Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 10 / No.

1 / Januari 2015

Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam Menggunakan Kelambu sebagai Upaya


Pencegahan Malaria di Wilayah kerja Puskesmas Kabukarudi Kabupaten
Sumba Barat Tahun 2014

Anderias Tarawatu Ora*), Bagoes Widjanarko**), Ari Udijono**)


*)Akademi Keperawatan Pemerintah Daerah Sumba Barat
Korespondensi : andiora1986@gmail.com
**)Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

ABSTRAK
Program kelambunisasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan di Kabupaten Sumba
Barat untuk mencegah dan menanggulangi penyakit malaria. Namun, data dari dinas
kesehatan Kabupaten Sumba Barat menunjukkan bahwa angka kejadian malaria di wilayah
kerja Puskesmas Kabukarudi terus meningkat. Pada tahun 2011 nilai API sebesar 32,380/00.
Selanjutnya pada tahun 2012 nilai API meningkat menjadi 64,000/00. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan kelambu pada ibu
rumah tangga. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan cross
sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 130 orang ibu rumah tangga. Analisis data
dilakukan secara univariat, bivariat dengan Chi-Square, dan multivariat dengan regresi
logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (54,70%)
menggunakan kelambu dengan baik. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap
perilaku penggunaan kelambu adalah persepsi dukungan kepala keluarga. Variabel yang
berhubungan terhadap perilaku penggunaan kelambu adalah variabel persepsi tentang
penyakit malaria dan penggunaan kelambu, sikap terhadap penggunaan kelambu, persepsi
dukungan kepala keluarga dalam penggunaan kelambu, dan keterpaparan informasi tentang
penyakit malaria dan penggunaan kelambu.
Kata kunci : Ibu rumah tangga, perilaku penggunaan kelambu, pencegahan malaria

ABSTRACT
The kelambunisasi program is one of the efforts undertaken in West Sumba Regency to
prevent and cope with malaria. However, data from the West Sumba District health office
shows that the incidence of malaria in the work area of the Puskesmas Kabukarudi continues
to increase. In 2011 the API value was 32.380 / 00. Next in 2012 the API value increases to
64,000 / 00. This study aims to determine the factors - factors that influence the behavior of
the use of mosquito nets in housewives. The type of this research is explanatory research with
cross sectional approach. The number of samples in this study were 130 housewives. Data
analysis was done univariat, bivariate with Chi-Square, and multivariate with logistic
regression. The results showed that most respondents (54.70%) used mosquito nets well. The
most dominant variable affecting the behavior of using mosquito net is perception of family
head support. Variables related to the behavior of mosquito net use were perception variable
about malaria disease and use of mosquito net, attitudes toward the use of mosquito net,
perception of family head support in using mosquito net, and exposure of information about
malaria disease and use of mosquito net.
Keywords: Housewives, behavioral use of mosquito nets, prevention of malaria

17
Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam……….(Anderias TO, Bagoes W, Ari U)

PENDAHULUAN 10 Desa, jumlah penderita 1.107 dengan


Malaria merupakan salah satu penyakit kematian 23 orang atau CFR KLB 2,07%.
menular yang masih menjadi masalah Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
kesehatan masyarakat di dunia. Separuh merupakan salah satu daerah di kawasan
penduduk dunia berisiko tertular malaria Timur Indonesia yang masih tergolong
karena hidup di lebih dari 100 negara yang daerah endemis malaria tinggi dengan
masih endemis dengan penyakit malaria. kategori nilai API 50-100 per 1.000
Malaria menyebar terutama pada negara- penduduk. Berdasarkan nilai API per
negara yang berada diantara 64 derajat propinsi dari tahun 2008-2009, Propinsi
garis lintang utara dan 32 derajat lintang NTT berada di peringkat kedua setelah
selatan. Setiap tahun lebih dari 500 juta Propinsi Papua Barat (48,1 0/00)
penduduk dunia terinfeksi malaria dan dengan nilai API sebesar 20,35 0/00. Angka
lebih dari 1.000.000 orang meninggal ini jauh berada di atas API Nasional yaitu
dunia. Kasus terbanyak terdapat di Afrika 2,47 0/00. Hal inilah yang menjadi salah
dan beberapa negara Asia, Amerika Latin, satu latar belakang pelaksanaan
Timur Tengah dan beberapa bagian negara pencanangan Gerakan Berantas Kembali
Eropa. Malaria oleh Menteri Kesehatan Republik
Indonesia merupakan salah satu negara Indonesia dilaksanakan di Kupang,
yang masih berisiko terhadap malaria. Propinsi Nusa Tenggara Timur pada
Tahun 2006, kasus malaria di Indonesia tanggal 8 April 2000.
mencapai 2.000.000 kasus malaria klinis Di Kabupaten Sumba Barat, malaria
dan pada tahun 2007 menurun menjadi merupakan salah satu masalah kesehatan
1.774.845 kasus. Hasil pemeriksaan slide utama, penyakit malaria berada pada
darah tahun 2006 terdapat 350.000 kasus, peringkat ke 2 dari sepuluh penyakit
sedangkan tahun 2007 terdapat 311.000 terbanyak. Angka kejadian malaria di
kasus. Tahun 2007 terjadi kasus KLB Kabupaten Sumba Barat terus meningkat
malaria di 8 Provinsi, 13 Kabupaten, 15 dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat
Kecamatan dan 30 Desa dengan jumlah dari Nilai API pada tahun 2012 yaitu
kasus positif malaria 1.256 penderita, 74 sebesar 21,440/00 mengalami peningkatan
kematian dengan CFR KLB 5,9%. Jumlah dari tahun 2011 sebesar 14,870/00.
ini mengalami peningkatan dibandingkan Puskesmas Kabukarudi merupakan
tahun 2006, KLB terjadi di 7 Propinsi, 7 Puskesmas dengan nilai API tertinggi bila
Kabupaten, 7 Kecamatan, dan hanya ada dibandingkan dengan puskesmas-
puskesmas lain di Kabupaten Sumba

