Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia merupakan salah satu penyakit endemis
dengan angka kesakitan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun serta sering
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di berbagai daerah di Indonesia.
Sampai saat ini vaksin dan obat terhadap virus DBD belum ditemukan, sehingga salah
satu strategi utama pengendalian DBD di Indonesia adalah melakukan upaya preventif dengan
pemutusan mata rantai penularan melalui gerakan PSN. Tanpa mengabaikan peningkatan
kewapadaan dini dan penanggulangan KLB serta penatalaksanaan penderita. Penerapan strategi
tersebut memerlukan dukungan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan
ketrampilan di setiap jenjang administrasi.
Oleh karena itu untuk menjalankan fungsi tersebut di susunlah POA ini yang di dalamnya
mencakup perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan kurun waktu 1 tahun, serta indicator –
indikator yang akan dicapai guna mengukur seberapa jauh efektifitas, efisiensi yang dilakukan
dalam mencapai tujuan utama.
Semoga dengan POA ini bermamfaat bagi Kami Sendiri sebagai pedoman dalam
menjalankan kegiatan pengendalian pemberantaan penyakit DBD. Akhirnya saya sampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan POA ini, semoga semua
pemikiran bermanfaat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya wilayah
kerja Puskemas Nogosari.
S. Budi Hartono
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. MAMFAAT
D. RUANG LINGKUP
A. DATA UMUM
B. DATA KHUSUS
A. IDENTIFIKASI MASALAH
B. PRIORITAS MASALAH
C. MERUMUSKAN MASALAH
BAB IV : PENUTUP
BAB V : LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan suatu penyakit epidemik akut yang
disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes aegyptidan Aedes albopictus. Penderita
yang terinfeksi akan memiliki gejala berupa demam ringan sampai tinggi, disertai dengan
sakit kepala, nyeri pada mata, otot dan persendian, hingga perdarahan spontan (WHO, 2010).
Penyakit endemik ini pertama kali didata dan dilaporkan terjadi pada tahun 1953-1954 di
Filipina. Sejak itu, penyebaran DBD dengan cepat terjadi ke sebagian besar negara-negara
Asia Tenggara, termasuk di Indonesia (WHO, 2010).
Insidensi demam berdarah dengue meningkat secara dramatis di seluruh dunia dalam
beberapa dekade ini. Diperkirakan, saat ini di seluruh dunia sekitar 2,5 milyar orang memiliki
resiko terkena demam dengue. Mereka terutama tinggal di daerah perkotaan negara-negara
tropis dan subtropis. Diperkirakan saat ini sekitar 50 juta kasus demam dengue ditemukan
setiap tahun, dengan 500.000 kasus memerlukan penanganan di Rumah Sakit. Dari kasus di
atas, sekitar 25.000 jumlah kematian terjadi setiap tahunnya (WHO, 2010). Di Indonesia,
penyebaran demam berdarah pertama kali terdata pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta
(WHO, 2010). Pada tahun 2007, dilaporkan terdapat 156.000 kasus demam dengue atau 71,4
kasus per 1.000 populasi. Kasus ini tersebar di seluruh 33 propinsi di Indonesia; di 357 dari
total 480 kabupaten (Dengue Report of Asia Pacific Dengue Program Managers Meeting
2008). Dari total kasus di atas, kasus DBD berjumlah 16.803, dengan jumlah kematian
mencapai 267 jiwa.
Pada tahun 2001, distribusi usia penderita terbanyak adalah di atas 15 tahun (54,5%),
sedangkan balita (1-5 tahun) 14,7%, dan anak-anak (6-12 tahun) 30,8% (DepKes RI, 2008).
Tingginya kasus, terutama kematian akibat DBD di Indonesia tidak terlepas dari kontrol dan
pencegahan yang lemah oleh berbagai pihak, khususnya dari pemerintah dan masyarakat.
Kebanyakan dokter di Indonesia juga belum menerapkan standar penanganan kasus DBD,
sehingga jumlah kematian masih tinggi. Faktor penting lainnya adalah belum tersedianya obat
spesifik atau vaksin untuk menangani dengue (Delianna,2008). Pada pertemuan Asia-Pacific
Dengue Program Managers Meeting 2008 Pemerintah Indonesia meluncurkan Program
Kontrol Dengue Terintegrasi. (Dengue Report of Asia Pacific Dengue Program Managers
Meeting 2008).
Sejalan dengan program Indonesia Sehat 2010, diharapkan melalui program ini pada
tahun 2010 jumlah kematian akibat DBD menjadi kurang dari 1%, dengan insidensi di bawah
20 per 100.000 populasi. Penanganan pasien DBD menghabiskan waktu yang lama dan biaya
kerugian yang relatif besar. Dengan manajemen standard, pasien demam berdarah dengue
rata-rata menghabiskan waktu rawat inap di rumah sakit selama 4,2 ± 1,5 hari (Taidkk.,1999).
Sedangkan periode sakit yang dijalani pasien rata–rata11 hari, dengan durasi demam rata-rata
selama 6 hari. Biaya atau kerugian langsung dan tidak langsung yang dikeluarkan setia pasien
rawat inap di rumah sakit sekitar USD 1.394 (Suaya, 2008).
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit DBD serta meningkatkan
derajat kesehatan, khususnya masyarakat Nogosari
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai dasar dalam menyusun perencanaan pengendalian kasus DBD dalam kurun
waktu 1 tahun.
b. Mengukur kegiatan yang telah dilakukan seberapa efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Upaya preventif yang telah dilakukan melalui kegiatan PSN.
Upaya penanggulangan fokus atas kasus yang telah terjadi.
Peran serta masyarakat dalam ikut meningkatkan kewaspadaan KLB DBD
3. Manfaat
Sebagai acuan dalam melaksanakan program pengendalian DBD di wilayah kerja
Puskesmas Nogosari tahun 2018
A. Data Umum
A. Data Wilayah
1. Luas Wilayah : 3.115 KM2
Wilayah dataran rendah : 70 %
Wilayah dataran tinggi : 30 %
2. Jumlah Desa/Kelurahan : 3 desa
Yang dapat dijangkau kendaraan roda 2 : 3 desa
Yang dapat dijangkau kendaraan roda 4 : 3 desa
Yang dapat dijangkau kendaraan roda 2 & 4 : 0 desa
B. Data Kependudukan
1. Jumlah penduduk seluruhnya : 32.488
Laki – laki : 15.953
Perempuan : 16.495
2. Piramida penduduk :
D. Sarana Kesehatan
1. Rumah Sakit
Rumah Sakit Pemerintah :-
Rumah Sakit Swasta :-
2. Rumah Bersalin :-
3. Puskesmas Pembantu :2
4. Puskesmas Keliling :1
5. Polindes :1
6. BP Swasta :1
7. Praktek Dokter Swasta :-
8. Praktek Bidan Swasta :6
9. Praktek Perawat : 11
E. Ketenagaan
1. Dokter :1
2. Dokter gigi :1
3. Dokter spesialis jiwa :0
4. Sarjana Kesehatan Masyarakat :-
5. Bidan
P2B :-
D3 Kebidanan : 13
Bidan di Desa :-
6. Perawat Kesehatan
SPK :2
D3 Keperawatan :3
S1 Keperawatan :-
Perawat Gigi :-
7. Sanitarian/ Kesling :-
8. Petugas Gizi/D3 Gizi :-
9. Asisten Apoteker :-
10. Analis Laboratorium/D3 Laboratorium :-
11. Juru Imunisasi / Juru Malaria :-
12. Tenaga Administrasi : 10
13. Sopir, Penjaga :3
14. Lain – lain :-
B. Data Khusus
No Cakupan
Indikator Penilaian Target Kesenjangan
. Nogosari Rowotamtu CurahMalang
Insidens kasus DBD: Target :
1 32
49/100.000 penduduk
Prosentase Penderita DBD ditangani
2 5
Target : 100%
Case Fatality Rate Kasus (CFR)
3 <1%
penyakit DBD Target : <1%.
Angka Bebas Jentik (ABJ) Target :
4 95%
>95%
5 Jumlah wilayah KLB DBD. 10
Penyelidikan Epidemiologi (PE)
6 Target : 100% penderita positif DBD 5
di PE
Hasil PKP
No Pencapaian
Variabel Target %
. L P Total
1. Identifikasi Masalah
No Cakupan
Indikator Penilaian Target Masalah
. Nogosari Rowotamtu CurahMalang
Insidens kasus DBD: Target :
1 32
49/100.000 penduduk
Prosentase Penderita DBD ditangani
2 5
Target : 100%
Case Fatality Rate Kasus (CFR)
3 <1%
penyakit DBD Target : <1%.
Angka Bebas Jentik (ABJ) Target :
4 95%
>95%
5 Jumlah wilayah KLB DBD. 10
Penyelidikan Epidemiologi (PE)
6 Target : 100% penderita positif DBD 5
di PE
2. Prioritas Masalah
3. Rumusan Masalah
3.1 Masih ada kasus DBD Positif sejumlah 5 kasus meskipun jauh dari target 32/jml pddk.
3.2 Angka Bebas Jentik Kasus rendah yaitu 85 %.
4. Akar Penyebab Masalah
Sarana penyuluhan kurang Kemauan untuk PSN/jumat Pemantauan jentik kurang maksimal
(leaflet dan lembar balik) bersih kurang Penguatan fungsi SK
Kerjasama linsek kurang optimal Pengendalian DBD
2 Pemeriksaan Jentik Memantau hasil PSN oleh 3 Desa 3 Desa Januari-Desember Kualitas PSN benar sesuai
Berkala jumantik per KK yang dilaporkan
3 Jejaring dengan kader Pemantauan Jentik oleh kader 10 3 kader 3 Desa Januari-Desember Hasil pemantauan dilaporkan
Posyandu rumah/kader rutin tiap hari Jumat.
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM DBD
Sumber Pembiayaan
Upaya Volume Pembia
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Target Lain- Ket
Kesehatan Kegiatan yaan APDB BOK BPJS
lain
DBD Melakukan Memberantas Seluruh 3 Desa
PSN sarang nyamuk KK
berkembangbiak
No Progr Uraian
WAKTU
. am Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
I I V I I V I I V I I V I I V I I V I I V I I V I I V I I V I I V I I V
I I I I I I I I I I I I
DBD Melakukan
PSN
Pemeriksaan
Jentik Berkala
Jejaring
dengan kader
Posyandu
Mengetahui,
Dr. TUNSIAH
NIP. 19840620 201001 2 018
.
No
Uraian Kegiatan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
GANCHART
Juni
PUSKESMAS NOGOSARI
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Pelaksana
UPT PUSKESMAS NOGOSARI
Jl. KH. HAFIDTZ No. 1 NOGOSARI
Mengetahui,
Dr. TUNSIAH
NIP. 19840620 201001 2 018
UPT PUSKESMAS NOGOSARI
Jl. KH. HAFIDTZ No. 1 NOGOSARI
Mengetahui,
Dr. TUNSIAH
NIP. 19840620 201001 2 018
UPT PUSKESMAS NOGOSARI
Jl. KH. HAFIDTZ No. 1 NOGOSARI
Mengetahui,
Dr. TUNSIAH
NIP. 19840620 201001 2 018
UPT PUSKESMAS NOGOSARI
Jl. KH. HAFIDTZ No. 1 NOGOSARI
Mengetahui,
Dr. TUNSIAH
NIP. 19840620 201001 2 018
UPT PUSKESMAS NOGOSARI
Jl. KH. HAFIDTZ No. 1 NOGOSARI
Mengetahui,
Dr. TUNSIAH
NIP. 19840620 201001 2 018
UPT PUSKESMAS NOGOSARI
Jl. KH. HAFIDTZ No. 1 NOGOSARI
Mengetahui,
Dr. TUNSIAH
NIP. 19840620 201001 2 018
UPT PUSKESMAS NOGOSARI
Jl. KH. HAFIDTZ No. 1 NOGOSARI
Mengetahui,
Dr. TUNSIAH
NIP. 19840620 201001 2 018
UPT PUSKESMAS NOGOSARI
Jl. KH. HAFIDTZ No. 1 NOGOSARI
Mengetahui,
Dr. TUNSIAH
NIP. 19840620 201001 2 018
UPT PUSKESMAS NOGOSARI
Jl. KH. HAFIDTZ No. 1 NOGOSARI
Mengetahui,
Dr. TUNSIAH
NIP. 19840620 201001 2 018
UPT PUSKESMAS NOGOSARI
Jl. KH. HAFIDTZ No. 1 NOGOSARI
Mengetahui,
Dr. TUNSIAH
NIP. 19840620 201001 2 018
UPT PUSKESMAS NOGOSARI
Jl. KH. HAFIDTZ No. 1 NOGOSARI
Mengetahui,
Dr. TUNSIAH
NIP. 19840620 201001 2 018
UPT PUSKESMAS NOGOSARI
Jl. KH. HAFIDTZ No. 1 NOGOSARI
Mengetahui,
Dr. TUNSIAH
NIP. 19840620 201001 2 018
PENUTUP
LAMPIRAN