1. LANSIA (RUMSINGLAN)
Adanya Rumah Singgah Lansia guna tempat semua kegiatan pelayanan terhadap
lansia di beberapa desa. Senam lansia dilakukan terjadwal di setiap pos.
2. GIZI
TFC (Therapeitic Feeding Centre). Penanganan kasus gizi buruk usia < 5 tahun yang
dilakukan perawatan dan pemberian asupan gizi sesuai usia anak di puskesmas grujugan yang
dilakukan oleh tenaga yang pernah mengukuti pelatihan.
3. PROMKES
a. PENYU RAJA (Penyuluhan Rawat Jalan)
Kegiatan promkes yang dilakukan di rawat jalan yang dilakukan bersama penanggung jawab
program lainnya secra berkala ( 1 bulan 2x ).
5. SURVEILANCE (GESUWAR)
Gerakan Survei Bersama Warga, yaitu kegiatan ini dilakukan ketika ada penyakit
yang mempunyai potensial menjadi wabah di masyarakat yang dilakukan bersama warga
dengan maksud meningkatkan kepedulian warga terhadap arti penting kesehatan dan bisa
mengenali secara dini tentang penyakit yang timbul berpotensi menyebarkan penularannya
secara cepat maupun lambat. Kegiatan ini ditunjang dengan laporan kurang dari 24 jam
kepada dinas kesehatan dan berkoordinasi dengan lintas program dan petugas di wilayah
masing-masing.
6. INDERA (PEKA)
Pelacakan Katarak yaitu suatu kegiatan yang dilakukan di masysarakat untuk mencari
penderita – penderita katarak baik imatur maupun matur dan di data yang nantinya diajukan
untuk dilakukan operasi katarak gratis di RSUD Koesnadi.
7. JIWA (KUPATASUNG)
Kunjungan Cepat Penderita Pasung merupakan kegiatan kesehatan jiwa yang harus
dilakukan kunjungan terhadap penderita yang dipasung dengan pemberian pemahaman
kepada keluarga yang bertanggung jawab agar tidak melakukan pemasungan dan
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan.
8. KESEHATAN GIGI (GISEMAS & GISELA)
Gisemas merupakan kegiatan Peduli Gigi Sehat Masyarakat yang dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan posyandu lansia. Dilakukan pemeriksaan dan konsultasi jika perlu
dibuatkan rujukan ke puskesmas.
Gisela merupakan Peduli Gigi Sehat Sekolah dengan adanya kegiatan ini diharapkan
agar pertumbuhan gigi pada usia sekolah menjadi baik dengan dilakukannya pemeriksaan
gigi pada tiap anak di seluruh kecamatan Grujugan secara terjadwal.
9. PHN
Kunjungan rumah oleh petugas kesehatan kepada pasien yang memiliki potensial
penularan penyakit kepada orang lain dan juga kepada ibu hamil dengan resiko tinggi.
Kegiatan ini dilakukan agar masyarakat terhindar dari penularan penyakit yang disebabkan
ketidaktahuan penderita dan masyarakat, sedangkan kunjungan ibu hamil risti agar persalinan
menjadi terencana dengan tepat serta mengetahui resiko yang dialami oleh ibu hamil tersebut.
10. KIA
Senam Bumil merupakan kegiatan yang dilaksanakan disetiap desa dengan
menghadirkan suami atau keluarga dan juga diberikan arahan agar mengenal kondisi
kesehatan istri yang sedang hamil. Kegiatan senam ibu hamil dilakukan 4 kali yang
ditekankan adalah P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi). Diman
kegiatan ini mulai dari kesiapan penolong, tempat persalinan, dana persalinan umum atau
kelengkapan JKN, persiapan transportasi, KB yang akan dipilih setelah persalinan dan
persiapan donor darah.
Kelas Balita (KEBAL). Pelaksanaan kelas balita dilaksanakan 2 hari. Hari pertama
berupa penyuluhan dan hari kedua melakukan kegiatan DTK bersama stimulasinya.
11. KB dan KESPRO
a. Kelas UNMEETNEED
Kegiatan ini merupakan ajakan kepada masyarakat yang tidak mau ber-KB namun tidak
menginginkan anak. Penjelasan yang kami berikan berupa penyuluhan, pengenalan alat
kontrasepsi.
b. Pemerikasaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
Pemeriksaan ini untuk deteksi dini kanker serviks. Kegiatan ini dilakukan setiap hari selasa di
Puskesmas Grujugan dengan sasaran wanita-wanita yang sudah menikah.
16. SANITASI
RASA BANGGA (Gerakan Sadar Bangun Jamban Keluarga). Dimana kegiatan yang
dilakukan yaitu :
a. Pelaksanaan Pemicuan STBM didesa wilayah Puskesmas Grujugan
b. Pemberian Stimulan Jamban untuk 30 KK di Desa Sumber Pandan
c. Penyuluhan STBM di sekolah-sekolah untuk pengenalan dini
d. Pelatihan Kader Kesling
17. UKK
GEPUK PERAWAN (Gerakan Peduli Pekerja Wanita) Gerakan peduli pekerja wanita
merupakan inovasi dari program UKK yang kami lakukan di wilayah kecamatan Grujugan
dikarenakan masih banyaknya pekerja wanita yang ditemukan dalam kondisi sakit dan
setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan adanya gejala anemia dan juga penyakit lainnya.
