Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No.

2 Agustus 2022

HUBUNGAN KUALITAS AIR BERSIH DAN SALURAN PEMBUANGAN AIR


LIMBAH (SPAL) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

The Relationship of Clean Water Quality and Wastewater Sewerage with


The Diarrhea Incidence in Toddlers

Santoso Ujang Effendi1, Rina Aprianti1, Ledi Angelia1


1
Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
Email: rina.aprianti89@gmail.com

ARTICLE HISTORY ABSTRAK


Received [19 Agustus 2022] Diare umumnya disebabkan oleh kualitas hygiene dan sanitasi lingkungan yang
Revised [26 Agustus 2022] masih belum memenuhi persyaratan dan berdampak kepada kematian pada balita.
Accepted [11 September 2022] Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kualitas air bersih dan saluran
pembuangan air limbah (SPAL) dengan kejadian diare pada balita di wilayah
KATA KUNCI: kerja Puskesmas Betungan. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Betungan.
kejadian diare, kualitas air Penelitian ini merupakan penelitian dalam jenis Deskriptif dengan desain
bersih, saluran penelitian Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
pembuangan air limbah mempunyai balita yang berkunjung ke Posyandu sebanyak 62 ibu. Teknik
(SPAL) pengambilan sampel yaitu Accidental Sampling. Teknik pengumpulan data
menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik analisis data dilakukan
KEYWORDS: dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu
clean water quality, yang memiliki balita yang mengalami kejadian diare sebanyak 36 ibu (58,1%),
diarrhea incidence, memiliki kualitas air bersih tidak memenuhi syarat sebanyak 34 ibu (54,8%), dan
wastewater sewerage memiliki SPAL tidak memenuhi syarat sebanyak 38 ibu (61,3%). Terdapat
hubungan yang signifikan antara kualitas air bersih dan SPAL dengan kejadian
diare pada balita dengan kategori hubungan lemah. Diharapkan kepada
masyarakat agar air yang digunakan untuk keperluan mengolah makanan dan
minuman dimasak terlebih dahulu dan membuat SPAL yang memenuhi syarat.

ABSTRACT
Diarrhea is generally caused by the quality of hygiene and environmental
sanitation that still does not meet the requirements and has an impact on mortality
in children under five. The purpose of this study was to determine the relationship
between the quality of clean water and sewerage (SPAL) with the incidence of
diarrhea in children under five in the Betungan Public Health Center working
area. This research was conducted at Betungan Health Center. This research was
a descriptive type of research with a cross sectional research design. The
population in this study were all mothers who had toddlers who visited the
Posyandu as many as 62 mothers. The sampling technique was Accidental
Sampling. Data collection techniques using primary data and secondary data. The
technique of data analysis was done by univariate and bivariate analysis. The
results showed that 36 mothers (58.1%) had unqualified clean water quality, 34
mothers (54.8%), and had SPAL that did not meet the requirements as many as 38
mothers (61 ,3%). There was a significant relationship between clean water
quality and SPAL with the incidence of diarrhea in children under five with a weak
relationship category. It is hoped that the community will use the water for
processing food and beverages to be cooked first and make SPAL that meets
requirements.

A. Pendahuluan lingkungan yang masih belum memenuhi


Diare merupakan salah satu penyakit persyaratan. Usia bayi dan balita menjadi
menular melalui air yang masih menjadi usia yang rentan terhadap penyakit diare.
masalah utama di negara-negara berkembang Penyakit ini termasuk penyakit menular yang
termasuk Indonesia. Diare umumnya ditandai dengan gejala-gejala seperti
disebabkan oleh kualitas hygiene dan sanitasi perubahan bentuk dan konsistensi tinja

