Malaria
Pencegahan
Kebijakan dan
2 Strategi
5 Pengobatan Malaria
7 Malaria
3 Epidemiologi Malaria
Tujuan
01
Pengendalian &
Situasi Malaria
Eliminasi Malaria
Adanya Sistem yang
baik untuk memastikan
tidak ada penularan 50% Eliminasi malaria adalah
kembali
pemutusan rantai penularan malaria
S setempat pada manusia dalam satu
Tidak ada penularan setempat Y wilayah geografi tertentu, secara
selama tiga tahun berturut-
turut A berkesinambungan guna menekan angka
3. Regional Kalimantan
& Malut
2027
2. Regional Sumatera,
Sulawesi, NTB 2025
1. Regional Jawa-Bali
2023
Timeline Target Eliminasi Per Regional
Evaluasi Capaian Eliminasi Malaria per
Regional
Regional Sumatera, Sulawesi, NTB:
Regional Kalimantan-Malut:
166 dari 245 Kab/Kota sudah
30 dari 66 Kab/Kota sudah
mencapai Eliminasi (67%)
mencapai Eliminasi (45%)
Regional Papua:
0 dari 42 Kab/Kota sudah
mencapai Eliminasi (0%)
Regional Jawa-Bali:
121 dari 128 Kab/Kota sudah Regional Maluku, NTT:
mencapai Eliminasi (95%) 3 dari 33 Kab/Kota sudah mencapai Eliminasi (9%)
Distribusi Kasus Malaria Per
Endemisitas dan Per Provinsi 2020
Kasus Malaria di Indonesia sebagian besar berasal dari daerah endemis tinggi malaria, hal
tersebut menjadi ancaman penularan kembali akibat mobilitas masyarakat dari daerah endemis
tinggi ke daerah bebas dan rendah sehingga tetap diperlukan kewaspadaan
Situasi Malaria di Indonesia
Tahun 2020
62% atau 320 Kab/Kota telah mencapai
bebas malaria (per juni tahun 2021)
Stagnan
Kasus malaria menurun dari dari
Tahun 2010-2014 namun setelahnya terdapat
kecenderungan stagnan, hal tersebut
mengindikasikan bahwa penanggulangan
malaria telah mencapai tahap tersulit
untuk menurunkan kasus di daerah yang tinggi
dan mempertahankan didaerah yang bebas.
Kebijakan dan
Strategi 02
Kebijakan Penanggulangan Malaria
Malaria dapat
menyerang semua
orang baik laki-laki
ataupun perempuan,
pada semua golongan
umur, dari bayi,
anak-anak sampai
orang dewasa,
apapun jenis
pekerjaannya
Nyamuk Penular Malaria
Nyamuk
penular
Anopheles Culex
malaria adalah
Anopheles
26
27
P2PL, 2008
1. An.aconitus 6. An.barbumbrosus 11. An. kochi 16. An. Maculatus 21. An. subpictus 26. An. peditaeniatus
2. An.annularis 7. An. flavirostris 12. An.punctulatus 17. An.minimus 22. An. sinensis 27. An. litoralis
3. An.balabacensis 8. An.farauti 13. An.ludlowi 18 An.nigerimus 23. An. umbrosus
4. An.barbirostris 9. An.karwari 14.An.letifer 19. An. parangensis 24. An. vagus
5. An.bancrofti 10. An.koliensis 15. An.leucosphyrus 20. An. sundaicus 25. An. tessellatus
Jentik atau Larva Anopheles
Faktor Utama Epidemiologi
Host:
Manusia mobilitas, prilaku, imunitas
Nyamuk iklim, adanya tempat berkembangbiak,kebiasaan mencari darah
Agent Environment
Parasitdipengaruhi oleh pengobatan Lingkungan mendukung nyamuk berkembang biak
Siklus Hidup Nyamuk
nyamuk
anopheles
menggigit
pada malam
hari di dalam
maupun diluar
rumah
Diagnostik
Malaria
04
DIAGNOSIS MALARIA •Suhu •Peme
•Keluha
n/gejala
A tubuh
aksiler
Pe riksaa Pe
klinis n
•Riwaya ≥37,50
m Mikro me
n
t sakit C
•Konjuc skopis
rik
malaria
tiva (Gold
eri
dan
riwayat atau Stand
minum
obat a telapa ard)
•Detek sa
ks
k
malaria tangan si
•Riwaya
an
m
pucat antige
t •Sklera
aa
berkunj
n
ung ke
ikterik
•Pembe
(RDT)
•Peme La
n
daerah
n
saran riksaa
bor
endemi
s limpa
n
malaria (splen
biomo
es Fi ato
•Riwaya omega
t tinggal li) lekule
di •Pembe r PCR
daerah saran
sik
:
riu
endemi
s
malaria
is hati
(hepat
omega
mend
eteksi
DNA m
li)
Peran Laboratorium
Pemeriksa Malaria
Pengobatan
“Pengobatan Malaria berdasarkan hasil
Konfirmasi pemeriksaan laboratorium”
Laboratorium
Surveilans
“Surveilans kasus malaria berdasarkan
“Konfirmasi laboratorium kepada hasil diagnostik yang akurat
sebagai dasar dalam kegiatan dengan memantau mutu diagnostik ”
intervensi selanjutnya dalam
penanggulangan malaria” Respon Penanggulangan
“Respon Penanggulangan berdasarkan
kasus positif malaria yang didapatkan dari
hasil diagnostik yang akurat dengan
memantau mutu diagnostik ”
Jejaring Surveilans Malaria Berbasis Laboratorium
Fasyankes
(PKM/RS/Lab klinik) • Mikroskop
• RDT
Puskesmas
PustuPembantu / Bidan Fasyankes tanpa
RDT
desa/ Post Malaria Desa mikroskopis
Kegiatan Penjaminan Mutu Diagnostik
Malaria
Pengobatan : ACT
(Artemisinin based Combination Therapy)
+ Primakuin
Pengobatan Malaria (2)
Pengobatan Malaria Pengobatan Malaria
Falciparum Vivaks
DHP + PRIMAKUIN
Primakuin tidak boleh pada bayi < 6 Primakuin tidak boleh pada bayi < 6
bulan dan ibu hamil bulan dan ibu hamil
Pengobatan Malaria (3)
DHP saja
DHP + PRIMAKUIN
1. DHP selama 3 hari
Seperti Mal. Vivaks
2. Tanpa Primakuin
1. DHP selama 3 hari
2. Primakuin dosis 0.25 mg/kg BB selama 14 PENGOBATAN MALARIA
hari CAMPURAN (MIX)
● Primakuin tidak boleh pada bayi < 6 bulan DHP + Primakuin = Mal. Vivaks
DHP selama 3 hari dan primakuin selama 14
dan ibu hamil hari
31
Pengobatan Malaria (4)
Pengobatan Malaria Pengobatan Malaria Pada
Knowlesi Ibu Hamil
TRIMESTER 1-3 : ACT
ACT (DHP )selama 3 hari
Primakuin dosis 0.25 mg/kg BB pada
hari I ACT selama 3 hari
Primakuin tidak boleh pada bayi < 6 Tanpa Primakuin
bulan dan ibu hamil
Pengobatan Malaria Berat (1)
● Dahulu malaria berat hanya disebabkan oleh Plasmodium falciparum
● Biasanya timbul pada kasus Plasmodium falciparum ringan-sedang
yang terlambat ditangani dengan baik
● Penemuan sekarang, malaria berat juga dapat disebabkan oleh: P.