Kegiatan ini untuk mendeteksi dini kasus-kasus anemia yang ada di masyarakat khususnya
pekerja wanita.
19. DIARE
21. BATRA
FATMALA ( Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga). Merupakan pemanfaatan
tanaman hasil budidaya rumahan yang memiliki khasiat sebagai obat. Pada hakikatnya
sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan
akan obat-obatan.
Budidaya tanaman obat untuk keluarga dapat memacu usaha kecil dan menengah di
bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individu. Di Kecamatan Grujugan kami
memberikan pembinaan agar masyarakat bisa memanfaatkan lahan disekitar rumah untuk
menanam tanaman obat-obatan. Dibeberapa desa peran serta aktif dari masyarakat dan tokoh
masyarakat mendukung kegiatan tanaman obat keluarga ini.
KEGIATAN INOVASI UKP
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Inovasiadalah pemasukan atau pengenalan
hal-hal baru, pembaharuan, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang
sudah dikenal sebelumnya. Kata kuncinya adalah hal yang baru, pembaharu dan penemuan baru.
Didalam kegiatan puskesmas yang berorientasi kesehatan masyarakat sebetulnya banyak sekali
kegiatan yang bisa di katakan sebagai kegiatan pembaharu. Kegiatan inovatif yang fungsinya
sebagai penunjang kegiatan pokok yang sudah ada. Disamping sebagai penunjang, kegiatan ini
juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan sebelumnya.
Dalam konteks akreditasi puskesmas tentunya diperlukan sebuah ide, konsep dan implementasi
pembaharu sebagai wujud dari aktualisasi sikap pembaharu dan inovatif. Di bawah ini 3 contoh
Inovasi Kegiatan Dalam Upaya Kesehatan Masyarakat yang paling sederhana dapat dilaksanakan
oleh tim UKM Puskesmas.
1. Survey berkala dengan instrument quisioner. Konsep ini telah di ujicoba oleh puskesmas
Kelapa kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Konsep kerja nya adalah puskesmas membuat quisioner yang pertanyaanya dapat menjawab
beberapa masalah kesehatan di masyarakat ( misalnya, angka konsumsi zat gizi besi pada ibu
hamil, angka bebas jentik di tiap rumah, persentase penggunaan jamban sehat serta akses air
bersih pada suatu desa ).
2. Arisan jamban. Ini merupakan salah satu aksi dari tindaklanjut hasil survey yang dilakukan.
Dari survey diatas bisa saja muncul ide-ide yang baru untuk menyelesaikan permasalahan
kesehatan. Dalam konteks arisan jamban objeknya adalah rumah masyarakat. Persentase
rumah dari hasil survey tersebut yang belum memiliki jamban masih sedikit dan akan
berpengaruh pada timbulnya penyakit Diare. Maka inisiatif untuk pengadaan jamban bagi
masyarakat di telurkan. Salah satu kegiatannya adalah arisan jamban. Menghimpun semua
sumber daya masyarakat untuk gotong royong bahu membahu memenuhi jamban keluarga.
3. Kelas edukatif Penyakit Menular dan Tidak Manular. Ini bisa dilakukan di indoor dan
outdoor. Tergantung situasi dan kondisi masing-masing puskesmas. Sebagai contoh
Puskesmas Sekar Biru Kecamatan Parit 3 Kabupaten Bangka Barat Propinsi Kep. Bangka
Belitung memulai kegiatan ini pada hari jumat pada saat pasien antri menunggu dilakukan
pemeriksaan pada ruang tunggu poli umum. Dilakukan secara berkala dan bervariasi
materinya pada tiap-tiap sesi. Manfaatnya jelas, menambah pemahaman masyarakat tentang
penyakit menular dan tidak menular.
Tentunya dari ke tiga contoh kegiatan diatas butuh dievaluasi kegiatannya guna perbaikan
kedepan. Berikut beberapa langkah agar kegiatan inovatif tersebut tetap berkelanjutan dan punya
daya ungkit untuk masyarakat.
1. Konsep yang jelas. Buatlah konsep yang mumpuni. Jelas, terukur, dapat dilakukan,
terdokumentasi, objek yang jelas, manfaat yang di dapat dipertanggungjawabkan.
2. Dukungan dana. Ini penting, tidak dapat dilakukan bila tanpa dana. Sumbernya dapa
diambil dari dana BOK, dana APBD program maupun CSR yang sesuai dengan ketentuan.
3. Tim yang solid. Dengan tim yang solid akan memudahkan dalam pengerjaanya. Pembagian
tugas yang jelas, jadwal yang tepat serta dukungan moril.
4. Konsisten. Konsisten diperlukan guna berkelanjutan. Tidak pula hanya sebentar ibarat
parasetamol penurun panas. Konsistensi menjadi motivasi bagi masyarakat dalam menilai
keseriusan pelaksanaan program tersebut.
5. Evaluasi. Jangan lupa di evaluasi setiap kegiatan yang dilakukan. Ajukan ide-ide perbaikan,
sampaikan semua kendala. Bahas di semua level puskesmas dan ambil kebijakan strategis
guna menyelesaikan masalah yang ada.