Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN KELOMPOK 4

DI PUSKESMAS SIMBANG

Kelompok 4 :
Fiyanti
Eleazer
Rospita
Wihelmus
Benoni
Salvator
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Penyakit ini berdampak pada kualitas sumber daya manusia
dan berpengaruh terhadap peningkatan angka kesakitan dan kematian ibu hamil /
melahirkan, bayi dan balita. Melihat tingkat kasus malaria yang masih tinggi di
Indonesia, yang terutama didominasi oleh Kawasan Timur Indonesia juga termasuk
didalamnya Propinsi Papua, maka pemerintah Republik Indonesia melalui Kepmenkes
RI No. 293/MENKES/SK/IV/2009, menurunkan kebijakan tentang Eliminasi Malaria di
Indonesia.
Melalui kebijakan tersebut banyak kegiatan yang telah dilaksanakan berupa upaya
preventif, promotif, dan kuratif untuk menuju pada Eliminasi Malaria di Indonesia yang
direncanakan dapat terwujud pada tahun 2030.
Puskesmas Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat merupakan
sarana kesehatan yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan,sesuai
fungsinya Puskesmas melaksanakan pemberdayaan masyarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu,keluarga dan lingkungannya
secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
sehingga bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup
bersih dan sehat serta mampu meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata sehingga memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Oleh karena itum dalam Praktek Kerja Lapangan pada Basic Training Malaria ini
dipandang perlu untuk melakukan kunjungan, pengumpulan data, pengolahan data,
analisa pada puskesmas yang telah memiliki sistem yang cukup baik dan memiliki
kasus malaria yang sedikit sehinnga dapat mendapatkan masukan maupun
memberikan masukan yang bermanfaat bagi puskesmas tersebut.
Puskesmas Simbang merupakan Puskesmas pada Kecamatan Simbang Kabupaten
Maros, Propinsi Sulawesi Selatan yang memiliki kasus malaria yang rendah selama
beberapa tahun terakhir, sehingga dipandang tepat untuk dilakukan Praktek Lapangan
yang dapat bermanfaat untuk kemajuan program malaria.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu melakukan kajian pelaksanaan Program Malaria di Puskesmas Simbang

b. Tujuan Khusus
 Melakukan kajian manajemen program, Surveilans Epidemiologi, tatalaksana
kasus, pengamatan faktor risiko dan surveilans vektor
 Melakukan kegiatan PE terhadap kasus yang ditemukan di masyarakat
 Melakukan pengendalian vektor sesuai permasalahannya
 Melakukan perencanaan pengendalian malaria
 Membuat pencatatan, dokumentasi dan mempresesntasikan hasil PKL
B. HASIL PELAKSANAAN PKL DAN PEMBAHASAN

1. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS


Keadaan Geografi Wilayah Kerja Puskesmas Simbang sebagian besar merupakan
daerah dengan tofografi dataran rendah, dengan rata-rata ketinggian 400 meter di atas
permukaan laut dimana sebagian besar adalah sawah dan dikelilingi oeh gunung.
Adapun Luas Wilayah    : 105,31 km2 dengan Batas wilayah Sebelah Utara : Kecamatan
Bantimurung, Sebelah Timur: Kecamatan Cenrana, Sebelah Selatan: Kecamatan
Tanralili, Sebelah Barat: Kecamatan Turikale. 

Adapun Jumlah Desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Simbang terdiri atas 6
(Enam) Desa, yaitu (1) Desa Bontotallasa, (2) Desa Tanete, (3) Desa Simbang, (4)
Desa Jenetaesa, (5) Desa Sambueja, dan (6) Desa Samangki. Dari setiap desa yang
ada terdapat sarana kesehatan baik berupa Pustu (Puskesmas Pembantu) maupun
Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) dan Puskesmas Simbang sendiri terletak di Desa
Tanete. Jumlah penduduk pada tahun 2021 sebanyak 24.013 jiwa. Berikut gambar peta
wilayah kerja Puskesmas Simbang dibawah ini.

