Anda di halaman 1dari 18

LaporanKasus

TUBERCULOSIS PARU

DiajukanSebagai Salah SatuTugasDalamMenjalaniKepaniteraanKlinik Senior


PadaBagian/SMF PulmonologiFakultasKedokteranUnsyiah/
RSUD dr. ZainoelAbidin Banda Aceh

Disusunoleh:
SHOFIYYA TUZZAHRA
2007501010098

Pembimbing:
Dr.dr. YunitaArliny,M.Kes.Sp.P

BAGIAN/ SMF PULMONOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD Dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segalapujibagi Allah SWT karenaberkatrahmatdanhidayah-


Nyapenulisdapatmenyelesaikanpenulisan tugas laporankasus yang berjudul“Tuberculosis
Paru”. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing umat manusia dari alam kegelapan ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Penyusunan laporankasus ini disusun sebagai salah satu tugas dalam menjalani
Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF IlmuPulmonologi RSUD dr.
ZainoelAbidinFakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh.
Ucapan terima kasih danpenghargaanpenulis sampaikan kepada "Dr.dr. Yunita
Arliny, M.Kes. Sp.P”yang telah bersedia meluangkan waktu membimbing penulis dalam
penulisan kasus ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para sahabat dan rekan-
rekan yang telah memberikan dorongan moril dan materil sehingga tugas ini dapat selesai.
Akhir kata
penulisberharapsemogalaporankasusinidapatmenjadisumbanganpemikirandanmemberikanma
nfaatbagisemuapihakkhususnyabidangkedokterandanbergunabagiparapembacadalammempel
ajaridanmengembangkanilmukedokteranpadaumumnyadanilmupenyakitdalampadakhususnya
.Semoga Allah SWT selalumemberikanrahmatdanhidayah-Nyakepadakitasemua, Amin.

Banda Aceh, Juli 2021

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II LAPORAN KASUS 3
2.1 IdentitasPasien 3
2.2 Anamnesis 3
2.3 PemeriksaanFisik 4
2.4 PemeriksaanPenunjang 5
2.5 Diagnosis 8
2.6 Tatalaksana 8
2.7 Prognosis 9
2.8 Follow Up 10
2.9 FotoKlinis 12
BAB IV PEMBAHASAN 29
BAB V KESIMPULAN 34
DAFTAR PUSTAKA 35