18
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 10 / No. 1 / Januari 2015

Barat. Dimana pada tahun 2011 nilai API Kabukarudi merupakan salah satu lokasi
sebesar 32,380/00 mengalami peningkatan utama dalam pelaksanaan kegiatan
pada tahun 2012 sebesar 640/00. Hal inilah penanggulangan dan pemberantasan
yang menyebabkan Puskesmas Malaria di Kabupaten Sumba Barat.

Tabel 1 Annual Parasit Insidence (API) per puskesmas di Kabupaten Sumba Barat Tahun
2010 – 2013
Tahun
No Nama Puskesmas
2010 2011 2012 2013
1. Tanarara 30,18 12,07 4,73 9,36
2. Malata 15,22 3,24 2,68 12,95
3. Kabukarudi 35,85 32,38 64,00 48,81
4. Lahihuruk 67,66 42,78 47,39 39,89
5. Puuweri 12,67 3,02 2,83 1,76
6. Gaura 44,67 58,15 56,38 110,31
7. Padediwatu - 5,41 51,41 81,18
Total 23,72 14,87 21,44 25,09
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat

Berbagai usaha dilakukan untuk masalah dana dan pengorganisasian. Jadi


menanggulangi penyakit malaria di diperlukan cara lain yang sederhana,
Indonesia antara lain adalah dengan mudah, efektif dan dapat dilakukan sendiri
penanggulangan vektor malaria, oleh masyarakat. Salah satu cara yang
pengobatan penderita dan perbaikan telah lama dilakukan masyarakat untuk
lingkungan. Dalam program melindungi diri dari gigitan nyamuk dan
penanggulangan vektor malaria, cara yang serangga lainnya adalah penggunaan
umum dilakukan adalah melakukan kelambu.
penyemprotan rumah dengan insektisida Penggunaan kelambu paling efektif jika
residual. Walaupun sukses di banyak penggunanya benar-benar berada di bawah
daerah malaria, cara ini mempunyai kelambu dari sejak sore hari sampai subuh
kendala yaitu perilaku nyamuk yang saat nyamuk Anopheles biasanya
eksofilik, resistensi terhadap insektisida, menghisap darah. Berdasarkan kenyataan
kurangnya kerja sama masyarakat, bahwa kelambu dapat berperan sebagai

19
Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam……….(Anderias TO, Bagoes W, Ari U)

sawar antara nyamuk dengan manusia, Kabukarudi, upaya pengendalian malaria


maka dipikirkan penggunaan kelambu dengan menggunakan kelambu
yang dikombinasikan dengan insektisida berinsektisida belum menunjukkan hasil
sehingga dapat membunuh dan/atau yang baik. Bahkan pada tahun 2012 terjadi
menghalau nyamuk. peningkatan angka kejadian malaria
Penelitian yang dilaksanakan di dengan API 640/00, dari tahun 2011 dengan
Kecamatan Laona, Purworejo (Jawa API 32,380/00. Dengan demikian dapat kita
Tengah), menunjukkan bahwa pemakaian simpulkan bahwa penggunaan kelambu
kelambu yang mengandung insektisida yang mengandung insektisida untuk
mampu mengurangi insidensi malaria pada menanggulangi malaria di wilayah kerja
anak-anak kelompok 0-9 tahun sampai Puskesmas Kabukarudi kemungkinan
97,5%. Hasil penelitian dari Boesri di masih kurang efektif menurunkan kejadian
Lampung menunjukkan bahwa kelambu kasus malaria.
yang diolesi permethrin dosis 0,5 g/m2 Tidak efektifnya penggunaan kelambu
dapat menekan populasi nyamuk An. berinsektisida dalam menurunkan kejadian
sundaicus selama 2-4 bulan. kasus malaria, dapat disebabkan karena
Untuk menanggulangi kejadian malaria perilaku penggunaan kelambu atau
di Kabupaten Sumba Barat, Dinas mungkin masyarakat tidak menggunakan
Kesehatan Kabupaten Sumba Barat sama sekali kelambu yang telah dimiliki.
bekerja sama dengan UNICEF dan GF- Kurangnya perilaku penggunaan kelambu
ATM telah melakukan program dengan baik dan benar dapat disebabkan
kelambunisasi. Sebagai salah satu lokasi karena kurangnya pengetahuan masyarakat
utama pelaksanaan program tentang penyakit malaria baik penyebab,
kelambunisasi, telah dilaksanakan penularan, tanda dan gejala, pemeriksaan,
pembagian kelambu di wilayah kerja pengobatan, cara pencegahan, serta resiko
Puskesmas Kabukarudi sejak tahun 2010. terkena malaria.
Pada tahun 2010 telah dilakukan Wilayah kerja Puskesmas Kabukarudi
pembagian kelambu sebanyak 1.000 yang memiliki kasus kejadian malaria
lembar. Kemudian secara berturut – turut cukup tinggi serta seringnya terdapat
pada tahun, tahun 2011 sebanyak 100 anggota keluarga dan masyarakat yang
lembar dan tahun 2012 sebanyak 450 terkena malaria, membuat masyarakat
lembar. sudah sangat terbiasa dengan penyakit
Apabila dihubungkan dengan kejadian malaria. Kondisi ini dapat membentuk
kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas persepsi bahwa malaria merupakan

20
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 10 / No. 1 / Januari 2015

penyakit yang tidak berbahaya. Dengan Dalam teori PRECEDE-PROCEED


persepsi yang salah terhadap penyakit Lawrence Green mengatakan bahwa,
malaria tentu akan mempengaruhi sikap masalah kesehatan disebabkan oleh dua
masyarakat tentang penyakit malaria yang faktor utama yaitu faktor perilaku
pada akhirnya akan mempengaruhi (behavioral factors) dan faktor non
perilaku penggunaan kelambu. perilaku (non-behavioral factors). Dalam
Terdapat berbagai macam faktor yang penelitian ini, faktor perilaku penggunaan
dapat mempengaruhi perilaku penggunaan kelambu dapat disebabkan oleh tiga faktor
kelambu pada keluarga. Untuk itu maka, utama. Pertama, faktor predisposisi
perlu dilakukan penelitian agar dapat (predisposing factors) yang mempermudah
diketahui faktor-faktor yang terjadinya perilaku penggunaan kelambu,
mempengaruhi perilaku penggunaan diantaranya pengetahuan tentang penyakit
kelambu pada keluarga di wilayah kerja malaria dan pengetahuan tentang kelambu,
Puskesmas Kabukarudi. Dengan demikian, sikap terhadap penggunaan kelambu dan
dapat menjadi dasar dalam menyusun persepsi terhadap penyakit malaria dan
program maupun kegiatan intervensi untuk persepsi tentang kelambu. Kedua, faktor
meningkatkan kesadaran, kemauan dan penguat (reinforcing factors) yaitu faktor
kemampuan masyarakat di wilayah kerja yang mendorong atau memperkuat
Puskesmas Kabukarudi untuk dapat terjadinya perilaku penggunaan kelambu,
menggunakan kelambu yang telah seperti persepsi tentang dukungan kepala
diperoleh. keluarga, persepsi tentang dukungan tokoh
Dalam penelitian ini, teori yang masyarakat, dan persepsi tentang
digunakan adalah teori PRECEDE – dukungan petugas kesehatan. Ketiga,
PROCEED dari Lawrence Green karena faktor pemungkin (enabling factors) yaitu
perilaku seseorang atau subjek dipengaruhi faktor yang memungkinkan atau yang
atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari memfasilitasi perilaku penggunaan
dalam (faktor internal) maupun dari luar kelambu seperti keterpaparan informasi
subjek (faktor eksternal). Dengan tentang penyakit malaria dan penggunaan
menggunakan teori PRECEDE-PROCEED kelambu untuk mencegah malaria.
dari Lawrence Green, peneliti mampu Responden dalam penelitian ini
melihat masalah perilaku penggunaan adalah ibu karena dalam keluarga ibu
kelambu secara lebih komprehensif atau berperanan untuk mengurus rumah tangga,
menyeluruh. memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan
perawatan setiap anggota keluarga

21
Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam……….(Anderias TO, Bagoes W, Ari U)

sehingga menjadikan setiap anggota penelitian ini adalah karakteristik yang


keluarga tetap sehat baik secara fisik, meliputi umur, pendidikan, dan pekerjaan,
mental, sosial dan spiritual.( Effendy, pengetahuan tentang penyakit malaria dan
1998) penggunaan kelambu, persepsi tentang
penyakit malaria dan penggunaan
METODE kelambu, sikap tentang penggunaan
Penelitian ini adalah penelitian kelambu, persepsi dukungan kepala
explanatory dengan pendekatan cross keluarga dan penggunaan kelambu,
sectional. Penelitian dilaksanakan tahun persepsi dukungan tokoh masyarakat
2014 pada populasi ibu rumah tangga di dalam penggunaan kelambu, persepsi
wilayah kerja Puskesmas Kabukarudi yang dukungan petugas kesehatan dalam
telah menerima pembagian kelambu penggunaan kelambu, keterpaparan
sebanyak 1.550 ibu rumah tangga. Sampel informasi tentang penyakit malaria dan
yang digunakan dalam penelitian ini penggunaan kelambu, sedangkan variabel
berjumlah 137 orang ibu rumah tangga. dependen adalah perilaku penggunaan
Cara pengambilan sampel adalah kelambu pada ibu rumah tangga. Alat
proportional random sampling, yaitu penelitian yang digunakan adalah
dengan menghitung dahulu secara kuesioner, pengumpulan data dilakukan
proporsional jumlah ibu rumah tangga dengan metode wawancara dan dilakukan
yang dijadikan sampel pada setiap desa, dengan mendatangi setiap responden.
kemudian di setiap desa diambil Hasil penelitian dianalisis secara univariat,
responden secara acak sederhana dengan bivariat dan multivariat. Analisis bivariat
undian berdasarkan data ibu rumah tangga menggunakan uji chi square sedangkan
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan analisis multivariat menggunakan regresi
Kabupaten Sumba Barat sesuai dengan logistik.
jumlah sampel yang telah ditentukan dan
didapatkan sampel 15 orang di Desa HASIL DAN PEMBAHASAN
Rajaka, 15 orang di Desa Ringurara, 16 Perilaku ibu rumah tangga dalam
0rang di Desa Kabukarudi, 12 orang di menggunakan kelambu
Desa Sodana, 18 orang di Desa Laboya Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Dete, 15 orang di Desa Laboya Bawa, 15 ibu rumah tangga yang menggunakan
orang di Desa Watukarere, 15 orang di kelambu dengan baik (54,70%) lebih
Desa Weelibo, dan 16 orang di Desa banyak dibandingkan dengan ibu rumah
Sodana. Variabel independen dalam tangga yang menggunakan kelambu

22
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 10 / No. 1 / Januari 2015

dengan kurang baik (45,30%). Seluruhnya penyakit malaria dan penggunaan kelambu
memperoleh kelambu yang dibagikan oleh yang baik, memiliki kemungkinan 2,452
petugas kesehatan. Ibu rumah tangga kali menggunakan kelambu dengan baik
tersebut merupakan ibu rumah tangga yang dibandingkan dengan responden dengan
berada di wilayah kerja Puskesmas persepsi tentang penyakit malaria dan
Kabukarudi. Faktor yang berhubungan penggunaan kelambu yang kurang,
dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pekerjaan OR:0,288 artinya bahwa
menggunakan kelambu adalah persepsi responden yang tidak bekerja memiliki
tentang penyakit malaria dan penggunaan kemungkinan 0,288 untuk menggunakan
kelambu, sikap tentang penggunaan kelambu dengan baik dibandingkan
kelambu, persepsi tentang dukungan responden yang bekerja. Responden
kepala keluarga dalam penggunaan dengan persepsi tentang dukungan kepala
kelambu, dan keterpaparan informasi keluarga yang baik, keterpaparan
tentang penyakit malaria dan penggunaan informasi yang baik, persepsi tentang
kelambu. Sedangkan faktor yang penyakit malaria dan penggunaan kelambu
berpengaruh terhadap perilaku ibu rumah yang baik, dan responden yang tidak
tangga dalam menggunakan kelambu bekerja mempunyai probabilitas untuk
adalah persepsi tentang dukungan kepala menggunakan kelambu dengan baik
keluarga dengan OR:7,737, artinya bahwa sebesar 86,35%.
responden dengan dukungan suami yang Persepsi tentang dukungan kepala
baik, memiliki kemungkinan 7,737 kali keluarga sangat penting dalam hal ini
untuk menggunakan kelambu dengan baik karena masih adanya budaya patriakal,
dibandingkan responden dengan dukungan dimana kepala keluarga merupakan kepala
suami yang kurang, keterpaparan keluarga dan pengambil keputusan dalam
informasi dengan OR: 3,569, artinya keluarganya. Untuk itu, seorang kepala
bahwa responden dengan keterpaparan keluarga memiliki pengaruh yang sangat
informasi yang baik memiliki besar dalam sebuah keluarga, dimana
kemungkinan 3,569 kali untuk setiap keputusannya akan diikuti oleh
menggunakan kelambu dengan baik setiap anggota keluarga termasuk ibu
dibandingkan responden dengan rumah tangga. Dalam penelitian ini
keterpaparan informasi kurang, persepsi dukungan kepala keluarga yang paling
tentang penyakit malaria dan penggunaan besar adalah dalam bentuk kesediaan
kelambu dengan OR:2,452, artinya bahwa apabila diminta bantuan untuk memasang
responden dengan persepsi tentang kelambu, karena kesediaan kepala

23
Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam……….(Anderias TO, Bagoes W, Ari U)

keluarga yang mau memasang kelambu kesehatan, walaupun masyarakat tahu


pada saat akan tidur malam dapat tentang malaria belum tentu mereka mau
membentuk persepsi ibu bahwa melaksanakan dalam bentuk upaya
menggunakan kelambu saat tidur malam pencegahan dan pemberantasan. Persepsi
merupakan perilaku yang disetujui dan tentang penyakit malaria dan penggunaan
diijinkan oleh kepala keluarga, seperti kelambu merupakan faktor penting yang
yang dinyatakan L.Green bahwa faktor mempengaruhi perilaku penggunaan
penguat adalah faktor-faktor yang akan kelambu. Persepsi merupakan caran
datang dari perilaku yang memberikan pandang seseorang tentang suatu objek
penghargaan (reward)atau perangsang berdasarkan pengalaman orang lain,
untuk perilaku tersebut dan menyumbang ceritera orang lain, maupun berdasarkan
kelangsungan dan pengulangan perilaku pengalaman sendiri. Persepsi inilah yang
tersebut, diantaranya adalah dukungan kemudian akan mempengaruhi perilaku
suami (Green,2000). Keterpaparan seseorang terhadap objek tersebut. Dalam
informasi tentang penyakit malaria dan teori “Health Believe Model” yang
penggunaan kelambu juga memiliki peran disampaikan Becker (1979), mengatakan
yang sangat penting dalam perilaku bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh
penggunaan kelambu. Seorang ibu akan apakah seseorang : (1) percaya bahwa
menggunakan kelambu dengan baik mereka rentan terhadap masalah kesehatan
apabila memperoleh informasi yang baik tertentu; (2) Menganggap masalah ini
tentang cara menggunakan kelambu yang serius; (3) meyakini efektivitas kelambu
benar. Dari penelitian oleh Reni Indrayani, untuk mencegah malaria; (4) tidak mahal;
tidak ada hubungan yang bermakna antara (5) menerima anjuran untuk menggunakan
keterpaparan informasi dengan perilaku kelambu dengan baik. (Edberg, 2010).
penggunaan kelambu (Reni Indrayani, Pekerjaan juga merupakan hal yang
2009). Penyuluhan merupakan salah satu penting dalam perilaku penggunaan
cara yang digunakan untuk menambah kelambu. Ibu rumah tangga yang tidak
pengetahuan tentang cara pencegahan bekerja lebih memiliki waktu luang untuk
malaria, namun menurut Notoatmodjo memasang dan menggunakan kelambu
(1993) menyatakan bahwa peningkatan dengan baik dibandingkan dengan ibu
pengetahuan tidak selalu menyebabkan rumah tangga yang memiliki pekerjaan.
perubahan perilaku. Pengetahuan memang Tidak ada hubungan yang bermakna antara
merupakan faktor yang penting namun pekerjaan dengan perilaku penggunan
tidak mendasari pada perubahan perilaku kelambu. Menurut Friaraiyatini dalam

24
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 10 / No. 1 / Januari 2015

Reni Indrayani, ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian malaria.

Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda


CI (95%)
No Variabel B S.E. Wald Df Sig Exp(B)
Lower Upper

1. Pekerjaan -1,245 0,605 4,238 1 0,040 0,288 0,088 0,942

2. Persepsi 0,897 0,454 3,899 1 0,048 2,452 1,007 5,972

Persepsi 2,046 0,450 20,65 1 0,000 7,737 3,201 18,698


dukungan 0
3.
kepala
keluarga
Keterpaparan 1,272 0,545 5,440 1 0,020 3,569 1,225 10,394
4.
informasi

Constant -1,120 0,506 4,901 1 0,027 0,326

Karakteristik Responden Berdasarkan penggunaan kelambu dapat disebabkan


Umur karena jumlah responden yang terlalu kecil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sehingga tidak dapat menggambarkan
ibu rumah tangga yang menggunakan kondisi yang ada dilapangan secara
kelambu dengan baik lebih banyak keseluruhan. Kategori yang digunakan
dijumpai pada kategori umur dewasa awal dalam melakukan analisis data juga dapat
(56,7%) dibandingkan dengan kelompok menentukan tidak terlihatnya hubungan.
umur dewasa akhir (52,9%). Hasil uji chi Dalam penelitian ini, umur dikategorikan
square menunjukkan tidak ada hubungan menjadi dua yaitu dewasa awal dengan
yang signifikan antara umur dengan kriteria responden yang memiliki umur ≤
perilaku penggunaan kelambu dengan p 35 tahun dan dewasa akhir dengan kriteria
value = 0,778. Penelitian ini sama dengan responden yang memiliki umur ≥ 36 tahun.
penelitian Muammar Muslih tahun 2012, Menurut Notoatmodjo, semakin cukup
dimana tidak ada hubungan yang umur seseorang, tingkat kematangan
signifikan antara umur dengan perilaku dalam berpikir dan bertindak akan lebih
penggunaan kelambu. Tidak terlihatnya baik. Biasanya sejalan dengan
hubungan antara umur dengan perilaku bertambahnya umur secara biologis akan

25
Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam……….(Anderias TO, Bagoes W, Ari U)

mempengaruhi manusia untuk mengambil memahami suatu informasi atau


tindakan. pengetahuan yang ia dapatkan, artinya
semakin tinggi tingkat pendidikan maka
Karakteristik Responden Berdasarkan akan semakin mudah untuk memahami
Pendidikan dan mengerti informasi yang diperoleh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden (57,7%) berada Karakteristik Responden Berdasarkan
pada kategori pendidikan dasar daripada Pekerjaan
kategori pendidikan menengah ke atas Berdasarkan hasil penelitian
(42,3%). Dalam penelitian ini didapatkan menunjukkan bahwa sebagian besar
bahwa responden yang menggunakan responden (74,5%) bekerja dan (25,5%)
kelambu dengan baik lebih banyak responden tidak bekerja. Dalam penelitian
ditemukan pada kategori pendidikan ini didapatkan bahwa responden yang
menengah ke atas daripada pendidikan menggunakan kelambu dengan baik lebih
dasar.. Hasil analisis bivariat menunjukkan banyak dijumpai pada responden yang
bahwa uji statistik dengan taraf tidak bekerja (65,7%) daripada yang
signifikansi 5% diperoleh p value 0,099, bekerja (51,0%). Hasil analisis bivariat
yang berarti secara statistik tidak ada menunjukkan bahwa uji statistik dengan
hubungan antara pendidikan dengan taraf signifikansi 5% diperoleh p value
perilaku ibu rumah tangga dalam 0,189, yang berarti secara statistik tidak
menggunakan kelambu. Walaupun ada hubungan antara pekerjaan responden
pendidikan tidak mempunyai hubungan dengan perilaku penggunaan kelambu.
dengan perilaku ibu rumah tangga dalam Dalam penelitian ini, ibu yang tidak
menggunakan kelambu, namun tingkat bekerja lebih banyak yang memiliki
pendidikan memberikan kemampuan pada perilaku penggunaan kelambu yang baik.
seseorang untuk menerima dan memahami Hal ini disebabkan karena ibu yang tidak
informasi yang diperoleh tentang suatu bekerja memiliki banyak waktu untuk
objek. Teori perilaku mengatakan bahwa memperhatikan hal – hal yang menjadi
perilaku seseorang sesuai dengan tingkat kebutuhan setiap anggota keluarga
pemahaman dan pengetahuan yang termasuk penggunaan kelambu untuk
dimilikinya. Tingkat pengetahuan mencegah malaria.
seseorang berhubungan dengan tingkat
pendidikan. Tingkat pendidikan akan
mempengaruhi seseorang dalam

26
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 10 / No. 1 / Januari 2015

Pengetahuan responden tentang Menurut Notoatmodjo, pengetahuan


penyakit malaria dan penggunaan adalah sesuatu yang diperoleh melalui
kelambu suatu proses pengideraan. Pengetahuan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak selamanya mempengaruhi perubahan
berdasarkan pengetahuan tentang penyakit perilaku. Teori Green yang menyatakan
malaria dan penggunaan kelambu, lebih pengetahuan merupakan faktor
banyak responden yang memiliki predisposisi yang mempermudah individu
pengetahuan baik (54,7%) bila dalam berperilaku. Menurut Green perlu
dibandingkan dengan yang memiliki adanya 3 faktor yaitu predisposing,
pengetahuan kurang (45,3%). Hasil uji reinforcing, dan enabling yang menjadi
bivariat menunjukkan bahwa kelompok determinan atau penyebab terjadinya
ibu rumah tangga yang menggunakan perilaku. Penelitian ini sesuai dengan
kelambu dengan baik lebih banyak penelitian yang dilakukan oleh Reny
dijumpai pada responden dengan Indrayani yang mengungkapkan bahwa
pengetahuan baik (62,7%) daripada pengetahuan tidak berhubungan dengan
responden dengan pengetahuan kurang perilaku penggunaan kelambu pada ibu
baik (45,2%). Dari hasil uji statistik rumah tangga.
dengan metode Chi square didapatkan p
value=0,061 dengan nilai α=0,05 maka p Persepsi tentang penyakit malaria dan
value > α yang berarti tidak ada hubungan penggunaan kelambu
yang signifikan antara pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden dengan perilaku menggunakan persepsi responden lebih banyak dijumpai
kelambu dalam upaya pencegahan malaria. responden yang memiliki persepsi baik
Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa (50,4%) dibandingkan dengan yang
peningkatan pengetahuan tidak selalu memiliki persepsi kurang (49,6%).
menyebabkan perubahan perilaku. Berdasarkan hasil uji bivariat, kelompok
Pengetahuan memang merupakan faktor ibu rumah tangga yang menggunakan
yang penting namun tidak mendasari pada kelambu dengan baik lebih banyak
perubahan perilaku kesehatan, walaupun dijumpai pada responden dengan persepsi
masyarakat tahu tentang malaria belum tentang penyakit malaria dan manfaat
tentu mereka mau melaksanakan dalam kelambu yang baik (75,4%) daripada
bentuk upaya pencegahan dan responden dengan persepsi kurang baik
pemberantasan. (33,8%). Dari hasil uji statistik bivariat
dengan metode Chi square didapatkan p

27
Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam……….(Anderias TO, Bagoes W, Ari U)

value=0,0001 dengan nilai α=0,05 maka p merespons stimulus atau objek. Sehingga
value < α yang berarti ada hubungan yang sikap itu melibatkan pikiran, perasaan,
signifikan antara persepsi responden perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain.
tentang penyakit malaria dan manfaat Penelitian ini sesuai dengan penelitian
kelambu dengan perilaku menggunakan Muammar Muslih yang mengungkapkan
kelambu dalam upaya pencegahan malaria. bahwa sikap berhubungan dengan perilaku
penggunaan kelambu.
Sikap responden tentang penggunaan
kelambu Persepsi tentang dukungan kepala
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga dalam penggunaan kelambu
sikap responden lebih banyak dijumpai Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada responden yang memiliki sikap responden yang memiliki persepsi tentang
mendukung (58,4%) dibandingkan dengan dukungan kepala keluarga dalam
yang memiliki sikap tidak mendukung menggunakan kelambu baik (51,8%) lebih
(41,6%). Berdasarkan hasil uji bivariat, banyak dibandingkan dengan yang
kelompok ibu rumah tangga yang memiliki persepsi tentang dukungan
menggunakan kelambu dengan baik lebih kepala keluarga kurang (48,2%). Hasil uji
banyak dijumpai pada responden yang bivariat menunjukkan bahwa kelompok
memiliki sikap mendukung (63,8%) ibu rumah tangga yang menggunakan
dibandingkan dengan responden yang kelambu dengan baik lebih banyak
memiliki sikap tidak mendukung (42,1%). dijumpai pada responden dengan persepsi
Dari hasil uji Chi square didapatkan p tentang dukungan kepala keluarga dalam
value = 0,020 dengan nilai α = 0,05 maka penggunaan kelambu yang baik (80,3%)
p value < α yang berarti ada hubungan daripada responden dengan persepsi
yang signifikan antara sikap responden tentang dukungan kepala keluarga kurang
tentang penggunaan kelambu dengan (27,3%). Dari hasil uji statistik bivariat
perilaku menggunakan kelambu dalam dengan metode Chi square didapatkan p
upaya pencegahan malaria. Sikap adalah value=0,0001 dengan nilai α=0,05 maka p
respon tertutup seseorang terhadap value < α yang berarti ada hubungan yang
stimulus atau objek tertentu, yang sudah signifikan antara persepsi tentang
melibatkan faktor pendapat dan emosi dukungan kepala keluarga dalam
yang bersangkutan. Campbell (1950) penggunaan kelambu dengan perilaku
mendefinisikan bahwa sikap itu suatu menggunakan kelambu dalam upaya
sindrom atau kumpulan gejala dalam pencegahan malaria. Masyarakat Indonesia

