OLEH
TIKA SAPITRI
NIM P05160017067
BAB I
PENDAHULUAN
stunting adalah masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi
badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Anak yang
menderita stunting akan lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa
(Kemenkes RI 2018)
Pada tahun 2017, lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal
dari Asia (55%) sedangkan lebih dari sepertiganya (39%) tinggal di Afrika.
Dari 83,6 juta balita stunting di Asia, proposi terbanyak berasal dari Asia
(Kemenkes RI 2018)
(Kemenkes RI 2018)
Stunting adalah masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan
tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Anak
yang menderita stunting akan lebih rentan terhadap penyakit dan ketika
peningkatan setiap tahunnya, 36% (2007), 31,6% (2010) dan 40% (2013).
Utara merupakan urutan pertama tertinggi angka status gizi balita denga
25,6% pada tahun 2017. Bengkulu Utara presentase bayi mendapat ASI
terdapat 1.289 balita yaitu sebesar 9,03% balita dengan status gizi stunting.
perilaku gizi ibu. Status gizi balita juga dipengaruhi oleh lingkungan adanya
untuk stunting 0,13 kali lebih tinggi dibandingkan dengan dengan sumber air
yang sudah diolah (PAM). Dari analisa di atas memang menunjukkan faktor
tidak memiliki akses sanitasi yang baik terkait kepemilikan jamban dan
diare ataupun ISPA dapat memperburuk kondisi balita jika tidak ditangani
lingkungan rumah adalah kondisi tempat tinggal, pasokan air bersih yang
kloset leher angsa atau pelengsengan dengan tutup dan memiliki tempat
pembuangan akhir tinja tangki (septic tank) atau sistem pembuangan air
limbah (SPAL), dan merupakan fasilitas buang air besar yang digunakan
(33,06).
tidak melakukan pengolahan terlebih dahulu, dan SPAL nya digabung antara
air cucian, air mandi, dan lainnya. Hal ini akan memperburuk kulitas
buangan air yang dihasilkan yang akan mencemari badan air. Air buangan
membersihkan SPAL, masih ada yang tidak memiliki sumur resapan, masih
ada saluran yang tidak lancar dan jarak SPAL terhadap sumber air bersih
stunting.
B. Rumusan Masalah
rumusan masalah yaitu apakah ada hubungan faktor sanitasi lingkungan yang
meliputi sarana air minum, kepemilikan jamban dan saluran pembuangan air
limbah (SPAL) terhadap kejadian Stunting di wilayah kerja Puskesmas Kerkap
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Puskesmas Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2019, yang terdiri
dari:
(SPAL).
stunting.
kejadian stunting.
f. Untuk mengetahui hubungan saluran pembuangan air limbah (SPAL)
D. Manfaat Penelitian
kepada masyarakat tentang kejadian stunting pada balita dan faktor risikonya di
2. Bagi Akademik
Stunting.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wawasan peneliti yang akan datang
Penelitian
Wulandari, Fitri Hasil uji statistik Peneliti
Rahayu, dan menunjukkan ada sebelumnya
Darmawansyah hubungan sanitasi menggunakan
(2019) Hubungan lingkungan dengan metode penelitian
Sanitasi kejadian stuntingdengan p pendekatan cross
Lingkungan Dan value (0,008) (OR=3,8; sectional
Riwayat Penyakit 95% CI= 1,5-10,04), dan sedangkan pada
Infeksi Dengan ada hubungan riwayat penelitian ini
Kejadian Stunting penyakit infeksi dengan menggunakan
Di Wilayah Kerja kejadian stunting dengan p pendekatan case
Puskesmas Kerkap value (0,000) (OR=15,21; control
Kabupaten 95% CI=
Bengkulu Utara
4,6-49,4) di Wilayah kerja
Puskesmas Kerkap
Kabupaten Bengkulu Utara .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stunting
asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian
kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi
pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan
penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak maksimal saat
(Indrawati, 2016).
