Anda di halaman 1dari 26

Oleh:

Kelompok 8
Heni Susilawati
Endang Sugiyani
Windarti
Rony Sunarsih
Lusi Puspitaasari
Peran Masyarakat Padda Program
Pemerintah di Komunitas
 Desa Siaga Sehat
 P4K
Desa Siaga Sehat
 Desa Siaga merupakan desa yang memiliki kesiapan
sumberdaya dan kemampuan untuk mencegah dan
mengatasi masalah/ancaman kesehatan (termasuk
bencana dan kegawatdaruratan) secara mandiri dalam
rangka mewujudkan desa sehat.
 Desa dan Kelurahan Siaga merupakan salah satu
indikator dalam standar pelayanan minimal bidang
kesehatan di Kabupaten dan Kota. Desa Siaga telah
dimulai sejak tahun 2006, Melalui Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang
pedoman pelaksanaan pengembangan Desa Siaga
Desa Siaga Sehat Lanjutan
 Pada perkembangan selanjutnya pemerintah
meluncurkan Program Desa Siaga Aktif.
 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah bentuk
pengembangan dari Desa Siaga yang telah dimulai
sejak tahun 2006
 Tujuan dari Desa / Kelurahan Siaga Aktif ini adalah
untuk percepatan terwujudnya masyarakat desa dan
kelurahan yang peduli, tanggap, dan mampu
mengenali, mencegah serta mengatasi permasalahan
kesehatan yang dihadapi secara mandiri, sehingga
derajat kesehatannya meningkat (Kemenkes, 2010).
Desa Siaga Sehat Lanjutan
Desa atau Kelurahan Siaga Aktif memiliki komponen
 Pelayanan kesehatan dasar,
 Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan
UKBM dan mendorong upaya survailans berbasis
masyarakat, kedaruratan kesehatan dan
penanggulangan bencana serta penyehatan
lingkungan,
 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Peran masyarakat Pada Komponen
Desa Siaga
Pelayanan kesehatan dasar
 Pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Desa Siaga Aktif atau
Kelurahan Siaga Aktif diselenggarakan melalui berbagai UKBM, serta
kegiatan kader dan masyarakat. Pelayanan ini selanjutnya didukung
oleh sarana-sarana kesehatan yang ada seperti Puskesmas Pembantu
(Pustu), Puskesmas, dan rumah sakit.
 Teknis pelaksanaan pelayanan mengacu kepada petunjuk-petunjuk
teknis dari Kementerian Kesehatan dengan pengawasan dan
bimbingan dari Puskesmas. Pelayanan kesehatan dasar adalah
pelayanan primer, sesuai dengan kewenangan tenaga kesehatan yang
bertugas. Pelayanan kesehatan dasar berupa:
 Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil,
 Pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui,
 Pelayanan kesehatan untuk anak, serta
 Penemuan dan penanganan penderita penyakit.
Pemberdayaan masyarakat
melalui pengembangan UKBM
Survailans berbasis masyarakat
 Pengamatan dan pemantauan penyakit serta keadaan
kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan, dan perilaku
yang dapat menimbulkan masalah kesehatan
masyarakat,
 Pelaporan cepat (kurang dari 24 jam) kepada petugas
kesehatan untuk respon cepat,
 Pencegahan dan penanggulangan sederhana penyakit
dan masalah kesehatan, serta
 Pelaporan kematian
Pemberdayaan masyarakat
melalui pengembangan UKBM lanj
Kedaruratan Kesehatan dan Penanggulangan bencana
 Bimbingan dalam pencarian tempat yang aman untuk
mengungsi,
 Promosi kesehatan dan bimbingan mengatasi masalah
kesehatan akibat bencana dan mencegah faktor-faktor
penyebab masalah,
 Bantuan/fasilitasi pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi
dasar (air bersih, jamban, pembuangan sampah/limbah,
dan lain-lain) di tempat pengungsian,
 Penyediaan relawan yang bersedia menjadi donor darah,
dan
 Pelayanan kesehatan bagi pengungsi.
Pemberdayaan masyarakat
melalui pengembangan UKBM lanj
 Berperan aktif pada kegiatan Promosi tentang
pentingnya sanitasi dasar,
 Berperan aktgif memberikan Bantuan/fasilitasi
pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar (air
bersih, jamban, pembuangan sampah dan limbah, dan
lain-lain),
 Berperan Aktif memberikan Bantuan/fasilitasi upaya
pencegahan pencemaran lingkungan
PHBS
 Melaporkan segera kepada kader/petugas kesehatan, jika
mengetahui dirinya, keluarganya, temannya atau tetangganya
menderita penyakit menular.
 Pergi berobat atau membawa orang lain berobat ke
Poskesdes/Pustu/ Puskesmas bila terserang penyakit.
 Memeriksakan kehamilan secara teratur kepada petugas
kesehatan.
 Mengonsumsi Tablet Tambah Darah semasa hamil dan nifas
(bagi ibu).
 Makan-makanan yang beraneka ragam dan bergizi seimbang
(terutama bagi perempuan termasuk pada saat hamil dan
menyusui).
 Mengonsumsi sayur dan buah setiap hari.
 Menggunakan garam beryodium setiap kali memasak
PHBS Lanjutan
 Menyerahkan pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatan.
 Mengonsumsi Kapsul Vitamin A bagi ibu nifas.
 Memberi ASI eksklusif kepada bayinya (0-6 bulan).
 Memberi Makanan Pendamping ASI.
 Memberi Kapsul Vitamin A untuk bayi dan balita setiap bulan
Februari dan Agustus.
 Menimbang berat badan bayi dan balita secara teratur serta
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA untuk
memantau pertumbuhannya.
 Membawa bayi/anak, ibu, dan wanita usia subur untuk
diimunisasi.
 Tersedianya oralit dan zinc untuk penanggulangan Diare.
PHBS Lanjutan
 Menyediakan rumah dan atau kendaraannya untuk
pertolongan dalam keadaan darurat (misalnya untuk
rumah tunggu ibu bersalin, ambulan, dan lain-lain).
 Menghimpun dana masyarakat desa untuk kepentingan
kesehatan, termasuk bantuan bagi pengobatan dan
persalinan.
 Menjadi peserta (akseptor) aktif keluarga berencana.
 Menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari
 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
 Menggunakan jamban sehat
 Mengupayakan tersedianya sarana sanitasi dasar lain dan
menggunakannya
PHBS Lanjutan
 Memberantas jentik-jentik nyamuk.
 Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, baik di rumah,
desa/kelurahan maupun di lingkungan pemukiman.
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
 Tidak merokok, minum minuman keras, madat, dan menyalahgunakan
napza serta bahan berbahaya lain.
 Memanfaatkan UKBM, Poskesdes, Pustu, Puskesmas atau sarana kesehatan
lain. konsep dasar desa dan kelurahan siaga aktif
 Pemanfaatan pekarangan untuk Taman Obat Keluarga (TOGA) dan Warung
Hidup di halaman masing-masing rumah atau secara bersama-sama
(kolektif).
 Melaporkan kematian.
 Mempraktikkan PHBS lain yang dianjurkan.
 Saling mengingatkan untuk mempraktikkan PHBS
INDIKATOR PHBS
 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
 Memberi ASI eksklusif kepada bayi,
 Menimbang berat badan balita,
 Menggunakan air bersih,
 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
 Menggunakan jamban sehat,
 Memberantas jentik nyamuk,
 Mengonsumsi sayur dan buah setiap hari,
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari,
 Tidak merokok di dalam rumah.
p4k
Pengertian
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) adalah suatu kegiatan yang difasilitasi oleh
bidan di desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami,
keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan
yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu
hamil, termasuk perencanaan penggunaan kontrasepsi pasca
persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media
notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan
mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir
(Depkes, 2009).
P4K Lanjutan
 Tujuan
Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan
bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan
peran aktif keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman dan persiapan
menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan
bagi ibu sehingga bersalin dengan aman dan melahirkan
bayi yang sehat.
P4K Lanjutan
Manfaat P4K
 Percepat fungsi desa siaga.
 Meningkatkan cakupan pelayanan Antenatal Care (ANC)
sesuai standar.
 Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
terampil.
 Meningkatkan kemitraan bidan dan dukun.
 Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini.
 Meningkatnya peserta KB pasca salin.
 Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
 Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta
bayi.
Peran Masyarakat Pada Program P4 K
 Memanfaatkan pertemuan bulanan di tingkat desa atau kelurahan untuk
meningkatkan partisipasi aktif ibu hamil, keluarga dan masyarakat dalam
membantu mempersiapkan persalinan yang aman bagi ibu.
 Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal
dan Forum Peduli KIA atau Pokja Posyandu dalam rencana persalinan
termasuk kontrasepsi pasca persalinan sesuai dengan perannya masing-
masing.
 Masyarakat dalam hal ini Ibu hamil dan keluarga berperan aktif dalam
pengisian stiker yang dilakukan bersama bidan didampingi kader.
 Masyarakat dalam hal ini ibu hamil dan keluarga bekerjasama pada
kegiatan pemasangan stiker di rumah ibu hamil setelah mendapat
konseling, dengan mengbijinkan stiker dipasang didepan rumah sebagai
penanda untuk pendataan dan pemantauan terhadap ibu hamil.
Peran Masyarakat Pada Program P4 K
 Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan dan
kesehatan lingkungan
 Pengelolaan donor darah dan sarana transportasi atau ambulan
desa.
 Masyarakat berperan aktif pada penggunaan, pengelolaan, dan
pengawasan tabungan ibu bersalin.
 Masyarakat berperan dalam pembuatan dan penandatanganan
amanat persalinan, dokumen, amanat persalinan untuk
memperkuat pencatatan ibu hamil dengan stiker
 Adanya kerjasama yang mantap antara Bidan, Forum Peduli
KIA atau Pokja Posyandu dan (bila ada) dukun bayi dan
pendamping persalinan
Evidence Base
 Paritisipasi masyarakat dalam pengembangan desa siaga di desa
tembeling kecamatan teluk bintan kabupaten bintan oleh
Hendri 1 ; Bismar Arianto 2 ; Afrizal 3
Hendriumrah2011@gmail.com. Program studi Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Maritim Raja Ali Haji Bintan dengan hasil kesimpulan
 Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Siaga Di
Desa Tembeling Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan
belum berjalan dengan baik,
 Masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam mendukung desa
siaga ini
 Tidak semua mampu memanfaatkan apa yang telah ada di Desa
Siaga.
 Partisipasi masyarakat dalam program desa siaga (studi kasus desa
jepang kecamatan mejobo kabupaten kudus) oleh Ardiyani
Mulyaningrum Universitas Semarang Tahun 2019 dengan kesimpulan
 Partisipasi pada Program Desa Siaga di kegiatan Pos Pembinaan
Terpadu yang dilaksanakan secara gratis untuk masyarakat masih
terkendala dalam hal pengetahuan masyarakat mengenai tujuan
kegiatan Posbindu yang seharusnya untuk cek kesehata, akan tetapi
asumsi masyarakat masih beranggapan bahwa kegiatan Pos
Pembinaan Terpadu adalah kegiatan berobat gratis,
 Keberhasilan partisipasi kurang tepat sasaran terkait sasaran program
yang awalnya adalah usia tujuh belas sampai empat pulu lima tahun
akan tetapi pada pelaksanaan program yang datang pada kegiatan Pos
Pembinaan Terpadu lebih kepada masyarakat yang berusia lanjut.
Keikutsertaan remaja masih kurang pada kegiatan Pos Pembinaan
Terpadu
 Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (p4k) sebagai upaya menurunkan
angka kematian ibu oleh Kamidah, Enny YuliaswatiSTIKES Aisyiyah
Surakartakamidah1975@gmail.com penelitian di puskesmas plupuh II Sragen dengan hasil
 Kegiatan pendataan ibu hamil dilakukan oleh bidan dan kader kesehatan.
 Bidan desa melakukan konseling tentang P4K pada ibu hamil .
 Sebagai legalitas jika ibu hamil telah terdata dan diberi konseling P4K rumah ibu hamil ditempel
dengan stiker P4K.
 Kegiatan pendataan ibu hamil dapat terlaksana dengan baik (100%),
 Notifikasi stiker P4K terlaksana dengan baik, penempelan stiker dilakukan oleh kader, ibu hamil, dan
bidan desa.
 Pertolongan persalinan 100% oleh tenaga kesehatan,
 Tabulin belum terlaksana,
 Ambulan desa menggunakan mobil masyarakat tetapi belum ada perjanijian secara formal kepada
pemilik mobil, persiapan donor darah sudah ada tetapi belum ditest kesamaan golongan darahnya.
 Simpulan: Kegiatan pendataan ibu hamil dapat terlaksana dengan baik (100%), pertolongan
persalinan 100% oleh tenaga kesehatan, tabulin belum terlaksana, ambulan desa menggunakan mobil
masyarakat, persiapan donor darah sudah ada tetapi belum ditest kesamaan golongan darahnya.
 Pelaksanaan program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K) dalam menurunkan angka kematian ibu di
Puskesmas Imogiri I Bantul Yogyakarta tthesis Siskha Maya
Herlina Stikes Aisyah Yogyakarta tahun 2017
 Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui Pelaksanaan Program
Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Dalam Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Puskesmas
Imogiri 1 Bantul Yogyakarta
 Metode Penelitian :
 Desain penelitian yang digunakan adalah desain fenomenologi,
menggunakan data diskriptif yang melibatkan 6 informan.
Pengumpulan data dengan verifikasi data, penyajian data dan
verifikasi.
Hasil :
 Pada penelitian ini secara umum pelaksanaan P4K sudah cukup
baik.
 Pelayanan dan kerjasama bidan, serta peran semua informan
sudah cukup baik, sarana prasarana sudah cukup memadai,
namun ada beberapa kegiatan yang masih belum dilaksanakan
karena beberapa hambatan yang ada sehingga pelaksanaannya
belum optimal.
 Kesimpulan :
 Pelaksanaan program P4K (Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi) kemungkinan memiliki kontribusi
dalam membantu ibu hamil mempersiapkan persalinannya, dan
untuk menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) perlu ditinjau
kembali dari berbagai macam aspek di Puskesmas Imogiri I
Bantul Yogyakarta
Referensi
 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Pedoman
Umum Pengembangan Desa Dan Kelurahan Siaga Aktif (e-
book). Jakarta : Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes RI.
 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi(e-
book). Jakarta : Dirjen Binkesmas Kemenkes RI.
 https://www.researchgate.net/publication/323611730_PRO
GRAM_PERENCANAAN_PERSALINAN_DAN_PENCEGA
HAN_KOMPLIKASI_P4K_SEBAGAI_UPAYA_MENURUNK
AN_ANGKA_KEMATIAN_IBU.Minggu 21 maret 2021 17.20
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai