Anda di halaman 1dari 7

PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TENTANG DAMPAK

KANDANG TERNAK YANG BERDEKATAN DENGAN RUMAH DI


DESA MASARI KECAMATAN PARIGI SELATAN
KABUPATEN PARIGI MOUTONG

I Wayan Deva Welfian1, Sri Purwiningsih2

Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu

Abstrak

Kandang merupakan suatu tempat yang sesuai bagi ternak untuk melakukan aktivitas produksi dan
juga bagi peternak sebagai pemeliharanya. Aktivitas produksi ini berupa kegiatan ternak untuk
menghasilkan daging, telur dan susu serta hasil-hasil sampingan lainnya. Berdasarkan studi hasil
pengamatan data awal pada tanggal 23 Mei 2021 dari penderita diare terbesar di Puskesmas Sumbersari
diantaranya yaitu Desa Masari jumlah penyakit diare akibat dari kandang ternak tahun 2019 sebanyak 9
orang penderita, dan pada tahun 2020 meningkat menjadi 17 orang penderita. Tujuan penelitian ini adalah
di ketahuinya pengetahuan dan sikap kepala keluarga tentang dampak kandang ternak yang berdekatan
dengan rumah di Desa Masari Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan variabel pengetahuan dan sikap Kepala
Keluarga tentang dampak kandang ternak yang berdekatan dengan rumah. Jenis data yang dikumpulkan
adalah data primer dan data sekunder. Analisa data dengan menggunakan analisa univariat Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 36 kepala keluarga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan kepala keluarga tentang dampak kandang ternak
yang berdekatan dengan rumah sebagian besar adalah kategori baik (72,2%), cukup (22,2%) dan kurang
(5,6%) dan sebagian besar sikap kepala keluarga tentang dampak kandang ternak yang berdekatan dengan
rumah adalah baik (77,8%), cukup (22,2%) dan kurang (0%)
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagian besar kepala keluarga dalam berpengetahuan baik
sehingga memiliki sikap yang baik karena pengetahuan yang baik akan mempengaruhi sikap seseorang.
Tetapi pengetahuan dan sikap di pengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya faktor kebudayaan sehingga
masyarakat di desa Masari masi membuat kandang di dekat rumah. Disarankanbagi kepala Desa Masari
mengadakan penyuluhmengenai dampak kandang ternak yang berdekatan dengan rumah, serta cara dan
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Kandang, Ternak

Pendahuluan Untuk mendirikan sebuah peternakan


seharusnya memilih tempat yang lokasinya jauh
Kandang merupakan suatu tempat yang dengan pemukiman masyarakat, hal ini untuk
sesuai bagi ternak untuk melakukan aktivitas menjaga agar dampak yang ditimbulkan oleh
produksi dan juga bagi peternak sebagai kandang ternak tidak sampai ke pemukiman
pemeliharanya. Aktivitas produksi ini berupa masyarakat yang memiliki Jarak peternakan
kegiatan ternak untuk menghasilkan daging, telur minimal 25 meter dari pemukiman warga. Jarak
dan susu serta hasil-hasil sampingan lainnya ini dapat mengurangi resiko penularan penyakit
(Saktika, 2021). (Wahyuningtyas, 2017).
Usaha sektor peternakan merupakan bidang Dampak akibat pembangunan kandang
usaha yang memberikan peranan sangat besar ternak dekat rumah terhadap lingkungan adalah
dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dan masalah pencemaran lingkungan yang diakibatkan
berbagai keperluan industri. Protein asal ternak ini dari kotoran hewan ternak. Banyaknya usaha
memiliki fungsi penting dalam kehidupan sehari- peternakan yang berada di lingkungan masyarakat
hari manusia karena mengandung berbagai asam mengganggu warga, terutama peternakan hewan
amino yang diperlukan untuk pertumbuhan dan yang lokasinya dekat dengan pemukiman.
kecerdasan manusia (Dwi Sunarti Prayitno,2015). Masyarakat banyak mengeluhkan dampak buruk

