KEBIJAKAN DAN UPDATE SITUASI

SURVEILANS PD3I

PENGUATAN SURVEILANS PD3I

22 NOVEMBER 2021
DINKES KAB.ACEH SELATAN
 LATAR BELAKANG

KEBIJAKAN
OUTLINE
UPDATE PD3I

KESIMPULAN
LATAR BELAKANG
 Indonesia berkomitmen untuk mencapai target global dan nasional dalam eradikasi
01 polio 2026, eliminasi campak rubela pada tahun 2023, mempertahankan status
eliminasi tetanus maternal dan neonatal serta pengendalian difteri

Perlu penguatan surveilans difteri agar dapat mendeteksi lebih awal sehingga tidak
02 terjadi KLB difteri

Pandemi Covid-19 telah menyerap sebagian besar sumber daya dan berdampak besar
03 pada program pelayanan kesehatan esensial termasuk didalamnya adalah kegiatan
surveilans PD3I

Berdasarkan data surveilans PD3I tahun 2020 dan 2021 terjadi penurunan pelaporan kasus
04 PD3I menyebabkan penurunan kinerja dan pencapaian target yang sudah ditetapkan

Sebagai tindak lanjut Pertemuan Desk Review PD3I 6-8 Juli yang lalu, dipandang perlu
05 untuk melaksanakan webinar ini dalam rangka penguatan surveilans PD3I bagi petugas
surveilans provinsi, kab/kota dan puskesmas
KEBIJAKAN
 TARGET GLOBAL

• ELIMINASI
• ELIMINASI TETANUS
• ERADIKASI POLIO • PENGENDA
CAMPAK & NEONATORU
M LIAN
RUBELA/CRS
DIFTERI
- 2014 : SEARO
bebas polio 2023 : 2015 :
Indonesia INDONESIA Eliminasi di
Eliminasi Target
- 2023 : Seluruh Region
Campak nasional
DUNIA
& Rubela/CRS
 Saat ini Indonesia
bebas polio  indonesia
berubah menjadi 2023 : SEARO mempertahank SAAT INI
2026 Eliminasi
Campak &
an Status
eliminasi TN
Rubela/C
RS
TARGET ERADIKASI POLIO

Tidak ada lagi Indikator

kasus polio surveilans
yang adekuat:
AFP
Dibuktikan • Non Polio AFP
dengan minimal 2 per
Tidak ada
surveilans 100.000
transmisi virus
polio liar AFP yang penduduk usia
adekuat <15 tahun
• Persentase
setiap tahun
Tidak ada Spesimen
transmisi virus Adekuat
polio vaksin minimal 80%
(VDPV)
TARGET ELIMINASI CAMPAK &
RUBELA/CRS
STRATEGI NASIONAL ELIMINASI CAMPAK-
RUBELA/CRS
1. Mencapai dan mempertahankan kekebalan populasi yang tinggi dengan
mencapai dan mempertahankan cakupan imunisasi campak-rubela dosis
pertama dan kedua minimal 95% dan merata di setiap kabupaten/kota, baik
melalui imunisasi rutin maupun imunisasi tambahan.

2. Mencapai dan mempertahankan surveilans campak-rubela berbasis kasus

individu (Case Based Measles Surveillance/CBMS) serta surveilans CRS yang
sensitif, tepat waktu dan memenuhi indikator kinerja surveilans yang
direkomendasikan.

3. Membangun dan mempertahankan jejaring laboratorium campak-rubela/CRS

yang terakreditasi untuk mendukung pemeriksaan spesimen seluruh provinsi di
Indonesia.

