Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA

POSBINDU PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)


PUSKESMAS PASEAN

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PASEAN
POSBINDU PTM

No. Dokumen :
KAK No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 02 Jan 2023
Halaman : 1/5

UPT
PUSKESMAS NURHAYATUN, SKM, MM
PASEAN NIP.19781229 200604 2 014

I. PENDAHULUAN
Kejadian penyakit tidak menular (PTM) meningkat secara signifikan dan
telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dan mengancam pertumbuhan
ekonomi. PTM merupakan “silent disease” yang menyebabkan kematian
terbanyak seluruh dunia, termasuk indonesia. Penyakit tidak menular antara
lain penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes mellitus, kanker dan
penyakit obstruksi kronis serta cidera dan tindak kekerasan, merupakan
masalah kesehatan yang perlu mendapat prioritas pengendaliannya.

II. LATAR BELAKANG


Pada tahun 2016, sekitar 71% penyebab kematian didunia adalah
penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa pertahun. Sekitar
80% kematian tersebut terjadi dinegara berpenghasilan menengah dan
rendah . 73% kematian saat ini disebabkan oleh penyakit tidak menular , 35%
diantaranya karena penyakit pernapasan kronis , 6% karena diabetes , dan
15% disebabkan oleh PTM lainnya ( data WHO, 2018)
Keprihatinan terhadap peningkatan prevalensi PTM telah mendorong
lahirnya kesepakatan tentang strategi global dalam pencegahan dan
pengendalian PTM , khususnya dinegara berkembang. PTM telah menjadi isu
strategis dalam agenda SDGs 2030 sehingga harus menjadi prioritas
pembangunan disetiap Negara.
Indonesia saat ini menghadapi beban ganda penyakit, yaitu penyakit
menular dan penyakit tidak menular (PTM). Perubahan pola penyakit tersebut
yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Perubahan pola penyakit
tersebut sangat di pengaruhi antra lain oleh perubahan lingkungan, prilaku
masyrakat, tradisi demokrafi, teknologi, ekonomi dan social budaya.
Peningkatkan beban akibat PTM sejalan dengan meningkatkan factor resiko
yang meliputi meningkatkan tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh
atau obesitas, pola makanan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, dan merokok
serta alcohol.
Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan
pada indikator-indikator kunci PTM yang mencantum dalam RPJMN 2015-
2019, sebagai berikut:
 Prevalensi tekanan darah tinggi pada penduduk usia 18 tahun keatas
meningkat dari 25,8% menjadi 34,1%
 Prevalensi obesitas penduduk usia 18 tahun ke atas meningkatkan dari
14,8% menjadi 21,8%
 Prevalensi merokok penduduk usia kurang 18 tahun meningkat dari 7,2%
menjadi 9,1%

Saat ini penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama
sebesar 36 juta (63%) dari seluruh dunia , dimana sekitar 29 juta (80%) justru
terjadi di Negara yang sedang berkembang(WHO,2010). Peningkatan kematian
akibat PTM di masa mendatang diproyeksi akan terus terjadi sebesar 15%(44
juta kematian) dengan rentang waktu antara 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul
akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungannya pada Negara-negara
berkembang.
Pada awalnya perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan
tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium
lanjut akibat tidak mengetahui dan tidak menyadari kondisi kelainanan pada
dirinya . Riset kesehatan dasar pada Tahun 2013 menunjukkan bahwa 69,9%
dari kasus Diabetes mellitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum
didiagnosa . Keadaan ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi
komplikasi bahkan berakibat kematian lebih dini.
Dalam kurun waktu Tahun 1995-2007, kematianakibat PTM mengalami
peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset kesehatan dasar Tahun 2013
menunjukkan prevalensi stroke 12,1 per 1000, penyakit jantung coroner 1,4%,
gagal jantung 0,3%, diabetes mellitus 6.9%, gagal ginjal 0.2%, kanker 1.4% per
1000, penyakit paru koronik obssrtuktif 3.7% dan cidera 8.2%.
Peningkatan prefalensi PTM berdampak terhadap peningkatan beban
pembiayaan kesehatan yang harus ditanggung Negara dan masyarakat.
Penyandang PTM memerlukan biaya yang relative mahal, terlebih bila kondisinya
berkembang semakin lama dan terjadi komplikasi.

PTM dapat dicegah dengan mengendalikan factor resikonya, yaitu merokok,


diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman yang
beralkohol. Mencegah dan mengendalikan factor resiko relative lebih murah bila
dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM.
III. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian factor resiko PTM berbasis
peran serta masyarakat secara terpadu rutin dan periode

IV. TUJUAN KHUSUS


IV.1. Terselenggaranya pelayanan penyakit tidak menular( PTM) secara
efektif dan efisien
IV.2. Terkendalinya penyakit tidak menular di Masyarakat
IV.3. Adanya kemauan masyarakat untuk mengenali kasus PTM dan
berupaya untuk melakukan tindakan pencegahan

V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Pelaksanaan Posbindu PTM
VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
VI.1. Deteksi dini PTM di Posbindu
a. Mengirimkan surat pemberitahuan kepada kepala desa melalui
Pembina desa
b. Melakukan kegiatan posbindu (pengukuran TB, BB, LP, GDA,
COLESTEROL)
c. Melakukan pelayanan usia produktif
d. Deteksi dini HT, DM, dan obesitas
e. Melakukan rujukan apabila ditemukan kasus yang perlu dirujuk
f. Mencatat dipelaporan

VII. SASARAN

VII.1. Spesifik: sasaran kegiatan skrining adalah penduduk di wilayah


kerja UPT Puskesmas Pasean yang berusia >15 tahun.

VII.2. Measurable: berdasarkan data sasaran tahun 2023, jumlah


penduduk usia >15 tahun di wilayah kerja Puskesmas Pasean sebanyak
33.083jiwa
VII.3. Achievable: semua penduduk usia >15 tahun (70%) harus
mendapatkan pelayanan kesehatan minimal sekali setahun

VII.4. Relevan: sasaran kegiatan skrining adalah penduduk di wilayah


kerjaUPT Puskesmas Pasean yang berusia >15 tahun.
VII.5. Time spesific: di akhir tahun 2023, semua penduduk harus
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
VIII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan Bulan ke
Posbindu PTM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tanggal dan tempat 07 15 5 14 07 15 09 16 12
pelaksanan TL BT DT D S S T ST B
K B T D D B D

IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Pelaporan pelaksanaan deteksi dini PTM di Posbindu di puskesmas
dilaksanakan setiap bulan dan dilaporkan ke kepala puskesmas pasean
dan secara online ke dinas kesehatan melalui SIPTM, ASIK dan
SIPTMEWA.

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil kegiatan dicatat dalam instrumen masing-masing disertai
dengan dokumentasi yang dibutuhkan kemudian dilakukan analisis.
Selanjutnya dilaporkan kepada Kepala Puskesmas untuk disusun rencana
tindak lanjut.

Kepala UPT Puskesmas Pasean Pelaksana Program PTM

NURHAYATUN, SKM,MM NUR LAILA, A.Md.Keb


NIP. 19781229 200604 2 014 NIP. 19951217 202203 2 003

Anda mungkin juga menyukai