Anda di halaman 1dari 35

KEGIATAN INOVASI UKM

INOVASI KEGIATAN UKM DI PUSKESMAS GRUJUGAN

1. LANSIA (RUMSINGLAN)
Adanya Rumah Singgah Lansia guna tempat semua kegiatan pelayanan terhadap
lansia di beberapa desa. Senam lansia dilakukan terjadwal di setiap pos.

2. GIZI

TFC (Therapeitic Feeding Centre). Penanganan kasus gizi buruk usia < 5 tahun yang
dilakukan perawatan dan pemberian asupan gizi sesuai usia anak di puskesmas grujugan yang
dilakukan oleh tenaga yang pernah mengukuti pelatihan.
3. PROMKES
a. PENYU RAJA (Penyuluhan Rawat Jalan)
Kegiatan promkes yang dilakukan di rawat jalan yang dilakukan bersama penanggung jawab
program lainnya secra berkala ( 1 bulan 2x ).

b. Kegiatan penyuluhan bersama dengan lintas program lainnya.


4. TB
a. Pemberian PMT untuk pasien TB
Penderita TB yang ada di wilayah Kecamatan Grujugan hampir 90% secara ekonomi
termasuk dalam masyarakat yang tidak mampu. Sementara itu untuk penanganan kasus
penderita TB kami telah melakukan kegiatan pengobatan kepada setiap pasien TB dan tidak
kalah pentingnya memperhatikan pemberian makanan tambahan guna meningkatkan status
gizi agar penderita bisa segera sembuh. Oleh karena itu, pada tahun ini kami mengalokasikan
pemberian PMT kepada pasien TB dari dana BOK.
b. Kegiatan kunjungan rumah terhadap pasien TB
Resiko penularan penyakit TB pada umumnya ditemukan di wilayah Grujugan,
penularannya kepada kontak serumah. Langkah kami guna untuk mengurangi faktor resiko
penularan penyakit TB di masyarakat dengan cara mengunjungi penderita TB positif di
rumah masing-masing dan juga melakukan pemeriksaan kepada anggota keluarga dan warga
sekitar.

5. SURVEILANCE (GESUWAR)
Gerakan Survei Bersama Warga, yaitu kegiatan ini dilakukan ketika ada penyakit
yang mempunyai potensial menjadi wabah di masyarakat yang dilakukan bersama warga
dengan maksud meningkatkan kepedulian warga terhadap arti penting kesehatan dan bisa
mengenali secara dini tentang penyakit yang timbul berpotensi menyebarkan penularannya
secara cepat maupun lambat. Kegiatan ini ditunjang dengan laporan kurang dari 24 jam
kepada dinas kesehatan dan berkoordinasi dengan lintas program dan petugas di wilayah
masing-masing.
6. INDERA (PEKA)
Pelacakan Katarak yaitu suatu kegiatan yang dilakukan di masysarakat untuk mencari
penderita – penderita katarak baik imatur maupun matur dan di data yang nantinya diajukan
untuk dilakukan operasi katarak gratis di RSUD Koesnadi.
7. JIWA (KUPATASUNG)
Kunjungan Cepat Penderita Pasung merupakan kegiatan kesehatan jiwa yang harus
dilakukan kunjungan terhadap penderita yang dipasung dengan pemberian pemahaman
kepada keluarga yang bertanggung jawab agar tidak melakukan pemasungan dan
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan.
8. KESEHATAN GIGI (GISEMAS & GISELA)
Gisemas merupakan kegiatan Peduli Gigi Sehat Masyarakat yang dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan posyandu lansia. Dilakukan pemeriksaan dan konsultasi jika perlu
dibuatkan rujukan ke puskesmas.
Gisela merupakan Peduli Gigi Sehat Sekolah dengan adanya kegiatan ini diharapkan
agar pertumbuhan gigi pada usia sekolah menjadi baik dengan dilakukannya pemeriksaan
gigi pada tiap anak di seluruh kecamatan Grujugan secara terjadwal.
9. PHN
Kunjungan rumah oleh petugas kesehatan kepada pasien yang memiliki potensial
penularan penyakit kepada orang lain dan juga kepada ibu hamil dengan resiko tinggi.
Kegiatan ini dilakukan agar masyarakat terhindar dari penularan penyakit yang disebabkan
ketidaktahuan penderita dan masyarakat, sedangkan kunjungan ibu hamil risti agar persalinan
menjadi terencana dengan tepat serta mengetahui resiko yang dialami oleh ibu hamil tersebut.

10. KIA
Senam Bumil merupakan kegiatan yang dilaksanakan disetiap desa dengan
menghadirkan suami atau keluarga dan juga diberikan arahan agar mengenal kondisi
kesehatan istri yang sedang hamil. Kegiatan senam ibu hamil dilakukan 4 kali yang
ditekankan adalah P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi). Diman
kegiatan ini mulai dari kesiapan penolong, tempat persalinan, dana persalinan umum atau
kelengkapan JKN, persiapan transportasi, KB yang akan dipilih setelah persalinan dan
persiapan donor darah.

Kelas Balita (KEBAL). Pelaksanaan kelas balita dilaksanakan 2 hari. Hari pertama
berupa penyuluhan dan hari kedua melakukan kegiatan DTK bersama stimulasinya.
11. KB dan KESPRO
a. Kelas UNMEETNEED
Kegiatan ini merupakan ajakan kepada masyarakat yang tidak mau ber-KB namun tidak
menginginkan anak. Penjelasan yang kami berikan berupa penyuluhan, pengenalan alat
kontrasepsi.
b. Pemerikasaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
Pemeriksaan ini untuk deteksi dini kanker serviks. Kegiatan ini dilakukan setiap hari selasa di
Puskesmas Grujugan dengan sasaran wanita-wanita yang sudah menikah.

12. DBD ( WADUL MARAH)


Warga Peduli Demam Berdarah merupakan suatu kegiatan di masyarakat sebagai
bentuk kerjasama puskesmas dengan lintas sektoral untuk menggerakkan masyarakat dalam
hal pencegahan penyalit demam berdarah dan juga melibatkan peran serta kader untuk
memberikan penyuluhan tentang demam berdarah agar masyarakat paham dan bisa
malaksanakan kegiatan-kegiatan pendegahan secara umum seperti gerakan 3M.

13. OLAH RAGA (MELAKAT)


MELAKAT yaitu Mengolahragakan Masyarakat dengan tujuan agar masyarakat dapat
menerapkan pola hidup sehat di tempat tinggal masing-masing dimana kegiatan ini
mendukung capaian PHBS di kecamatan Grujugan.
14. HIV (Puskesmas Waspada HIV)
Melaksanakan pemeriksaan HIV kepada setiap ibu hamil, penderita IMS dan
penderita TB yang berkunjung ke puskesmas. Melaksankan kunjungan rumah pasien HIV
Melaksanakan penyuluhan bersama lintas program kes sekola-sekolah maupun ke masyarakat
secara langsung.
15. IMUNISASI
Pengadaan Kantong Imunisasi. Dimana kantong imunisasi ini mempermudah sistem
kontrol pelaksanaan vaksin di setiap posyandu termasuk perhitungan jumlah vaksin yang ada.

16. SANITASI
RASA BANGGA (Gerakan Sadar Bangun Jamban Keluarga). Dimana kegiatan yang
dilakukan yaitu :
a. Pelaksanaan Pemicuan STBM didesa wilayah Puskesmas Grujugan
b. Pemberian Stimulan Jamban untuk 30 KK di Desa Sumber Pandan
c. Penyuluhan STBM di sekolah-sekolah untuk pengenalan dini
d. Pelatihan Kader Kesling
17. UKK
GEPUK PERAWAN (Gerakan Peduli Pekerja Wanita) Gerakan peduli pekerja wanita
merupakan inovasi dari program UKK yang kami lakukan di wilayah kecamatan Grujugan
dikarenakan masih banyaknya pekerja wanita yang ditemukan dalam kondisi sakit dan
setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan adanya gejala anemia dan juga penyakit lainnya.
Kegiatan ini untuk mendeteksi dini kasus-kasus anemia yang ada di masyarakat khususnya
pekerja wanita.