BAB I
PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) adalahsuatujenispenyakitmenular yang
disebabkanolehbakteriMycobacterium
tuberculosis.SaatinisekitarsepertigapendudukduniatelahterinfeksiolehMycobacterium
tuberculosis. WHO sendirimemperkirakansetiaptahunterdapat 9
jutakasusbarupenderitatuberkulosis, danangkakematiantuberkulosis 3 juta orang
tiaptahunnya(1%).(1)Tuberkulosis/TB Paru merupakan salah satu communicable disease
yang menjadi salah satu penyakit penting yang memberatkan masyarakat karena tingginya
morbiditas dan mortalitas yang ditimbulkan. (2). Pada tahun 2017, sebanyak 10 juta kasus
baru dan pada tahun 2019, meskipun jumlahnya melambat dibandingkan beberapa tahun
terakhir, diperkirakan sebanyak 10 juta (range 8,9-11 juta) orang terserang TB dengan
perkiraan kematian akibat TB pada pasien negatif HIV sebesar 1,2 juta (range 1,1-1,3 juta)
dan tambahan 208.000 kematian pada pasien dengan HIV positif pada tahun 2019.(2)
Menurutstatistik, Tuberkulosis (TB) dan Human Immunodeficiency
Virus (HIV) adalahpenyebabutamakematiansecara
global.Meskipunbanyakupayayang
telahdilakukanuntukmengendalikandanmencegahterjadinyapenyakitgandaterse
but, namun TB adalahpenyebabutamakematiandankesakitanpada Orang
Dengan HIV (ODHA).(3)Dari sepertigapendudukduniaterinfeksiTuberkulosis
(TB) dan10% darimerekamemilikiTB aktif.Pengaktifankembaliinfeksi TB Laten
(LTBI) menjadipenyakit TB aktifdiucapkan di antara ODHA rata-rata sekitar
20 kali.Secara global, sekitarsatujutaODHAkoinfeksi TB padatahun 2017. TB
adalahpenyebabutamakematian di antara ODHA yang disebabkanoleh 300.000
kematian TB terkait HIV padatahun 2017 di
manaAfrikamerupakanbagianterbesar (84%). Selainitu, ODHA
menghadapiancaman TB yang resistanterhadapobat.Jika diagnosis tertunda,
adapeningkatanrisikokematiandari TB yang
resistanterhadapbanyakobatdanresistanterhadapobatsecaraluas.(4)
MenurutSurveiPrevalensiTuberkulosis Kenya 2016,
setengahdarisemuapasien yang
jatuhsakitkarenapenyakitinitidakterdiagnosisdantidakdiobati.
Surveitersebutmengidentifikasi HIV sebagaifaktorrisiko yang signifikan,
berkontribusipada 17% darikeseluruhanbeban TB.Tingkat koinfeksi HIV di
antarapasien TB yang diberitahu di Kenya adalah 27%.(5)Kenya
memilikiepidemi HIV umum, yang
bervariasimenurutwilayahgeografis.Menurutperkiraan HIV Kenya 2018,
prevalensi HIV di kalangan orang dewasamencapai 4,8% (Laki-laki 4,5%,
Perempuan 5,2%), berarti 1.493.400 (1.388.187 orang dewasadan 105.213
anak-anak) orang yang hidupdengan HIV. Sepertigakematian ODHA
disebabkanolehtuberkulosis, penyakit yang dapatdicegahdandiobati.(6)
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 /Identitas Pasien


Nama : Tn. MH
Umur : 45 tahun 10 Bulan 15 Hari
Alamat : Komplek Salvation Army Dusun, Putro Ijo- Aceh Barat
Pekerjaan : Tukang Urut
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
CM : 1-27-77-40
Tanggal Masuk : 20 Juni 2021

2.2 Anamnesis
Keluhan Utama : Sariawan dimulut, Sesak nafas
Keluhan Tambahan :Batuk, demam, penurunan berat badan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien laki-laki 45 tahun datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan sariawan diseluruh
rongga dimulut dan sesak nafas sejak 2 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien
juga juga mengeluhkan nyeri pada mulut sehingga sulit dan tidak nafsu makan. Saat ini
pasien sudah bisa makan makanan yang lembek cair.Pasien juga mengeluhkan batuk tidak
berdahak. Keluhan keringat malam,mual, muntah dan BAB cair disangkal. Pasien
mengalami penurunan berat badan sekitar 2 bulan ini dari 70 kg-50kg
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mempunyai riwayat terdiagnosa HIV dengan uji 3 metode di RS daerah pada tanggal
18 juni 2021, namun pasien belum mendapatkan terapi HIV

Riwayat Penggunaan Obat :


Levofloxacin, azythromisin, heparin,nystatin

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat Sosial :
Pasien sehari-hari bekerja sebagai tukangpijatpatahtulang yang seringterpapardengandarah,
pasienbelummenikah,
pasienmenyangkalpernahberhubunganseksualdantidakadariwayattransfusidarah.