Gambar 1. Peta Wilayah Kecamatan Simbang

Sumber : Peta Kecamatan simbang

Penduduk wilayah kerja Puskesmas Simbang mayoritas warganya berlatarbelakang


suku / etnis Bugis – Makassar. Penduduk wilayah kecamatan Simbang umumnya
adalah petani dan berkebun, sesuai dengan letak geografis wilayah tersebut yang
dikelilingi oleh area persawahan dan gunung.

Penduduk wilayah kecamatan Simbang umumnya adalah petani dan berkebun, sesuai
dengan letak geografis wilayah tersebut yang dikelilingi oleh area persawahan dan
gunung. Sehingga masyarakat mengelola area tersebut semaksimal mungkin, namun
beberapa daerah merupakan sawah tadah hujan. Ini menunjukkan ketika musim hujan
tiba maka sawah tersebut dikelola semaksimal mungkin, tetapi ketika musim kemarau
area tersebut terbengkalai sehingga kadang masyarakat mengeluh ekonomi keluarga
sangat kurang. Dari masalah tersebut tidak sedikit masyarakat memutuskan untuk
merantau ke daerah yang menawarkan pekerjaan, misalnya menjadi buruh bangunan.
Yang menjadi masalah kesehatan masyarakat ketika kembali dari perantauan adalah
membawa pulang penyakit yang didapat di tempat perantauan, berupa penyakit
Malaria.

Berdasarkan laporan, pada tahun 2022 terdapat 13 kasus import berasal dari propinsi
Papua dengan parasit yang ditemukan adalah Plasmodium falciparum 2 orang dan
Plasmodium vivax 11 orang.

Adapun alur perencanaan kegiatan program malaria di Puskesmas Simbang antara lain
pengelola program malaria menyusun RUK dan mengkonsultasikan dengan pengelola
program malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Maros. Setelah RUK disetujui oleh
pengelola program malaria kabupaten, selanjutnya diserahkan ke bagian perencanaan
puskesmas untuk dikonsultasikan di bagian perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten.
Evaluasi program malaria dilakukan pada saat mini lokakarya tingkat puskesmas setiap
bulan dan minilok lintas sektoral setiap 3 bulan. Mini Lokakarya Lintas Sektor yang
terlibat adalah camat, seluruh kepala desa, pimipinan instansi terkait dan tokoh
masyarakat.

2. SURVEILANS
Ketenagaan (jumlah, pelatihan ,pengalaman)
Jumlah Tenaga sebanyak 3 orang yang terdiri dari ASN 2 orang dan non asn 1 orang
Tenaga yang diwawancara pada saat PKL 1 orang dan belum pernah mengikuti
pelatihan khususnya Surveilans Vektor. Bekerja sejak tahun 2019 di Puskesmas.
Petugas Surveilans Jarang diikutkan dalam kegiatan PE yang dilakukan oleh pengelola
program malaria namun tetap dilakukan koordinasi pada saat pelaporan mingguan dan
laporan bulanan.

1) Laporan Bulanan Sismal


Laporan bulanan dikirimkan oleh pengelola program malaria secara lengkap diketahui
dari laporan Regmal 1. Pada tahun 2022 ditemukan adanya kasus positif malaria impor
pada bulan Januari sebanyak 1 orang, bulan februari 1 orang, bulan Maret sampai
dengan Juli tidak terdapat kasus malaria, dan pada bulan Agustus 1 orang.
Pola Max Min Puskesmas Simbang

Dari grafik pola maksimum dan minimum di atas menunjukkan adanya peningkatan atau
puncak kasus pada bulan agustus jumlah kasus berada diantara pola garis maksimum
dan pola garis median sehingga dikategorikan waspada. Sehingga puskesmas perlu
senantiasa menyiapkan buffer stok obat OAM dan RDT di puskesmas untuk
mengantisipasi kasus import relaps yang sering terjadi di wilayah tersebut sekaligus
melakukan survei kontak karena wilayah tersebut adalah masih ditemukan adanya
daerah reseptif.

