Anda di halaman 1dari 35

Kebijakan dan Strategi

Program TB

Disampaikan Pada Pertemuan


Monitoring dan Evaluasi
MTPTRO
Grand Mercure, Jakarta,
Latar Belakang
Beban masalah TB yang tinggi (jumlah kasus,
cakupan, rsistensi, komorbid, learship,
Menjadi komitmen global dan nasional:
MDGs (goal 6 target 6 C) dilanjutkan SDGs
RPJMN.
Program Prioritas Percepatan Pembangunan
Nasional.
Renstra Kementerian Kesehatan
Standar Pelayanan Minimal.
Meningkatnya komitmen pemerintah
KOMITMEN NASIONAL
MENDUKUNG PROGRAM TB
(RPJMN & RENSTRA)
TB menjadi Indikator dalam RPJMN TA
2015 2019
Prevalensi TB menurun menjadi 245
per 100.000 penduduk pada tahun
2019
TB menjadi Indikator Renstra kementerian
kesehatan TA 2015-2019
Cakupan Keberhasilan Pengobatan
TB sebesar 90% pada tahun 2019
KOMITMEN NASIONAL
MENDUKUNG PROGRAM TB
(SPM)
TB menjadi sasaran pelayanan dalam Standar
Pelayanan Minimal (SPM) termuat dalam PMK No
43 Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan,
Permendagri No 18 Tahun 2016 dan RPP SPM
(proses)

Pelayanan Kesehatan Orang


dengan Tuberkulosis (TB)
Mendapatkan Pelayanan
Tuberkulosis Sesuai Standar
12 indikator Keluarga Sehat :
(PMK No 39 tahun 2016)
1. Keluarga mengikuti KB
2. Bersalin di faskes
3. Bayi Imunisasi lengkap
4. Bayi ASI Eksklusif 6 bln
5. Pertubuhan balita dipantau/bln
6. Penderita TB paru berobat sesuai
standar
7. Penderita Hipertensi berobat teratur
8. Gangguan jiwa berat diobati/tidak diterlantarkan
9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10.Keluarga memakai air bersih
11.Keluarga Memiliki jamban sehat
12.Sekeluarga menjadi anggota JKN
Beban TB, Indonesia, 1990-2014
Sebelum survey 1,045 Setelah survey

64
7
44 45
39
3 3
9
27
20 2
18
6 65
70 3 41
25

Indikator Tingkat Total /tahun Rate /100.000


Prevalensi Global 13.000.000 174
Indonesia 1.600.000 647
Insidensi Global 8.000.000 133
Indonesia 1.000.000 399
Kematian Global 1.100.000 16
Indonesia 100.000 41
Estimasi Prevalens TB
(per 100,000 penduduk 15 tahun)
Karakteristik hapusan BTA+ konfirmasi
bakteriologis
Nasional 257 (210 759 (590 -
- 303) 961)
Kelamin
Laki 393 (315 1,083 (873 -
- 471) 1,337)
Perempuan 131 (88 - 461 (354 -
174) 591)
Wilayah
Sumatera 307 (208 913 (697 -
- 407) 1,177)
Jawa-Bali 217 (147 593 (447 -
- 287) 771)
Lain2 260 (184 842 (635 -
- 336) 1,092)
Estimasi Prevalen dan Insiden Tahun 2013
berdasarkan Hasil Survey Prevalensi TB
Tahun 2013-2014
Nasional Regiona Regional Regional
l Jawa Bali KTI
Sumater
a
prevalens kasus TB 759 913 593 842
terkonfirmasi per
bakteriologis (usia > 100.000
15 tahun, paru) pddk
prevalens kasus TB 660 per 794 516 732
(semua umur, semua 100.000
tipe) pddk
prevalens kasus TB 1.600.000 441.370 782.100 376.530
absolut (semua umur,
semua tipe)
insidens kasus TB 403 517 336 477
(semua umur, per
semua tipe) 100.000
Hasil SPTB 2013- pddk
Estimasi Ekstrapolasi
2014 kasus TB
insidens WHO
1.000.00 275.856data
488.813 235.331
Case Notification Rate dan Succes Rate TB
(1999-2015) *)

*)
Data per 20 Januari 2016
Pasien TB banyak yang
berobat ke praktik swasta*

*Riskesdas 2010, Balitbangkes (2011)


Pola perilaku pencarian
pengobatan pasien TB

RS dan Puskes Dokter Praktek


Wilayah
BP4 mas Swasta

Sumatera 44% 43% 12%

KTI 31% 51% 16%

Jawa 49% 21% 29%

Survei Prevalensi tahun 2004


Pengobatan dan notifikasi TB
Indonesia National TB Prevalence Survey 2014
Tempat pengobatan Yang dilaporkan dalam pengobatan
Survei Tercatat di SITT
Puskesmas 34 11
RS pemerintah 34 8
RS swasta 26 1
Lain2 31 4
Total 125 24 (19%)
Tempat pengobatan Yang dilaporkan dalam pengobatan
Survei Tercatat di SITT
Sektor pemerintah 68 19
Sektor swasta 57 5
Total 125 24 (19%)

Pelibatan RS dan sektor swasta akan meningkatkan


notifikasi TB secara signifikan
Perlu dikembangkan Jejaring Layanan TB (PPM) dan
mandatory notification SITT =sistim informasi TB terpadu
Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku
Berdasarkan Survei Prevalensi
TB 2013-2014:
78% tahu gejala TB
73% tahu TB dapat
disembuhkan
81% tidak tahu obat TB gratis
Situasi kasus TB MDR Indonesia
dan dunia 2014
(3)Russian Fed.:
41,000 (2)China:
(13%) 54,000
(18%)

(5) Ukraine: 9,400

(11)Kazakhstan: (7)Philippines:
6,600 8,500
(8)Uzbekistan:
7,900 (1)India:
(4) Pakistan: 62,000
(21%)
13,000 (10)Indonesia:
(9)South Africa: 6,700
6,900 (6) Myanmar:
(12)Vietnam:
5,100 9,000
Estimates of DR-TB burden % Number
Among new pulmonary TB 1.9 % 5,600
Among relapse pulmonary TB 12 % 1,100
Total 6,700
Menyebabkan 1 pasien menjadi MDR TB
akan mengurangi / menghapus jatah
pembiayaan 100 200 pasien TB reguler.

TOSS TB merupakan
komitmen moral, etis dan
professional
Implikasi meningkatnya
MDR-TB
Penemuan Kasus TB RO 2009 tw
3 2016
Hasil Pengobatan TB RO 2009 tw
3 2016
Peta Persebaran Terduga TB RO
Tahun 2016 (TW 1 3)
Peta Persebaran Pasien TB RO
Tahun 2016 (TW 1 3)
Tantangan Utama MTPTRO
1.Lambatnya ekspansi layanan dan desentralisasi
layanan
2.Masih terfokus hanya pada kasus pengobatan ulang,
jumlah yang diperiksa di antara kasus TB baru masih
sangat sedikit
3.Terlambatnya ekspansi penggunaan TCM (geneXpert),
transportasi sputum masih menjadi kendala
4.Tingginya loss to follow up:
Initial LFU: 25% dari kasus terdiagnosis tidak
segera dimulai pengobatannya
LFU selama pengobatan: 28% pada 3 bulan
pertama pengobatan
5.Terbatasnya dukungan di tingkat lokal, termasuk
dukungan sosial ekonomi
Strategi dan Kegiatan
Milestone menuju Eliminasi
TB
Visi: Indonesia bebas TB
Tujuan: Eliminasi TB di Indonesia tahun 2035

Peluncuran Strategi TOSS-TB :


Peta jalan Eliminasi TB
Penemuan Intensif, Atif, Massif
Kemitraan dan mobilisasi sosial

Target dampak pada 2020: Target dampak pada 2025:


20% penurunan insiden TB 50% penurunan insiden TB
40% penurunan kematian TB 70% penurunan kematian TB
dibandingkan tahun 2014 dibandingkan tahun 2014

Target dampak pada 2030: Target dampak pada 2035:


80% penurunan insiden TB 90% penurunan insiden TB
90% penurunan kematian TB 95% penurunan kematian TB
dibandingkan tahun 2014 dibandingkan tahun 2014
Milestones menuju eliminasi TB di
Indonesia
Visi: Indonesia bebas TB
Goal: Eliminasi TB di Indonesia pada
2035

Target dampak pada 2035:


90% penurunan insiden TB
95% penurunan kematian
TB dibandingkan tahun
2014

Peluncuran Strategi TOSS-TB

case treatment
Milestone 2015 - 2020
Penguatan PPM dan penerapan penemuan aktif
Pemanfaatan TCM dan mikroskopis
Desentralisasi kegiatan kepada Kabupaten/kota
Penguatan regulasi dan kepemimpinan program
Menerapkan exit strategi ketergantungan dari
donor.
Penerapan kegiatan penurunan risiko penularan
Penerapan shoterm regiment untuk MDR-TB
Akselerasi pengobatan kasus TB mencapai 70%
dan angka keberhasilan pengobatan diatas 85%.
Milestone 2020 - 2025
Mempertahankan cakupan pengobatan tetap
diatas 70% dan angka kesuksesan pengobatan
diatas 85%.
Optimalisasi desentralisasi kegiatan TB kepada
Kabupaten/kota.
Mencegah pembiayaan katastropik TB
Penguatan pengendalian faktor risiko :
profilaksis dan pengobatan TB laten
Maksimalisasi pemanfaatan diagnosis TCM dan
mikroskopis
Desentralisasi kegiatan kepada Kabupaten/kota
Penerapan shoterm regiment untuk TB sensitif
Milestone 2025 - 2030
Mempertahankan cakupan pengobatan tetap
diatas 80% dan angka kesuksesan pengobatan
diatas 95%.
Menerapkan cakupan semesta untuk TB.
Mengendalikan pembiayaan katastropik TB
Akselerasi pengobatan profilaksis dan
pengobatan TB laten
Inovasi diagnosis TB
Penguatan surveilans TB
Penerapan shoterm regiment untuk laten TB
Penerapan vaksin TB
Milestone 2030 - 2035
Penguatan surveilans kasus TB termasuk
surveilans migrasi
Mempertahankan cakupan pengobatan tetap
diatas 95% dan angka kesuksesan
pengobatan diatas 95%.
Menerapkan cakupan semesta untuk TB.
Mencegah pembiayaan katastropik TB
Mempertahankan pengobatan profilaksis dan
pengobatan TB laten tinggi
Menikatkan Inovasi dalam diagnosis dan
pengobatan TB
Akselerasi penggunaan vaksin TB
Prinsip dan Strategi Program TB
2015 - 2020
Peningka
Penguata Peningka Peningka
tan
n Pengenda tan tan
Akses
Kepemim
layanan lian kemitraa kemandir Penguata
pin an faktor n TB ian n
TOSS-TB
program
bermutu risiko melalui masyarak manajeme
dan
dan penularan forum at dalam n program
dukungan TB Gerdunas pengend
berpihak
sistem TB alian TB
pasien TB

Desentralisasi Program pada tingkat Kabupaten/kota

Penguatan Kepemimpinan Program


Kontribusi terhadap Penguatan sistem kesehatan
Keberpihakan kepada masyarakat dan pasien TB
Inklusif, proaktif, efektif, profesional dan akuntabel
Rencana Kegiatan MTPTRO
2016-2017
Memperluas akses layanan TB RO sampai tingkat
kabupaten/kota
Pengembangan dan uji coba layanan TB RO berbasis
masyarakat.
Pengembangan sumber daya manusia di fasyankes dan
masyarakat sejalan dengan ekspansi MTPTRO melalui
lokakarya, pelatihan, workshop, review kohort dan kegiatan
mentoring.
Memperkuat kapasitas lokal, di tingkat provinsi dan
kabupaten untuk meningkatkan kualitas program dan
supervisi klinis di rumah sakit rujukan/sub rujukan TB RO dan
satelitnya.
Pemberian dukungan sosial-ekonomi bagi semua pasien TB
RO
Rencana Kegiatan MTPTRO
2016-2017 (2)
Peningkatan kapasitas konseling
untuk mendukung layanan TB RO
Menerapkan kegiatan kohort review
secara teratur di semua site
Membangun kerjasama dengan BPJS
untuk biaya pengobatan dan
manajemen efek samping.
Memantau pelaksanaan pengobatan
dengan paduan obat baru TB RO
Pengembangan Fungsi
Fasyankes TB RO
Tupoksi Fasyankes
Rujuka TB Satelit TB
n RO RO
TB RO
Diagnosis v v v
Inisiasi Pengobatan v v
Melanjutkan v v v
Pengobatan
Rawat Inap v
Rawat Jalan v v v
Menetapkan hasil v v
akhir pengobatan
Jejaring Layanan TB Resistan
Obat
Fasyankes Rujukan TB RO
Penemuan, Penetapan
Suspek, KIE, Informed
Consent, PMO, Rawat Inap,
Rawat Jalan, Manajemen
ESO, Evaluasi Pengobatan,
Manajemen Logistik,
Pencatatan dan Pelaporan
Fasyankes TB RO
Penemuan, Penetapan Lab Rujukan Kultur
Suspek, KIE, Informed
& DST
Consent, PMO, Rawat Jalan,
Manajemen ESO, Evaluasi -Diagnostic
Pengobatan, Manajemen -Follow Up
Logistik, Pencatatan dan
Pelaporan
Fasyankes Satelit TB RO
Penemuan, Penetapan
Suspek, KIE, PMO, Rawat
Jalan, Manajemen ESO
Ringan , Pencatatan dan
Pelaporan
Kesimpulan
Beban masalah yang besar (Jumlah kasus
tinggi, cakupan rendah, resistensi, komorbid)
Road map TB perlu dibuat pada setiap kab/kota
Perubahan strategi yang lebih akseleratif dan
ambisius
Kepemimpinan dan regulasi harus diperkuat.
PPM dan penemuan aktif strategi penting
didalam meningkatkan akses layanan program
Kemitraan dan sosial mobilisasi meningkatkan
kemandirian dan keberlangsungan program
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai