SURVEILANS CAMPAK
IND 36%
AMERIKA 2% MEDITR 5%
NEP 15%
INDO 5%
AMERIKA 2% MEDITR 5%
IND 59%
Source: WHO/V&B/02.20
Immune Susceptible
A1
SURVEILANS MEASLES
Penyelidikan KLB
Pemeriksaan Laboratorium Peningkatan case management dengan pemberian vitamin A
SKD KLB
Kasus Prakasus
Definisi : 5 ks campak dlm 3 minggu mengelompok & punya hubungan epidemiology satu sama lain.
Setiap KLB campak harus dilakukan PE dan pemeriksaan laboratorium darah untuk diagnosis dan urin untuk pemetaan virus
Prodrome
(about 4 days)
Rash
(about 4-8 days)
0 +1 +2 +3 +4 +5 6
+7 +8
Communicable Period
(Date)
(Date)
(Date)
Virus Excretion
IgG
2
0
IgM
-21 -14 -7 0 7 14 21 28 35 42
Exposure
KLB CAMPAK
Hasil penyelidikan mengetahui :
Analisa Data
Di setiap tingkat dilakukan analisa data minimal :
Kecendrungan kasus (SKD, evaluasi program) Spot map kasus campak dan KLB Map akumulasi populasi rentan Distribusi kasus kelompok umur dan berdasarkan status imunisasi
A1
CONTOH ANALISIS SEDERHANA CAMPAK
Campaign
case CFR Freq
Jumlah kasus dan cakupan Imunisasi Campak di Puskesmas.., Tahun (1989 - 2003)
Cases 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 2001 2002 2003
EPI coverage
Campaign 100
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 2004 2005 2006
= 50 kasus campak
Distribusi Balita Rentan dan Kasus Campak Per Kabupaten 2002-2006 Propinsi Kalsel
Total measles cases in 2004 = 29171 1 = 50 measles cases (Dots are randomly placed within province)
*Source : Measles cases reported through routine surveillance (submitted by Indonesia for year 2004)
450,000 di vaksinasi
vaccine efficacy = 90%
95,000 rentan
100%
(0 - 4)
Tahun
Kasus (%)
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Tahun
Measles Insidence per 10.000 popupation by Age Group Indonesia 1997 - 2004 (Routine Data)
20
16
12
Distribusi kasus KLB campak menurut golongan umur dan status imunisasi Kalsel th 2005
Group of Age
10-14 th 8% <1 th 5%
Immunization status
5-9 th 24%
1-4 th 63%
0 dose 63%
*do not include missing data
Terimakasih
Surveilans Campak
DI PUSKESMAS (1) :
1. Setiap kasus campak dicatat dlm form W2 dan C1 (Rutin)
Form W2 untuk SKD, dikirim mingguan. Form C1, individual report, dikirim bulanan.
3. Buat absensi dan dokumentasi pengiriman laporan bulanan dan laporan KLB ke kabupaten.
Surveilans Campak
DI PUSKESMAS (2) 4. Lakukan Pengolahan data dalam bentuk :
Distribusi kasus perdesa (Spot map) Kecendrungan kasus setiap minggu (Grafik mingguan) dan kecendrungan bulanan maupun tahunan Kelompok umur dan status imunisasi kasus (Grafik batang, pie ) Spotmap cakupan imunisasi campak Data kumulatif suceptible (anak yang tidak imunisasi)
5.
Surveilans Campak
DI RUMAH SAKIT : Kabupaten melaksanakan Surveilans aktif setiap minggu yg diintegrasikan dengan Surveilans AFP Bila ada kasus campak catat dalam form C-1
Surveilans Campak
KABUPATEN (1) :
1. Laporan C1 puskesmas dan laporan surveilans aktif RS direkap dalam laporan integrasi (Rutin)
Buat absensi penerimaan laporan W2 Kirim laporan integrasi setiap bulan ke propinsi
Epidemiologi A1 Campak
Kejadiannya di seluruh dunia Reservoir: manusia, belum diketahui pada binatang Karier asimtomatis tidak terdokumentasi Penularan dari orang ke orang melalui percikan ludah dan transmisi melalui udara ( sampai 2 jam setelah seseorang dengan campak meninggalkan ruangan ). Sangat menular, >90 % diantara kelompok orang rentan.
Virus Campak
Pertama kali dikenal abad ke 7 Sangat mudah menular Pada umumnya terjadi pada anak-anak Paramyxovirus (RNA), jenis Morbillivirus Mudah rusak terhadap panas dan cahaya.
Penularan
Penularan melalui pernapasan
Waktu Penularan:
setelah rash
Gejala CAMPAK
Hari 1-3 : Panas makin hari makin Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk/pilek
Hari 3- 4 :
Panas agak turun Timbul bercak-bercak merah pada kulit dimulai dibelakang telinga menjalar ke muka Mata bengkak terdapat cairan kuning kental Seluruh tubuh terlihat bercak-bercak.
Hari 4 6 :
Bercak berubah menjadi
secara berangsur-angsur
Akhirnya kulit kembali seperti semula tanpa menimbulkan bekas
Gambaran Laboratorium
SEROLOGI Metode Elisa Serum dengan IgM capture by CDC IgM : respon pertama terhadap imunisasi atau infeksi virus dan menetap sampai 1-2 bulan. IgM positif: 3 hr 28 hr setelah rash. IgG : akan terbentuk kemudian dan menetap sampai beberapa tahun.Bila untuk keperluan diagnosis dibutuhkan 2 spesimen dengan interval waktu 10 30 hr karena berdasarkan peningkatan titer antibodi
ISOLASI Tidak direkomendasikan untuk rutin diagnosis campak Sangat penting untuk mengetahui strain virus asli suatu wilayah. Spesimen: Urin, cairan nasofaring, swab tenggorok Pengambilan spesimen tidak boleh lebih dari 7 hr setelah rash Hasil yang positif akan dikirimkan ke Lab. Rujukan di CDC Atlanta untuk genotyping (mengidentifikasi strain virus)
Komplikasi Campak
Usia Malnutrisi
Diare
Sering
Komplikasi
Jarang
a. b. c. d. e. f. Encephalitis Myocarditis Pneumothorax Pneumomediastinum Appendicitis Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE)
Bronkhopneumonia
Pneumonia
Malnutrisi Otitis media Ulkus mucosa mulut Komplikasi mata
Pengobatan
Simptomatis ( Bila Tidak ada komplikasi ) Rawat Jalan atau Rumah Antibiotika ( Bila ada komplikasi ) Rumah Sakit VITAMIN A: 1. Melindungi mukosa (mencegah komplikasi) 2. Mencegah komplikasi mata 3. Dosis = usia, 3x: saat ditemukan, 1 hr kemudian dan 2 minggu kemudian.
- Menyediakan vitamin A
- Memberikan Pengertian tentang Penyakit Campak kepada orang tua(Ibu)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah (IgM : Untuk penetapan diagnosa) Urine ( Identifikasi Jenis Virus Campak)
CASE MANAGEMENT
Pemberian vit A utk mencegah komplikasi Pengobatan komplikasi
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Mengetahui epidemiologi campak: Data yang dikumpulkan :
Populasi teresiko (sesuai umur kasus) Cakupan imunisasi minimal 5 th terakhir di desa KLB Asesibilitas ke pelayanan kesehatan (rural/urban) Chold chain puskesmas Kasus (Umur, status imunisasi, status gizi, alamat, gejala, tgl sakit, dll sesuai form C1)
Pemeriksaan Laboratorium
Tujuan :
Utk. penegakan diagnosa (IgM +) yang diperiksa darah vena 5 ml. Minimal 3 hari setelah rash. Untuk mengetahui tipe virus campak, yang diperiksa urin pagi maksimal 7 hari setelah rash.
Oleh sebab itu, setiap KLB campak segera dilaporkan karena segera akan diambil darah dan urin oleh lab Surabaya.
DATA
1. VARIABLE DATA a. Tempat (Kabupaten/Puskesmas) b. Golongan Umur dalam tahun (<1) (1-4) (5-9) (10-14) (15 >) c. Jumlah kasus menurut status Imunisasi: Imunisasi/Tdk Imunisasi; Tidak jelas imunisasi. d. Jumlah kasus Mati 2. JENIS DATA a. Rutin: aggregate b. KLB: individual, dengan tambahan variable: Tgl. Mulai sakit, Tgl. Mulai Rash; dan Vit. A.
DATA LANJUTAN
3. SUMBER DATA Rutin a. Puskesmas dan Ruang lingkupnya (Pustu, Bides, Posyandu, Pusling) b. RS KLB 4. WAKTU PELAPORAN a. Mingguan: W2 (bersama dengan penyakit potensial KLB lainnya). b. Rutin : Bulanan C-1 (Puskesmas), Integrasi (Kab & Prop) c. KLB : Bulanan (Propinsi dan Kab/Kota) Setiap waktu segera setelah investigasi (Puskesmas)
SKD-KLB Campak
Tujuan SKD-KLB campak :
Dapat terantisipasi setiap kemungkinan KLB campak
1. SKD Pra-kasus :
Daerah Cakupan imunisasi campak rendah dan adanya akumulasi populasi rentan yang mengelompok. Kepadatan penduduk, daerah urban/gizi buruk, pengungsi.
2.
KLB CAMPAK
Definisi : 5 kasus campak dalam 3 minggu yg mengelompok & punya hubungan epidemiology satu sama lain. Setiap KLB campak harus dilakukan penyelidikan dan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk pemetaan virus dan diagnosis Setiap KLB campak diberi nomor KLB. Setiap KLB campak segera dilaporkan untuk segera diambil darah dan urin oleh lab.
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PROVINCE KALIMANTAN SELATAN SULAWESI SELATAN JAWA BARAT SUMATERA SELATAN MALUKU UTARA BANGKA BELITUNG D.I.YOGYAKARTA KALIMANTAN BARAT DKI JAKARTA GORONTALO SULAWESI UTARA Jateng
Province
399
671
11 12
322+421
6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 4434 3518 3370 2871 4807
5530
2437
2006
2007
2008
2009
2010
2011
TREN KASUS CAMPAK PER BULAN DI JAWA TIMUR TAHUN 2008 s/d 2011
250 Jml Jmlkasus kasus
200
150
100
50
m ar
pe b
m ei
ap r
ag s
ok t
-50
2008
2009
2010
2011
no p
de s
jan
ju n
ju l
se
6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Kampanye campak
100 90 80 70 60
Kampanye campak
50 40 30 20 10 0
Cases
EPI coverage
2008
2009
< 1 TH
1-4 TH
5-9 TH
10-14 TH
>15 TH
TOTAL
IMM
TOTAL
IMM
300
210
2010
250 200 150 100 50 0 <1 th 1-4 th 5-9 th 10-14 th >15 th
2011
TOTAL
IMM
TOTAL
IMM
SEBARAN KLB CAMPAK (klinis) DI JAWA TIMUR 2007 2011 2008 2008
2010
2009
2011
Hasil Kegiatan CBMS (Case Based Measles Surveillance) di Jawa Timur Tahun 2011
160 140 120 100 80 60 40 20 0 JML Kab.Ko
(31.6%)
(31.6%)
JML Spes.
JML Campak +
(36%)
JML Rubela +
(18.7%)
MASALAH (1)
1. Masih ada KLB Campak (klinis) yang ternyata KONFIRM CAMPAK - masih ada ancaman potensi timbulnya KLB lagi 2. Masih ada kasus Campak yg status imunisasinya NEGATIF - masih adanya kelompok rentan 3. Masih adanya kasus campak dengan status imunisasi POSITIF - Kualitas Imunisasi ( ? ), efikasi vaksin (..?) 4. SKD KLB belum berjalan dengan baik - Setiap 1 kasus harus dilacak belum berjalan
MASALAH (2)
5. Sosbud : Campak penyakit biasa tradisional treatment - kemungkinan masih ada kasus TAK TERLAPORKAN 6. PWS Campak belum optimal - Pemetaan desa risiko tinggi belum dilakukan. - Kalaupun sudah dilakukan belum diaplikasikan - Belum optimal mengkaitkan Campak vs Cak.imm 7. Cross notifikasi belum optimal ( antar desa, antar PKM & antar Kab/Kota ) 8. CBMS (Case Based Measles Surveillance) Tahun 2011 belum optimal.
RANGKUMAN
Masalah :
Belum semua kasus campak terlaporkan Kelengkapan laporan sangat rendah Belum ada kajian campak yang dapat menjadi dasar pelaksanaan program imunisasi. Belum semua KLB campak dilaporkan dan dilakukan penyelidikan Penyelidikan yang dilakukan belum sesuai standar
Tindak Lanjut :
Laporkan semua kasus campak Lakukan kajian data, terutama untuk mengetahui daerah resiko tinggi, gambaran epidemiologi campak pasca campaign Laporkan dan Lakukan penyelidikan untuk setiap KLB campak Beri umpan balik secara teratur