43
Pengetahuan Dan Sikap Kepala Keluarga Tentang Dampak Kandang, I Wayan Deva Welfian1, Sri Purwiningsih 2

dari kegiatan usaha peternakan,salah satunya 73,48% dan pada tahun 2019 menurun menjadi
menimbulkan bau tak sedap karena masih banyak 64,16%. Cakupan pelayanan untuk semua umur
peternak yang mengabaikan penanganan limbah yang tertinggi dicapai oleh Kabupaten Buol
dari usahanya (Wahyuningtyas, 2017). (87,5%), sedangkan capaian terendah dicapai oleh
Laporan World Health Organization (WHO) Kabupaten Banggai Laut (34,9%). Demikian pula
menyebutkan bahwa setengah dari penduduk dunia cakupan pelayanan diare pada balita yang
berisiko terkena malaria dan diperkirakan sekitar diharapkan 100% ternyata cakupan tertinggi
216 juta kasus pada tahun 2019. Sebanyak dicapai oleh Kabupaten Buol sebesar 67,5% dan
2.440.812 kasus malaria di ASEAN dilaporkan cakupan terendah oleh Kabupaten Morowali Utara
tahun 2019 dan menempati urutan kasus sebesar 29,7 %.
terbanyak kedua setelah wilayah Afrika. Kasus Berdasarkan penelitian yuliana Rosa (2017),
malaria di Indonesia pada tahun 2019 dilaporkan setelah melakukan penelitian baik secara observasi,
sebesar 229.819 kasus (WHO, 2019). wawancara, pengukuran dan dokumentasi di Desa
Di Indonesia ada enam provinsi yang Kedungdalem Kacamatan Dringu Kabupaten
termasuk daerah endemis tinggi malaria (Annual Probolinggo didapatkan kesimpulan bahwa ada
Parasite Incidence/ API lebih besar dari lima per hubungan antara sanitasi dasar di rumah dengan
penduduk), yaitu Maluku, Maluku Utara, kejadian diare, ada hubungan antara pengetahuan
Papua, Papua Barat, Sumatera Utara dan Nusa dan sikap jarak rumah dari kandang ternak dengan
Tenggara Timur. Secara nasional, Provinsi NTT kejadian diare, dan ada hubungan antara kepadatan
merupakan salah satu provinsi dengan angka lalat dengan kejadian diare hal tersebut dapat
kesakitan malaria yang tinggi di Indonesia. Data dilihat dari hasil nilai p-value yang lebih kecil < α
Depkes RI tahun 2019 menunjukkan bahwa (0,05) yang artinya H0 ditolak.
NTT memiliki angka kesakitan malaria per Berdasarkan data pada Profil Puskesmas
1000 orang per tahun, di ikuti oleh Papua 63,91 Parigi Moutong Tahun 2018 dengan jumlah
kasus 1000 orang per tahun (Depkes, 2019). penderita diare dari dampak kandang ternak yang
Faktor lingkungan fisik, kimia, biologis, dan di tangani sebanyak 440 orang penderita, kemudian
sosial budaya sangat berpengaruh terhadap sampai pada bulan September tahun 2019 penderita
penyebaran malaria di Indonesia. Lingkungan diare yang sebesar 449 orang penderita, pada bulan