2.3 PemeriksaanFisik
Tanda Vital
● KeadaanUmum : Lemah
● Kesadaran :Compos mentis
● Tekanandarah :112/70 mmHg
● Frekuensinadi : 98x/menit
● Frekuensinafas :24x/menit
● Suhu : 36,80C
● SpO2 : 98,7% (tanpa oksigen)
PemeriksaanFisikParu
● Inspeksi :
- Statis : Simetris
- Dinamis : Simetris
● Palpasi :
- Fremitus taktildextra et sinistrameningkat di bagianbawah
● Perkusi :
- Dextra : Sonor
- Sinistra : Sonor
● Auskultasi :
- Atas : Dextra et sinistra : Vesikuler (+/+),Wheezing (-), ronki (-)
- Tengah : Dextra et sinistra : Vesikuler (+/+),Wheezing (-), ronki (-)
- Bawah : Dextra et sinistra : Bronchovesikuler, Wheezing (-), ronki (+)
basahhalus
Status Generalisata
● Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), edema (-)
● Kepala : Rambuthitam
● Wajah : Simetris, edema (-), deformitas (-)
● Mata : Konjungtivita Anemis(-/-), sklera ikterik (-/-)
● Telinga : sekret (-/-), serumen (-/-)
● Hidung : Konka edema (-/-), sekret (tidak ada/tidak ada), septum deviasi (tidak ada)
● Mulut : Candidiasis oral (+/+), leukoplakia (+/+)
● Leher : Pembesaran KGB (tidak ada), TVJ R-2 cm H2O
● Paru : Simetris, vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronki (+/+)basahhalus 1/3
bawahparu bilateral
● Jantung : BJ 1> BJ 2, bising (-)
● Abdomen : Peristaltik (+)
● Genitalia : Tidakdiperiksa
● Anus : Tidakdiperiksa
● Ekstremitas : Edema dan pucat pada keempat ekstremitas (-)

2.4 PemeriksaanPenunjang
a) LaboratoriumDarah
Pemeriksaandilakukanpadatanggal 20-06-2021
Tabel 1.Hasilpemeriksaanlaboratoriumdarah

JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
Hemoglobin 12,2 14,0-17,0 g/dL
Hematokrit 36 45-55 %
Eritrosit 4,1 4,7-6,1 106/mm3
Leukosit 9,4 4,5-10,5 103/mm3
Trombosit 223 150-450 103/mm3
MCV 87 80-100 fL
MCH 30 27-31 Pg
MCHC 34 32-36 %
RDW 12,7 11,5-14,5 %
MPV 10,9 7,2-11,1 fL
HitungJenis:
Eosinofil 1 0-6 %
Basofil 0 0-2 %
NetrofilBatang 0 2-6 %
NetrofilSegmen 87 50-70 %
Limfosit 7 20-40 %
Monosit 5 2-8 %
KIMIA KLINIK
HATI & EMPEDU
Bilirubin Total 0,89 0,3-1,2 mg/dL
Bilirubin Direct 0,26 <0,52 mg/dL
Bilirubin Indirect 0,63 mg/dL
AST/SGOT 48 <35 U/L
ALT/SGPT 20 <45 U/L
ALBUMIN 2,60 3,5-5,2 g/dl
DIABETES
GlukosaDarahSewaktu 96 < 200 mg/dL
GINJAL-HIPERTENSI
Ureum 32 13-43 mg/dL
Kreatinin 0,90 0,67-1,17 mg/dL
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 141 132-146 Mmol/L
Kalium (K) 4,40 3,7-5,4 Mmol/L
Klorida (Cl) 108 98-106 Mmol/L

b) LaporanTes HIV Anti Bodi


Pemeriksaandilakukanpadatanggal 20-06-2021
Tabel 1.Hasilpemeriksaanlaboratoriumdarah
LAPORAN LABORATORIUM
NamaTes HasilTgl : 18/06/2021 /Jam : 23.30
1. SD Bio HIV ½ REAKTIF
2. ADVANCED QUALITY REAKTIF
3. RAPID DIAGNOSTIC TEST REAKTIF
HASIL AKHIR REAKTIF

c) Foto Thorax (20 Juni 2021)


FotoThoraks AP:
Trakea :
Trakea deviasi
Cor :
Ctr < 50%
Cor normal
Pulmo :
Terdapatperselubunganinhomogendiapex

Kesimpulan :
PneumoniaBilateral ddinfeksiparuspesifik ,
TB paru

2.5 Diagnosis
1. TB Paru terkonfirmasi radiologisdenganinfeksisekunder
2. HIV Stadium III dan ID Candidiasis Orofaringdan TB Paru
3. HipoalbuminSedang
4. High Risk Trombosis