table WHO berdasarkan Baku Rujukan WHO-NCHS dan cara menilai status
(Indrawati, 2016)
B. Sanitasi
yang memenuhi syarat tertentu, seperti tidak berbau, tidak mempunyai rasa
dan terlihat jernih. Air Bersih ini dapat terlihat di permukaan tanah, didalam
kesehatan, baik itu untuk minum, mandi, cuci dan lain sebagainya. Air yang
bersih sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Air dikatakan Bersih bila
1. Terlihat jernih
2. Tidak berbau
3. Tidak mempunyai rasa
Adapun dibangunnya sarana air bersih antara lain adalah untuk
effisiensi waktu dan effektifitas pemanfaatan air bersih. Dalam hal disini
sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan adalah air tanah. Sedangkan air
Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu yang digunakan untuk keperluan
32 Tahun 2017).
air bersih adalah adanya pencemaran air yang disebabkan oleh limbah
terbawa aliran air sungai. Akibatnya, air bersih terkadang menjadi barang
memasak, menyiram tanaman dan lain sebagainya. Sumber air bersih untuk
Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-
200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung
(Chandra, 2012) 2. Sumber Air Bersih Menurut (Chandra, 2012) air yang
diperuntukan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih
dan aman. Batasa-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut, antara
lain :
rumah tangga.
yang berada dari permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai
sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air
a. Air Angkasa
bumi. Walau pada saat pretisipasi merupakan air yang paling bersih,
sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi.
b. Air tanah
Air tanah (Ground Water) berasal dari air hujan yang jatuh ke
biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu proses purifikasi
tahun, saat musim kemarau sekalipun. Sementara itu, air tanah juga
1) Syarat Fisik
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau
pahit, asam dan sebagainya tidak boleh terdapat dalam air bersih untuk
masyarakat. Bau yang bisa terdapat pada air adalah bau busuk, amis,
2) Syarat Kimia
jumlah yang melampaui batas. Secara kimia, air bersih tidak boleh
terdapat zat-zat yang beracun, tidak boleh ada zat-zat yang dapat
3) Syarat Bakteriologis
yang diperbolehkan pada air bersih yaitu 0 koloni per 100 15 ml air
bersih. Air bersih yang mengandung golongan Coli lebih dari kadar
4) Syarat Radioaktif
dan beta
d .Sumur Gali
1) Tipe I :
atau runtuh. Dinding atas terbuat dari pasangan batu atau batako
Dinding bawah dari bahan yang sama atau pipa beton ke dalam
2) Tipe II :
runtuh. Dinding atas terbuat dari pasangan batu atau batako atau
300 cm dari permukaan lantai pipa beton kedap air dan sisa dari
berikut :
berkesinambungan.
arah hulu dari aliran air tanah dari sumber pencemar, seperti :
2. Jamban
tinja, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan yang masih rendah
pada air dan tanah, selain itu dapat mengkontaminasi makanan dan
akhir dari proses sistem pencernaan yang harus dikeluarkan dari dalam
tubuh. Kotoran manusia terdiri dari zat padat, zat organik, zat
itu perlu adanya pengelolaan kotoran manusia yang baik yaitu dengan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar.
leher angsa atau lubang tanpa leher angsa dan tertutup, lantai jamban
tidak licin dan ada saluran untuk pembuangan limbah, serta memiliki
bangunan bawah yang terdiri dari tangki septik atau cubluk untuk
dari konstruksi leher angsa atau tidak tertutup, lantai licin dan tidak
salah satu syarat saja tidak terpenuhi maka dinyatakan tidak memiliki
sekitarnya.
adalah perlengkapan pengelolaan air limbah bisa berupa pipa atau pun
mengganggu dengan saluran air minum/air bersih lainnya. Bila hal ini
Limbah (SPAL) merupakan sarana berupa tanah galian atau pipa dari
semen atau pralon yang berfungsi untuk membuang air cucian, air
air lainnya.
pembuangan.