2) Analisis
Pasien datang ke Puskesmas pada tanggal 19 Agustus dengan keluhan mual, pusing,
sakit kepala, menggigil, pegal-pegal, demam. Gejala tersebut dialam iselama 3 hari di
rumah (sejak tanggal 16 Agustus 2022) dan muncul di jam yang sama yaitu pada jam
16.00 wita.
Sebelum mengalami gejala tersebut, pada tanggal 12 Agustus 2022 pasien menghadiri
pernikahan keluarga di Desa Tompobulu dimana di belakang rumah pengantin
merupakan hutan.
Di perjalanan pulang pasien sudah merasakan tidak enak badan. Selama 3 hari sakit di
rumah pasien hanya mengkonsumsi obat tradisional yaitu daun pepaya. Namun karena
gejala semakin memburuk sehingga pasien memutuskan untuk berobat di Puskesmas
dan dilakukan pemeriksaan mikroskopis dengan hasil Positif Malaria Vivax.
Dalam 2 – 4 minggu terakhir pasien tidak pernah keluar daerah. Pasien pernah
menderita sakit dengan gejala yang sama pada tahun 2016 di Maluku Utara (kampung
Ngele) tetapi pasien hanya minum obat warung (bodrex) dan berobat ke dukun sudah
merasa lebih baik. Tahun 2018 penderita pergi ke Kaimana untuk bekerja. Di Kaimana
pasien sering mengalami demam namun hanya mengkonsumsi obat yang dibeli di
warung.
Daftar sediaan darah penghuni rumah pada saat dilakukan PE di rumah penderita, tidak
ditemukan adanya genangan air yang bisa menjadi breedingplace nyamuk. Di sekeliling
rumah pasien terdapat banyak tumbuhan dan semak yang bisa menjadi media resting
nyamuk. Juga terdapat tempat penampungan air namun tidak ditemukan adanya jentik
nyamuk.
Survey kontak serumah tidak dilakukan oleh tim dari Puskesmas turun melakukan PE.
Namun pada saat dilakukan kunjungan ulang pada tanggal 10 September dilakukan
MBS dan semua yang diperiksa hasilnya negatif.
Pengobatan yang diberikan yaitu DHP 9 tablet dan Primaquin 14 tablet. Dilakukan follow
up pengobatan hari ke 3 dan pemeriksaan ulang DDR dengan hasil negatif.
Pada saat kunjungan tanggal 9 September 2022 dilakukan pemeriksaan blister obat
pasien dan semua obat dihabiskan.
yang diperiksa :
Jumlah sediaan darah yang diperiksa dalam kegaiatan survey kontak sebanyak 4 orang
anggota keluarga :
 Hasna, 27 thn, P, Adik Ipar, IRT, alamat dusun Garantiga, Kec. Simbang, Kab.
Maros
 Mardiah, 48 thn, P, Mertua, IRT
 Hasdiana, 31 thn, P, Istri, IRT
 Muhammad Hasbi, 1.8 thn, L
Aktivitas Luar rumah di malam hari yang dilakukan tidak ada karena biasanya pasien
memperbaiki HP dalam rumah di malam hari.

Kegiatan Survei Jentik


Survei jentik dilakukan di lingkungan desa Simbang
Lokasi pencidukan dilakukan di daerah yang diduga sebagai tempat perindukan nyamuk
Anopheles sp dengan memperhitungkan jarak terbang nyamuk yaitu sawah yang
berjarak 350 m dari rumah penderita.
Hasil pencidukan jentik anopheles yang dilakukan di Desa Simbang menggambarkan
dari genangan air yang diobservasi adalah sawah, ada 3 sawah yang di lakukan
pencidukan.
Habitat sawah 1 ditemukan paling banyak jentik anopheles pada habitat dengan
kepadatan jentik 2 larva per 13 cidukan. Sedangkan pada sawah 2 dan 3 kepadatan
jentiknya adalah 1 per 10 cidukan serta terdapat tanaman air seperti lumut.

Kesimpulan
a. Tempat perkembangbiakannyamuk Anopheles adalah genangan-genangan air, baik
air tawar maupun air payau, tergantung dari jenis nyamuknya. Tempat
perkembangbiakan ini dipengaruhi juga oleh berbagai faktor seperti suhu, PH,
Salinitas serta predator alami.
b. Relaps vivax karena sebelumnya pasien pernah merasakan gejala yang sama pada
tahun 2016 tetapi tidak dilakukan pemeriksaan darah dan tidak diobati.
c. Tidak ada penambahan kasus sekalipun wilayah tempat tinggal pasien masuk
dalam kategori focus non aktif.
d. Pasien harus tetap dipantau untuk mencegah timbulnya relaps karena pengobatan
yang tidak sesuai dengan standar pengobatan malaria (Dosis/ berat badan)

3. LABORATORIUM
a. Ketenagaan Laboratorium
Jumlah tenaga Laboratorium di Puskesmas Simbang yakni sebanyak 3 orang. Dari 3
tenaga laboratorium tersebut hanya satu orang yang baru mengikuti pelatihan
Refreshing Mikroskopis Malaria, sedangkan 2 orang belum pernah mengikuti pelatihan
apapun terkait malaria. Dari 3 orang tenaga laboratorium tersebut hanya 1 orang yang
bertugas memeriksa dan membaca hasil sediaan darah malaria, dimana sediaan darah
rata-rata yang periksa adalah 4 sediaan darah per hari.
b. Register Laboratorium
Puskesmas Simbang memiliki pencatatan dan pelaporan laboratorium yang baik dan
benar. Diantaranya tersedia formulir permintaan pemeriksaan malaria, buku register lab
malaria dan buku pencatatan hasil pemeriksaan.
c. Alat dan Bahan
Alat dan bahan tersedia dan memenuhi standar. Namun ada beberapa alat yang tidak
tersedia, seperti RDT (Rapid Diagnostic Test), gelas ukur 100 cc dan book map/map
slide.
d. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu Laboratorium Puskesmas Simbang :
1) PMI (Pemantapan Mutu Internal)
 Uji kualitas giemsa sudah dilakukan
 Uji kualitas oil imersi belum dilakukan
 Kalibrasi Mikroskop terakhir dilakukan 26 November 2020
 Maintenance mikroskop tidak dilakukan secara rutin setiap bulan
2) PME (Pemantapan Mutu Eksternal)
Dari 20 slide standar yang diberikan dan sudah dibaca, didapatkan hasil :
 Sensitivitas : 100%
 Spesifisitas : 100%
 Akurasi spesies : 90%

e. SPO
Dalam pelaksanaankegiatan pemeriksaan malaria di Laboratorium Puskesmas Simbang
sudah sesuai dengan standar prosedur operasional (SPO Pembuatan Sediaan Darah
Tipis dan Tebal, SPO Pewarnaan Sediaan Darah), tetapi untuk SPO kualitas Giemsa,
Oil Imersi dan Metanol, serta SPO Perawatan Mikroskop tidak ada.

PEMBAHASAN

a. Ketenagaan Laboratorium
Dari jumlah tenaga laboratorium yang ada di Puskesmas Simbang, dapat dilihat bahwa
jumlah tenaga mikroskopis malaria sudah mencukupi, dimana jumlah sediaan darah
yang diperiksa sebanyak 4 slide per hari. Namun dari hasil wawancara pada saat
pelaksanaan kegiatan Praktek Lapangan, didapatkan informasi bahwa petugas
laboratorium hanya 1 kali pelatihan Refreshing Mikroskopis Malaria. Hal ini dirasakan
kurang mengingat banyaknya perkembangan terkait malaria sehingga peningkatan
pelatihan ataupun penyegaran perlu dilakukan.
b. Register Laboratorium
Dari segi pencatatan dan pelaporan, didapatkan hasil bahwa pencatatan dan pelaporan
laboratorium malaria sudah berjalan dengan baik, dimana semua pemeriksaan tercatat
dalam buku register laboratorium.
c. Alat dan Bahan
Alat dan bahan di laboratorium sudah tersedia serta memenuhi standar. Namun ada
beberapa alat yang tidak tersedia, seperti RDT (Rapid Diagnostic Test), gelas ukur 100
cc dan book map/map slide. Sedangkan untuk stok alat dan bahan habis pakai dianfrak
setiap bulan.
d. Pemantapan Mutu (PMI dan PME)
1) Cara pengambilan, pembuatan sediaan, dan pewarnaan sediaan darah sudah
memenuhi standar (sudah menggunakan pewarnaan 3%, 0,3 giemsa dan 9,7
aquades)
2) Uji kualitas giemsa sudah dilakukan saat praktek dan didapati hasil baik. Dimana
terbentuk warna biru (Methilen blue), ungu (Methilen Azur), dan Merah (Eosin).
Gambar: Uji Kualitas Giemsa

Gambar :Pengambilan dan pewarnaan sediaan darah

3) Setiap laboratorium harus memastikan SDM yang bekerja adalah SDM yang terampil
dan memenuhi kualifikasi sehingga harus ditingkatkan kualitasnya secara terus menerus
seperti mengikuti pelatihan dan uji tes panel
Dari hasil uji panel yang dilakukanyakni:
PB
Sensitifitas : × 100 %=100 %
( PB+ NP)
NB
Spesifisitas : × 100 %=100 %
( NB+ PP)
Spesies Benar
Akurasi Spesies : ×100 %=90 %
Total Positif

Dari hasil di atas penilaian terhadap kinerja petugas laboratorium dalam pembacaan
slide standar BAIK, dimana nilai Sensitivitas, Spesifisitas, dan Akurasi Spesies≥
70%

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Puskesmas Simbang memiliki Unit Layanan yang baik, juga ketenagaan Laboratorium
yang cukup serta fasilitas layanan yang baik dan juga logistik yang sangat mendukung.
Ditunjang juga petugas yang kompeten dalam hal ini mampu mengoperasikan
mikroskop dan melakukan prosedur pemeriksaan sesuai dengan SPO, melakukan
pencatatan dan pelaporan sesuai dan tepat waktu.
b. Saran
1. Perlu dilakukan pemantapan Mutu Internal dan juga Mutu eksternal pada laboratorium
Puskesmas Simbang.
2. Meningkatkan jejaring dan integritas dengan fasilitas layanan kesehatan lainnya dalam
hal meningkatkan kualitas layanan
3. Melakukan upaya untuk mengembangkan Laboratorium menjadi Laboratorium
intermediate.

4. POLIKLINIK
1) Poli klinik Puskesmas Simbang terdiri dari :
 PoliUmum
 Poli KIA
 Poli Gigi
2) Ketenagaan :
 Dokter : 3 Orang
 Dokter Gigi : 1 Orang
 RekamMedik : 4 Orang
 Perawat : 4 Orang

3) Alur Pelayanan sebagai berikut:


 Pasien datang mengambil nomor antrian
 Menuju Loket yang terdiri dari :
- Loket 1 ( Pasien Prioritas )
- Loket 2 ( Pasien Umum)
- Loket 3 ( Pasien BPJS )
 Kemudian di daftar di Aplikasi PCARE
 Pengisian kunjungan di Buku Rawatan serta Dokumen Rekam Medik
 Dokumen Rekam Medik dibawa petugas ke masing-masing Poli
 Pasien Menunggu Antrian untuk dilayani

4) Layanan Poli Umum :


 Pasien dianamnesa dan di lakukan pemeriksaan Fisik
 Penyampaian keluhan kesehatan
 Menuju ke meja dokter untuk pemeriksaan, jika ditemukan gejala:
- Demam
- Menggigil
- Sakit Kepala
- Diare
- Sendi-sendi nyeri

Akan langsung diarahkan oleh dokter ke Laboratorium untuk diperiksa RDT dan tetap
dilanjutkan ke pemeriksaan mikroskopis.
5) Hasil Laboratorium :
- Jika hasil positif akan diberikan terapi obat malaria
- Jika hasil negative pemberian terapi sesuai gejala dan pemeriksaan lanjutan
6) Pengelola Program Malaria dan Surveilans melakukan penyelidikan Epidemiologi
serta survey kontak.