vivax dan P. knowlesi
Pengobatan Malaria Berat (2)
● LINI 1
Artemisinin :
○ Artesunat injeksi
Kina HCl
1 fl = 60 mg
36
Surveilans
Malaria 06
Kegiatan Surveilans dan Monitoring
Evaluasi
01 Penigkatan Penemuan Kasus 02 Penguatan Sistem informasi dan ME
• Kunjungan rumah secara rutin oleh kader untuk • Sosialisasi dan OJT Sismal
menemukan kasus malaria • Pelatihan analisis data untuk pengambilan
• Kegiatan MBS terutama di daerah yang tidak tersedia keputusan, intervensi dan perencanaan
kader program
• Survei kontak serumah pada kasus positif malaria • Stratifikasi fokus dan endemisitas, pemetaan
• Penemuan kasus melalui kegiatan integrasi program, dan pemantauan capaian per desa
seperti: • Penyusunan laporan tahunan/factsheet untuk
1. Skrining malaria pada bumil K1 dan Balita sakit
advokasi
melalui MTBS
032. Skrining malaria terintegrasi dengan kunjungan 04
pendataan PIS-PK Penguatan Surveilans Vektor
3. Integrasi skrining malaria dan tracing/skrining Covid-
19
• Pelatihan entomologi malaria
4. Skrining malaria di sekolah terintegrasi dengan
program UKS
• Pelaksanaan Surveilans dan pemetaan
5. dll tempat perindukan
• Pemantauan penggunaan kelambu 1-1-13
Kebijakan Surveilans Malaria
1. Surveilans & sistem informasi malaria merupakan bagian integral dari sistem surveilans epidemiologi nasional
untuk mendukung tersedianya data dan informasi yang cepat dan akurat
2. Penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malaria sesuai dengan tahapan eliminasi masing-masing
wilayah
3. Seluruh suspek malaria harus diperiksa secara laboratorium dengan menggunakan mikroskop atau Rapid
diagnostic Test (RDT). Penemuan kasus dilakukan secara pasif maupun aktif untuk menjamin cakupan penemuan
yang tinggi sehingga data yang didapatkan menggambarkan keadaan yang sesungguhnya
4. Surveilans kasus malaria berdasarkan hasil diagnostik yang akurat dengan memantau kualitas mutu diagnostik
secara mikroskopis maupun Rapid diagnostic Test (RDT).
5. Seluruh layanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta yang melakukan pemeriksaan malaria harus
melaporkan secara rutin kepada dinas kesehatan setempat.
6. Kemenkes dan Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota/Puskesmas melakukan analisis data secara rutin untuk
menghasilkan informasi strategis malaria, antara lain mengenai endemisitas, distribusi kasus, fokus, faktor risiko
termasuk pemetaannya; analisis tren dan kewaspadaan KLB di wilayah kerja masing-masing.
7. Setiap daerah yang telah masuk tahap pembebasan (API < 1 per 1000 penduduk) harus melakukan penyelidikan
epidemiologi untuk setiap kasus dan fokus.
Penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi
malaria sesuai dengan tahapan eliminasi masing-
masing wilayah
API>5 API 1-5 API < 1 Pemeliharaan
TEMPAT PELAKSANAAN:
Surveilans migrasi malaria dilakukan oleh Puskesmas Bersama kader malaria di Desa, selain itu juga dilaksanakan
di Kantor Kesehatan Pelabuhan yang ada di Pelabuhan laut maupun udara
Alur Pelaporan SISMAL V2
PUSDATIN
(DHIS Dashboard) Subdit Malaria
Input Data Online:
• Logistik
• SDM
SERVER Dinkes Provinsi
• Individual Data Crosschecker
• QA Data Management
Dinkes Kab/Kota
Kartu Pasien
Malaria
Penyelidikan • Data Stok Logistik
Epidemiologi Data Klasifikasi Fokus
SISMAL
Penanggulangan LLINs, IRS, Larvae • Data Mikroskopis Individu
dan Surveilans Source Management,
Vektor Pemetaan Reseptivitas SIP
Pencegahan
Malaria 07
PENCEGAHAN MALARIA (1)
55
Apa yang harus dilakukan Tim
Nusantara Sehat
• Mendorong upaya eliminasi dan pemeliharaan malaria
• Sosialisasi ke masyarakat ttg pencegahan & penularan
Malaria
• Pemberdayaan masyarakat utk menemukan suspek
malaria
• Penemuan secara dini dan pengobatan sesuai standar
• Pengendalian vektor terpadu dg pengelolaan
lingkungan
• Mampu menerapkan Surveilans Malaria dan
Manajemen Data Malaria (PE 125, surveilans migrasi,
penemuan kasus, SISMAL, Profil dan Peta endemisitas,
dll)
Thanks!
Visit ou
rw
informa ebsite for mo
tion: m r
alaria.i e
d
CREDIT
S: T
created b his presentation
t
Flaticon y Slidesgo, inclu emplate was
, infogra ding icon
phics &
images b s by
y Freepi
k