2.6Tatalaksana
- Diet Sonde 6x200 cc per hari
- O2 Simple mask 10-15 lpm
- IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
- IV Ceftriaksone 2 gr/24 jam
- IV Omeprazole 40 mg/ 12jam
- IV Paracetamol1gr/kd
- Heparin 5000 iu/12 jam (SC)
- NebuleNacl 3%
- Cotrimoxazol 960mg/24 jam (PO)
- Drop Nystatin 2cc/6 jam(PO)
- FlumucylSyr 2c/8 jam(PO)
- LactulaxSyr 5c/8 jam (PO)
- Piridoksin 10 gr/12 jam (PO)
- Drip resfar 1,2 gr dalamNacl 0,9% habisdalam 4 jam 200 cc/4jam
- Drip Fluconazole 200 mg/24 jam
- Curcuma 1tab/8 jam(PO)
2.7 Prognosis
- Quo et Vitam :dubia et bonam
- Quo et Functional :dubiaetbonam
- Quo et Sanactionam :dubiaetbonam

2.8 Follow UpHarian


Tabel 2. Follow up pasienharian

Tanggal/ Catatan Instruksi


harirawatan
20/06/2021- S/ Th/
23/06/2021 Sariawanpadaseluruhronggamulut - Bed Rest
, sesaknafas - O2 Simple mask 10-
O/ 15 lpm
Kes: Kompos mentis - Diet Sonde 6x200 cc
TD : 100/60mmHg per hari
HR : 84x/menit - IVFD Nacl 0,9% 20
RR : 24x/menit tpm
o
T : 36,8 C - IV Ceftriaksone 2
SpO2 : 94%
gr/24 jam
As/
- IV Omeprazole 40
- SIDA Stadium III dengan IO
mg/ 12jam
Candidiasis Oral
- IV
- Pneumonia (CAP)
Paracetamol1gr/kd
denganinfeksiparuspesifik
- Cotrimoxazol
- Candidiasisi Oral
960mg/24 jam
- Hipoalbuminemia (22)
- Drop Nystatin 2cc/6
jam
- FlumucylSyr 2c/8
jam
- LactulaxSyr 5c/8 jam
(21)
P/
- PantauHemodinamik
- Cek LED
- Cek Sputum BTA 3
Kali/Gen expert/
Mantoux Test
- Cek CD4
- Pemeriksaan X-Ray
thorax
- Konsuldivisipulmo
(23)
-
24/06/2021- S/Sariawan di mulut, BAB Th/
27/06/2021 tidakada, dansesaknafas - 4 FDC ( pagi)
O/ 3tab/24 jam
TD : 121/81 mmHg - Piridoksin 10 gr/12
HR : 88x/menit jam
RR : 22x/menit - Drip resfar 1,2 gr
o
T : 36,9 C dalamNacl 0,9%
SpO2 : 99,7% habisdalam 4 jam
PF : A :Bronchovesikuler, ronki 200 cc/4jam
(+/+) basahhalus 1/3 bawahparu - Drip Fluconazole 200
bilateral, wheezing (-/-) mg/24 jam
A/ - Curcuma 1tab/8 jam
Ketidakefektifanpolanafas
P/
GangguanPemenuhannutrisi
- Pantauhemodinamik
Ass/
- Accrawatmarwah
- TB Paruterkonfirmasiradiologis
- ARV setelah 2
- dengansekunderinfeksidd PCP
minggujikatidakadak
- Candidiasis orofaring
- Hipoalbuminemia omplikasidariOAT(26
)
- Kultur sputum
- Cek RT-PCR
-
28/06/2021- S/ P/
30/06/2021 Sesaknafasberkurangdannyeri - Pantauhemodinamik
dada - ARV setelah 2
sudahberkurang,batuktanpadahak minggujikatidakadak
,demam (-),makan (+), BAB omplikasidariOAT
(+),BAK (+) - Cek PT/APTT, D-
O/ dinner
TD : 110/70mmHg - Cek CD4
HR : 80x/menit
- Gen expert
RR : 23x/menit
- Kultur Sputum
T : 37,5oC
SpO2 : 99%
PF : A :Bronchovesikuler, ronki
(+/+) basahhalus 1/3 bawahparu
bilateral, wheezing (-/-)
A/
- Ketidakefektifanbersihanjal
annafas
- Edukasitekniknafasdalam
- Aturpasientidur semi
fowler
- Edukasibatukefektif
A/
Ketidakefektifanpolanafas
GangguanPemenuhannutrisi
Ass/
- TB Paruterkonfirmasiradiologis
- dengansekunderinfeksidd PCP
- Candidiasis orofaring
- Hipoalbuminemia
- High risk trombosis
01/07/2021- S/ P/
02/07/2021 Sesaknafassudahberkurang,batuk - Pantauhemodinamik
sesekali,demamtidakada, lemas, - Cek CD4 (+)
makan (lembek) - Gen expert (tidakada
O/ sputum)
TD : 120/80 mmHg - Kultur Sputum
HR : 86 x/menit
(tidakada sputum)
RR : 22x/menit
- Periksa SGOT/SGPT
o
T : 36,5 C
- Cekulang LFT (02)
SpO2 : 98%
PF : A :Bronchovesikuler, ronki
(+/+) basahhalus 1/3 bawahparu
bilateral, wheezing (-/-)
A/
- Ketidakefektifanbersihanjal
annafas
- Pantausaturasioksigen
- Aturpasientidur semi
fowler
Ass/
- TB Paruterkonfirmasiradiologis
- dengansekunderinfeksidd PCP
- Candidiasis orofaring
- Hipoalbuminsedang
BAB IV
ANALISA KASUS
Telah diperiksa seorang laki-laki dengan inisial Tn. MH usia 45 tahun dengan keluhan
sesak nafas. Keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasie
juga mengeluhkan adanya batuk yang tidak berdahak. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada
mulut dikarenakan sariawan sehingga pasien sulit dan tidak nafsu makan. Pasien mengalami
penurunan berat badan sekitar 2 bulan ini dari 70kg-50kg. Gejala utama penderita TB paru
adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Di samping itu dapat juga diikuti dengan
gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, berkeringat pada malam hari tanpa aktivitas,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise dan badan terasa lemas. Gejala sesak
napas dan nyeri dada dapat ditemukan bila terdapat komplikasi (efusi pleura, pneumotoraks
dan pneumonia).Gejala klinis TB paru pada ODHA seringkali tidak spesifik. Gejala klinis
yang sering ditemukan adalah demam dan penurunan berat badan yang signifikan (lebih dari
10%). (7)
Dari hasil anamnesis pada riwayat penyakit dahulu pasien mempunyai riwayat
terdiagnosa HIV dengan uji 3 metode di RS daerah. Kepekaan terhadap TB berhubungan
dengan produksi sitokin oleh limfosit T (seperti IFN gamma dan TNF alfa). IFN gamma
memegang peranan penting pada pertahanan imunologis terhadap mikroba. TB berkembang
menjadi kasus laten ketika respons imun tidak cukup untuk membasmi total kuman
Micobacterium tuberculosis. Karena HIV menghancurkan CD4 limfosit T dan makrofag, sel
yang memegang peranan penting pada pertahanan antimikroba, penderita yang terinfeksi HIV
lebih peka dari populasi umum terhadap reaktifasi infeksi laten Mycobacterium tuberculosis
(7) Selama infeksi HIV, produksi IFN gamma menurun secara dramatis sejalan dengan
penurunan CD4 limfosit T. Hal ini mengarah terhadap peningkatan risiko yang nyata
berkembangnya reaktivasi atau reinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Dan sebaliknya, TB
aktif juga bisa memengaruhi replikasi HIV. Sitokin proinflamasi yang diproduksi oleh
tuberculosis granuloma (khususnya TNF alfa) dihubungkan dengan peningkatan HIV-RNA
dan perjalanan infeksi HIV yang lebih cepat. (7)
Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan pada pasien ini meliputi laboratorium,
thorax. Pada pemeriksaan laboratorium
Prinsip pengobatan ODHA dengan TB adalah mendahulukan terapi OAT dilanjutkan
terapi ARV setelah 2-8 minggu pertama setelah dimulainya pengobatan TB dan dapat
ditoleransi dengan baik, tanpa memandang jumlah CD4. Pada ODHA dengan CD4 lebih dari
50/mm3, ARV yang dimulai 2 atau 8 minggu setelah terapi OAT tidak memberikan
perbedaan bermakna pada angka morbiditas dan mortalitas. Namun, pada ODHA dengan
CD4 kurang dari 50/mm3, ARV harus dimulai dalam 2 minggu setelah mulai pengobatan TB;
morbiditas dan mortalitas lebih rendah pada ODHA yang memulai terapi ARV 2 minggu
setelah pemberian OAT dibandingkan dengan ODHA yang mendapat ARV setelah 8 minggu.
(8)
Pengobatan pasien ODHA dengan TB perlu memperhatikan tumpang tindih
(overlapping) efek samping obat (termasuk efek samping obat yang muncul karena infeksi
lain seperti hepatitis), kemungkinan interaksi antar obat, sistem pulih imun (immune
reconstitution inflammatory syndrome atau IRIS) yang akan memperburuk kondisi pasien.
Pada kondisi ini, beberapa obat harus dikurangi dosisnya atau bahkan dihentikan. Hal ini
menyebabkan pengobatan menjadi lebih lama dan sering mengganggu kepatuhan minum
obat. Pemberian OAT pada pasien HIV positif tidak dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat
pertama, pasien perlu dirujuk ke RS rujukan ARV.Hal ini karena banyak masalah dan
kemungkinan yang harus dipertimbangkan. (8)
BAB V
KESIMPULAN
Tuberkulosis (TB) adalah suatu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Saat ini sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh
Mycobacterium tuberculosis. Gejala klinis TB paru pada ODHA seringkali tidak spesifik.
Gejala klinis yang sering ditemukan adalah demam dan penurunan berat badan yang
signifikan. Prinsip pengobatan ODHA dengan TB adalah mendahulukan terapi OAT
dilanjutkan terapi ARV setelah 2-8 minggu pertama setelah dimulainya pengobatan TB.
Namun, pada ODHA dengan CD4 kurang dari 50/mm3, ARV harus dimulai dalam 2 minggu
setelah mulai pengobatan TB.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kurniasari, Ryana Ayu Setia , Cahyo, Kusyogo dan suhartono. 2012. Faktor Risiko
Kejadian Tuberkulosis Paru di Kecamatan Baturetno Kabupaten.. Jawa Tengah : Media
Kesehatan Masyarakat Indonesia, , Vol. Vol.11. No.2.
2. Susilawati TN, Larasati R. 2019. A recent update of the diagnostic methods for
tuberculosis and their applicability in indonesia: A narrative review.  : Med J Indones,
28(3):284–91. .
3. Floyd K, Glaziou P, Zumla A, Raviglione M. 2018. The global tuberculosis epidemic and
progress in care, prevention, and research: an overview in year 3 of the end TB era. s.l. :
Lancet Respir Med, 6(4):299–314..
4. Organization, World Health. 2018. Global tuberculosis report 2018. Geneva: World
Health Organization.
5. L. and L. D. Kenya TB Survey Report. Ministry of Health Republic of Kenya, Division of
Tuberculosis. 2016.
6. KENYA HIV ESTIMATES 2018. (NACC), Kenya National AIDS Control Council. 2018 :
s.n.
7. A, Luetkemeyer. 2013. Comprehensive, up-to-date information on HIV/AIDS treatment,
prevention, and policy, from the University of California San Francicsco. california : s.n.,
8. Cahyawati, Fany. 2018. Tatalaksana TB pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Jawa
Timur : s.n.,
9. Kenya, Divisi Tuberkulosis Kementerian Kesehatan Republik. 2016. Laporan Survei TB
Kenya. : s.n.

Anda mungkin juga menyukai