Anda di halaman 1dari 3

Diare Virginia Marsella

1. Upaya pencegahan yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Matakali untuk mengatasi
peningkatan kasus diare yaitu penyehatan lingkungan dan penyuluhan yang dilakukan di setiap
umur baik balita sampai dengan lansia dengan menggunanakan alat seperti poster, leaflet, lembar
balik penyuluhan dan memberikan pelatihan kepada kader posyandu sedangakan penyehatan
lingkungan yang dilakukan oleh petugas kesling yaitu memeriksa kantin sehat disekolah,
memeriksa air bersih di masyarakat, penyuluhan dengan pengelolaan sampah yang baik dan
mengawasi kepemilikan jamban.

Posyandu, germas, poskestren,


. Promotif

A. yang biasa kita kenal sebagai Promosi kesehatan, kita bisa melakukan Upaya promotif
seperti pelatihan dan pembinaan dengan melakukan pertemuan secara rutin dengan kader
Kesmas untuk membahas tentang permasalahan kesehatan berkaitan dengan Diare, membina
kader untuk melakukan pemantauan atau pengecekan di setiap wilayah, terutama di wilayah
yang berpotensi KLB Diare, pembinaan kesehatan di tingkat kawasan rumah tangga dan di
lakukan sosialisai terhadap masyarakat, salah satunya memakai media yang menarik agar
masyarakat tertarik untuk mendengarkan promotif tentang diare tersebut. (Sumber artikel:
puskesmas.bantulkab.go.id).

B. Selanjutnya yang harus kita lakukan ialah pergerakan dan pemberdayaan sumber daya
manusianya atau masyarakat misalnya dengan mengajak masyarakat untuk melakukan
Kebiasaan hidup bersih dan sehat dengan gerakan masyarakat untuk kesehatan lingkungan,
Gerakan rutin Mencuci Tangan, di sekitar rumah tangga dan sekolah.

2. Preventif

A. Mengonsumsi air minum yang sehat dan bersih dari sumur, Sumber air yang terjaga
kebersihannya dan di masak dengan matang sehingga memenuhi PH air yg baik.

B. Memasak makanan di olah dengan baik, untuk menghindari kontaminasi seperti bakteri.

C. Selalu rutin mencuci tangan dengan Sabun dan air mengalir, setelah buang air besar atau
sebelum dan sesudah menyiapkan makanan. (sumber artikel: id.scribd.com).
D.Menggunakan Jamban Sehat Atau toilet untuk pembuangan kotoran manusia dan air kencing
yang bersih adalah bagian penting untuk mencegah penyebaran kuman dan bakteri yang dapat
menyebabkan penyakit diare tersebut. (sumber artikel: www.dettol.com).

1. Tugas kader diare

1. Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). Penanggulangan diare dilakukan dengan pemberian oralit. Apabila diperlukan
penanganan lebih lanjut, akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan.

2. Melakukan Pencatatan dan pelaporan.

3. Pelaksanaan Survei Mawas Diri, Musyawarah Masyarakat Desa dan Perencanaan Partisipatif
yang SMD adalah kegiatan pengenalan masalah kesehatan serta potensi sumber daya yang terkait
dengan pengembangan Desa Sehat. Disebut SMD karena para kader, para tokoh dan pemuda di
desa itu sendiri yang mengumpulkan data di wilayah tempat tinggalnya, selanjutnya membuat
rencana tindak lanjut

4. Mengikuti Pelatihan yang diberikan pada kader berupa: kemampuan memberikan penyuluhan
kesehatan sederhana terkait penyakit yang sering terjadi pada bayi dan balita seperti batuk, pilek,
diare maupun sampai ke gizi buruk, penimbangan berat badan, pengisian Kartu Menuju Sehat
(KMS) bayi dan balita, kemampuan mengenali tanda-tanda bahaya umum dan mampu
memberikan saran rujukan, serta mampu memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam
posyandu bayi dan balita. Pembinaan dan pendampingan dilakukan dalam penyelenggaraan
posyandu Bayi dan Balita untuk mengevaluasi hasil pelatihan yang telah diberikan pada kader
Posyandu Bayi dan Balita.

Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, terutama:

1. Bayi.
2. Anak balita.
3. Ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui.
4. Pasangan usia subur (PUS).

5. osyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita.

6. UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan
masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas
Puskesmas, lintas sektor, dan lembaga terkait lainnya.
5. Kriteria KLB Kolera adalah terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada
periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit
bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai