Anda di halaman 1dari 47

IDENTIFIKASI MASALAH

KESEHATAN DAN PROGRAM


PENYAKIT MENULAR DAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR
DI DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PATI
Tim Magang :
1.Diana Kusmi Tridiantari
2.Dian Sutrisni

Gambaran Umum DKK Pati


Gambaran umum Kabupaten Pati
A. Keadaan Geografis

Berdasar data BPS Kabupaten Pati dalam


angka tahun 2013 sebagai berikut :

Luas Wilayah

150.368 Ha yang terdiri dari :


21 Kecamatan,
401 desa
5 kelurahan
1106 Dukuh
1474 RW dan 7524 RT

Jumlah Sarana
Yankes

8 Rumah Sakit
29 Puskesmas
29 Balai Pengobatan/Klinik
108 Apotik
6 Toko obat
1 Gudang farmasi kesehatan.

B. Keadaan Penduduk
1. Pertumbuhan dan Persebaran
Penduduk
Berdasarkan
data
BPS
jumlah
penduduk Kabupaten Pati pada tahun 2013.
diperkirakan sebanyak 1.218.016 jiwa
dengan 590.181 jiwa penduduk laki-laki dan
627.835
jiwa penduduk perempuan
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Pati Tahun 2013
sebesar 0,66% yang tertinggi berada di kecamatan
Margorejo sebesar 1,58%,
Terendah sebesar 0,29% berada di kecamatan
Winong, Pucakwangi, Jakenan, Gabus dan Tayu.

2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk 803 jiwa per
Km2. Kepadatan terbesar di
kecamatan Pati sebesar 2448,84
jiwa/Km2 dan Kecamatan Juwana
sebesar 340,02 jiwa/km2.
7 (Tujuh ) kecamatan yang mempunyai
kepadatan penduduk diatas rata-rata

Juwana

Trangkil

Margoyoso

Pati
Batangan

Tlogowungu
Gembong

Rasio Jenis
Kelaminsebes
ar

0,94 %

Komposisi Penduduk
Menurut Kelompok Umur
Penduduk Produktif
Penduduk Tidak Produktif
Company Logo

: 830.524
: 830.524
www.themegallery.com

Gambaran
umum Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Pati

Dinas Kesehatan Kabupaten Pati (DKK Pati) adalah unit pelaksana


pemerintah daerah di bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang
kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
bupati melalui sekretaris daerah.
DKK Pati dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pati
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja DKK Pati dan
Keputusan Bupati Nomor 32 Tahun 2008 tentang Tupoksi dan Rincian
Tugas Jabatan Struktural DKK Pati.

Tugas pokok DKK Pati adalah menyelenggarakan urusan rumah


tangga daerah dalam bidang kesehatan yang menjadi kewenangannya
dan urusan lain yang dilimpahkan oleh pemerintah pusat maupun
propinsi Jawa Tengah di bidang kesehatan

Struktur Organisasi DKK Pati

HASIL KEGIATAN
MAGANG

KEGIATAN MAGANG
Di bidang PMK (Pengendalian Masalah
Kesehatan) ada 3 seksi yaitu P2, P2B dan
Kesling.
Magang dibagi ke dalam 2 sesi :
1 minggu di bagian P2B
3 minggu di bagian P2

Hasil Kegiatan Magang


di P2B
Di seksi P2B (Penanggulangan Penyakit dan
Bencana) memiliki program PD3I (Penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi) dan surveilans
epidemiologi.
Kegiatan yang kami lakukan yaitu :
1.Membantu pendistribusian vaksin meningitis
dan influenza
2.Pengisian SKDR online

Kendala pelaporan kasus :


SDM kurang berkompeten
Kurangnya ketepatan dan kelengkapan pelaporan
kasus karena kurangnya kesadaran dari petugas
surveilans yang tidak ingin repot.
Di rumah sakit, tidak semua kasus terlaporkan
dengan baik karena rumah sakit tidak termasuk
dalam bagian SKDR secara online.
Banyak pekerjaan dirumah sakit yang tidak
memungkinkan untuk melakukan pelaporan setiap
saat.

Hasil Kegiatan Magang


di P2
Di P2 ada 6 program yang dipegang yaitu :
-DBD dan Malaria,
-TB,
-PTM dan HIV,
-ISPA, Diare dan penyakit terabaikan,
-Filariasis dan leptospirosis.

Hasil Kegiatan di
Lapangan
POSBINDU FR-PTM pada
Pengemudi Pra- Lebaran
Pelaksanaan Posbindu PTM pada
pengemudi dilakukan oleh DKK Pati
bekerjasama dengan - Dishubkominfo
- Anggota kepolisian
- Labkesda
- Puskesmas, dll

Kegiatan POSBINDU :
1.Wawancara factor risiko
2.Pengukuran BB,TB, Tekanan darah
3.Pemeriksaan Gula darah
4.Pemeriksaan Respirasi Alkohol
5.Pemeriksaan amphetamine (urin)

Hasil POSBINDU PTM


Dari 100 pengemudi didapatkan hasil
bahwa :
100 % pengemudi negatif
amphetamine
1 % pengemudi positif alkohol dengan
kadar 0,48 mg/l

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Dalam hal kesakitan penyakit menular maupun tidak menular, yang
masih terdapat permasalahan di kabupaten pati adalah :

(Case Notification Rate/ CNR BTA Positif) tahun 2015 sebesar 30,17 per
100.000 penduduk.
Kasus TB anak diantara kasus baru Tuberkulosis Paru yang tercatat sebesar
4,83 %.
Keberhasilan pengobatan tuberculosis (Succes Rate) sebesar 75,04 %,

Penemuan penderita pneumonia pada balita masih sangat rendah yaitu


2,89 %
Kasus HIV dan AIDS dari tahun ke tahun cenderung
meningkat. Jumlah kasus baru HIV AIDS meningkat 101
pada tahun 2013 menjadi 156 pada tahun 2014

Dari hasil skrining darah donor ditemukan bahwa 0,02% positif HIV.

Angka penemuan dan tertanganinya kasus diare tahun 2015 sebesar 68,2 %,

Indikator program kusta yang masih belum mencapai target pada tahun
2015 baru mencapai 83 %.

Kasus PD3I yang masih ditemukan pada tahun 2015 ini adalah AFP <15 (3
kasus), Campak (10 kasus), dan Difteri (2 kasus)

Incidence Rate DBD di Kabupaten Pati tahun 2015 sebesar 74,86/100.000


penduduk, lebih tinggi dari target nasional sebesar < 20/100.000 penduduk.
Angka kematian DBD sebesar 1,63 %, lebih tinggi dari target nasional (< 1%)

9
10
4

Angka kesakitan malaria (API = Annual Parasite Incidence) tahun 2015


tercatat 682,93 /1.000 penduduk
Penyakit tidak menular setiap tahun selalu mengalami peningkatan. Penyakit
Hipertensi masih menempati proporsi terbesar dari seluruh PTM yang
dilaporkan, yaitu sebesar 46%.

Fokus Masalah
Penyakit
Menular

Di Indonesia, penyakit menular masih


merupakan masalah kesehatan penting dan
dalam waktu bersamaan morbiditas dan
mortalitas semakin meningkat.

Di kabupaten pati berdasar 2013 ke tahun 2015 terjadi


peningkatan trend kasus PM pada beberapa penyakit yaitu
HIV, kusta, AFP <15 tahun, DBD, filariasis dan difteri.
Sedangkan pada beberapa penyakit terjadi penurunan jumlah
kasus antara lain yaitu TB, Penumonia, AIDS, diare dan
malaria.

Beradarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pati menunjukan


pula besarnya masalah kesehatan PM yang harus ditangani, sebagai
berikut :

Peningkatan signifikan terjadi pada


DBD dari 280 di 2014 kasus meningkat
menjadi 927 kasus ditahun 2015.

Prosedur Kegiatan Identifikasi Masalah


1. Analisa Prioritas Masalah (MCUA)

Prosedur Kegiatan
1.
Analisa Prioritas Masalah
Sesuai hasil kesepakatan ketiga kriteria yaitu kegawatan,
(MCUA)
besar masalah dan analisa trend masing-masing bobot :
Kegawatan
Besar
Tren

: 40%
: 30%
: 30%

Berdasarkan hasil analisis dengan metode MCUA, diperoleh


prioritas masalahnya sebagai berikut :
Prioritas 1 : DBD
Prioritas 2 : TB
Prioritas 3 : HIV

2. Analisa Penyebab Masalah

Teknik yang dapat digunakan antara lain brainstorming


dan why-why diagram.

3. Prioritas Penyebab Utama atau


Faktor
Resiko
Proiritas penyebab utama dari faktor risiko dengan menggunakan metode USG
(Urgency, Seriousness, and Growth).

Penyebab

Faktor

Total

Pengetahuan rendah

Kesadaran rendah

14

Penggunaan bahan kimia


pemberantas nyamuk

13

Dari tabel USG maka di dapatkan prioritas penyebab


masalah, yaitu :
1. Kesadaran masyarakat rendah
2. Penggunaan bahan kimia pemberantas nyamuk
3. Pengetahuan rendah

Prioritas Masalah

DBD

???

4. Identifikasi Alternatif Solusi


Potensial dan Prioritas Solusi
Tabel 4.3 Diagram Force Field Analysis Pelatihan PSN
dan Pembuatan Alat Penguras Bak Mandi Sederhana

Tabel 4.2 Diagram Force Field Analysis Pengaplikasian Radio


Informasi DBD (Radar DBD)
N
o

1.

2.
3.

Faktor
Penghambat
Tidak semua
masyarakat
mempunyai waktu
untuk
mendengarkan
radio
Kondisi signal radio
yang tidak stabil
Kurang menarik
minat karena hanya
berbasis audio
TOTAL

Sko
r

Faktor
Pendukung

Sk
or

Lebih cepat,
efektif dan
efisien

Jangkauan luas

Lebih hemat
biaya

10

TOTAL

N
o.

1.

2.

Faktor
Penghambat
Kesadarah
masyarakat
yang rendah
dalam mengikuti
pelatihan
Pemahaman
masyarakat
dalam
pembuatan alat

Sko
r

Faktor
Pendukung

Sko
r

Informasi dapat
tersampaikan
secara langsung
dan interaktif

Mudah
diaplikasikan

3.

TOTAL

Pembuatan alat
mendukung
penyampaian
informasi
TOTAL

5
15

Tabel 4.4 Diagram Force Field Analysis


3.Pendampingan Jumantik dan Pemberian
ikan pada bak air.

No
.
1.
2.
3.

Faktor
Penghambat
Minat dan
Partisipasi petugas
puskesmas kurang
Kesadaran
masyarakat rendah
Rasa enggan
meletakkan ikan
dibak air
TOTAL

Tabel 4.4 Diagram Force Field Analysis 3.


4.Peran Serta Tokoh
Masyarakat dengan Kerja Bakti Mingguan

Sko
r

Faktor
Pendukung

Skor

No
.

Lebih murah

1.

2.

3.

11

TOTAL

Faktor
Penghambat
Minat dan
Partisipasi
Masyarakat kurang
Kesadaran
masyarakat rendah

Sko
r

Faktor
Pendukung

Sko
r

Lebih murah

Efektif dan
efisien

TOTAL

TOTAL

10

Berdasarkan diagram Force Field Analysis diatas dapat disimpulkan urutan


prioritas solusi untuk menurunkan angka kejadian penyakit Demam Berdarah
adalah sebagai berikut :
1.Pelatihan PSN dan Pembuatan Alat Penguras Bak Mandi Sederhana
2.Peran Serta Tokoh Masyarakat dengan Kerja Bakti Mingguan
3.Radio informasi DBD (Radar DBD)
4.Pendampingan Jumantik dan Pemberian ikan pada bak air

Solusi yang dipilih :

Pelatihan PSN dan Pembuatan


Alat Penguras Bak Mandi
Sederhana
Pengendalian
Pengendalian yang
yang dapat
dapat dilakukan
dilakukan antara
antara lain
lain yaitu
yaitu ::
1.Pelatihan
1.Pelatihan PSN
PSN dan
dan Pembuatan
Pembuatan Alat
Alat Penguras
Penguras Bak
Bak Mandi
Mandi Sederhana
Sederhana
2.Peran
2.Peran Serta
Serta Tokoh
Tokoh Masyarakat
Masyarakat dengan
dengan Kerja
Kerja Bakti
Bakti Mingguan
Mingguan
3.
3. Melakukan
Melakukan Surveilans
Surveilans epidemiologi
epidemiologi PM
PM terutama
terutama DBD
DBD secara
secara cepat
cepat dan
dan tepat
tepat

FOKUS
MASALAH PTM

FOKUS MASALAH PTM


Penyakit tidak menular
(PTM) seperti penyakit
jantung,
stroke,
kanker,diabetes melitus,
cedera
dan
PPOK
merupakan
63%
penyebab kematian di
seluruh dunia dengan
membunuh 36 juta jiwa
per tahun (WHO, 2010).

Indonesia
penyakit menular masih merupakan masalah
kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan
morbiditas
dan
mortalitas
PTM
semakin
meningkat.
Beban ganda dalam pelayanan kesehatan,
sekaligus tantangan yang harus dihadapi dalam
pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
Peningkatan PTM berdampak negatif pada
ekonomi dan produktivitas bangsa.
Pengobatan PTM memakan waktu lama dan
memerlukan biaya besar.