dapat menjadi faktor pemicu meningkatnya kasus Januari 2020 terjadi peningkatan angka kejadian
malaria tetapi juga dapat dimodifikasi dalam diare sebesar 489 penderita diare.
mencegah dan menangani kasus malaria. Data dari Puskesmas Sumbersari tahun 2019
Karakteristik lingkungan perlu diidentifikasi agar menunjukkan adanya 42 orang penderita diare dari
dapat memberikan arah penanganan yang lebih dampak kandang ternak dan tahun 2020 meningkat
efektif dan efisien sesuai dengan karakter wilayah menjadi 72 orang penderita. Puskesmas
kejadian karena penanganan malaria akan sangat Sumbersari memiliki 9 Desa wilayah kerja yaitu
berbeda untuk setiap wilayah (Depkes, 2019). Desa Boyantongo, Dolago Padang, Dolago,
Analisis data Riset Kesehatan Dasar Lemusa, Masari, Nambaru, Olobaru, Sumbersari,
(RIKESDAS) ini bertujuan untuk mengetahui Tindaki. Cakupan penderita diare terendah akibat
dampak kandang ternak di Desa Dolago pada tahun
pengaruh faktor lingkungan (biologi) dalam hal ini
2019 menunjukan adanya 2 orang penderita dan
pemeliharaan kandang ternak sedang (domba,
pada tahun 2020 meningkat menjadi 4 orang
kambing, babi) dan kandang ternak besar (sapi, penderita, cakupan penderita diare terbesar di
kerbau, kuda) serta letak kandang terhadap kasus Puskesmas Sumbersari diantaranya yaitu Desa
malaria di Provinsi NTT. Dari hasil analisis lanjut Masari jumlah penyakit diare akibat dari kandang
ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan ternak tahun 2019 sebanyak 9 orang penderita, dan
pertimbangan dalam menentukan strategi pada tahun 2020 meningkat menjadi 17 orang
pemberantasan malaria di Provinsi NTT, selain penderita. Di Desa Masari juga terdapat penyakit
berdampak penyakit malaria dampak dari Malaria pada tahun 2019 menunjukan adanya 3
pemeliharaan kandang ternak juga dapat orang penderita dan pada tahun 2020 meningkat
mengakibatkan penyakit lainya di antaranya menjadi 7 orang penderita.
penyakit kulit dan diare (Depkes, 2019). Dari hasil studi awal yang dilakukan di Desa
Berdasarkan data pada profil Provinsi Masari yang memiliki kandang ternak diperolah
Sulawesi Tengah Tahun 2019 dapat Cakupan data bahwa jumlah seluruh 201 Kepala Keluarga
pelayanan penderita diare akibat dampak kandang dengan memiliki 3 dusun dusun 1 berjumlah
ternak semua umur pada tahun 2018 - 2019 66KK , Dusun 2 berjumlah 62 KK, Dusun 3
cenderung menurun dan belum mencapai target berjumlah 73 KK . Keadaan lingkungan masih
yang diharapkan 100%. Capaian cakupan kasus banyak kepala keluarga yang memiliki kandang
diare tahun 2018 untuk semua umur sebesar ternak yang ber dekatan dengan rumah.

Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 22 No. 1, Februari 2022 (43-49) 44
Pengetahuan Dan Sikap Kepala Keluarga Tentang Dampak Kandang, I Wayan Deva Welfian1, Sri Purwiningsih 2

Hasil wawancara awal pada 10 Kepala Tabel 2. Distribusi Kepala Keluarga menurut
keluarga di Desa Masaripada tanggal 23 Mei 2021, Tingkat Pendidikan di Desa Masari.
peneliti bertanya tentang bahaya kandang ternak
yang berdekatan dengan rumah, 5 Kepala Keluarga No. Pendidikan Freuensi %
menyatakan tidak mengetahui dampak kandang 1. SD 8 22,2
yang berdekatan dengan rumah, 3 Kepala Keluarga
2. SMP 12 33,3
lainnya menyatakan tidak mengetahui penyakit
yang di timbulkan dari kandang yang berdekatan 3. SMA 13 36,1
dengan rumah, dan 2 menyatakan agar lebih mudah 4. DI 1 2,8
dan dekat untuk pemberian pakan hewan ternak. 5. SI 2 5,6
Total 36 100,0
Metode Penelitian
Sumber: Data Primer, 2021
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskritif Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 36
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk kepala keluarga di Desa Masari tingkat
mendiskripsikan atau menggambarkan suatu pendidikan terbanyak berada pada tingkat
fenomena yang terjadi dalam masyarakat SMA (36,1%) dan yang berpendidikan DI
(Notoatmodjo, 2013). sebesar 2,8% ini menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan kepala keluarga berada
Hasil Penelitian
di tingkat pendidikan menengah.
A. Karakteristik Responden Penelitian
B. Analisis Univariat
1. Umur
Karakteristik umur responden Analisis univariat yaitu dilakukan untuk
dalam penelitian ini dikelompokkan mengetahui distribusi, frekuensi dari masing-
berdasarkan klasifikasi umur menurut masing variabel yang diteliti yaitu variabel
Departemen Kesehatan Republik Indonesia pengetahuan dan sikap kepala keluarga tentang
(2009), yaitu 26-35 tahun (masa dewasa dampak kandang ternak yang berdekatan
awal), 36-45 tahun (masa dewasa akhir), 46- dengan rumah.
55 tahun (masa lansia awal) dan 56-65
(masa lansia akhir) seperti yang ada pada 1. Distribusi Pengetahuan Kepala Keluarga
Tabel 1. Pengetahuan kepala keluarga tentang
dampak kandang ternak yang berdekatan
Tabel 1. Distribusi Kepala Keluarga menurut Umur dengan rumah dalam penelitian ini dibedakan
di Desa Masari. menjadi tiga kategori yaitu baik berdasarkan
skor jawaban responden 76%-100%, Cukup
No. Umur Kepala Keluarga Frekuensi % 56%-75% dan kurang baik <56% seperti
1. 26-35 Tahun 6 16,7 yang ada pada tabel 3.
2. 36-45 Tahun 13 36,1
3. 46-55 Tahun 12 33,3 Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Kepala Keluarga
4. > 55 Tahun 5 13,9 tentang Dampak Kandang Ternak Yang
Total 36 100,0 Berdekatan Dengan Rumah di Desa
Masari.
Sumber: Data Primer, 2021 Pengetahuan Kepala
No Frekuensi %
Keluarga
Tabel 1 menunjukkan dari 36
1. Baik 26 72,2
kepala keluarga kategori terbanyak adalah
usia 36-45 tahun dengan persentase 36,1% 2. Cukup 8 22,2
yang merupakan usia dewasa akhir yang 3. Kurang Baik 2 5,6
masih dalam kategori usia produktif dan
Total 36 100,0
kategori umur terkecil terdapat pada
kelompok umur> 55 tahun (13,9%).
Sumber: Data Primer, 2021
2. Pendidikan
Pendidikan kepala keluarga dalam Pada tabel 3 menunjukkan bahwa
penelitian ini terdiri atas SD, SMP, SMA, distribusi pengetahuan dari 36 kepala
DI, dan S1, seperti yang ada pada Tabel 2. keluarga tentang dampak kandang ternak

Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 22 No. 1, Februari 2022 (43-49) 45
Pengetahuan Dan Sikap Kepala Keluarga Tentang Dampak Kandang, I Wayan Deva Welfian1, Sri Purwiningsih 2

yang berdekatan dengan rumah di desa adalah penghuni rumah maupun tetangga
masari sebagian besar adalah kategori baik memiliki alergi terhadap bau-bau menyengat.
yaitu dengan persentase 72,2%, di Hal ini dikhawatirkan bisa membuatnya
bandingkan dengan pengetahuan cukup mengalami mual hingga muntah. Kandang
dengan persentase 22,2%, dan kurang 5,6%. ternak akan menjadi sarang untuk penyebaran
kuman, bakteri, hingga virus yang berbahaya.
2. Distribusi Sikap Kepala Keluarga Penyakit yang terkontaminasi akan menular ke
Sikap kepala keluarga tentang dampak tetangga hingga orang-orang sekitar. Dengan
kandang ternak yang berdekatan dengan begitu, diharapkan yang berniat memiliki
rumah dalam penelitian ini dibedakan kandang ternak untuk menempatkannya pada
menjadi tiga kategori yaitu baik berdasarkan tempat lain yang sepi dari keramaian penduduk
skor jawaban responden 76%-100%, Cukup (Saktika, 2021).
56%-75% dan kurang baik <56% seperti Dari hasil penelitian ini juga
yang ada pada tabel 4. didapatkan bahwa sebagian besar responden 36-
45 tahun (36,1%). Dengan rentang umur
Tabel 4. Distribusi Sikap Kepala Keluarga tentang tersebut responden mampu secara baik untuk
Dampak Kandang Ternak Yang mengembangkan pengetahuannya sendiri
Berdekatan Dengan Rumah di Desa termasuk pengetahuan tentang dampak kandang
Masari. ternak yang berdekatan dengan rumah. Umur
kepala keluarga dalam penelitian ini juga
No. Sikap Kepala Keluarga Frekuensi %
menunjukan kematangan pola pikir.
1. Baik 28 77,8 Karakteristik umur responden dalam penelitian
2. Cukup 8 22,2 ini dikelompokkan berdasarkan klasifikasi
3. Kurang 0 0 umur yaitu 26-35 tahun (masa dewasa awal), 36
Total 36 100,0 -45 tahun (masa dewasa akhir), 46-55 tahun
(masa lansia awal) dan 56-65 (masa lansia
Sumber: Data Primer, 2021 akhir). Adapun 2 responden yang memiliki
pengetahuan kurang, di sebabkan oleh
Pembahasan pendidikan yang rendah.
Menurut asumsi peneliti kepala
A. Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang keluarga di Desa Masari sebagian besar
Dampak Kandang Ternak Yang Berdekatan memiliki pengetahuan yang baik karena
Dengan Rumah. berdasarkan tingkat umur pada karakteristik
responden sebagian besar berumur 36-45 dan
Hasil penelitian pada tabel 4 memiliki sebagian besar pendidikan tingkat
menunjukan pengetahuan kepala keluarga menengah. Walaupun tingkat pendidikan
tentang dampak kandang ternak berdekatan mereka menengah tetapi pengalaman dan
dengan rumah adalah kategori baik yaitu informasi banyak mereka dapatkan dari sumber-
dengan persentase 72,2% dari pada yang sumber lainya seperti orang lain, pekerjaan dan
berpengetahuan cukup yaitu dengan persentase media. Adapun tingkat umur yang sudah
22,2% dan yang kurang dengen persentase 0%. matang dan berpendidikan menengah tetapi,
Dilihat dari jawaban hasil kuesioner kebudayaan atau kebiasaan mereka yang lebih
pengetahuan baik sebagian besar responden memilih membuat kandang ternak yang
menjawab benar tentang dampak kandang berdekatan dengan rumah karena agar dapat
ternak yang berdekatan dengan rumah dapat
memudahkan dalam pemberian pakan hewan
mencemari lingkungan. Sebagian besar kepala
ternak.
keluarga juga tahu tentang jarak minimal
kandang ternak 25 meter dari rumah karena Menurut Notoatmodjo (2014), usia
kandang ternak yang dekat dari rumah akan berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola
menimbulkan bau tak sedap. Hal ini sejalan pikir seseorang, semakin bertambahnya usia
dengan teori yang dikemukakan oleh Saktika akan semakin berkembang pula daya tangkap
(2021) bahwa bahaya rumah dekat kandang dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang
ternak yang kedua akan membuat seisi hunian diperolehnya semakin membaik. Tetapi karena
menjadi penuh dengan bau tak sedap yang kebudayaan atau kebiasaan mereka, mereka
berasal dari bau atau kotoran hewan ternak. tetap membuat kandang di dekat rumah agar
Dampak yang lebih membahayakan dapat memudahkan dalam pemberian pakan
jika rumah berdekatan dengan kandang ternak hewan ternak.

Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 22 No. 1, Februari 2022 (43-49) 46
Pengetahuan Dan Sikap Kepala Keluarga Tentang Dampak Kandang, I Wayan Deva Welfian1, Sri Purwiningsih 2

Selain itu menurut Mubarak (2012) Sikap tersebut merupakan hasil dari
faktor yang mempengaruhi pengetahuan pengetahuan kepala keluarga bahwa jarak
diantaranya adalah kebudayaan, karena kandang ternak yang baik adalah 25 meter dari
kebudayaan akan mempengaruhi pengetahuan rumah. Hal ini sejalan dengan teori Saktika
secara langsung. Seseorang yang mempunyai (2021) bahwa rumah yang berdekatan degan
sosial budaya yang baik maka pengetahuannya kandang ternak akan rentan menyebabkan
akan baik tapi jika sosial budayanya kurang baik penyakit yang berbahaya. Kandang ternak bisa
maka pengetahuannya akan kurang baik. menjadi sumber penyakit yang bisa
Hasil ini sejalan dengan penelitian membahayakan kesehatan pemilik rumah hingga
Cahyaningsih dan Duana (2013) di Desa tetangga.
Babahan Tabanan, yang menemukan sebagian Hal ini sesuai dengan teori menurut
besar responden (64,3%) memiliki tingkat Notoatmodjo (2013), semakin dewasa usia maka
pengetahuan tinggi tentang upaya pencegahan pengalaman juga semakin banyak. Sedangkan
flu burung melalui sanitasi kandang ternak. Menurut Cherin (2009) pengalaman akan
Tetapi masyarakat lebih memilih memelihara menghasilkan pemahaman yang berbeda bagi
hewanunggs di dekat rumah. tiap individu, maka pengalaman mempunyai
kaitan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku.
B. Sikap Kepala Keluarga Tentang Dampak Seseorang memiliki pengalaman banyak akan
Kandang Ternak Yang Berdekatan Dengan menambah pengetahuan dan sikap yang baik.
Rumah. Usia 36-45 tahun merupakan usia matang bagi
seorang kepala keluarga dalam hal berpikir dan
Hasil penelitian pada tabel 5 bertindak
menunjukkan bahwa distribusi sikap kepala Hal ini sesuai dengan teori menurut
keluarga tentang dampak kandang ternak yang Menurut Azwar (2011), Untuk menjadi dasar
berdekatan dengan rumah adalah sebagian besar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
bersikap baik dengan persentase sebesar 77,8% haruslah meninggalkan kesan yang kuat karena
dari pada yang bersikap cukup dengan itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
persentase 22,2% dan kurang dengan persentase pengalaman pribadi tersebut menjadi dalam
0%. Pada tabel 1 berdasarkan karakteristik situasi yang melibatkan factor emosional.
kepala keluarga menurut umur menununjukkan Pengalaman dapat menimbulkan kesan yang
bahwa sebagian besar responden berada pada sangat mendalam dan membekas dalam
rentang umur dewasa akhir yakni 36-45 tahun. kejiwaannya sehingga dapat membentuk sikap
Umur seseorang dapat mempengaruhi pola yang baik untuk menerima informasi tentang
pikirnya. Kematangan usia seseorang didukung dampak kandang ternak yang berdekatan dengan
oleh pengalaman hidup yang telah dilaluinya rumah, dan ini juga sesuai dengan pendapat
sehingga dapat dijadikan pengalaman yang Notoatmodjo (2013) bahwa pengetahuan dapat
bermakna untuk menentukan sikap yang lebih diperoleh berdasarkan pengalaman pribadi hal
baik di masa yang akan datang. ini dilakukan dengan cara mengulang kembali
Menurut asumsi peneliti sikap kepala pengalaman yang dihadapi pada masa lalu.
keluarga yang baik sangat ditentukan oleh faktor Sikap baik kepala keluarga dalam
pengetahuan kepala keluarga. Hasil penelitian penelitian ini juga ditentukan oleh pengalaman
ini menunjukkan bahwa pengetahuan kepala kepala keluarga yang sangat mendukung mereka
keluarga yang sebagian besar baik tentang bersikap. Hal ini sesuai dengan teori menurut
kandang yang berdekatakan dengan rumah Notoatmodjo (2014), Pendidikan bertujuan
mendukung mereka untuk bersikap baik.peneliti untuk menanamkan tingkah laku atau kebiasaan
sikap kepala keluarg tentang kandang yang yang baru, semakin tinggi tingkat pendidikan
berdekatan dengan rumah sudah baik tetapi seseorang diharapkan semakin baik
terbentuknya sikap seseorang sangat pengetahuannya, dan meningkat pula keadaan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Sikap sosial ekonominya. Selain itu makin mudah
masyarakat desa Masari masih sangat mendapatkan informasi.
dipengaruhi oleh faktor kebiasaan dimana secara Dapat disimpulkan bahwa pendidikan
turun temurun meraka masih membangun bukan faktor penentu baik atau cukupnya tingkat
kandang ternak berdektan dengan rumah. pengetahuan dan sikap seseorang, karena
Pada jawaban pernyataan kuesioner responden banyak mendapatkan informasi dari
tentang membangun kandang ternak yang jauh pengalaman, media sosial dan elektronik. Akan
dari rumah akan terhindar dari penyakit, kepala tetapi, perlu ditekankan bukan berarti seseorang
keluarga telah menunjukkan sikap yang baik. dengan pendidikan rendah tidak mutlak

Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 22 No. 1, Februari 2022 (43-49) 47
Pengetahuan Dan Sikap Kepala Keluarga Tentang Dampak Kandang, I Wayan Deva Welfian1, Sri Purwiningsih 2

berpengetahuan dan bersikap rendah pula, Daftar Pustaka


karena peninggkatan pengetahuan dan sikap
tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal Ainur, R. dan Hartati. 2013. Petunjuk Teknis
akan tetapi dipendidikan non formal juga dapat Perkandangan Hewan Ternak. Pusat
diperoleh pengetahuan dan sikap seseorang Penelitian dan Pengembangan Peternakan.
tentang suatu objek mengandung dua aspek
Arikunto, S. 2015. Prosedur Penelitian Suatu
yaitu aspek negatif dan negatif. Kedua aspek
Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.
yang pada akhirnya akan akan menentukan sikap
seseorang terhadap objek tertentu. Arsurya, dkk 2017. Hubungan Tingkat
Pengetahuan tentang Penanganan Diare
Kesimpulan Dan Saran dengan Kejadian Diare. Jurnal Kesehatan
Andalas.
Kesimpulan dalam penelitian ini sebagian
besar kepala keluarga dalam penelitian ini Azwar, Saifuddin, 2011. Sikap Manusia Teori dan
berpengetahuan baik. Ini dikarenakan usia Pengukurannya . Pustaka Pelajar.
responden yang sudah matang dan memiliki tingkat Yogyakarta.
pendidikan yang menengah, sehingga pengalaman.
Pengetahuan mereka yang baik dan terdapat 2 Bintoro, Bhakti R. T. 2016. Hubungan Antara
Sanitasi Lingkungan Pada Kandang Ternak.
responden yang memiliki pengetahuan kurang di
Skripsi Universitas Muhammadiyah
sebabkan oleh pendidikan yang rendah dan juga
Surakarta.
kenyataannya di desa Masari masih membangun
kandang ternak di dekat rumah karena di pengaruhi Cahyaningsih, N.M.D. dan M.K. Duana. 2013.
oleh kebudayaan atau kebiasaan mereka. Tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan
Sebagian besar kepala keluarga dalam penularan Flu Burung pada peternak unggas
penelitian ini memiliki sikap baik tentang dampak di desa Babahan, Tabanan. Community
kandang ternak yang berdekatan dengan rumah, hal Health, 1 (2): 131-142.
ini karena pengalamann kepala keluarga yang baik
serta kematangan usia kepala keluarga untuk Cher in. 2009 . Hubungan Pengalaan
bersikap bersikap baik dalam mengetahui dampak denganPengetahuan. Jurnal Bina Sarana
kandang ternak yang berdekatan dengan rumah. Pustaka Vol. 02. Sarwnono Prawirodiharjo.
Saran Bagi Warga Desa Masari diharapkan
Depkes RI 2019. Pedoman penatalaksanaan kasus
dapat menambah pengetahuan Kepala keluarga
malaria di Indonesia. Jakarta.
tentang dampak dari kandang ternak yang
berdekatan dengan rumah dan bermanfaat sebagai Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Mautong.
bahan referensi untuk memperbaiki pelaksanaan 2018,2019, 2020. Profil Dinas Kesehatan