5. APOTIK

Puskesmas Simbang memiliki sebanyak 5 tenaga farmasi yang dimana terdiri


dari 1 penanggungjawab (apoteker) dan 4 asisten apoteker, diantara kelima
tenaga apotik tersebut belum pernah mengikuti pelatihan tatalaksana kasus
malaria yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Maros maupun Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi selatan, untuk masa kerja dari penanggungjawab
apotik dari bulan januari tahun 2022, dimana melayani rata rata permintaan
resep pasien untuk semua diagnosa di harisenin – jumat kurang lebih 50 pasien
per hari dan hari sabtu 20-30 Pasien per hari, dalam penanganan malaria tidak
lepas dari pengobatan yang standar sesuai dengan umur dan berat badan
pasien untuk puskesmas simbang dalam persediaan obat malaria :

LOGISTIK KARTU STOK ESISMAL KETERSEDIAAN DI


MALARIA PUSKESMAS PUSKESMAS
DHP 5 kotak (update mei 3 kotak (update 1 kotak (update
2022) September 2022) September 2022)
Primaquin 146 tablet (update mei 47 tablet (update 200 tablet (update
2022) September 2022) September 2022)
Kina 0 0 0
Artesunat 0 0 0
RDT 0 0 0
Giemsa 1 Botol 1 Botol 1 Botol
Bloodslide 70 Slide 70 slide 70 slide
bloodlancet 103 pcs 103 pcs 103 pcs

Dilihat tabel diatas obat DHP dan Primaquin memiliki ketidaksesuaian antara
kartu stok, esismal dan ketersediaan di gudang farmasi puskesmas penyebab
terjadinya ketidaksesuaian logistik OAM disebabkan kurangnya koordinasi antara
Pengelola program malaria dan penanggungjawab apotek, terjadi kekosongan
obat kina dan artesunat dikarenakan bukan daerah endemis, untuk BHP seperti
RDT, Giemsa, Bloodslide, dan Bloodlancet untuk stok RDT kosong sedangkan
Giemsa, Bloodslide, dan Bloodlancet tersedia di puskesmas ini menjadi hal yang
perlu di perhatikan jika suatu saat ada pasien yang harus dilakukan survey
kontak.
Alur permintaan Apotik

Alur Pengambilan obat Alur Distribusi obat

1) Permintaan logistik dibuat oleh masing –masing Pengelola program puskesmas


sesuai kebutuhan program lalu menyampaikan ke Pengelola obat/Apoteker dan
dari Apotik menyampaikan ke Instalasifarmasi kabupaten agar dapat diberikan
obat sesuai dengan kebutuhan di puskesmas simbang melalui sistem satu pintu.
2) untuk program malaria, pengelola program puskesmas simbang mengajukan
permintaan (DHP dan Primaquin) langsung ke Dinas kesehatan Kabupaten
Maros, lalu ketika pengelola program malaria puskesmas simbang menerima
DHP dan Primaquin dari kabupaten obat tersebut disimpan di UGD Puskesmas
tidak melalui satu pintu di apotek itu terlihat dari kartu stok obat DHP dan
Primaquine yang dimiliki oleh pengelola program malaria.
3) Kelengkapan laporan logistik berdasarkan sismal untuk puskesmas simbang
dari tahun 2018 – 2022 (per Juli) memiliki kelengkapan laporan logistik 100%

Saran
1. Sosialisasi tatalaksana kasus malaria pada tenaga Farmasi puskesmas
( DHP,Primaquine)
2. Obat DHP dan Primaquine keluar satu pintu melalui apotek
3. Buku saku tatalaksana kasus malaria bisa diberikan kepada
penanggungjawab apoteker
4. Pada resep pasien agar dilengkapi dengan berat badan pasien sehingga
dalam pengobatan bisa tepat
5. Harapkan agar dalam pengisian logistik di sismal terus diupdate dengan
ketersediaan dalam puskesmas
6. Diharapkan dapat memasukan data ED terakhir logistik malaria di dalam
esismal

C. PENUTUP

Laporan di atas diharapkan dapat memberikan masukan yang bermakna sesuai dengan
maksud dan tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dan pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas program malaria di Puskesmas Simbang.

Anda mungkin juga menyukai