2 Agustus 2022
ABSTRACT
Diarrhea is generally caused by the quality of hygiene and environmental
sanitation that still does not meet the requirements and has an impact on mortality
in children under five. The purpose of this study was to determine the relationship
between the quality of clean water and sewerage (SPAL) with the incidence of
diarrhea in children under five in the Betungan Public Health Center working
area. This research was conducted at Betungan Health Center. This research was
a descriptive type of research with a cross sectional research design. The
population in this study were all mothers who had toddlers who visited the
Posyandu as many as 62 mothers. The sampling technique was Accidental
Sampling. Data collection techniques using primary data and secondary data. The
technique of data analysis was done by univariate and bivariate analysis. The
results showed that 36 mothers (58.1%) had unqualified clean water quality, 34
mothers (54.8%), and had SPAL that did not meet the requirements as many as 38
mothers (61 ,3%). There was a significant relationship between clean water
quality and SPAL with the incidence of diarrhea in children under five with a weak
relationship category. It is hoped that the community will use the water for
processing food and beverages to be cooked first and make SPAL that meets
requirements.
19
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No. 2 Agustus 2022
20
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No. 2 Agustus 2022
Kelurahan tersebut adalah Kelurahan dalam penelitian ini adalah ibu yang
Betungan dan Kelurahan Pekan Sabtu. mempunyai anak balita yang berkunjung ke
Sarana air bersih berhubungan dengan Posyandu yang ada di wilayah kerja
kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Betungan dengan menggunakan
Puskesmas Karanganyar Kabupaten teknik pengambilan sampel yaitu Accidental
Pekalongan. Responden yang tidak memiliki Sampling. Kriteria inklusi yaitu dari ibu yang
kualitas fisik air yang baik akan mudah mempunyai balita yang bersedia menjadi
terserang penyakit diare (Samiyati, responden, mempunyai balita yang
Suhartono & Dharminto, 2019). Hasil berkunjung ke Posyandu yang ada di wilayah
penelitan Sutriyati & Prasetyo (2017) kerja Puskesmas Betungan, dan tinggal di
menunjukkan bahwa ada hubungan wilayah kerja Puskesmas Betungan. Kriteria
bermakna antara kepemilikan saluran eksklusi yaitu tidak bersedia menjadi
pembuangan air limbah (SPAL) dengan responden dalam penelitian.
kejadian diare pada balita terbukti secara Variabel independent terdiri dari
statistik. kualitas air bersih dan SPAL. Variabel
Pengolahan air limbah yang kurang dependent terdiri dari kejadian diare.
baik dapat menimbulkan akibat buruk Kualitas air bersih adalah kondisi kualitas air
terhadap kesehatan masyarakat dan terhadap bersih yang di gunakan untuk kebutuhan
lingkungan hidup, antara lain menjadi sehari hari, yang di lihat dari syarat fisik
transmisi atau media penyebaran berbagai yaitu tidak berbau, tidak berasa, tidak
penyakit, terutama diare. Dampak lainnya berwarna dan tidak keruh. Kualitas air terdiri
adalah dapat menimbulkan bau yang kurang dari 2 kategori, yaitu tidak memenuhi syarat
sedap dan merupakan sumber pencemaran jika salah satu syarat tidak terpenuhi dan
air. Pembuangan air limbah yang dilakukan kualitas air memenuhi syarat jika semua
secara tidak sehat atau tidak memenuhi syarat terpenuhi.
syarat kesehatan dapat menyebabkan SPAL merupakan kondisi SPAL
terjadinya pencemaran pada permukaan yang dimiliki responden dengan syarat-syarat
tanah dan sumber air (Langit, 2016). tidak mengotori sumber air minum, tidak
Rumusan masalah dalam penelitan ini menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk,
adalah “Apakah terdapat hubungan antara lalat dan lipan, tidak menimbulkan
kualitas air bersih dan saluran pembuangan kecelakaan khusunya pada anak-anak, dan
air limbah (SPAL) dengan kejadian diare tidak menganggu estetika. SPAL terdiri dari
pada balita di wilayah kerja Puskesmas 2 kategori, yaitu tidak memenuhi syarat jika
Betungan Kota Bengkulu?. Tujuan penelitian salah satu syarat tidak terpenuhi dan
ini adalah untuk mengetahui hubungan memenuhi syarat jika semua syarat
kualitas air bersih dan saluran pembuangan terpenuhi.