19
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No. 2 Agustus 2022

menjadi lembek sampai mencair dan Berdasarkan data Profil Dinas


bertambahnya frekuensi buang air besar lebih Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2017, di
dari pada biasanya (tiga kali atau lebih dalam Provinsi Bengkulu jumlah target penemuan
sehari) disertai muntah-muntah. Penderita sebanyak 53.348 kasus diare. Penemuan
akan mengalami kekurangan cairan tubuh kasus terbanyak terdapat di Kota Bengkulu
(dehidrasi) yang pada akhirnya apabila tidak yaitu sebanyak 9.894 kasus dan yang terkecil
mendapat pengobatan segera dapat ada di Kabupaten Lebong sebanyak 3.077
menyebabkan kematian (Sidhi, Raharjo, & kasus (Dinkes Provinsi Bengkulu, 2018).
Dewanti, 2016). Pada tahun 2018, jumlah target penemuan
Pada musim penghujan angka kejadian sebanyak 48,744 kasus diare pada tahun
diare akan lebih meningkat daripada musim Bengkulu e. Kasus yang terbanyak terdapat
biasa. Hal ini dikarenakan saat musim hujan di Kota Bengkulu yaitu sebanyak 10,339
dan banjir mengakibatkan virus atau bakteri kasus dan yang terkecil ada di Kabupaten
pembawa diare tersebar. Kebiasaan Bengkulu Tengah 2,521 kasus (Dinkes
masyarakat yang kurang menjaga kebersihan, Provinsi Bengkulu, 2019). Jumlah target
khususnya mencuci tangan setelah penemuan kasus diare sebanyak 48.744 kasus
membuang air dan sebelum makan. Hal ini di Provinsi Bengkulu pada tahun 2019
membuat masyarakat lebih besar terserang (Dinkes Provinsi Bengkulu, 2020).
diare (Rimbawati & Surahman, 2019). Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan
Faktor risiko yang sangat berpengaruh Kota Bengkulu, jumlah kasus diare pada
untuk terjadinya diare pada balita yaitu tahun 2017 sebanyak 7.876 kasus (Dinkes
kesehatan lingkungan (penggunaan sarana air Kota Bengkulu, 2018). Pada tahun 2018,
bersih, jamban keluarga, pembuangan jumlah kasus penemuan diare pada balita
sampah, pembuangan air limbah) dan sebanyak 4.723 kasus (Dinkes Kota
perilaku hidup sehat dalam keluarga. Secara Bengkulu, 2019). Pada tahun 2019 jumlah
klinis penyebab diare dapat dikelompokkan kasus penemuan diare pada balita sebanyak
dalam enam kelompok besar yaitu infeksi 5.700 kasus (Dinkes Kota Bengkulu, 2020).
(infeksi bakteri, virus dan parasit), Puskesmas Betungan merupakan salah
malabsorbsi, alergi, keracunan (keracunan satu Puskesmas Perawatan yang ada di Kota
bahan-bahan kimia, keracunan oleh racun Bengkulu. Penelitian ini di ambil di wilayah
yang dikandung dan diproduksi baik jasad kerja Puskesmas Betungan karena angka
renik, ikan, buah-buahan, sayur-sayuran, kejadian diare pada balita di wilayah kerja
algae, dll), imunisasi, defisiensi, dan sebab- Puskesmas Betungan tinggi dilihat dari
sebab lain (Pesik, Soenjono, & Sambuaga, jumlah penduduk penderita diare yang
2017). dilayani berada pada urutan ke 6 dari 20
Penyakit diare merupakan penyakit Puskesmas yang ada di Kota Bengkulu
endemis potensial kejadian luar biasa (KLB) (Dinkes Kota Bengkulu, 2020).
yang sering disertai dengan kematian di Berdasarkan laporan tahunan
Indonesia. Pada tahun 2017 jumlah penderita Puskesmas Betungan tahun 2019 penyakit
diare pada balita sebanyak 1.725 balita diare menduduki urutan nomor 4 dari 10
(Kemenkes RI, 2018). Pada tahun 2018 penyakit terbanyak di Puskesmas Betungan.
jumlah penderita diare pada balita yang Berdasarkan hasil register tahun 2020 dari
dilayani di sarana kesehatan sebanyak Puskesmas total jumlah ibu yang mempunyai
1.637.708 atau 40,9% dari perkiraan diare di balita adalah sebanyak 980 orang dan di
sarana kesehatan. Pada tahun 2019 cakupan peroleh angka kejadian diare pada Balita
pelayanan penderita diare pada balita sebesar sebanyak 80 kasus. Berdasarkan hasil
40,0% dari sasaran yang ditetapkan. Jumlah register Puskesmas Betungan pada bulan
penderita diare pada balita sebanyak Februari-April tahun 2021, jumlah penderita
1.516.438 (Kemenkes RI, 2020). diare sebanyak 12 kasus di dua Kelurahan
dalam wilayah kerja Puskesmas Betungan.

20
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No. 2 Agustus 2022

Kelurahan tersebut adalah Kelurahan dalam penelitian ini adalah ibu yang
Betungan dan Kelurahan Pekan Sabtu. mempunyai anak balita yang berkunjung ke
Sarana air bersih berhubungan dengan Posyandu yang ada di wilayah kerja
kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Betungan dengan menggunakan
Puskesmas Karanganyar Kabupaten teknik pengambilan sampel yaitu Accidental
Pekalongan. Responden yang tidak memiliki Sampling. Kriteria inklusi yaitu dari ibu yang
kualitas fisik air yang baik akan mudah mempunyai balita yang bersedia menjadi
terserang penyakit diare (Samiyati, responden, mempunyai balita yang
Suhartono & Dharminto, 2019). Hasil berkunjung ke Posyandu yang ada di wilayah
penelitan Sutriyati & Prasetyo (2017) kerja Puskesmas Betungan, dan tinggal di
menunjukkan bahwa ada hubungan wilayah kerja Puskesmas Betungan. Kriteria
bermakna antara kepemilikan saluran eksklusi yaitu tidak bersedia menjadi
pembuangan air limbah (SPAL) dengan responden dalam penelitian.
kejadian diare pada balita terbukti secara Variabel independent terdiri dari
statistik. kualitas air bersih dan SPAL. Variabel
Pengolahan air limbah yang kurang dependent terdiri dari kejadian diare.
baik dapat menimbulkan akibat buruk Kualitas air bersih adalah kondisi kualitas air
terhadap kesehatan masyarakat dan terhadap bersih yang di gunakan untuk kebutuhan
lingkungan hidup, antara lain menjadi sehari hari, yang di lihat dari syarat fisik
transmisi atau media penyebaran berbagai yaitu tidak berbau, tidak berasa, tidak
penyakit, terutama diare. Dampak lainnya berwarna dan tidak keruh. Kualitas air terdiri
adalah dapat menimbulkan bau yang kurang dari 2 kategori, yaitu tidak memenuhi syarat
sedap dan merupakan sumber pencemaran jika salah satu syarat tidak terpenuhi dan
air. Pembuangan air limbah yang dilakukan kualitas air memenuhi syarat jika semua
secara tidak sehat atau tidak memenuhi syarat terpenuhi.
syarat kesehatan dapat menyebabkan SPAL merupakan kondisi SPAL
terjadinya pencemaran pada permukaan yang dimiliki responden dengan syarat-syarat
tanah dan sumber air (Langit, 2016). tidak mengotori sumber air minum, tidak
Rumusan masalah dalam penelitan ini menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk,
adalah “Apakah terdapat hubungan antara lalat dan lipan, tidak menimbulkan
kualitas air bersih dan saluran pembuangan kecelakaan khusunya pada anak-anak, dan
air limbah (SPAL) dengan kejadian diare tidak menganggu estetika. SPAL terdiri dari
pada balita di wilayah kerja Puskesmas 2 kategori, yaitu tidak memenuhi syarat jika
Betungan Kota Bengkulu?. Tujuan penelitian salah satu syarat tidak terpenuhi dan
ini adalah untuk mengetahui hubungan memenuhi syarat jika semua syarat
kualitas air bersih dan saluran pembuangan terpenuhi.
air limbah (SPAL) dengan kejadian diare Kejadian diare adalah kejadian buang
pada balita di wilayah kerja Puskesmas air besar 3 kali sehari atau lebih pada balita
Betungan Kota Bengkulu. dengan konsistensi feses encer dalam 3 bulan
terakhir. Diare jika balita buang air besar ≥ 3
B. Metode Penelitian kali sehari dan kondisi feses nya encer.
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kejadian diare terdiri dari 2 kategori, yaitu
kerja Puskesmas Betungan tanggal 25 Juni tidak diare jika balita buang air besar ˂ 3 kali
sampai 25 Juli 2021. Jenis penelitian ini sehari dan kondisi fesesnya tidak encer dan
adalah Deskriptif dan menggunakan desain tidak diare jika balita buang air besar ˂ 3 kali
Cross Sectional. Populasi dalam penelitian sehari dan kondisi fesesnya tidak encer.
ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita Pengumpulan data dengan lembar
yang berkunjung ke Posyandu yang ada di kuesioner. Data yang digunakan adalah data
wilayah kerja Puskesmas Betungan yang primer dan sekunder. Teknik analisis data
berjumlah 79 ibu. Sampel yang di gunakan dilakukan dengan analisis univariat dan

