Anda di halaman 1dari 57

Road Map Eliminasi TB

Dr. Asik Surya, MPPM


Pendidikan
Dokter FK Unair Surabaya, 1990
Master Public Policy and Management, University of
Southern California, LA, USA, 1999
Pekerjaan : Program Tuberkulosis Nasional , Ditjen P2P,
Kemenkes
Alamat Kantor : Subdit Tuberkulosis, Gdg B, Lt.4, Ditjen P2PL,
Jalan Percetakan Negara 29 Jakarta
Alamat Rumah : Jalan Mataram No.6 Taman Yunani, Sentul
City, Bogor.
HP : 08170931310, 081282376306
Email : kingasik@yahoo.com, asiksurya@yahoo.com
Sistematika
Latar Belakang
Milestones menuju Eliminasi TB di Indonesia
Strategi dan Kegiatan
Kemitraan dan dukungan lintas sektor
Pembiayaan
Kesimpulan
Latar Belakang
Beban masalah TB yang tinggi (jumlah kasus,
cakupan, rsistensi, komorbid, learship,
Menjadi komitmen global dan nasional:
MDGs (goal 6 target 6 C) dilanjutkan SDGs
RPJMN.
Program Prioritas Percepatan Pembangunan
Nasional.
Renstra Kementerian Kesehatan
Standar Pelayanan Minimal.
Meningkatnya komitmen pemerintah
1200
Beban TB, Indonesia, 1990-2014
1200
Sebelum survey 1,045 Setelah survey
1000
1000
800
800
647
600
600
443 453
400 399
400
272
200 206
183 200
70 65 41
0 25
0
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Indikator Tingkat Total /tahun Rate /100.000
Prevalensi Global 13.000.000 174
Indonesia 1.600.000 647
Insidensi Global 8.000.000 133
Indonesia 1.000.000 399
Kematian Global 1.100.000 16
Indonesia 100.000 41
1200
Kasus TB yang hilang (missed cased)

1000

800
680.000

600
68%

400
1.000.000
200
324.000
0
Estimasi Prevalens TB
(per 100,000 penduduk 15 tahun)
Karakteristik hapusan BTA+ konfirmasi bakteriologis
Nasional 257 (210 - 303) 759 (590 - 961)
Kelamin
Laki 393 (315 - 471) 1,083 (873 - 1,337)
Perempuan 131 (88 - 174) 461 (354 - 591)
Wilayah
Sumatera 307 (208 - 407) 913 (697 - 1,177)
Jawa-Bali 217 (147 - 287) 593 (447 - 771)
Lain2 260 (184 - 336) 842 (635 - 1,092)
Urban/rural
Urban 282 (220 - 345) 846 (678- 1,048)
Rural 231 (163 - 300) 674 (512 - 874)
Estimasi Prevalen dan Insiden Tahun 2013 berdasarkan
Hasil Survey Prevalensi TB Tahun 2013-2014
Nasional Regional Regional Regional KTI
Sumatera Jawa Bali
prevalens kasus TB 759 913 593 842
terkonfirmasi bakteriologis per 100.000
(usia > 15 tahun, paru) pddk
prevalens kasus TB (semua 660 per 794 516 732
umur, semua tipe) 100.000
pddk
prevalens kasus TB absolut 1.600.000 441.370 782.100 376.530
(semua umur, semua tipe)
insidens kasus TB (semua 403 517 336 477
umur, semua tipe) per 100.000
pddk
insidens kasus TB absolut 1.000.000 275.856 488.813 235.331
(semua umur, semua tipe)

Hasil SPTB 2013-2014 Estimasi WHO Ekstrapolasi data


Situasi kasus TB MDR Indonesia dan dunia 2014
(3)Russian Fed.: 41,000
(13%) (2)China: 54,000
(18%)

(5) Ukraine: 9,400

(11)Kazakhstan: 6,600 (7)Philippines: 8,500

(8)Uzbekistan: 7,900
(1)India:
(4) Pakistan: 13,000 62,000
(21%)
(10)Indonesia: 6,700
(9)South Africa: 6,900

(12)Vietnam: 5,100 (6) Myanmar: 9,000

Estimates of DR-TB burden % Number


Among new pulmonary TB 1.9 % 5,600
Among relapse pulmonary TB 12 % 1,100
Total 6,700
Case Notification Rate dan Succes Rate TB
(1999-2015) *)
160
136 138 135
140 131 127 129 129
125 122
119
120
102 101
Per 100.000 Penduduk

100
83
80 74
79 83 84 81
73 73 78 77
60 72 71
40 43 62 59
40
43
36 BTA Positif Baru
20 7 26 26 Semua Kasus
05
2000

2001

2003

2004

2006

2007

2009

2010

2012

2013

2015
1999

2002

2005

2008

2011

2014
94
92.0
91.3

91.2
91.0
91.0

91.0
90.7

92

90.5
90.3

90.2

90.1
89.5

89.3
90
87.2
Pe rse n (% )

88
86.5

86.1
84.6

86

84

82

80
1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

Target: minimal 85%


*)
Data per 20 Januari 2016
ANGKA NOTIFIKASI KASUS TB (CNR)
INDONESIA 2015*)
INDONESIA 101
SULUT 220
DKI JAKARTA 204
PAPUA 152
GORONTALO 136
KEPRI 136
MALUKU 135
SULSEL 130
SULTRA 122
SUMUT 122
SULTENG 121
NTB 121
SUMSEL 112
SUMBAR 107
KALSEL 103
BABEL 96
BANTEN 96
JABAR 94
KALTIM 94
JAMBI 93
KALBAR 92
BENGKULU 89
LAMPUNG 89
JATENG 89
NTT 88
NAD 86
SULBAR 86
JATIM 84
KALTENG 83
RIAU 72
MALUT 69
BALI 66
KALTARA 66 CNR Semua Kasus
PAPUA BARAT 62 CNR BTA Positif
DIY 47
0 50 100 150 200 250
*) Data per 20 Januari 2016 Per 100.000 Penduduk
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN TB (SR)
INDONESIA 2015*)
INDONESIA 89%
SULTRA 95%
SULTENG 94%
GORONTALO 94%
LAMPUNG 94%
KALBAR 94%
SULUT 94%
BANTEN 94%
SUMSEL 94%
NTT 94%
SUMUT 93%
KALSEL 93%
NTB 93%
NAD 91%
JAMBI 91%
JATIM 90%
JABAR 90%
SUMBAR 89%
BENGKULU 89%
KALTIM 88%
SULSEL 86%
JATENG 85%
RIAU 85%
BABEL 85%
DIY 83%
BALI 83%
SULBAR 82%
KEPRI 79%
MALUKU 78%
KALTENG 77%
DKI JAKARTA 77%
MALUT 77%
PAPUA 71%
PAPUA BARAT 64%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
*)
Data per 20 Januari 2016
Persentase fasyankes DOTS di Indonesia 2015
100% 630 1
123
80% 25 48 17 4
441
60%
9075 25
40% 510
31 72 25 5
20% 331

0%

RSTP
Puskesmas

RS TNI

BP4
RS Pemerintah

RS Swasta

RS Polri
RS BUMN

DOTS non DOTS


Pola perilaku pencarian pengobatan pasien TB

RS dan Puskes Dokter Praktek


Wilayah
BP4 mas Swasta

Sumatera 44% 43% 12%

KTI 31% 51% 16%

Jawa 49% 21% 29%

Survei Prevalensi tahun 2004


Pengobatan dan notifikasi TB
Indonesia National TB Prevalence Survey 2014

Tempat pengobatan Yang dilaporkan dalam pengobatan


Survei Tercatat di SITT
Puskesmas 34 11
RS pemerintah 34 8
RS swasta 26 1
Lain2 31 4
Total 125 24 (19%)

Tempat pengobatan Yang dilaporkan dalam pengobatan


Survei Tercatat di SITT
Sektor pemerintah 68 19
Sektor swasta 57 5
Total 125 24 (19%)

Pelibatan RS dan sektor swasta akan meningkatkan notifikasi TB


secara signifikan
Perlu dikembangkan Jejaring Layanan TB (PPM) dan mandatory
notification SITT =sistim informasi TB terpadu
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Berdasarkan Survei Prevalensi TB 2013-


2014:
78% tahu gejala TB
73% tahu TB dapat disembuhkan
81% tidak tahu obat TB gratis
Perubahan pendekatan strategi

Pemanfaatan baseline baru beban TB


Penemuan Pasif pasif, intensif, aktif, masif
Basis Diagnosisi Mikroskopis mikroskopis, kultur, molekuler
Sistem terdesentralisasi, penguatan jejering PPM
Penguatan regulasi didaerah (Perda /Perkada TB, RPJMD, dll)
terkait TB
Pendekatan Multisektoral (apa yg bisa diperankan sektor lain)
Perbaikan Sistem dan Jejering utk mendekatkan layanan kepada
masyarakat
Jejaring public-private mix
Alur diagnostik
Sistem pemeriksaan dan rujukan mikroskopis
Pendamping/pemantau minum obat
Fokus kepada TOSS-TB sebaik, sedini dan sebanyak mungkin
Pendekatan keluarga dan masyarakat
Milestones menuju Eliminasi TB
di Indonesia
Milestone menuju Eliminasi TB
Visi: Indonesia bebas TB
Tujuan: Eliminasi TB di Indonesia tahun 2035
Peluncuran Strategi TOSS-TB :
Peta jalan Eliminasi TB
2016 Penemuan Intensif, Atif, Massif
Kemitraan dan mobilisasi sosial

Target dampak pada 2020: Target dampak pada 2025:


20% penurunan insiden TB 50% penurunan insiden TB
2020 40% penurunan kematian 2025 70% penurunan kematian
TB dibandingkan tahun TB dibandingkan tahun
2014 2014
Target dampak pada 2030: Target dampak pada 2035:
80% penurunan insiden TB 90% penurunan insiden TB
2030 90% penurunan kematian 2035 95% penurunan kematian
TB dibandingkan tahun TB dibandingkan tahun
2014 2014
Milestones menuju eliminasi TB di Indonesia
Visi: Indonesia bebas TB
Goal: Eliminasi TB di Indonesia pada 2035
1,200,000 100%
90%
2015;
2016;
90%
2017;
90%
2018;
90%
2019;
90%
90%
90%
2021;
2022;
90%
2023;
90%
2024;
90%
90%
90%
2026;
2027;
90%
2028;
90%
2029;
90%
90%
90%
2031;
2032;
90%
2033;
90%
2034;
90%
90%
90%
90%
1,000,000 1,000,000 Target dampak pada 2035: 80%
90% penurunan insiden TB
70%
800,000 800,000 95% penurunan kematian
TB dibandingkan tahun 60%
2014
600,000 50%
500,000 40%
400,000 Peluncuran Strategi TOSS-TB
30%
2035
20%
200,000
2016 200,000 110,659
10%
- 0%
2017

2018

2019

2020

2021

2024

2028

2029

2030

2031

2032

2033

2034
2014

2015

2016

2022

2023

2025

2026

2027

2035
insiden success rate (SR) case treatment
Milestone 2015 - 2020
Penguatan PPM dan penerapan penemuan aktif
Pemanfaatan TCM dan mikroskopis
Desentralisasi kegiatan kepada Kabupaten/kota
Penguatan regulasi dan kepemimpinan program
Menerapkan exit strategi ketergantungan dari donor.
Penerapan kegiatan penurunan risiko penularan
Penerapan shorter regimen untuk MDR-TB
Penerapan shorter regimen untuk laten TB di risk group
Akselerasi pengobatan kasus TB mencapai lebih 70%
dan angka keberhasilan pengobatan diatas 85%.
Milestone 2020 - 2025
Mempertahankan cakupan pengobatan tetap diatas
70% dan angka kesuksesan pengobatan diatas 85%.
Optimalisasi desentralisasi kegiatan TB kepada
Kabupaten/kota.
Mencegah pembiayaan katastropik TB
Penguatan pengendalian faktor risiko : profilaksis
dan pengobatan TB latent TB
Maksimalisasi pemanfaatan diagnosis TCM dan
mikroskopis
Desentralisasi kegiatan kepada Kabupaten/kota
Penerapan shorter regimen untuk TB sensitif
Penerapan shorter regimen untuk laten TB
Milestone 2025 - 2030
Mempertahankan cakupan pengobatan tetap diatas
80% dan angka kesuksesan pengobatan diatas 95%.
Menerapkan cakupan semesta untuk TB.
Mengendalikan pembiayaan katastropik TB
Akselerasi pengobatan profilaksis dan pengobatan TB
laten
Inovasi diagnosis TB dan penerapan vaksin TB
Penguatan surveilans kasus TB termasuk surveilans
migrasi
Akselerasi shorter regimen untuk laten TB
Milestone 2030 - 2035
Penguatan surveilans kasus TB termasuk surveilans
migrasi
Meningkatkan Inovasi dalam pengendalian faktor risiko
Mempertahankan cakupan pengobatan tetap diatas
95% dan angka kesuksesan pengobatan diatas 95%.
Menerapkan cakupan semesta untuk TB.
Mencegah pembiayaan katastropik TB
Mempertahankan pengobatan profilaksis dan
pengobatan TB laten tinggi
Akselerasi penggunaan vaksin TB
Strategi dan Kegiatan
Prinsip dan Strategi Program TB 2015 - 2020

Peningkatan
Penguatan Peningkatan
Akses Peningkatan
Kepemimpin kemandirian
layanan Pengendalian kemitraan TB Penguatan
an program masyarakat
TOSS-TB faktor risiko melalui manajemen
dan dalam
bermutu dan penularan TB forum program
dukungan pengendalia
berpihak Gerdunas TB
sistem n TB
pasien TB

Desentralisasi Program pada tingkat Kabupaten/kota

Penguatan Kepemimpinan Program


Kontribusi terhadap Penguatan sistem kesehatan
Keberpihakan kepada masyarakat dan pasien TB
Inklusif, proaktif, efektif, profesional dan akuntabel
Strategi Penguatan Kepemimpinan Program TB
di Kabupaten/Kota
Berbasis kabupaten/kota
Penguatan penanggulangan TB dengan regulasi (Perda/Perkada)
untuk mencapai Eliminasi TB di kabupaten/kota/provinsi.
Komitmen penyediaan sumber daya, termasuk biaya yang cukup
untuk penanggulangan TB.
Jaminan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage)
Penguatan koordinasi dan sinergi pelaksanaan penanggulangan TB.

Indikator Keberhasilan :
(1) Adanya Perda/Perkada tentang Rencana Aksi Daerah mencapai
eliminasi TB,
(2) Meningkatnya pembiayaan penanggulangan TB,
(3) Meningkatnya indikator program penanggulangan TB
Sistem Perencanaan Nasional Eliminasi TB
Perencanaan Rencana 5 tahunan Rencana Tahunan
Eliminasi TB TB TB

pedoman
Renstra KL Renja KL
Pemerintah pusat
pedoman diacu
pedoman dijabarkan
RPJP Nasional RPJM Nasional RKP Nasional

diacu diperhatikan musrembang

RPJP Daerah RPJM Daerah RKP Daerah


pedoman dijabarkan
pedoman diacu

Pemerintah daerah Renstra SKPD pedoman Renja SKPD

Perencanaan Rencana 5 tahunan Rencana Tahunan


Eliminasi TB TB TB
Pengembangan Regulasi TB di Daerah

Regulasi 2015 - 2020 2020 - 2025 2025 - 2030 2030 - 2035

Road Map Dipedomani/ Dijabarkan/ Diacu


Eliminasi TB
RPJPD

RPJMD

Renstra SKPD

RAD TB

RKPD
Renja SKPD
KOMITMEN NASIONAL MENDUKUNG
PROGRAM TB
TB menjadi sasaran pelayanan dalam Standar
Pelayanan Minimal (SPM) termuat dalam PMK No 43
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan,
Permendagri No 18 Tahun 2016 dan RPP SPM (proses)

Pelayanan Kesehatan Orang dengan


Tuberkulosis (TB) Mendapatkan
Pelayanan Tuberkulosis Sesuai Standar
12 indikator Keluarga Sehat :
(PMK No 39 tahun 2016)

1. Keluarga mengikuti KB
2. Bersalin di faskes
3. Bayi Imunisasi lengkap
4. Bayi ASI Eksklusif 6 bln
5. Pertubuhan balita dipantau/bln

6. Penderita TB paru berobat sesuai standar


7. Penderita Hipertensi berobat teratur
8. Gangguan jiwa berat diobati/tidak diterlantarkan
9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10. Keluarga memakai air bersih
11. Keluarga Memiliki jamban sehat
12. Sekeluarga menjadi anggota JKN
Strategi Meningkatkan Akses Layanan TB yg
Bermutu
Peningkatan jejaring layanan TB
Melibatkan semua fasilitas layanan potensial baik pemerintah
maupun swasta (public-private mix)
Mandatory notification, kewajiban melaporkan bagi provider
yang menangani TB
Penemuan aktif berbasis keluarga dan masyarakat
Kelompok khusus maupun (Rutan, Lapas, Tempat Kerja, asrama
TNI/POLRI, sekeloh, pesantren Institusi Pendidikan
Penemuan aktif di masyarakat yang berisiko tinggi penularan TB
Penguatan peran masyarakat (kader TB)
Penemuan intensif melalui kolaborasi (TB-HIV, TB-DM, PAL, TB-
KIA, dll) dan investigasi kontak.
Kolaborasi pada tingkat fasilitas layanan untuk mengurangi miss
oportunity penemuan
Investigasi kontak, setiap pasien TB dilakukan pemeriksaan
kontak 10-15 orang pada anggota keluarga dan tetangga,
ditempat kerja
Meningkatkan Akses Layanan TB yg Bermutu
Keberhasilan pengobatan
monitoring pengobatan (konseling), pelacakan pasien
Dukungan psikososial pasien
Penguatan rujukan
Inovasi diagnosis dan pengobatan TB
Penggunaan alat baru : TCM
Penguatan Laboratorium Mikroskopis TB dan Mengembangkan
Lab biakan dan uji kepekaan
Penyederhanaan sistem dan alur diagnostik
Penyederhanaan paket pengobatan dan penerapan regimen
baru
Klinik
Klinik Puskesmas
Puskesmas

DPS
DPS Spesialis
Spesialis Pasien
Pasien TB
TB DPSumum
DPS umum

RSTP BBKPM/
BBKPM/
RSTP
Rumah Sakit BKPM/BP4
BKPM/BP4

Pemerintah BUMN Swasta 34


Peningkatan Akses Layanan
Penemuan Pasif dengan Jejaring Layanan TB (PPM)
Intensif : HIV, DM, PAL, MTBS,
Mandatory
notification DPM IDI
RS Swasta Lab Swasta
Apotik
Klinik IAI
RSU Daerah
RS Paru

Puskesmas Dikes Kab/kota


Cakupan 60% BPPM Labkesda

Cakupan 40% Penemuan Aktif berbasis keluarga dan masyarakat


Investigasi kontak : 10 15 orang
Kader,
posyandu, pos Penemuan di tempat khusus : asrama, lapas, rutan,
TB desa, pengungsi, tempat kerja, sekolah
Chase survey Penemuan di masyarakat : penemuan massal
Public Private MIX (PPM)
Regulasi, MoU, komitmen

Dinas Kesehatan

Patient
Rumah Sakit centered,
Etis, moral,
Puskesmas Profesional,
Akuntabel Laboratorium
Klinik
Organisasi profesi kesehatan
Dokter Praktek lainnya
Mandiri LSM, organisasi pasien
PASIEN TB dan MASYARAKAT

