A. PENDAHULUAN
Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematianutama sebesar 36 juta (63%)
dari seluruh kasus kematian yang terjadi diseluruh dunia, di mana sekitar 29 juta (80%) justru
terjadi di negara yangsedang berkembang (WHO, 2016). Peningkatan kematian akibat PTM
dimasa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% ( 44 jutakematian) dengan
rentang waktu antara tahun 2016 dan 2020. Kondisi initimbul akibat perubahan perilaku manusia dan
lingkungan yang cenderungtidak sehat terutama pada negara-negara berkembang. Pada awal perjalanan
PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis secara khusus sehingga datang
sudah terlambatatau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari
kondisikelainan yang terjadi pada dirinya. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 menunjukan bahwa
69,6% dari kasus diabetes melitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini
mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian lebih dini.
Dalam kurun waktu tahun 1995 -2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatandari 41,7% menjadi
59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkanprevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000,
Penyakit Jantung Koroner 1,5%,Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker
1,4per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%.PTM dapat dicegah dengan
mengendalikan faktor risikonya, yaitumerokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan
konsumsi minuman beralkohol. Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah
biladibandingkan dengan biaya pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTMmerupakan upaya
untuk mencegah agar tidak terjadi faktor risiko bagi yangbelum memiliki faktor risiko, mengembalikan
kondisi faktor risiko PTM menjadinormal kembali dan atau mencegah terjadinya PTM bagi yang
mempunyaifaktor risiko, selanjutnya bagi yang sudah menyandang PTM, pengendalianbertujuan untuk
mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup,.Salah
satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan
peningkatan peransertamasyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut
berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko PTM dengan dibekalipengetahuan dan
keterampilan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor risiko PTM serta tindak
lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pospembinaan terpadu (Posbindu) PTM.Posbindu PTM
merupakan wujud peran serta masyarakat dalammelakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring
faktor risiko PTM serta tindaklanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik.
Kegiatan Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat
terhadap faktor risiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah.Sikap mawas diri ini
ditunjukan dengan adanya perubahan perilakumasyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan
fasilitas pelayanankesehatantidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat.Dalam
menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan suatu pedoman yangdapat menjadi panduan bagi
penyelenggaraan kegiatan bagi para pemangkukepentingan serta pelaksana di lapangan.
B. LATAR BELAKANG
Puskesmas Tuan tuan terletak di Kecamatan Benua Kayong yang terdiri dari tujuh Desa dan Empat
Kelurahan dengan jumlah penduduk 42.466 berdasarkan data SPM dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Ketapang. Untuk tahun 2019 Program PTM terdiri dari tujuh Posbindu PTM yaitu : Di Kecamatan Benua
Kayong, Kelurahan Tuan Tuan , Kelurahan Banjar, Kelurahan Kauman, Desa Padang , Desa Sei kinjil
dan Desa Baru. Jumlah sasaran Umur 15 sanpai dengan 59 tahun 27.000
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum :Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran
serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik
2. Tujuan khusus :
D. KEGIATAN POKOK
E RINCIAN KEGIATAN
2. Deteksi kemungkinan kekurangan Gizi dan Obesitas dengan memeriksa Tinggi Badan dan
Berat badan
5. Deteksi kemungkinan Asam Urat tinggi dengan melakukan pengecekan Asam Urat
F. SASARAN
Masyarakat baik laki-laki atau perempuan yang usia ≥ 15 tahun yangmemiliki atau tidak memiliki faktor
risiko.