merupakan sarana berupa tanah galian atau pipa dari semen atau
1. Pengertian Air Limbah Air limbah atau air buangan adalah air
sisa yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, induksi maupun
1) Air sabun (Grey Water) Air sabun umumnya berasal dari limbah
rumah tangga, hasil dari cuci baju, piring atau pel lantai. Airini
karbol, atau mengandung minyak yang sulit terurai seperti air hasil
bakteri coli yang berbahaya bagi kesehatan, oleh sebab itu harus
kota, atau lebih baik lagi dapat diresapkan ke dalam tanah sebagai
Waste Water)
umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta ( tinja dan air seni, air
bekas cucian dapur dan kamar mandi dan umumnya terdiri dari
bahan organik.
mineral logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh karena itu
1) Karakteristik fisik
2) Karakteristik kimiawi
sampah lainnya.
Oleh sebab itu pada umumnya bersifat basah pada waktu masih
4) Karakteristik bakteriologis
buangan.
5.Pengelolaan Air Limbah
mandi, dapur atau cucian yang dapat mengotori sumber air seperti
adalah adanya air limbah yang melebar membuat luas tanah yang
sebagai berikut:
permukaan tanah.
tanah.
2007)
kesehatan manusia.
Balita yang berasal dari keluarga yang memiliki sumber air minum
anak umumnya dikaitkan dengan sumber air minum yang tercemar dan
sanitasi yang tidak memadai.Beberapa penelitian di berbagai negara
dengan sumber air yang sudah diolah (PAM). Dari analisa di atas
2. Jamban
syarat.
sanitasi yang kurang pada jenis jamban yang tidak layak meningkatkan
pengolahan terlebih dahulu, dan SPAL nya digabung antara air cucian,
air mandi, dan lainnya. Hal ini akan memperburuk kulitas buangan air
yang dihasilkan yang akan mencemari badan air. Air buangan tersebut
masih ada saluran yang tidak lancar dan jarak SPAL terhadap sumber
letak sumber pencemaran di atas dari pada sumber airnya.Sisa air yang
dibuang yang berasal dari rumah tangga dan industri pada umumnya
yang tertutup itu lebih buruk dari pada yang terbuka.Hal ini penting
untuk dicermati agar SPAL yang dibuat adalah tetap dalam kondisi
tertutup dasar dan diding yang kedap air tetapi pentutupnya tidak
lebih berdampak pada perubahan perilaku yang bersih dan sehat jika
pendampingan di masyarakat.
limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari sumber
sedangkan untuk limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak
bagian yaitu: faktor dari ibu, kemudian yang kedua yaitu faktor dari
Lingkungan, dan yang ketiga yaitu faktor dari kondisi keluarga. Ketiga
gambar berikut.
Faktor Ibu
1. ASI Eksklusif
2. Sikap ibu
3. Pendidikan ibu
4. Peran orang tua
5. Konsumsi ibu saat hamil
6. Anemia dan kurang gizi
7. Perawakan pendek
Faktor lingkungan
Bengkulu Utara.
BAB III
METODE PENELITIAN
diidentifikasi saat ini kemudian ditelusuri 5 tahun yang lalu faktor risikonya
2019).
B. Kerangka Konsep
Kepemilikan Jamban
Kejadian Stunting
Saluran
Gambar 2.1 Pembuangan Air
Kerangka Konsep
Limbah (SPAL)
C. Definisi Operasional Variabel
Tabel .2.2
1. Populasi
Utara.
2.Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan
objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Besar sampel
diperoleh dengan menggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi dengan
dilakukan Total sampling yaitu dengan sistem undian dan pada kelompok
kontrol dengan matching jenis kelamin. Sampel pada penelitian ini terbagi
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2020 diWilayah Kerja
1. Jenis Data
primer meliputi data identitas anak (nama, jenis kelamin, alamat dan umur)
air limbah (SPAL) dan Variabel Dependen: Kejadian Stunting) yang akan
digunakan pada jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua
variabel, ada 1 variabel dengan skala nominal maka dilakukan uji Chi-square
dengan merujuk bahwa harus digunakan uji pada derajat yang terendah.Uji