Indikator PPM
jumlah kabupaten/kota yang menerapkan konsep jejering layanan
(PPM)
Proporsi atau jumlah fasyankes yang aktif terlibat dalam jejering
layanan (PPM).
Peningkatan jumlah kasus yang dilayani di dalam jejeraing PPM
Langkah langkah Pembentukan Jejaring
Layanan (PPM)
Melakukan analisa situasi /mapping kinerja program di wilayah
(kab/kota/provinsi).
Mendapatkan komitmen stakeholders (organisasi profesi, NGO, CSR, dll) baik
swasta maupun pemerintah .
Membuat MoU jejaring layanan (siapa mengerjakan apa dan bagaimana)
Membuat Tim PMK dan koordinatornya
Melatih Tenaga medis, paramedis, laboratorium, rekam medis, petugas
administrasi, farmasi (apotek).
Menyiapkan Unit Layanan TB di fasyankes, termasuk akses pelayanan
laboratorium.
Memastikan pelayanan TB berjalan di tiap fasyankes (melakukan supervisi) :
Memastikan adanya Tim TB disetiap fasyankes
Biaya operasional.
Ketersediaan SOP layanan dalam jejaring internal dan jejaring eksternal.
Berjalannya surveilans TB (penggunan format standar dan Mandatory
notification)
Melakukan monitoring dan evaluasi dan umpan balik.
RTL Kesepakatan
International
Standard for TB Care
Strategi Pengendalian faktor risiko TB
Promosi perilaku hidup bersih dan sehat termasuk lingkungan sehat
Perumahan dan lingkungan yang sehat, Perilaku hidup bersih
dan sehat, Etika batu bagi pasien TB
Imunisasi BCG pada bayi segera setelah lahir
Pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas layanan
Pengobatan profilaksis infeksi TB laten
Anak dibawah lima tahun dan ODHA
Indikasi klinis seperti silikosis
Intervensi pada kelompok/lokasi berisiko penularan TB
Terus meningkatkan dan mempertahankan angka penemuan dan
Keberhasilan pengobatan yang tinggi
Cakupan kasus yang diobati > 70%, angka keberhasilan
pengobatan >85%.
Strategi Peningkatan Kemitraan TB melalui
Forum Komite Ahli Gerdunas TB

Membuat Tim Koordinasi TB: komisi, pokja, tim, dll


yang membantu pengambil kebijakan (pusat/daerah)
dalam menyusun/menentukan kebijakan program TB
di Pusat: bersifat think tank leadership, manajemen &
teknik dalam bentuk komisi-komisi,
di Provinsi & Kabupaten/Kota: bersifat operasional
dalam bentuk Pokja-Pokja, tim.
Melibatkan mitra sektor (antar kementerian dan
dinas dan lemabaga negara), swasta, masyarakat.
Koordinasi dan sinkronisasi kegiatan program.
Strategi Peningkatan Kemandirian Masyarakat dalam Pengendalian TB

Meningkatkan kemandirian masyarakat terkait dengan


penanggulangan TB melalui Partisipasi pasien, mantan
pasien, keluarga dan masyarakat dalam motivasi kepatuhan
berobat
Keterlibatan masyarakat melalui kemitraan dengan sektor
swasta dan pemerintah dalam penemuan kasus
Pemberdayaan masyarakat untuk mendorong terjadinya
perubahan perilaku terkait TB dalam pencegahan penularan
Pemberdayaan masyarakat sampai tingkat desa melalui
Integrasi layanan TB di UKBM dalam penemuan kasus dan
pematauan pengobatan.
Strategi Penguatan Manajemen Program melalui Penguatan Sistem Kesehatan TB

Memperkuat sistem informasi program untuk mendukung


perencanaan, monitoring dan evaluasi.
Ketersediaan SDM program yang memadai (mutu dan jumlah);
identifikasi kebutuhan SDM TB dan pengembangan kapasitas
Logistik; memastikan pengelolaan logistik TB dilakukan sesuai
standar
Riset operasional menyediakan informasi strategis perbaikan
program, memperkuat jejaring penelitian TB di provinsi,
kabupaten/kota dan memastikan penelitian TB yang
berkualitas dan dapat diterapkan menjadi strategi dan
kebijakan program.
Kemitraan dan Dukungan Lintas
Sektor
Peningkatan Kemitraan TB
Membangun Forum kemitraan TB
Tim TB / Gerdunas TB / Stop TB
Pelibatan lintas sektor, swasta, lembaga masyarakat, masyarakat
dan pasien TB
- Mendukung jejaring layanan di fasilitas dan rujukan di
masyarakat
- Advokasi, komunikasi dan mobilisasi sosial
Membangun upaya kesehatan berbasis masyarakat
Pemberdayaan masyrakat (kader, tokoh masyarakat)
Inisiasi kearifan lokal (pos TB desa, banjar, dasa wisma, dll)
Patient charter (pasien juga proaktif berpartisipasi dalam
program)
Indikator
Kabupaten/kota yang memiliki forum kemitraan
Pembiayaan pemerintah setempat dan masyarakat.
KEMITRAAN
Sektor dan pemangu kepentingan yang terkait
dalam eliminasi TB
Kementerian/lembaga dan
dinas terkait
Lembaga Swadaya
Kemendagri, Kemenkeu,
Masyarakat, umum maupun
Bappenas/da,
berbasis agama
Kemendikbud, Kemendes

Sektor Swasta, CSO, Institusi Litbang dan


Org. Internasional TB Perguruan Tinggi
Sekolah dan
Akademi
Masyarakat, kader dan
pasien TB Org.Kesehatan/
Profesi

Provider layanan
Kemterian Kesehatan
kesehatan
Dinas Kesehatan
Dukungan Lintas Sektor pada RKP 2017
Kemenham : pengendalian TB pada keluarga TNI dan
keterlibatan fasilitas layanan.
Kemendikbud : UKS sesuai standar, kurikulum, karakter dan
kader
Kemenag : poskestren, PHBS, promosi melalui jalur agama
Kemensos : perbaikan kualitas lingkungan di kelompok miskin,
rumah singgah
Kemen PU dan Pera : akses sanitasi air bersih, limgkungan
bersih, ruang terbuka hijau.
Kemen LHK : penanganan sampai, wilayah kumuh, lahan
gambut
Kemenpar : kesehatan ditempat wisata, lingkungan dan
perilaku bersih
Kemen ristik dan PT : litbang, kurikulum
Kemendes : pemberdayaan masyarakat, operasional program
Pembiayaan
Kebutuhan Pembiyaan per Strategi (Rp 000.000)
300000 0/1
Penguatan Manajemen
Program melalui Penguatan
Sistem Kesehatan
250000 0/1
Peningkatan Kemandirian
Masyarakat dalam
200000 0/1 Pengendalian TB

Peningkatan Kemitraan TB
melalui Forum Komite Ahli
150000 0/1 Gerdunas TB

Pengendalian Faktor Risiko


100000 0/1
Peningkatan Akses Layanan
TB yang Bermutu dengan
TOSS-TB
50000 0/1

Penguatan Kepemimpinan
Program TB di Kabupaten /
0/1 Kota
2016 2017 2018 2019
Budgeting of TB program based on
Budgeting of TB program based on strategic plan 2016-2019
trend of Funding 2015-2019
4,000
3,000

3,500

2,500

3,000

2,000
2,500
Trillion (IRD)

Trillion (IRD)
2,000 1,500

1,500
1,000

1,000

500
500

- -
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

Gap of Funding occured should be covered by National and Local Government in


Strategic Plan 2015-2019
PESAN WAKIL PRESIDEN DALAM PERINGATAN HARI
TB SEDUNIA TAHUN 2015
Kesimpulan
Beban masalah yang besar (Jumlah kasus tinggi,
cakupan rendah, resistensi, komorbid)
Road map TB perlu dibuat pada setiap kab/kota
Perubahan strategi yang lebih akseleratif dan ambisius
Kepemimpinan dan regulasi harus diperkuat.
PPM dan penemuan aktif strategi penting didalam
meningkatkan akses layanan program
Kemitraan dan sosial mobilisasi meningkatkan
kemandirian dan keberlangsungan program

Anda mungkin juga menyukai