air limbah (SPAL) dengan kejadian diare Kejadian diare adalah kejadian buang
pada balita di wilayah kerja Puskesmas air besar 3 kali sehari atau lebih pada balita
Betungan Kota Bengkulu. dengan konsistensi feses encer dalam 3 bulan
terakhir. Diare jika balita buang air besar ≥ 3
B. Metode Penelitian kali sehari dan kondisi feses nya encer.
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kejadian diare terdiri dari 2 kategori, yaitu
kerja Puskesmas Betungan tanggal 25 Juni tidak diare jika balita buang air besar ˂ 3 kali
sampai 25 Juli 2021. Jenis penelitian ini sehari dan kondisi fesesnya tidak encer dan
adalah Deskriptif dan menggunakan desain tidak diare jika balita buang air besar ˂ 3 kali
Cross Sectional. Populasi dalam penelitian sehari dan kondisi fesesnya tidak encer.
ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita Pengumpulan data dengan lembar
yang berkunjung ke Posyandu yang ada di kuesioner. Data yang digunakan adalah data
wilayah kerja Puskesmas Betungan yang primer dan sekunder. Teknik analisis data
berjumlah 79 ibu. Sampel yang di gunakan dilakukan dengan analisis univariat dan
21
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No. 2 Agustus 2022
Tabel 1.
Gambaran Kejadian Diare di Wilayah Kerja Pukesmas Betungan Kota Bengkulu
Kejadian Diare Frekuensi Persentase (%)
Ya 36 58,1
Tidak 26 41,9
Jumlah 62 100,0
Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa ibu (41,9%) yang memiliki balita dengan
dari 62 ibu, terdapat 36 ibu (58,1%) yang tidak mengalami kejadian diare di wilayah
memiliki balita dengan kejadian diare dan 26 kerja Pukesmas Betungan Kota Bengkulu.
Tabel 2.
Gambaran Kualitas Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Betungan Kota Bengkulu
Kualitas Air Bersih Frekuensi Persentase (%)
Tidak memenuhi syarat 34 54,8
Memenuhi syarat 28 45,2
Jumlah 62 100,0
Tabel 3.
Gambaran Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) di Wilayah Kerja Puskesmas
Betungan di Wilayah Kerja Puskesmas Betungan
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Frekuensi Persentase (%)
Tidak memenuhi Syarat 38 61,3
Memenuhi Syarat 24 38,7
Jumlah 62 100,0
22
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No. 2 Agustus 2022
Tabel 4.
Hubungan Kualitas Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita
di Wilayah Kerja Puskesmas Betungan
Kejadian Diare Total
Kualitas Air Bersih χ2 p-Value C
f % f % f %
Tidak Memenuhi
26 76,5 8 23,5 34 100,0
Syarat
Memenuhi Syarat 10 35,7 18 64,3 28 100,0 8,868 0,003 0,380
Total 36 58,1 26 41,9 62 100,0
Tabel 5.
Hubungan SPAL dengan Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Betungan
Kejadian Diare Total
SPAL χ2 p-Value C
f % f % f %
Tidak Memenuhi
27 71,0 11 28,9 38 100,0
Syarat
5,493 0,019 0,314
Memenuhi Syarat 9 37,5 15 62,5 24 100,0
Total 36 58,1 26 41,9 62 100,0
23
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No. 2 Agustus 2022
Coefficient (C). Nilai C di dapat sebesar Penggunaan air yang utama dan sangat vital
0,314 karena nilai tersebut jauh dari nilai bagi kehidupan adalah sebagai air minum.
Cmax =0,707, maka kategori hubungan Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan
tersebut dikatakan lemah. air di dalam tubuh manusia itu sendiri
(Andini, 2017).
D. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian pada
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 6, dari 62 ibu, terdapat 38 ibu (61,3%)
Tabel 4, dari 62 ibu, terdapat 36 ibu (58,1%) yang memiliki SPAL tidak memenuhi syarat.
yang memiliki balita yang mengalami Hal ini terlihat dari jawaban kuesioner yang
kejadian diare. Hal ini terlihat dari jawaban telah diisi oleh responden bahwa air
kuesioner yang diisi oleh ibu bahwa dalam 3 limbahnya mengotori sumber air minum,
bulan terakhir balita mengalami kejadian menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk,
diare dalam sehari buang air besarnya lebih lalat dan lipan, air SPAL yang tergenang
dari 3 kali dan disertai dengan kotoran (tinja) mengakibatkan kecelakaan khusus pada
lembek dan mengandung lendir. Terdapat 26 anak-anak, dan SPAL merusak keindahan
ibu (41,9%) yang memiliki balita tidak lingkungan atau menganggu estetika.
mengalami kejadian diare. Hal ini terlihat Terdapat 24 ibu (38,7%) yang memiliki
dari jawaban kuesioner yang telah diisi oleh SPAL memenuhi syarat terlihat dari
ibu bahwa dalam 3 bulan terakhir balita tidak responden memiliki SPAL, air limbah tidak
mengalami diare. mengotori sumber air minum, SPAL tidak
Diare merupakan penyakit yang di menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk,
tandai dengan berubahnya bentuk tinja lalat, dan lipan, SPAL tidak tergenang
dengan intensitas buang air besar secara sehingga menyebabkan lantai licin dan
berlebihan (lebih dari 3 kali dalam kurun mengakibatkan kecelakaan khususnya pada
waktu satu hari). Penanganan cepat singkat anak-anak, SPAL tidak merusak keindahan
dibutuhkan untuk mengatasi diare karena lingkungan atau tidak mengganggu estetika.
apabila terlambat, maka akan dapat Saluran pembuangan air limbah
menyebabkan kekurangan cairan yang dapat (SPAL) adalah saluran yang berguna untuk
menyebabkan kematian. Di negara menyalurkan atau membuang air limbah
berkembang, penyakit diare menjadi rumah tangga sebuah keluarga. Pengelolaan
penyebab kedua tingginya angka kesakitan air limbah adalah bagaimana keluarga
dan kematian pada balita (Prawati & Haqi, tersebut membuang air limbah yang
2019). dihasilkan dari kegiatan sehari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian pada Lingkungan sekitar rumah yang biasanya
Tabel 5 dari 62 ibu, terdapat 34 ibu (54,8%) menjadi tempat bersarangnya lalat maupun
yang memiliki kualitas air bersih tidak binatang vektor penyakit lainnya adalah
memenuhi syarat. Hal ini terlihat dari tempat sampah dan saluran pembuangan air
jawaban kuesioner yang telah diisi oleh ibu limbah (Miswan, Siti & Rusman, 2018).
bahwa air bersih yang di gunakan berbau, Berdasarkan hasil analisis bivariat
berasa, berwarna dan keruh. Terdapat 28 ibu pada Tabel 7, dari 34 ibu yang memiliki
(45,2%) yang memiliki kualitas air bersih kualitas air bersih tidak memenuhi syarat,
memenuhi syarat. Hal ini terlihat dari terdapat 26 ibu yang memiliki balita yang
jawaban kuesioner yang telah diisi oleh ibu mengalami kejadian diare karena air bersih
bahwa air bersih yang digunakan tidak yang digunakan berbau, berasa, berwarna dan
berbau, tidak berasa, tidak berwarna, dan keruh dan 8 responden yang tidak menderita
tidak keruh. diare karena anak diberikan ASI ekslusif dan
Air merupakan senyawa kimia yang air bersih yang digunakan untuk diminum
sangat penting bagi kehidupan makhluk sehari-hari dimasak terlebih dahulu, serta
hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan mencuci tangan pakai sabun sebelum
ini tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
24
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No. 2 Agustus 2022
memberikan atau menyuapi makan pada wilayah kerja Puskesmas Betungan Kota
anak. Bengkulu.
Penelitian ini sejalan dengan hasil Hasil uji Contingency Coefficient di
penelitian Rau & Novita (2021) di dapatkan kategori hubungan lemah. Kategori
Puskesmas Tipo Kota Palu Sulawesi Tengah hubungan lemah menunjukkan bahwa ada
yang menyatakan bahwa masih ada balita faktor lain yang dapat menyebabkan
yang mengalami diare dengan kualitas air terjadinya penyakit diare selain dari SPAL.
bersih memenuhi syarat secara fisik. Selain Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori
berdasarkan parameter fisik, kualitas air juga yang disampaikan oleh Utami & Luthfiana
harus memenuhi persyaratan berdasarkan (2016) bahwa selain SPAL, diare juga
parameter biologi dan kimia, seperti dipengaruhi oleh beberapa faktor diantara
keberadaan bakteri E. Coli yang dapat nya adalah faktor sosiodemografi dan faktor
menyebabkan terjadinya diare. perilaku.
Hasil analisis bivariat didapatkan ada
hubungan yang signifikan antara kualitas air E. Kesimpulan
bersih dengan kejadian diare di wilayah kerja 1. Dari 62 ibu yang berkunjung ke Posyandu
Puskemas Betungan Kota Bengkulu. Artinya di wilayah kerja Puskesmas Betungan
semakin bagus kualitas air bersih, maka Kota Bengkulu, terdapat 36 ibu (58,1%)
kejadian diare pada balita akan menurun dan yang memiliki balita yang mengalami
sebaliknya semakin buruk kualitas air bersih, kejadian diare.
maka kejadian diare pada balita akan 2. Dari 62 ibu yang berkunjung ke Posyandu
meningkat. di wilayah kerja Puskesmas Betungan
Hasil uji Contingency Coefficient di Kota Bengkulu, terdapat 34 ibu (54,8%)
dapatkan kategori hubungan lemah. Kategori yang memiliki kualitas air bersih tidak
hubungan lemah menunjukkan bahwa ada memenuhi syarat.
faktor lain yang dapat menyebabkan 3. Dari 62 ibu yang berkunjung ke Posyandu
terjadinya penyakit diare selain dari kualitas di wilayah kerja Puskesmas Betungan
air bersih. Hasil penelitian tersebut sesuai Kota Bengkulu, terdapat 38 ibu (61,3%)
dengan teori yang di sampaikan oleh Utami yang memiliki SPAL tidak memenuhi
& Luthfiana (2016) bahwa selain kualitas air syarat.
bersih, diare juga dipengaruhi oleh beberapa 4. Terdapat hubungan kualitas air bersih
faktor diantaranya adalah faktor dengan kejadian diare pada balita yang
sosiodemografi dan faktor prilaku berkunjung ke Posyandu di wilayah kerja
Berdasarkan hasil analisis bivariat pada Puskesmas Betungan Kota Bengkulu
Tabel 8 dari 38 responden yang saluran dengan kategori hubungan lemah.
pembuangan air limbah (SPAL) tidak 5. Terdapat hubungan saluran pembuangan
memenuhi syarat terdapat 27 responden yang air limbah (SPAL) dengan kejadian diare
mengalami diare karena jarak antara saluran pada balita yang berkunjung ke Posyandu
pembuangan air limbah (SPAL) responden di wilayah kerja Puskesmas Betungan
berdekatan dengan sumur gali sehingga Kota Bengkulu dengan kategori hubungan
mengontaminasi sumber air minum yang lemah.
menyebabkan terjadinya diare, dan terdapat
11 ibu yang memiliki balita yang tidak Daftar Pustaka
mengalami kejadian diare karena ibu Andini, N. F. (2017). Uji Kualitas Fisik Air
menyimpan makanan atau minuman di Bersih pada Sarana Air Bersih
tempat atau wadah tertutup. Program Penyediaan Air Minum dan
Hasil analisis bivariat menunjukkan Sanitasi Berbasis Masyarakat
bahwa ada hubungan yang signifikan antara (PAMSIMAS) Nagari Cupak
SPAL dengan kejadian diare pada balita di Kabupaten Solok. Jurnal
Kepemimpinan dan Pengurusan
25
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No. 2 Agustus 2022
26
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 29 No. 2 Agustus 2022
27