4. Memastikan adanya sistem kesiapsiagaan dan respon cepat pada setiap kejadian
luar biasa (KLB) campak-rubela.

5. Memperkuat dukungan dari program dan sektor terkait untuk mencapai strategi
di atas melalui perencanaan serta pemantauan perkembangan situasi, advokasi,
mobilisasi sosial dan komunikasi, identifikasi dan pemanfaatan keterpaduan
program yang ada, dan penelitian dan pengembangan..
STRATEGI PENGENDALIAN DIFTERI

Setiap suspek difteri dilakukan penyelidikan

Ambil spesimen dan pemeriksa spesimen di

laboratorium

Tatalaksana kasus dan Kontak erat

( ADS dan profilaksis Pusat dan provinsi)

Pencatatan dan Pelaporan yang berkualitas

 MENCAPAI & MEJAGA ELIMINASI TMN

Persalinan Imunisasi
bersih di Tetanus rutin
faskes TT /Td
Surveilans tambahan/WUS
pd daerah risti
Eliminasi TN

Validasi Eliminasi TMN

Menjaga Eliminasi TMN

TT
Persalinan Imunisasi tambahan/WUS
Surveilans
bersih di Tetanus rutin Imunisasi anak
faskes sekolah

10/08/2021
 SAAT PANDEMI COVID 19
Pelaksanaan surveilans PD3I yaitu surveilans
AFP (Lumpuh Layuh Akut) dan surveilans Polio-
Lingkungan, surveilans Campak-Rubela,
surveilans Difteri, surveilans CRS (Congenital
Rubella Syndrome), surveilans Pertussis dan
surveilans Tetanus Neonatorum HARUS TETAP
DILAKSANAKAN SECARA RUTIN

Komponen pelaksanaan surveilans PD3I dapat

dipertimbangkan untuk DI-INTERGRASI-KAN
dengan surveilans COVID-19 yang telah berjalan

Memastikan penerapan upaya Pencegahan dan

Pengendalian infeksi (PPI) COVID-19 termasuk
didalamnya terkait dengan penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD)  sesuai dengan protokol kesehatan pada
SAAT PELAKSANAAN KEGIATAN SURVEILANS
PD3I
UPDATE SURVEILANS
PD3I
 Polio Risk Assessment
Jumlah Kab/Kota % Kab/Kota
Provinsi
High Risk High Risk
Provinsi 1; 5; Aceh 22 95.7
3% Sumatera Utara 32 97.0
15% Sumatera Barat 19 100.0
Low Riau 12 100.0
Jambi 4 36.4
Sumatera Selatan 7 41.2
Risk Bengkulu 10 100.0
Lampung 9 60.0
Mediu 28; Bangka Belitung 4 57.1
Kepulauan Riau 2 28.6
m 82% Jakarta 5 83.3
Risk Jawa Barat 17 63.0
Jawa Tengah 12 34.3
DI Yogyakarta 0 0.0
High Jawa Timur 18 47.4
Risk Banten 5 62.5
Kab/Kota 20; Bali 2 22.2
4% Nusa Tenggara Barat 4 40.0
Nusa Tenggara Timu 22 100.0
Low Kalimantan Barat 13 92.9
Kalimantan Tengah 12 85.7
121; Kalimantan Selatan 13 100.0
Risk 23% Kalimantan Timur 4 40.0
Kalimantan Utara 5 100.0

Mediu 373; Sulawesi Utara 10 66.7

Sulawesi Tengah 11 84.6
m 73% Sulawesi Selatan 19 79.2
Sulawesi Tenggara 16 94.1
Risk Gorontalo 6 100.0
Sulawesi Barat 6 100.0
High Maluku 10 90.9
Maluku Utara 10 100.0
Risk Papua Barat 10 76.9
28 Provinces, 373 Districts in Indonesia are High Risk Area Papua
INDONESIA
22
373
75.9
72.6

*Polio Risk Assessment with WHO Tools Year 2020 Published 26 Jul 2021
 Performa Surveilans AFP
Indonesia, 2007 - 2021
5 100
85.6 89.5 89.6 87.7 86.4 87.5
4.5 83.7 83.3 84.3 82.8 90
79.5 78.4 77.1 78.7
4 80
67.9

Specimens Adequate
Non Polio AFP Rate

3.5 70
3 2.75 2.81 2.76 2.77 2.74 60
2.54 2.63 2.66
2.4 2.42
2.5 2.29 50
2.02 1.98
2 40
1.5 ▼ 73% 30
1 0.73 20
0.5 0.35 10
0 0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2021
Non Polio AFP Rate Non Polio AFP Rate Target (2/100000) Specimens Adequate Specimens Adequate
• Target (80%)
Non-Polio AFP minmal 2 per 100000 penduduk usia <15 tahun
• Persentase Spesimen Adekuat minimal 80% Published 26 Jul 2021
Indikator Surveilans AFP:
 Performa Surveilans AFP Indonesia
(Perbandingan Week 29 2021 and 2020)
Non-Polio AFP Rate % Adequate Specimen
67,9%
0,35

2021
Week 29
Performa Non-Polio AFP Rate menurun 29% dan performa Spesimen Adekuat menurun 13% dibandingkan
dengan performa tahun lalu di periode yang sama
0,44

76,7%

2020
Week 29

No case/report NP AFP rate 1-1,99 Adeq . Spec 60-79%

No case/report
NP AFP rate < 1 NP AFP rate >=2 Published 26 Jul 2021 Adeq. Spec <60% Adeq. Spec >=80%
 Risk Assessment for Measles Transmission
#Very High Risk & % Very High Risk
Provinsi High Risk & High Risk

Provinsi 4; Districts Districts

Aceh
12% Sumatera Utara
23
30
100.0
90.9
Sumatera Barat 19 100.0
Low
13; Riau
Jambi
12
7
100.0
63.6
38% 8; Sumatera Selatan 8 47.1
Risk 24% Bengkulu 3 30.0
Lampung 5 33.3
Mediu 9; Bangka Belitung 6 85 .7
Kepulauan Riau 6 85 .7
m 26% Jakarta 2 33.3
Risk Jawa Barat 16 59.3
Jawa Tengah 14 40.0
DI Yogyakarta 2 40.0
Jawa Timur 13 34.2
Banten 5 62.5
Bali 0 0.0
Kab/Kota 32; 115; Nusa Tenggara Barat 9 90.0
6% 22% Nusa Tenggara Timu 18 81 .8
Kalimantan Barat 11 78 .6
Low Kalimantan Tengah 11 78 .6
236; Kalimantan Selatan 13 100.0
Kalimantan Timur 8 80 .0
Risk 46% Kalimantan Utara 5 100.0
Sulawesi Utara 10 66.7

Mediu 131; Sulawesi Tengah 12 92.3

Sulawesi Selatan 23 95.8
m 26% Sulawesi Tenggara 17 100.0
Gorontalo 6 100.0
Risk Sulawesi Barat 6 100.0
Maluku 8 72 .7
Maluku Utara 9 90.0
Papua Barat
22 Provinces, 367 Districts have Very High Risk and High Risk
6 46.2
Papua 24 82 .8
INDONESIA 367 71 .4

for measles transmission

*Measles Risk Assessment with WHO Tools Year 2020 Published 26 Jul 2021
 Pandemi COVID-19 membawa dampak besar terhadap
penemuan kasus suspek campak-rubella

Penemuan Kasus Suspek Campak per Bulan Kasus Suspek Campak Kumulatif Triwulan 1
2019 - 2021 3000 2019 - 2021
1000 2019
928 2677
900 908 914 2000 2452 2020
891

Cases
858 2021
800 3 810
762
722
744 1000 ▼ 87%
700
651 317
631
600 589
0
573
Periode Cumulative
Cases

2019
500
2020
400 406
2021 Kasus Suspek Campak Kumulatif Triwulan 2
300 2019 - 2021
2000
200 2019
173 1500 1799
145 156 137 2020
122 115
100 83 89 1918 84

Cases
58 92 91 70 2021
1 1000
0 2
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov 500
Dec Periode
Source:
• Routine report (MR-02 report) Data as received on Central at
393 327
• Measles Lab Information System (MLIS) 26 Jul 2021 0
Periode Cumulative
 National Discarded Rate
Indonesia, 2015-2021
2.5

2.04
2 1.9
1.81
1.68

1.5
Discarded Rate

▼ 48%
1.16
1.01
1

0.5 0.37

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Year
Discarded Rate Target (2/100.000 penduduk)
Source:
• Routine report (MR-02 report)
• Measles Lab Information System (MLIS)

Discarded rate for 2021 is annualized using data for June 2021 Data as received at central on 26 Jul 2021
 Trend Kasus Difteri dan Incidence Rate
Indonesia, 2011 - 2021
2000 30
1800 1755

Inicidence Rate per 1 juta penduduk

25 25
1600
23
22
1400 21
20
Diphteria Cases

1192 19 1210
1200 18 18 18
17
944 16
1000 15
816 14
775
800
541 581 10
600
430
400 6.6
4.9 4.6 259 5
200 3.3 3.5
3.1 2.3 76
1.7 2.1
1 0.56
0 0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
2020 2021
Year
Diphteria Cases IR per 1 juta penduduk Jumlah provinsi
*2021: Annualized Incidence Rate Data as of 26 Jul 2021
 Pandemi COVID-19 menurunkan pelaporan kasus suspek difteri

Pelaporan Kasus Suspek Difteri per Bulan

300 Kasus Suspek Difteri Kumulatif Triwulan 1
2019 - 2021 2019 - 2021
120 265 2019
200

Cases
2019 2020
168 ▼ 74%
106 2020 2021
100
100 2021
44
91 90
89 88 0
84
80 82 Cumulative
75
69 69 67
65
Cases

60 60
52 300
Kasus Suspek Difteri Kumulatif
Triwulan 2
40 2019 - 2021
200
2019

Cases
28
25
20 2020
18 100
15 14 13 12 14 13 194 2021
11 8
6 7
4 3 34 32
0 0 0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Cumulative
Aug Sep Oct Nov Dec
Periode
 Specimen Collection Rate (%)

10
20
30
40
50
60
70
80
90
100

Jun) : 72%
ACEH 96.9
40
SUMATERA_UTARA 33.3
100

Indonesia

2021 (Jan-
30

2020 (Jan-Jun) : 46%

SUMATERA_BARAT 100
RIAU
JAMBI 66.7

SUMATERA_SELATAN
50
BENGKULU 50
LAMPUNG 76.5
100
JAKARTA 20.3
100
JAWA_BARAT 100
JAWA_TENGAH
50.9
YOGYAKARTA 60.9
JAWA_TIMUR 33.3

KALIMANTAN_BARAT 100

Specimen Collection Rate (%) 2020

KALIMANTAN_TENGAH 100
25

KALIMANTAN_SELATAN

Data as of 26 Jul 2021

KALIMANTAN_TIMUR
SULAWESI_UTARA 100
SULAWESI_TENGAH 100
Specimen Collection Rate (%)

SULAWESI_SELATAN
SULAWESI_TENGGARA
Per Provinsi di Indonesia, 2020 - 2021

BALI
Specimen Collection Rate (%) 2021

NUSA_TENGGARA_BARAT 100
100
50
100
NUSA_TENGGARA_TIMUR
MALUKU
PAPUA 50
50
BANTEN 100
MALUKU_UTARA 100
GORONTALO
BANGKA_BELITUNG
PAPUA_BARAT
KESIMPULAN
 KESIMPULAN
Surveilans PD3I menjadi kunci untuk melakukan pemantauan risiko KLB

kegiatan surveilans rutin PD3I yang ada tetap dilaksanakan untuk mencegah timbulnya KLB PD3I di
tengah pandemi COVID-19

Meningkatkan deteksi dini melalui sistim SKDR dan segera laporkan dalam 24 jam jika ada suspek
PD3I atau indikasi KLB

Melelakukan sosialisasi dan pelatihan bagi petugas surveilans Kab/kota di seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan (termasuk swasta), agar meningkatkan penemuan kasus dan melaporkan

Melaporkan kasus PD3I lengkap dan tepat waktu

TERIMA KASIH