21
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No. 2 Agustus 2022

bivariat. Uji statistik yang digunakan adalah C. Hasil Penelitian


Chi-Square (χ2). Untuk mengetahui keeratan 1. Analisis Univariat
hubungan dengan menggunakan uji statistik Analisis ini dilakukan untuk
Contigency Coefficient (C). menggambarkan distribusi frekuensi
variabel independent (kualitas air bersih dan
SPAL) dan variabel dependent (kejadian
diare). Hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.
Gambaran Kejadian Diare di Wilayah Kerja Pukesmas Betungan Kota Bengkulu
Kejadian Diare Frekuensi Persentase (%)
Ya 36 58,1
Tidak 26 41,9
Jumlah 62 100,0

Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa ibu (41,9%) yang memiliki balita dengan
dari 62 ibu, terdapat 36 ibu (58,1%) yang tidak mengalami kejadian diare di wilayah
memiliki balita dengan kejadian diare dan 26 kerja Pukesmas Betungan Kota Bengkulu.

Tabel 2.
Gambaran Kualitas Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Betungan Kota Bengkulu
Kualitas Air Bersih Frekuensi Persentase (%)
Tidak memenuhi syarat 34 54,8
Memenuhi syarat 28 45,2
Jumlah 62 100,0

Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa kualitas air bersih memenuhi syarat di


dari 62 ibu, terdapat 34 ibu (54,8%) yang wilayah kerja Puskesmas Betungan Kota
memiliki kualitas air bersih tidak memenuhi Bengkulu.
syarat dan 28 ibu (45,2%) yang memiliki

Tabel 3.
Gambaran Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) di Wilayah Kerja Puskesmas
Betungan di Wilayah Kerja Puskesmas Betungan
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Frekuensi Persentase (%)
Tidak memenuhi Syarat 38 61,3
Memenuhi Syarat 24 38,7
Jumlah 62 100,0

Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa 2. Analisis Bivariat


dari 62 ibu, terdapat 38 ibu (61,3%) yang Analisis bivariat bertujuan untuk
memiliki SPAL tidak memenuhi syarat dan mengetahui hubungan variabel independent
terdapat 24 ibu (38,7%) yang memiliki SPAL (kualitas air bersih dan saluran pembuangan
memenuhi syarat di wilayah kerja Puskesmas air limbah (SPAL)) dan variabel dependent
Betungan Kota Bengkulu. (kejadian diare) pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Betungan Kota Bengkulu. Hasil
analisis bivariatnya adalah sebagai berikut :
.

22
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No. 2 Agustus 2022

Tabel 4.
Hubungan Kualitas Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita
di Wilayah Kerja Puskesmas Betungan
Kejadian Diare Total
Kualitas Air Bersih χ2 p-Value C
f % f % f %
Tidak Memenuhi
26 76,5 8 23,5 34 100,0
Syarat
Memenuhi Syarat 10 35,7 18 64,3 28 100,0 8,868 0,003 0,380
Total 36 58,1 26 41,9 62 100,0

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui digunakan uji Continuity Correction. Hasil


bahwa dari 34 ibu yang memiliki kualitas air uji Continuity Correction di dapat sebesar
bersih tidak memenuhi syarat, terdapat 26 ibu 8.868 dengan nilai Asymp. Sig (p) = 0,003.
yang memiliki balita yang mengalami Karena nilai p<0,05, maka ada hubungan
kejadian diare dan terdapat 8 ibu yang yang signifikan antara kualitas air bersih
memiliki balita yang tidak mengalami dengan kejadian diare pada balita di wilayah
kejadian diare. Dari 28 ibu yang memiliki kerja Puskesmas Betungan Kota Bengkulu.
kualitas air bersih memenuhi syarat, terdapat Keeratan hubungan kualitas air bersih
10 ibu yang memiliki balita yang mengalami dengan kejadian diare pada balita di wilayah
kejadian diare dan terdapat 18 ibu yang kerja Puskesmas Betungan Kota Bengkulu
memiliki balita yang tidak mengalami dilihat dari nilai Contingency Coefficient (C).
kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Nilai C didapat sebesar 0,380. Karena nilai
Betungan Kota Bengkulu. tersebut jauh dari nilai Cmax =0,707, maka
Untuk mengetahui hubungan kualitas kategori hubungan tersebut di katakan lemah.
air bersih dengan kejadian diare pada balita

Tabel 5.
Hubungan SPAL dengan Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Betungan
Kejadian Diare Total
SPAL χ2 p-Value C
f % f % f %
Tidak Memenuhi
27 71,0 11 28,9 38 100,0
Syarat
5,493 0,019 0,314
Memenuhi Syarat 9 37,5 15 62,5 24 100,0
Total 36 58,1 26 41,9 62 100,0

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui Untuk mengetahui hubungan SPAL


bahwa dari 38 ibu yang memiliki SPAL tidak dengan kejadian diare pada balita di wilayah
memenuhi syarat, terdapat 27 ibu yang kerja Puskesmas Betungan Kota Bengkulu
memiliki balita yang mengalami kejadian digunakan uji Chi-Square (Continuity
diare dan terdapat 11 ibu yang memiliki Correction). Hasil uji Chi-Square (Continuity
balita yang tidak mengalami kejadian diare. Correction) didapatkan nilai χ2 sebesar 5,493
Dari 24 ibu yang memiliki SPAL memenuhi dengan nilai asymp.sig (p) = 0,019, maka ada
syarat, terdapat 9 ibu yang memiliki balita hubungan yang signifikan antara SPAL
yang mengalami kejadian diare dan terdapat dengan kejadian diare pada balita di wilayah
15 ibu yang memiliki balita yang tidak kerja Puskesmas Betungan Kota Bengkulu.
mengalami kejadian diare di wilayah kerja Keeratan hubungan SPAL dengan
Puskesmas Betungan Kota Bengkulu. kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas
Betungan dilihat dari Contingency

23
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No. 2 Agustus 2022

Coefficient (C). Nilai C di dapat sebesar Penggunaan air yang utama dan sangat vital
0,314 karena nilai tersebut jauh dari nilai bagi kehidupan adalah sebagai air minum.
Cmax =0,707, maka kategori hubungan Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan
tersebut dikatakan lemah. air di dalam tubuh manusia itu sendiri
(Andini, 2017).
D. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian pada
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 6, dari 62 ibu, terdapat 38 ibu (61,3%)
Tabel 4, dari 62 ibu, terdapat 36 ibu (58,1%) yang memiliki SPAL tidak memenuhi syarat.
yang memiliki balita yang mengalami Hal ini terlihat dari jawaban kuesioner yang
kejadian diare. Hal ini terlihat dari jawaban telah diisi oleh responden bahwa air
kuesioner yang diisi oleh ibu bahwa dalam 3 limbahnya mengotori sumber air minum,
bulan terakhir balita mengalami kejadian menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk,
diare dalam sehari buang air besarnya lebih lalat dan lipan, air SPAL yang tergenang
dari 3 kali dan disertai dengan kotoran (tinja) mengakibatkan kecelakaan khusus pada
lembek dan mengandung lendir. Terdapat 26 anak-anak, dan SPAL merusak keindahan
ibu (41,9%) yang memiliki balita tidak lingkungan atau menganggu estetika.
mengalami kejadian diare. Hal ini terlihat Terdapat 24 ibu (38,7%) yang memiliki
dari jawaban kuesioner yang telah diisi oleh SPAL memenuhi syarat terlihat dari
ibu bahwa dalam 3 bulan terakhir balita tidak responden memiliki SPAL, air limbah tidak
mengalami diare. mengotori sumber air minum, SPAL tidak
Diare merupakan penyakit yang di menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk,
tandai dengan berubahnya bentuk tinja lalat, dan lipan, SPAL tidak tergenang
dengan intensitas buang air besar secara sehingga menyebabkan lantai licin dan
berlebihan (lebih dari 3 kali dalam kurun mengakibatkan kecelakaan khususnya pada
waktu satu hari). Penanganan cepat singkat anak-anak, SPAL tidak merusak keindahan
dibutuhkan untuk mengatasi diare karena lingkungan atau tidak mengganggu estetika.
apabila terlambat, maka akan dapat Saluran pembuangan air limbah
menyebabkan kekurangan cairan yang dapat (SPAL) adalah saluran yang berguna untuk
menyebabkan kematian. Di negara menyalurkan atau membuang air limbah
berkembang, penyakit diare menjadi rumah tangga sebuah keluarga. Pengelolaan
penyebab kedua tingginya angka kesakitan air limbah adalah bagaimana keluarga
dan kematian pada balita (Prawati & Haqi, tersebut membuang air limbah yang
2019). dihasilkan dari kegiatan sehari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian pada Lingkungan sekitar rumah yang biasanya
Tabel 5 dari 62 ibu, terdapat 34 ibu (54,8%) menjadi tempat bersarangnya lalat maupun
yang memiliki kualitas air bersih tidak binatang vektor penyakit lainnya adalah
memenuhi syarat. Hal ini terlihat dari tempat sampah dan saluran pembuangan air
jawaban kuesioner yang telah diisi oleh ibu limbah (Miswan, Siti & Rusman, 2018).
bahwa air bersih yang di gunakan berbau, Berdasarkan hasil analisis bivariat
berasa, berwarna dan keruh. Terdapat 28 ibu pada Tabel 7, dari 34 ibu yang memiliki
(45,2%) yang memiliki kualitas air bersih kualitas air bersih tidak memenuhi syarat,
memenuhi syarat. Hal ini terlihat dari terdapat 26 ibu yang memiliki balita yang
jawaban kuesioner yang telah diisi oleh ibu mengalami kejadian diare karena air bersih
bahwa air bersih yang digunakan tidak yang digunakan berbau, berasa, berwarna dan
berbau, tidak berasa, tidak berwarna, dan keruh dan 8 responden yang tidak menderita
tidak keruh. diare karena anak diberikan ASI ekslusif dan
Air merupakan senyawa kimia yang air bersih yang digunakan untuk diminum
sangat penting bagi kehidupan makhluk sehari-hari dimasak terlebih dahulu, serta
hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan mencuci tangan pakai sabun sebelum
ini tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.

24
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No. 2 Agustus 2022

memberikan atau menyuapi makan pada wilayah kerja Puskesmas Betungan Kota
anak. Bengkulu.
Penelitian ini sejalan dengan hasil Hasil uji Contingency Coefficient di
penelitian Rau & Novita (2021) di dapatkan kategori hubungan lemah. Kategori
Puskesmas Tipo Kota Palu Sulawesi Tengah hubungan lemah menunjukkan bahwa ada
yang menyatakan bahwa masih ada balita faktor lain yang dapat menyebabkan
yang mengalami diare dengan kualitas air terjadinya penyakit diare selain dari SPAL.
bersih memenuhi syarat secara fisik. Selain Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori
berdasarkan parameter fisik, kualitas air juga yang disampaikan oleh Utami & Luthfiana
harus memenuhi persyaratan berdasarkan (2016) bahwa selain SPAL, diare juga
parameter biologi dan kimia, seperti dipengaruhi oleh beberapa faktor diantara
keberadaan bakteri E. Coli yang dapat nya adalah faktor sosiodemografi dan faktor
menyebabkan terjadinya diare. perilaku.
Hasil analisis bivariat didapatkan ada
hubungan yang signifikan antara kualitas air E. Kesimpulan
bersih dengan kejadian diare di wilayah kerja 1. Dari 62 ibu yang berkunjung ke Posyandu
Puskemas Betungan Kota Bengkulu. Artinya di wilayah kerja Puskesmas Betungan
semakin bagus kualitas air bersih, maka Kota Bengkulu, terdapat 36 ibu (58,1%)
kejadian diare pada balita akan menurun dan yang memiliki balita yang mengalami
sebaliknya semakin buruk kualitas air bersih, kejadian diare.
maka kejadian diare pada balita akan 2. Dari 62 ibu yang berkunjung ke Posyandu
meningkat. di wilayah kerja Puskesmas Betungan
Hasil uji Contingency Coefficient di Kota Bengkulu, terdapat 34 ibu (54,8%)
dapatkan kategori hubungan lemah. Kategori yang memiliki kualitas air bersih tidak
hubungan lemah menunjukkan bahwa ada memenuhi syarat.
faktor lain yang dapat menyebabkan 3. Dari 62 ibu yang berkunjung ke Posyandu
terjadinya penyakit diare selain dari kualitas di wilayah kerja Puskesmas Betungan
air bersih. Hasil penelitian tersebut sesuai Kota Bengkulu, terdapat 38 ibu (61,3%)
dengan teori yang di sampaikan oleh Utami yang memiliki SPAL tidak memenuhi
& Luthfiana (2016) bahwa selain kualitas air syarat.
bersih, diare juga dipengaruhi oleh beberapa 4. Terdapat hubungan kualitas air bersih
faktor diantaranya adalah faktor dengan kejadian diare pada balita yang
sosiodemografi dan faktor prilaku berkunjung ke Posyandu di wilayah kerja
Berdasarkan hasil analisis bivariat pada Puskesmas Betungan Kota Bengkulu
Tabel 8 dari 38 responden yang saluran dengan kategori hubungan lemah.
pembuangan air limbah (SPAL) tidak 5. Terdapat hubungan saluran pembuangan
memenuhi syarat terdapat 27 responden yang air limbah (SPAL) dengan kejadian diare
mengalami diare karena jarak antara saluran pada balita yang berkunjung ke Posyandu
pembuangan air limbah (SPAL) responden di wilayah kerja Puskesmas Betungan
berdekatan dengan sumur gali sehingga Kota Bengkulu dengan kategori hubungan
mengontaminasi sumber air minum yang lemah.
menyebabkan terjadinya diare, dan terdapat
11 ibu yang memiliki balita yang tidak Daftar Pustaka
mengalami kejadian diare karena ibu Andini, N. F. (2017). Uji Kualitas Fisik Air
menyimpan makanan atau minuman di Bersih pada Sarana Air Bersih
tempat atau wadah tertutup. Program Penyediaan Air Minum dan
Hasil analisis bivariat menunjukkan Sanitasi Berbasis Masyarakat
bahwa ada hubungan yang signifikan antara (PAMSIMAS) Nagari Cupak
SPAL dengan kejadian diare pada balita di Kabupaten Solok. Jurnal
Kepemimpinan dan Pengurusan

25
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No. 2 Agustus 2022

Sekolah, 2(1), 7-16. 2.8061


DOI: http://dx.doi.org/10.34125/kp.v Pesik, V, T., Soenjono, S. J, & Sambuaga, J.
2i1.84 V. I. (2017). Hubungan Sarana
Dinkes Kota Bengkulu. (2020). Profil Kesehatan Lingkungan dengan
Kesehatan Kota Bengkulu 2019. Kejadian Diare pada Balita di
Bengkulu: Dinas Kesehatan Kota Kelurahan Pateten Satu Kecamatan
Bengkulu. Aertembaga Kota Bitung. Jurnal
Dinkes Kota Bengkulu. (2019). Profil Kesehatan Lingkungan, 7(2): 72-83.
Kesehatan Kota Bengkulu 2018. DOI: https://doi.org/10.47718/jkl.v7i2
Bengkulu: Dinas Kesehatan Kota .623
Bengkulu. Prawati, D. D, & Haqi, D. N. (2019). Faktor
Dinkes Kota Bengkulu. (2018). Profil yang Mempengaruhi Kejadian Diare
Kesehatan Kota Bengkulu 2017. di TambakSari, Kota Surabaya, 7(1):
Bengkulu: Dinas Kesehatan Kota 34–45.
Bengkulu. DOI:https://doi.org/10.20473/jpk.V7.I
Dinkes Provinsi Bengkulu. (2020). Profil 1.2019.35-46
Kesehatan Provinsi Bengkulu 2019. Rau, J., & Novita, S. (2021). Sarana Air
Bengkulu: Dinas Kesehatan Provinsi Bersih dan Kondisi Jamban terhadap
Bengkulu. Kejadian Diare pada Balita di
Dinkes Provinsi Bengkulu. (2019). Profil Puskesmas Tipo. PREVENTIF :
Kesehatan Provinsi Bengkulu 2018. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 12(1):
Bengkulu: Dinas Kesehatan Provinsi 110–126.
Bengkulu. DOI https://doi.org/10.22487/preventi
Dinkes Provinsi Bengkulu. (2018). Profil f.v12i1.298
Kesehatan Provinsi Bengkulu 2017. Rimbawati, Y., & Surahman, A. (2019).
Bengkulu: Dinas Kesehatan Provinsi Hubungan Sanitasi Lingkungan
Bengkulu. Dengan Kejadian Diare Pada Balita.
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Jurnal ’Aisyiyah Medika, 4(2), 189–
Indonesia Tahun 2019. Jakarta : 198.
Kemenkes RI. https://doi.org/10.36729/jam.v4i2.219
Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Samiyati, M., Suhartono, & Dharminto.
Indonesia Tahun 2017. Jakarta : (2019). Hubungan Sanitasi
Kemenkes RI. Lingkungan Rumah Dengan Kejadian
Langit, L. S. (2016). Hubungan Kondisi Diare Pada Balita di Wilayah Kerja
Sanitasi Dasar Rumah dengan Puskesmas Karanganyar Kabupaten
Kejadian Diare pada Balita di Pekalongan. Jurnal Kesehatan
Wilayah Kerja Puskesmas Rembang Masyarakat : 7(1): 388-395.
2. Jurnal Kesehatan Masyarakat, DOI: https://doi.org/10.14710/jkm.v7i
4(2):160-165. 1.23008
DOI: https://doi.org/10.14710/jkm.v4i Sidhi, A., Raharjo, M., & Dewanti, N.
2.11941 (2016). Hubungan Kualitas Sanitasi
Miswan, Ramlah, S, & Rasyid, R. (2018). Lingkungan dan Bakteriologis Air
Hubungan Sanitasi Lingkungan Bersih Terhadap Kejadian Diare pada
dengan Penyakit Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Masyarakat di Desa Tumpapa Indah Adiwerna Kabupaten Tegal. Jurnal
Kecamatan Balinggi Kabupaten Kesehatan Masyarakat), 4(3) : 665–
Parigi Moutong Provinsi Sulawesi 676.
Tengah. UNM Environmental DOI: https://doi.org/10.14710/jkm.v4i
Journals, 1(1) : 33-38. 3.13480
DOI: https://doi.org/10.26858/uej.v1i Sutriyati, & Prasetyo, A, H. (2018). Faktor-

26
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No. 2 Agustus 2022

Faktor yang Berhubungan Dengan


Kejadian Diare pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Balai
Agung Kabupaten Muba Tahun 2017.
Prosiding Seminar Nasional dan
Diseminasi Penelitian Kesehatan
STIKes Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya. Diunduh dari :
https://core.ac.uk/download/pdf/2335
92408.pdf
Utami, N., & Luthfiana, N. (2016). Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Kejadian
Diare pada Anak. MAJORITY, 5(4):
101-106. Diunduh dari :
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/ind
ex.php/majority/article/view/893

27

Anda mungkin juga menyukai