Luas Wilayah
Jumlah Sarana
Yankes
8 Rumah Sakit
29 Puskesmas
29 Balai Pengobatan/Klinik
108 Apotik
6 Toko obat
1 Gudang farmasi kesehatan.
B. Keadaan Penduduk
1. Pertumbuhan dan Persebaran
Penduduk
Berdasarkan
data
BPS
jumlah
penduduk Kabupaten Pati pada tahun 2013.
diperkirakan sebanyak 1.218.016 jiwa
dengan 590.181 jiwa penduduk laki-laki dan
627.835
jiwa penduduk perempuan
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Pati Tahun 2013
sebesar 0,66% yang tertinggi berada di kecamatan
Margorejo sebesar 1,58%,
Terendah sebesar 0,29% berada di kecamatan
Winong, Pucakwangi, Jakenan, Gabus dan Tayu.
2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk 803 jiwa per
Km2. Kepadatan terbesar di
kecamatan Pati sebesar 2448,84
jiwa/Km2 dan Kecamatan Juwana
sebesar 340,02 jiwa/km2.
7 (Tujuh ) kecamatan yang mempunyai
kepadatan penduduk diatas rata-rata
Juwana
Trangkil
Margoyoso
Pati
Batangan
Tlogowungu
Gembong
Rasio Jenis
Kelaminsebes
ar
0,94 %
Komposisi Penduduk
Menurut Kelompok Umur
Penduduk Produktif
Penduduk Tidak Produktif
Company Logo
: 830.524
: 830.524
www.themegallery.com
Gambaran
umum Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Pati
HASIL KEGIATAN
MAGANG
KEGIATAN MAGANG
Di bidang PMK (Pengendalian Masalah
Kesehatan) ada 3 seksi yaitu P2, P2B dan
Kesling.
Magang dibagi ke dalam 2 sesi :
1 minggu di bagian P2B
3 minggu di bagian P2
Hasil Kegiatan di
Lapangan
POSBINDU FR-PTM pada
Pengemudi Pra- Lebaran
Pelaksanaan Posbindu PTM pada
pengemudi dilakukan oleh DKK Pati
bekerjasama dengan - Dishubkominfo
- Anggota kepolisian
- Labkesda
- Puskesmas, dll
Kegiatan POSBINDU :
1.Wawancara factor risiko
2.Pengukuran BB,TB, Tekanan darah
3.Pemeriksaan Gula darah
4.Pemeriksaan Respirasi Alkohol
5.Pemeriksaan amphetamine (urin)
(Case Notification Rate/ CNR BTA Positif) tahun 2015 sebesar 30,17 per
100.000 penduduk.
Kasus TB anak diantara kasus baru Tuberkulosis Paru yang tercatat sebesar
4,83 %.
Keberhasilan pengobatan tuberculosis (Succes Rate) sebesar 75,04 %,
Dari hasil skrining darah donor ditemukan bahwa 0,02% positif HIV.
Angka penemuan dan tertanganinya kasus diare tahun 2015 sebesar 68,2 %,
Indikator program kusta yang masih belum mencapai target pada tahun
2015 baru mencapai 83 %.
Kasus PD3I yang masih ditemukan pada tahun 2015 ini adalah AFP <15 (3
kasus), Campak (10 kasus), dan Difteri (2 kasus)
9
10
4
Fokus Masalah
Penyakit
Menular
Prosedur Kegiatan
1.
Analisa Prioritas Masalah
Sesuai hasil kesepakatan ketiga kriteria yaitu kegawatan,
(MCUA)
besar masalah dan analisa trend masing-masing bobot :
Kegawatan
Besar
Tren
: 40%
: 30%
: 30%
Penyebab
Faktor
Total
Pengetahuan rendah
Kesadaran rendah
14
13
Prioritas Masalah
DBD
???
1.
2.
3.
Faktor
Penghambat
Tidak semua
masyarakat
mempunyai waktu
untuk
mendengarkan
radio
Kondisi signal radio
yang tidak stabil
Kurang menarik
minat karena hanya
berbasis audio
TOTAL
Sko
r
Faktor
Pendukung
Sk
or
Lebih cepat,
efektif dan
efisien
Jangkauan luas
Lebih hemat
biaya
10
TOTAL
N
o.
1.
2.
Faktor
Penghambat
Kesadarah
masyarakat
yang rendah
dalam mengikuti
pelatihan
Pemahaman
masyarakat
dalam
pembuatan alat
Sko
r
Faktor
Pendukung
Sko
r
Informasi dapat
tersampaikan
secara langsung
dan interaktif
Mudah
diaplikasikan
3.
TOTAL
Pembuatan alat
mendukung
penyampaian
informasi
TOTAL
5
15
No
.
1.
2.
3.
Faktor
Penghambat
Minat dan
Partisipasi petugas
puskesmas kurang
Kesadaran
masyarakat rendah
Rasa enggan
meletakkan ikan
dibak air
TOTAL
Sko
r
Faktor
Pendukung
Skor
No
.
Lebih murah
1.
2.
3.
11
TOTAL
Faktor
Penghambat
Minat dan
Partisipasi
Masyarakat kurang
Kesadaran
masyarakat rendah
Sko
r
Faktor
Pendukung
Sko
r
Lebih murah
Efektif dan
efisien
TOTAL
TOTAL
10
FOKUS
MASALAH PTM
Indonesia
penyakit menular masih merupakan masalah
kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan
morbiditas
dan
mortalitas
PTM
semakin
meningkat.
Beban ganda dalam pelayanan kesehatan,
sekaligus tantangan yang harus dihadapi dalam
pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
Peningkatan PTM berdampak negatif pada
ekonomi dan produktivitas bangsa.
Pengobatan PTM memakan waktu lama dan
memerlukan biaya besar.
Identifikasi Masalah
Data PTM DKK Pati
Tahapan Pemecahan
Masalah
Kriteria
Bobo
t
(%)
Hipertensi
Stroke
PPOK
KLL
Skor
SxB
Skor
SxB
Skor
S xB
Skor
SxB
1. Gawat /
Keseriusan
40
1,6
1,2
1,6
2. Besar
30
1,5
0,6
1,2
0,9
3. Trend
30
0,9
0,9
0,9
0,9
Jumlah S x B
Kriteria
1. Gawat /
Keseriusan
2. Besar
3. Trend
Jumlah S x
B
Bobot
(%)
Psikosis
3,5
3,3
3,4
PJK
Skor
SxB
Skor
SxB
Skor
S xB
Skor
Sx B
Skor
SxB
40
1,2
0,8
1,6
1,2
30
30
3
3
0.9
0,6
3
5
0,9
1,5
3
3
0,9
0,9
4
4
1,2
1,2
2
3
0,9
0,9
2,7
3,2
3,4
3,6
3,8
Prioritas Masalah
Prioritas 1 : Hipertensi
Prioritas 2 : PJK
Prioritas 3 : DM
Ada beberapa alasan yang menjadikan hipertensi perlu
diprioritaskan untuk ditangani antara lain yaitu
Hipertensi selalu memiliki proporsi terbesar dari keseluruhan
kasus PTM dari tahun ke tahun
Jika Hipertensi tidak ditangani dengan baik maka akan
menimbulkan PTM lanjutan seperti Jantung, Stroke, Gagal
Ginjal, dsb.
Identifikasi Penyebab
Masalah
Menentukan prioritas
penyebab masalah
Penyebab
Faktor
Totl
10
14
Tekanan ekonomi
Dampak Globalisasi
Persepsi yang salah akibat rokok
4
5
4
4
3
4
11
13
Alternatif Solusi
Radio Informasi ( Hipertensi )
Peran aktif Posbindu Desa
Menetapkan wilayah KTR pada setiap
instansi
Deteksi dini pada setiap instansi
Penyediaan waktu olahraga
Skor
Faktor Pendukung
Skor
Jangkauan luas
Faktor Penghambat
Tidak semua
masyarakat
mempunyai waktu
untuk mendengarkan
radio
Kondisi signal radio
yang tidak stabil
Kurang menarik minat
karena hanya berbasis
audio
TOTAL
10
TOTAL
No
Faktor Penghambat
Skor
Faktor Pendukung
Skor
1.
Pengadaan tensimeter
yang mahal
Kegiatan masyarakat
sudah rutin ada
2.
Efektif
Prosedur susah
3
TOTAL
1.
Radio
Informasi
( Hipertensi)
2.
3.
Peran aktif
Posbindu Desa
TOTAL
10
Menetapkan
wilayah KTR
No
Faktor Penghambat
Skor
Faktor Pendukung
Skor
1.
Kesadaran
masyarakat rendah
2.
Kurang tegas
sanksinya
Jangkauan luas
TOTAL
3.
Deteksi dini
Hipertensi Pd
Instansi
TOTAL
No
Faktor Penghambat
Skor
Faktor Pendukung
Skor
1.
Kesadaran pegawai
rendah
Ada Anggarannya
2.
Sibuk bekerja
Mudah diaplikasikan
TOTAL
11
3.
TOTAL
Penyediaan
waktu
olahraga
No
Faktor
Penghambat
Sko
r
Faktor
Pendukung
Skor
1.
2.
Pegawai malas
Mudah diaplikasikan
TOTAL
10
3.
TOTAL
DETEKSI DINI
HIPERTENSI PADA
INSTANSI
Thank You
Dinas Kesehatan
Kabupaten Pati
Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Diponegoro