesehatan menggunakan

komik di SD Negeri 016517 Guntung Kecamatan Limapuluh Kabupaten

Batubara tahun 2017.

7. Mengetahui gambaran sikap siswa sekolah dasar tentang pencegahan

malaria sesudah diberikan promosi kesehatan menggunakan metode

ceramah di SD Negeri 016517 Guntung Kecamatan Limapuluh Kabupaten

Batubara tahun 2017.

8. Mengetahui gambaran sikap siswa sekolah dasar tentang pencegahan

malaria sesudah diberikan promosi kesehatan menggunakan komik di SD

Negeri 016517 Guntung Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batubara tahun

2017.

9. Mengetahui efektifitas metode ceramah dan komik terhadap pengetahuan

dan sikap siswa sekolah dasar tentang pencegahan malaria di SD Negeri

016517 Guntung Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batubara Tahun 2017

1.4 Hipotesis Penelitian

1. Ho : Metode ceramah dan media komik dinilai tidak efektif

untuk

meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa sekolah dasar terhadap

pencegahan malaria di SD Negeri 016517 Guntung Kecamatan

Limapuluh Kabupaten Batubara tahun 2017.


12

2. Ha : Metode ceramah dan media komik dinilai efektif untuk

meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa sekolah dasar terhadap

pencegahan malaria di SD Negeri 016517 Guntung Kecamatan

Limapuluh Kabupaten Batubara tahun 2017.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi Puskesmas Kedai Sianam Kecamatan Limapuluh Kabupetan

Batubara, sebagai bahan masukan dalam melakukan pendidikan kesehatan

pada siswa sekolah dasar dalam upaya pencegahan penyakit malaria

2. Bagi SD Negeri 016517 Guntung Kecamatan Limapuluh Kabupten

Batubara, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan perilaku

pencegahan penyakit malaria oleh anak sekolah dasar.

3. Bagi Universitas Sumatera Utara, sebagai literatur kepustakaan di bidang

penelitian mengenai efektifitas metode ceramah dan media komik terhadap

pengetahuan dan sikap siswa sekolah dasar tentang pencegahan malaria di

SD Negeri 016517 Guntung Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batubara

tahun 2017.

4. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat digunakan sebagai perbandingan atau

bahan referensi bagi penelitian dengan objek yang sama di masa

mendatang.

Anda mungkin juga menyukai