pembuatan kandang yang sesuai dengan standar Kabupaten Parigi Mautong. Parigi.
kesehatan, Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten
Parigi Moutong. Dinas kesehatan parigi Selatan Puskesmas
Bagi Aparat Desa Setempat diharapkan Sumbersari. 2019,2020.Profil Dinas
kepada aparat Desa Masari agar rutin mengadakan Kesehatan Parigi selatan puskesmas
kerja sama dengan pihak terkait seperti dinas sumbersari.
kesehatan dan dinas peternakan untuk mengadakan
penyuluh dan sosialisasi mengenai dampak ternak Dinkes Sulteng.2019, profil kesehatan provinsi
yang berdekatan dengan rumah serta cara dan Sulawesi Tengah,Pemerintah Sulawesi.
upaya membangun kandang ternak yang baik bagi
Dwi Sunarti Prayitno.2015. Manajemen Kandang
masyarakat guna meningkatkan derajat kesehatan Ternak Pedaging. Jakarta.
masyarakat.
Bagi peneliti lain hendaknya melakukan Farida. S. M. dan Kaharudin. 2013. Petunjuk
penelitian dengan metode dan variabel lain agar Praktis Perkandangan. Balai Pengkajian
dapat mengeksplorasi lebih dalam hal-hal yang Teknologi Pertanian Ntb. Mataram.
berkaitan dengan dampak kandang ternak yang
berdekatan dengan rumah. Mubarak, 2012. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 22 No. 1, Februari 2022 (43-49) 48
Pengetahuan Dan Sikap Kepala Keluarga Tentang Dampak Kandang, I Wayan Deva Welfian1, Sri Purwiningsih 2

Notoatmodjo, S. 2013. Metodologi Penelitian


Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

——--,2014. Pendidikan dan Perilaku


Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Panggabean PASH, Wartana Kadek, Sirait Esron,


AB Subardin, Rasiman Novianty, Pelima
Robert, 2021. Pedoman Penulisan Proposal/
Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Jaya, Palu.

Pasaribu, 2014. Tatalaksana Pemeliharaan Hewan


Ternak. Direktorat Jendral Peternakan.
Jakarta.

Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong Kecamatan


Parigi Selatan Desa Masari.2020. Profil
Data Desa Masari.

Saktika ,2021. Petunjuk Praktis Peternakan Hewan


Dan Bahaya Rumah Dekat Kandang.
Jogyakarta; Kanisius.

Tresiana Marpuang,2018,.Pengetahuan dan Sikap


Masyarakat Tentang Kondisi Sanitasi
Kandang Ternak. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.

Sugeng, Y.B., 2013. Pemeliharaan Hewan Ternak.


Gramedia. Jakarta.

Sumyati Asra 2014. PHBS Pengetahuan Terhadap


Lingkungan Rumah. Bandung: Wacana
Prima.

Wahyuningtyas, 2017. Dampak Keberadaan


Peternakan Terhadap Perubahan Kehidupan
Sosial Dan Ekonomi Masyarakat.

WHO. 2019. World Health Organization

Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 22 No. 1, Februari 2022 (43-49) 49

Anda mungkin juga menyukai