28
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 10 / No. 1 / Januari 2015

pada umunya dan masyarakat Sumba pada penggunaan kelambu yang baik (55,7%)
khususnya merupakan masyarakat yang daripada responden dengan persepsi
masih menganut paham patriakal dimana tentang dukungan tokoh masyarakat
pemimpin masih menjadi panutan dan kurang (52,5%). Dari hasil uji statistik
penentu dalam pengambilan keputusan. bivariat dengan metode Chi square
Demikian halnya yang terjadi pada didapatkan p value=0,881 dengan nilai
masyarakt di Kecamatan Lamboya. Dalam α=0,05 maka p value > α yang berarti tidak
mengatasi masalah kesehatan yang terjadi ada hubungan yang signifikan antara
pada setiap anggota keluarga, yang persepsi tentang dukungan tokoh
mengambil keputusan dalam masyarakat dalam penggunaan kelambu
pemecahannya adalah kepala keluarga atau dengan perilaku menggunakan kelambu
anggota-anggota keluarga yang dituakan. dalam upaya pencegahan malaria.
Untuk itu, seorang kepala keluarga
memiliki pengaruh yang sangat besar Persepsi tentang dukungan petugas
dalam sebuah keluarga, dimana setiap kesehatan dalam penggunaan kelambu
keputusannya akan diikuti oleh setiap Hasil penelitian menunjukkan bahwa
anggota keluarga termasuk ibu rumah responden yang memiliki persepsi tentang
tangga. dukungan petugas kesehatan dalam
menggunakan kelambu baik (64,2%) lebih
Persepsi tentang dukungan tokoh banyak dibandingkan dengan yang
masyarakat dalam penggunaan memiliki persepsi tentang dukungan
kelambu petugas kesehatan kurang (35,8%). Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji bivariat menunjukkan bahwa kelompok
responden yang memiliki persepsi tentang ibu rumah tangga yang menggunakan
dukungan tokoh masyarakat dalam kelambu dengan baik lebih banyak
menggunakan kelambu baik (70,8%) lebih dijumpai pada responden dengan persepsi
banyak dibandingkan dengan yang tentang dukungan petugas kesehatan dalam
memiliki persepsi tentang dukungan tokoh penggunaan kelambu yang baik (59,1%)
masyarakat kurang (29,2%). Hasil uji daripada responden dengan persepsi
bivariat menunjukkan bahwa kelompok tentang dukungan petugas kesehatan
ibu rumah tangga yang menggunakan kurang (40,9%). Dari hasil uji statistik
kelambu dengan baik lebih banyak bivariat dengan metode Chi square
dijumpai pada responden dengan persepsi didapatkan p value=0,234 dengan nilai
tentang dukungan tokoh masyarakat dalam α=0,05 maka p value > α yang berarti tidak

29
Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam……….(Anderias TO, Bagoes W, Ari U)

ada hubungan yang signifikan antara


persepsi tentang dukungan petugas SIMPULAN
kesehatan dalam penggunaan kelambu Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan perilaku menggunakan kelambu ibu rumah tangga yang menggunakan
dalam upaya pencegahan malaria. kelambu dengan baik (54,70%) lebih
banyak dibandingkan dengan ibu rumah
Keterpaparan informasi tentang tangga yang menggunakan kelambu
penyakit malaria dan penggunaan dengan kurang baik (45,30%). Seluruhnya
kelambu memperoleh kelambu yang dibagikan oleh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas kesehatan. (48,9%). Faktor-faktor
berdasarkan keterpaparan informasi yang mempengaruhi perilaku ibu rumah
tentang penyakit malaria dan penggunaan tangga dalam menggunakan kelambu yaitu
kelambu untuk mencegah malaria lebih persepsi tentang dukungan kepla keluarga
banyak dijumpai pada responden yang dalam penggunaan kelambu, keterpaparan
dengan keterpaparan informasi baik 65% informasi tentang penyakit malaria dan
dibandingkan dengan responden yang penggunaan kelambu, persepsi responden
keterpaparan informasinya kurang 35%. tentang penyakit malaria dan penggunaan
Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa kelambu, dan pekerjaan. Faktor-faktor
bahwa kelompok ibu rumah tangga yang yang berhubungan dengan perilaku ibu
menggunakan kelambu dengan baik lebih rumah tangga dalam menggunakan
banyak dijumpai pada responden dengan kelambu yaitu persepsi responden tentang
keterpaparan informasi tentang penyakit penyakit malaria dan penggunaan
malaria dan penggunaan kelambu yang kelambu, sikap responden tentang
baik (62,9%) daripada responden dengan penggunaan kelambu, persepsi tentang
keterpaparan informasi kurang baik dukungan kepala keluarga dalam
(39,6%). Dari hasil uji statistik bivariat penggunaan kelambu, dan keterpaparan
dengan metode Chi square didapatkan p informasi tentang penyakit malaria dan
value=0,015 dengan nilai α=0,05 maka p penggunaan kelambu. Berdasarkan
value < α yang berarti ada hubungan yang karakteristik responden yaitu sebagian
signifikan antara persepsi tentang besar responden berusia dewasa akhir,
dukungan petugas kesehatan dalam memiliki latar belakang pendidikan dasar,
penggunaan kelambu dengan perilaku dengan karakteristik pekerjaan pada
menggunakan kelambu dalam upaya umumnya bekerja. Sebagian besar
pencegahan malaria. pengetahuan responden baik, persepsi

30
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 10 / No. 1 / Januari 2015

responden tentang penyakit malaria dan Selatan Tahun 2009. Universitas


penggunaan kelambu baik, sikap tentang Indonesia.
penggunaan kelambu yang mendukung, Arsin A. A, Nasir M, Nawi R. 2013.
persepsi tentang dukungan kepala keluarga Hubungan penggunaan kelambu
baik, persepsi tentang dukungan tokoh berinsektisida dengan kejadian
masyarakat baik, persepsi tentang malaria di Kabupaten Halmahera
dukungan petugas kesehatan baik dan Timur. Jurnal Masyarakat
keterpaparan informasi tentang penyakit Epidemiologi Indonesia. 1:169 –
malaria dan penggunaan kelambu baik. 174.
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Rencana
KEPUSTAKAAN Operasional Promosi Kesehatan
Wempi, I Gede dan Permadi, Dodi S. Untuk Eliminasi Malaria.
2013. Pengetahuan, sikap dan Kementerian Kesehatan:Jakarta.
perilaku masyarakat terhadap Soedarto. 2011. Malaria : Epidemiologi
ketidakpatuhan penggunaan Global, Plasmodium, Anopheles.
kelambu berinsektisida di desa Sagung Seto:Jakarta.
Tegal Rejo, kecamatan Lawang Achmadi UF. 2005. Manajemen Penyakit
kidul, kabupaten Muara Enim. Berbasis Wilayah. Kompas:Jakarta.
Artikel Lokalitbang P2B2 Baturaja. Sucipto CD. 2011. Vektor Penyakit Tropis.
02:70 – 73. Gosyen Publishing: Yogyakarta.
Muslih, Muammar. 2012. Hubungan Santjaka A. 2013. Medical book : Malaria,
pengetahuan dan sikap dengan Pendekatan Model Kausalitas.
perilaku pemakaian kelambu pada Nuha Medika:Yogyakarta.
penduduk usia di atas 15 tahun di Kementerian Kesehatan RI. 2011.
desa Hargotirto Kecamatan Kokap Epidemiologi Malaria di Indonesia.
Kabupaten Kulon Progo Provinsi Buletin Jendela Data dan Informasi
DIY tahun 2012. Universitas Kesehatan : Triwulan I.
Indonesia. Kementerian Kesehatan:Jakarta.
Indrayani, Reni. 2009. Faktor-faktor yang Dinas Kesehatan Provinsi NTT. 2013.
berhubungan dengan perilaku Epidemiologi Edisi Oktober. CV.
penggunaan kelambu sebagai Jaya Utama : Kupang.
upaya mencegah penyakit malaria PP&PL. Data Kejadian Malaria tahun
di Puskesmas Waymuli Kecamatan 2009-2012. Dinas Kesehatan
Rajabasa Kabupaten Lampung

31
Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam……….(Anderias TO, Bagoes W, Ari U)

Kabupaten Sumba Barat:


Waikabubak. 2013.
Harminarti N. 2008. Majalah Kedokteran
Andalas: Kelambu Celup Permetrin.
Notoatmodjo S. 2010. Promosi Kesehatan
Teori dan Aplikasi. Rineka
Cipta:Jakarta. 2010.
Effendi N. 1998. Dasar - Dasar
Keperawatan Kesehatan
Masyarakat. EGC:Jakarta.
Harijanto PN. 2012. Malaria Dari Molekul
ke Klinis EGC:Jakarta.
DepkesRI. 2007. Kelambu Berinsektisida.
In: Kesehatan D, editor.
Depkes:Jakarta.
WHO. 2011. National Malaria Program
Review. In: WHO, editor.
WHO:Jakarta.
Hadisaputro S. 2013. Studi Diagnostik
Malaria. Permata
Indonesia:Yogyakarta.
Sutisna P. 2004. Malaria Secara Klinis :
dari Pengetahuan Dasar Sampai
Terapan. EGC:Jakarta.

32

Anda mungkin juga menyukai