18. ISPA (CARE SEEKING)


Pelacakan Penderita Pneumonia (Care Seeking). Dilakukan kepada sasaran di setiap
posyandu dan melakukan kunjungan rumah untuk melacak adanya penderita pneumonia baru
dimasyarakat yang tidak terdeteksi. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan setiap penderita
pneumonia bisa tertangani secara cepat dan tepat juga mencegah resikopenularan kepada
balita lainnya.

19. DIARE

Penyakit diare disebabkan diantaranya karena faktor kurangnya kebersihan dalam


pengelolaan makanan. Oleh karena itu programer diare melaksanakan kegiatan penyuluhan
kesehatan kepada anak-anak sekolah dan masyarakat secara langsung, membuat leaflet
tentang pencegahan diare dan berkoordinasi dengan lintas program terkai lainnya seperti
kesehatan lingkungan, gizi dan promkes. Dengan tujuan agar masyarakat memahami
pencegahan penyakit diare.
20. KESEHATAN REMAJA
Remaja merupakan kelompok masyarakat yang berpotensi, sehingga perlu menjadi
perhatian terutama di bidang kesehatan. Di Kecamatan Grujugan timbul permasalahan-
permasalahan remaja yang berasal dari keluhan masyarakat berupa remaja yang memakai
obat-obatan terlarang, pernikahan dini, putus sekolah, pekerja anak-anak dan kenakalan
remaja lainnya yang terkait dengan pelanggaran hukum. Keluhan-keluhan tersebut kami
terima dari masyarakat berupa surat dari kepala desa, surat permintaan pembinaan siswa dari
sekolah, hasil SMD dan MMD tahun 2016, dan keluhan secara langsung (tatap muka dengan
masyarakat Kecamatan Grujugan).
Puskesmas selama ini telah berperan aktif untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan remaja yang terjadi di Kecamatan Grujugan berupa pembinaan ke sekolah-
sekolah tingkat SD, SMP dan SMA, melaksanakan kelas remaja 1 tahun 2x di setiap desa.
Namun keluhan-keluhan tersebut di atas masih muncul ditahun 2016. Oleh karena itu kami
melakukan analisa terhadap keluhan tersebut dan sepakat tetap melakukan kegiatan kesehatan
remaja seperti tersebut diatas juga menambahkan kegiatan konseling remaja dengan metode
pendekatan sebaya. Hasil dari pertemuan yang ada di puskesmas maka kami sepakat
membentuk paguyuban remaja dan poli PKPR di puskesmas Grujugan semenjak bulan
agustus 2016.

21. BATRA
FATMALA ( Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga). Merupakan pemanfaatan
tanaman hasil budidaya rumahan yang memiliki khasiat sebagai obat. Pada hakikatnya
sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan
akan obat-obatan.
Budidaya tanaman obat untuk keluarga dapat memacu usaha kecil dan menengah di
bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individu. Di Kecamatan Grujugan kami
memberikan pembinaan agar masyarakat bisa memanfaatkan lahan disekitar rumah untuk
menanam tanaman obat-obatan. Dibeberapa desa peran serta aktif dari masyarakat dan tokoh
masyarakat mendukung kegiatan tanaman obat keluarga ini.
KEGIATAN INOVASI UKP

I. PELAYANAN DI LOKET dan INFORMASI


Kondisi sebelum perbaikan dimana ruangan loket dan rekam
medis menjadi satu ruangan tampak sempit dan tidak familiar dengan
pengunjung yang mendaftar. Saat ini kondisi sudah berbeda jauh, dimana loket
pendaftaran dan informasi terpisah dengan ruang rekam medis. Tampak loket
yang telah mengutamakan keramahan terhadap pengunjung
mempertimbangkan kondisi pendaftar yang mengalami cacat fisik, lanjut usia
dan gawat darurat.

II. REKAM MEDIS


Sistem rekam medis yang dilakukan di Puskesmas Grujugan
menggunakan sistem Desentralisasi, dimana rekam medis, rawat jalan, RI
Umum, RI Bersalin dan UGD di letakkan secara terpisah, namun pemberian
nomor rekam medis dijadikan satu yang dilaksanakan oleh petugas rekam
medis berdasarkan sistem jaringan yang ada di Puskesmas Grujugan.
III. PELAYANAN DI POLI UMUM
Perbaikan yang telah kami lakukan :
A. Ruang ber-AC agar pengunjung merasa lebih nyaman.
B. Petugas yang berkompeten dan mempunyai keahlian khusus guna menunjang
pelayanan.
C. Pengadaan sketsel pasien guna memperhatikan privasi saat pasien di periksa.
D. Pengadaan komputer sebagai sarana laporan pelayanan secara online.
E. Penugasan 1 staf umum sebagai admin agar pelayanan lebih fokus dilaksanakan
oleh tenaga medis & paramedis.
F. Kegiatan donor darah rutin di puskesmas Grujugan.
IV. PELAYANAN DI POLI GIGI
Perbaikan yang telah kami lakukan :
A. Ruang ber-AC merubah suasana di dalam ruang pemeriksaan lebih sejuk.
B. Adanya tenaga kesehatan dokter gigi, perawat gigi serta tenaga admin guna
memaksimalkan pelayanan yang di berikan.
C. Sistem penggunaan alat kesehatan gigi di mulai dari pencucian, proses
sterilisasi dan penyimpanan agar alat siap pakai dalam kondisi steril.
V. PELAYANAN DI POLI KIA-KB
Perbaikan yang telah kami lakukan :
A. Petugas kesehatan (bidan) terlatih DDTK, APN, MTBS/MTBM, IVA, KELAS
IBU, KELAS BALITA, PONED, PPGD ON, CTU, ABPK, KONSELOR
MENYUSUI. ASKEP.
B. Ruang pelayanan ber-AC yang nyaman untuk pengunjung.
C. Penambahan sketsel untuk privasi pasien.
D. Sarana komputer untuk pelaporan online.
E. Petugas terlatih pemasangan KB wanita ( Implan, suntik, susuk, IUD) dan pria
(MOP).
VI. PELAYANAN DI UGD
Perbaikan yang telah kami lakukan :
A. Petugas yang terlatih penanganan kasus gawat darurat (ATLS, BCLS , EKG ).
B. Menggunakan TRIASE untuk prioritas penangnaan pasien yanng masuk.
C. Kelengkapan sarana penanganan kasus gawat darurat seperti O2+Masker,
nebulizer, suction, papan patah tulang belakang.
D. Adanya alat periksa penunjang berupa EKG.
E. Adanya sarana pengaduan di UGD.
F. Ruangan yang bersih dan teratur serta adanya sketsel pemisah antar bed pasien
di UGD.
G. Petugas jaga 24 jam untuk tenaga bidan dan perawat yang jaga.

VII. PELAYANAN DI LABORATORIUM


Perbaikan yang telah kami lakukan :
A. Adanya petugas analis (masih tenaga sukwan).
B. Pemeriksaan yang bisa dilakukan.
C. Ber-AC agar pengunjung merasa nyaman.

VIII. PELAYANAN DI RAWAT INAP UMUM


Perbaikan yang telah kami lakukan :
A. Tenaga dokter dan perawat yang pernah mengikuti pelatihan ATLS, ACLS,
USG, EKG, BCLS.
B. Pelayanan makanan untuk pasien dalam satu hari 2 kali, pemberian disesuaikan
advis dokter dan kondisi penyakit pasien.
C. Perbedaan ruang perawatan untuk anak, dewasa pria/wanita, penyakit
menular/rawat inap khsusus.
D. Sketsel di ruang rawat inap kelas III.
E. Adanya fasilitas pengaduan pelayanan.
IX. PELAYANAN POJOK GIZI (POZI)
Pojok Gizi (POZI) merupakan pelayanan gizi profesional yang diberikan di
puskesmas oleh tenaga gizi terdidik / terlatih kepada setiap pengunjung
puskesmas yang membutuhkan dan bertujuan untuk pencegahan,
penanggulangan, penyembuhan dan pemulihan penyakit yang berkaitan dengan
gizi.
Pelayanan profesional (menyeluruh) merupakan pelayanan gizi
yangdiberikan di puskesmas oleh tenaga gizi terdidik / terlatih berupa konseling
dan anjuran dietetik, pemberian intervensi gizi berdasarkan hasil pengkajian
yang sesuai dengan kaidah ilmu gizi. Kajian gizi meliputi kajian status gizi,
kebiasaan makan, laboratorium dan klinis.
X. PELAYANAN DI KLINIK SANITASI
Klinik sanitasi adalah ruang pelayanan informasi tentang upaya pencegahan
dan penanggulangan penyakit berbasis lingkungan, dimana kami memberikan
pelayanan kepada masyarakat atau pasien, diantaranya :
- Dapat mengetahui penyebab sakitnya.
- Mampu melakukan pencegahan terhadap berbagai penyakit akibat lingkungan.

XI. PELAYANAN DI KLINIK TB


A. Pelayanan pasien TB setiap hari ... di Puskesmas Grujugan.
B. Sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan TB secara offline.
C. Memeriksa konsultasi terkait kasus TB.
XII. PELAYANAN DI KAMAR OBAT
A. Ruangan yang luas dengan peralatan obat sesuai abjad.
B. Pelayanan obat 24 jam di laksanakan oelh petugas asisten apoteker di bantu
tenaga bidan / perawat jaga.
XIII. RUANG TUNGGU DI RAWAT JALAN
A. Mempunyai kursi tunggu dengan kapasitas duduk ........ orang.
B. Penataan ruang yang nyaman karena letak antar poli berdekatan.
C. Adanya tambahan televisi.
D. Adanya kotak pengaduan untuk pelayanan yang di berikan.
E. Adanya jenis-jenis pelayanan dan tarif.
XIV. PELAYANAN DIRUANG BERSALIN
A. Tersedia ruangan yang tertata rapi dan bersih serta luas.
B. Petugas bidan yang terlatih .......
C. Adanya sketsel antara pasien untuk penjaga privasi pasien.

XV. SISTEM RUJUKAN


A. INTERNAL
Adanya rujukan antar poli dengan dilengkapi blangko rujukan antar poli .
B. EXTERNAL
- Rujukan online untuk pasien BPJS ke RS. KOESNADI dan RS.
BHAYANGKARA.
- Rujukan Labkesda jika di puskesmas tidak bisa dilakukan untuk pemeriksaan
sesuai yang di advis dokter.
XVI. PELAYANAN DI PUSTU dan PONKESDES
Pembenahan yang telah dilakukan :
A. Adanya sistem pengaduan pelayanan bagi masyarakat yang ada di setiap pustu
dan ponkesdes di desa masing-masing.
B. Adanya penjelasan jenis layanan dan tarif.
C. Kebersihan , kerapian setiap pustu / ponkesdes selalu di tetapkan guna membuat
kenyamanan bagi masyarakat yang berkujung.
XVII. KEBERSIHAN ( BERAS = Bersih , Rapi , Ringkas )
Kebersihan merupakan salah satu prinsip dalam pelayanan Publik Melalui
penilaian BERAS diharapkan dapat memotivasi petugas menjaga kebersihan
baik dalam maupun luar gedung.
Area puskesmas sudah di petakan menjadi tanggung jawab masing-masing
area, kami juga membuat daftar titik kebersihan setiap hari kerja.
XVIII. PELAYANAN DI POLI TUMBANG
Tujuan poli tumbang ini untuk upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini
mungkin ditunjukkan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus
meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang optimal
baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi majemuk
sesuai dengan potensi genetiknya.
Oleh karena itu kualitas tumbuh kembang balita perlu mendapat perhatian
serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau
oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang

3 Contoh Inovasi Kegiatan Dalam Upaya Kesehatan


Masyarakat
by MPUTRAKUSUMA on SEPTEMBER 17, 2016

3 Contoh Inovasi Kegiatan Dalam Upaya Kesehatan Masyarakat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Inovasiadalah pemasukan atau pengenalan
hal-hal baru, pembaharuan, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang
sudah dikenal sebelumnya. Kata kuncinya adalah hal yang baru, pembaharu dan penemuan baru.
Didalam kegiatan puskesmas yang berorientasi kesehatan masyarakat sebetulnya banyak sekali
kegiatan yang bisa di katakan sebagai kegiatan pembaharu. Kegiatan inovatif yang fungsinya
sebagai penunjang kegiatan pokok yang sudah ada. Disamping sebagai penunjang, kegiatan ini
juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan sebelumnya.
Dalam konteks akreditasi puskesmas tentunya diperlukan sebuah ide, konsep dan implementasi
pembaharu sebagai wujud dari aktualisasi sikap pembaharu dan inovatif. Di bawah ini 3 contoh
Inovasi Kegiatan Dalam Upaya Kesehatan Masyarakat yang paling sederhana dapat dilaksanakan
oleh tim UKM Puskesmas.

1. Survey berkala dengan instrument quisioner. Konsep ini telah di ujicoba oleh puskesmas
Kelapa kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Konsep kerja nya adalah puskesmas membuat quisioner yang pertanyaanya dapat menjawab
beberapa masalah kesehatan di masyarakat ( misalnya, angka konsumsi zat gizi besi pada ibu
hamil, angka bebas jentik di tiap rumah, persentase penggunaan jamban sehat serta akses air
bersih pada suatu desa ).
2. Arisan jamban. Ini merupakan salah satu aksi dari tindaklanjut hasil survey yang dilakukan.
Dari survey diatas bisa saja muncul ide-ide yang baru untuk menyelesaikan permasalahan
kesehatan. Dalam konteks arisan jamban objeknya adalah rumah masyarakat. Persentase
rumah dari hasil survey tersebut yang belum memiliki jamban masih sedikit dan akan
berpengaruh pada timbulnya penyakit Diare. Maka inisiatif untuk pengadaan jamban bagi
masyarakat di telurkan. Salah satu kegiatannya adalah arisan jamban. Menghimpun semua
sumber daya masyarakat untuk gotong royong bahu membahu memenuhi jamban keluarga.
3. Kelas edukatif Penyakit Menular dan Tidak Manular. Ini bisa dilakukan di indoor dan
outdoor. Tergantung situasi dan kondisi masing-masing puskesmas. Sebagai contoh
Puskesmas Sekar Biru Kecamatan Parit 3 Kabupaten Bangka Barat Propinsi Kep. Bangka
Belitung memulai kegiatan ini pada hari jumat pada saat pasien antri menunggu dilakukan
pemeriksaan pada ruang tunggu poli umum. Dilakukan secara berkala dan bervariasi
materinya pada tiap-tiap sesi. Manfaatnya jelas, menambah pemahaman masyarakat tentang
penyakit menular dan tidak menular.
Tentunya dari ke tiga contoh kegiatan diatas butuh dievaluasi kegiatannya guna perbaikan
kedepan. Berikut beberapa langkah agar kegiatan inovatif tersebut tetap berkelanjutan dan punya
daya ungkit untuk masyarakat.

1. Konsep yang jelas. Buatlah konsep yang mumpuni. Jelas, terukur, dapat dilakukan,
terdokumentasi, objek yang jelas, manfaat yang di dapat dipertanggungjawabkan.
2. Dukungan dana. Ini penting, tidak dapat dilakukan bila tanpa dana. Sumbernya dapa
diambil dari dana BOK, dana APBD program maupun CSR yang sesuai dengan ketentuan.
3. Tim yang solid. Dengan tim yang solid akan memudahkan dalam pengerjaanya. Pembagian
tugas yang jelas, jadwal yang tepat serta dukungan moril.
4. Konsisten. Konsisten diperlukan guna berkelanjutan. Tidak pula hanya sebentar ibarat
parasetamol penurun panas. Konsistensi menjadi motivasi bagi masyarakat dalam menilai
keseriusan pelaksanaan program tersebut.
5. Evaluasi. Jangan lupa di evaluasi setiap kegiatan yang dilakukan. Ajukan ide-ide perbaikan,
sampaikan semua kendala. Bahas di semua level puskesmas dan ambil kebijakan strategis
guna menyelesaikan masalah yang ada.

Anda mungkin juga menyukai