Identifikasi Masalah
Data PTM DKK Pati

Proporsi PTM di DKK Pati

Tahapan Pemecahan
Masalah

Kriteria

Bobo
t
(%)

Masalah Kesehatan Masyarakat

Hipertensi

Stroke

PPOK

KLL

Skor

SxB

Skor

SxB

Skor

S xB

Skor

SxB

1. Gawat /
Keseriusan

40

1,6

1,2

1,6

2. Besar

30

1,5

0,6

1,2

0,9

3. Trend

30

0,9

0,9

0,9

0,9

Jumlah S x B
Kriteria

1. Gawat /
Keseriusan
2. Besar
3. Trend
Jumlah S x
B

Bobot
(%)

Psikosis

3,5

3,3

3,4

Masalah Kesehatan Masyarakat


Osteoporosis
Kanker
DM

PJK

Skor

SxB

Skor

SxB

Skor

S xB

Skor

Sx B

Skor

SxB

40

1,2

0,8

1,6

1,2

30
30

3
3

0.9
0,6

3
5

0,9
1,5

3
3

0,9
0,9

4
4

1,2
1,2

2
3

0,9
0,9

2,7

3,2

3,4

3,6

3,8

Prioritas Masalah
Prioritas 1 : Hipertensi
Prioritas 2 : PJK
Prioritas 3 : DM
Ada beberapa alasan yang menjadikan hipertensi perlu
diprioritaskan untuk ditangani antara lain yaitu
Hipertensi selalu memiliki proporsi terbesar dari keseluruhan
kasus PTM dari tahun ke tahun
Jika Hipertensi tidak ditangani dengan baik maka akan
menimbulkan PTM lanjutan seperti Jantung, Stroke, Gagal
Ginjal, dsb.

Identifikasi Penyebab
Masalah

Dari hasil identifikasi penyebab diperoleh


beberapa
penyebab
yang
dapat
mendorong terjadinya hipertensi yaitu
1.Tidak ada waktu berolahraga krn bekerja
2.Pengetahuan dan kesadaran rendah
3.Tekanan ekonomi
4.Dampak Globalisasi
5.Persepsi yang salah akibat rokok

Menentukan prioritas
penyebab masalah
Penyebab

Faktor

Totl

10

14

Tekanan ekonomi

Dampak Globalisasi
Persepsi yang salah akibat rokok

4
5

4
4

3
4

11
13

Tidak ada waktu berolahraga krn


bekerja
Pengetahuan dan kesadaran rendah

Prioritas penyebab masalah dari


analisis diatas yaitu
1.
2.
3.
4.
5.

Pengetahuan dan kesadaran rendah


Persepsi yang salah pd rokok
Dampak globalisasi
Tidak ada waktu krn berolahraga
Tekanan ekonomi

Menentukan alternatif solusi


dari prioritas penyebab

Alternatif Solusi
Radio Informasi ( Hipertensi )
Peran aktif Posbindu Desa
Menetapkan wilayah KTR pada setiap
instansi
Deteksi dini pada setiap instansi
Penyediaan waktu olahraga

Analisis Prioritas Solusi


No

Skor

Faktor Pendukung

Skor

Lebih cepat, efektif


dan efisien

Jangkauan luas

Lebih hemat biaya

Faktor Penghambat
Tidak semua
masyarakat
mempunyai waktu
untuk mendengarkan
radio
Kondisi signal radio
yang tidak stabil
Kurang menarik minat
karena hanya berbasis
audio
TOTAL

10

TOTAL

No

Faktor Penghambat

Skor

Faktor Pendukung

Skor

1.

Pengadaan tensimeter
yang mahal

Kegiatan masyarakat
sudah rutin ada

2.

Tidak Ada anggaran

Efektif

Prosedur susah

3
TOTAL

1.

Radio
Informasi
( Hipertensi)

2.
3.

Peran aktif
Posbindu Desa

TOTAL

10

Menetapkan
wilayah KTR

No

Faktor Penghambat

Skor

Faktor Pendukung

Skor

1.

Kesadaran
masyarakat rendah

Efektif dan efisien

2.

Kurang tegas
sanksinya

Jangkauan luas

Lebih hemat biaya

TOTAL

3.

Deteksi dini
Hipertensi Pd
Instansi

TOTAL

No

Faktor Penghambat

Skor

Faktor Pendukung

Skor

1.

Kesadaran pegawai
rendah

Ada Anggarannya

2.

Sibuk bekerja

Mudah diaplikasikan

Efektif dan efisien

TOTAL

11

3.

TOTAL

Penyediaan
waktu
olahraga

No

Faktor
Penghambat

Sko
r

Faktor
Pendukung

Skor

1.

Bentrok dengan jam


kerja

efektif dan efisien

2.

Pegawai malas

Mudah diaplikasikan

Lebih hemat biaya

TOTAL

10

3.

TOTAL

Solusi yang dipilih

DETEKSI DINI
HIPERTENSI PADA
INSTANSI

Thank You

Dinas Kesehatan
Kabupaten Pati
Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai