Anda di halaman 1dari 45

KEBIJAKAN ELIMINASI MALARIA

DI PROVINSI NTT
TUJUAN PENANGGULANGAN MALARIA
2
Komitmen Global: WHO
World Health Assembly, SDGs,
Asia Pacific Leadership Malaria
Mencapai masyarakat Indonesia bebas Alliance (APLMA), dll
dari penularan malaria (Eliminasi
Malaria Nasional) pada tahun 2030

Komitmen Pimpinan Negara


Eliminasi Malaria
Adanya Sistem yang Eliminasi malaria adalah suatu
baik untuk memastikan
tidak ada penularan 50% upaya untuk menghentikan
kembali
penularan malaria setempat dalam
S satu wilayah geografi tertentu, dan
Tidak ada penularan setempat Y bukan berarti tidak ada kasus
selama tiga tahun berturut-
turut A malaria impor serta sudah tidak ada
R vektor di wilayah tersebut, sehingga tetap
Positivity Rate < 5%
A 50% dibutuhkan kegiatan kewaspadaan untuk
T mencegah penularan kembali
API< 1 Per 1000 penduduk
Peta Jalan Eliminasi Malaria di Indonesia

Subnational Eliminasi merupakan inovasi Indonesia sebagai negara 2030


besar untuk mencapai eliminasi malaria secara Bertahap 2029
2028 Eminiasi Malaria
Semua Prov & Regio Nasional
2025 eliminasi malaria
Semua Kab/kota
2019 eliminasi malaria
Indignous terakhir di
Indonesia
RPJMN 300 Kab/ko
Eliminasi
5. Regional Papua
2029
& Papua Barat
Usulan Verifikasi Eliminasi Malaria-WHO Per Wilayah Regional
4. Regional Maluku & NTT 2028

3. Regional Kalimantan
& Malut
2027

2. Regional Sumatera,
Sulawesi, NTB
2025

1. Regional Jawa-Bali
2023
Evaluasi Capaian Eliminasi Malaria per
Regional
Regional Sumatera, Sulawesi, NTB:
Regional Kalimantan-Malut:
165 dari 245 Kab/Kota sudah
29 dari 66 Kab/Kota sudah
mencapai Eliminasi (67%)
mencapai Eliminasi (44%)

Regional Papua:
0 dari 42 Kab/Kota sudah
mencapai Eliminasi (0%)

Regional Jawa-Bali:
121 dari 128 Kab/Kota sudah Regional Maluku, NTT:
mencapai Eliminasi (95%) 3 dari 33 Kab/Kota sudah mencapai Eliminasi (9%)
Kebijakan Program Malaria
Diagnostik
• Gold Standar secara mikroskopis dan RDT, PCR pada situasi tertentu
• Ditunjang dengan jejaring pemantapan mutu disetiap level

Pengobatan
• Pengobatan standar lini pertama menggunakan ACT dan Primaquin (tanpa
komplikasi)
• Pengobatan dengan artesunate inj (malaria berat)

Surveilans
• Peningkatan penemuan di daerah tinggi dan sedang
• Penyelidikan epidemiologi dan surveilans migrasi di daerah rendah dan bebas

Penanggulangan dan Surveilans Vektor


• Distribusi kelambu di daerah tinggi dan fokus
• Surveilans vector dan pemetaan reseptivitas

Advokasi dan KIE


• Interpersonal Komunikasi Perubahan perilaku
• Advokasi peningkatan komitmen
Kebijakan Diagnostik dan
Pengobatan Malaria

Diagnostik Malaria Ditegakkan


berdasarkan hasil pemeriksaan
mikroskop atau tes diagnosis cepat
(Rapid Diagnostic Test /RDT)

Pengobatan Malaria Menggunakan


terapi kombinasi berbasis Artemisin
(Artemisinin Based Combination
Therapy /ACT) sesudah konfirmasi
laboratorium
Penguatan Surveilans Malaria
01 Penigkatan Penemuan Kasus 02 Peningkatan Kewaspadaan

• Peningkatan penemuan kasus malaria di daerah • Penyelidikan epidemiologi setiap kasus


endemis tinggi malaria melalui kunjungan kader secara positif malaria di daerah endemis rendah
rutin dan kegiatan integrasi malaria dengan Kesehatan dan eliminasi untuk mengetahui asal
ibu dan anak penularan
• Penjangkauan populasi khusus (Penambang illegal, • Penguatan Surveilans migrasi malaria
perambah hutan, suku adat terpencil, dll) • Penguatan kewaspadaan dini KLB dan Bencana

03 Penguatan Sistem informasi 04 Penguatan Surveilans Lainnya

Peningkatan penggunaan dan Pengembangan • Surveilans Vektor malaria


SISMAL • Surveilans Efikasi Obat Malaria
• Surveilans Knowlesi
Penanggulangan Vektor Malaria

Perlindungan menyeluruh (universal protection)


Pencegahan dengan kelambu berinsektisida (LLIN) di daerah
penularan malaria penularan malaria
melalui
Manajemen
Vektor Perlindungan dengan IRS/Penyemperotan
Terpadu dan dinding rumah di daerah terpilih
upaya lain yang
terbukti efektif,
efisien, praktis dan Pengendalian vektor berbasis masyarakat
aman termasuk integrated vector management seperti
penggunaan repellent, larvasidasi dan
manajemen lingkungan
DISTRIBUSI VEKTOR MALARIA DI PROVINSI NTT

10. An. minimus, 11. An. Tessalatus, 12. An. Kochi, 13. An.
umbrosus
Peningkatan Keterlibatan
Masyarakat
01

Kemandirian Masyarakat melalui Participatory Learning and Action (PLA)

Contoh Baik

03
“PLA adalah pendekatan
agar masyarakat mampu
menilai dan melakukan
problem solving terhadap
masalahnya sendiri”
Penyesuaian dalam Situasi Covid-19
Layanan Malaria dimasa Covid-19

Pelaksanaan layanan dan


penanggulangan malaria dapat Tatalaksana kasus malaria Adaptasi upaya
terus berjalan selama pandemi dengan konfirmasi COVID- penanggulangan malaria
COVID-19 dengan 19 dilakukan dengan dapat dilakukan dengan
memperhatikan dan
memperhatikan protokol berbagai inovasi dan
mengedepankan aspek
pengobatan COVID-19 best practices sesuai
keselamatan bagi
petugas dan masyarakat situasi spesifik lokal
dari penularan COVID-19
PROGRES PROVINSI NTT MENUJU
ELIMINASI MALARIA
UPDATE TAHUN 2020
TARGET > REGULASI

15

Penjabaran dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


2018 – 2023
2019 2020 2021
11
2022 2023 2024
17 22 Kab/Kota Eliminasi
1 Kab/Kota 5 Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota
Eliminasi Malaria
Eliminasi Eliminasi Eliminasi Eliminasi Tingkat
Malaria Malaria Malaria Malaria
Malaria Provinsi
Kab. Manggarai + Kota Kupang + Ngada + Ende + Lembata
• Manggarai • Sikka • Belu • Sumba Tengah
Timur • Sabu Raijua • Flores Timur • Sumba Timur
• Nagekeo • TTU • TTS • Sumba Barat
• Rote Ndao • Kupang • Malaka • Sumba Barat Daya
• Manggarai Barat
SITUASI DAN TREND KASUS MALARIA PROVINSI NTT
TAHUN 2006 – 2020

Penurunan kasus malaria terjadi sejak tahun 2010 – 2020. Penurunan kasus malaria terlihat signifikan di luar Pulau
Sumba, namun di 4 kabupaten di Pulau Sumba kasus cenderung stagnan.
CAPAIAN ELIMINASI MALARIA DI
PROVINSI NTT
2020
Timor
Leste
 30.232 kasus  15.341
kasus

 30.232
3 Kabupaten/Kota kasus
di NTT yaitu Kab. Manggarai, Kota
Kupang dan Manggarai Timur merupakan salah satu
Kab/Kota pertama di wilayah Indonesia Timur yang Penduduk 2020 Kab/Kota 2020
mencapai Eliminasi Malaria. No Endemisitas
Jumlah % Jumlah %
1 Eliminasi (Bebas Malaria) 1,023,714 19% 3 14%
Sebanyak 64% kabupaten telah mencapai API <1 per
2 Endemis Rendah (API <1) 3,221,890 60% 14 64%
1000 penduduk namun masih terdapat 14% kabupaten 3 Endemis Sedang (API 1-5) 289,132 5% 2 9%
dengan API>5 per 1000 penduduk. 4 Endemis Tinggi (API >5) 807,720 15% 3 14%
Total 5,342,456 100% 22 100%
Kabupaten endemis tinggi malaria masih
terkonsentrasi di Pulau Sumba.
Kabupaten/Kota/Tahun 2020 2019 2018 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010

Kota Kupang 0.08 0.10 0.12 0.30 0.36 0.23 0.49 0.95 1.81 2.91 0.97

Manggarai 0.02 0.06 0.09 0.09 0.17 0.17 0.21 0.42 1.34 1.74 5.57

ANNUAL PARASITE Manggarai Timur

TTU
0.01

0.08
0

0.33
0.01

0.32
0.01

0.57
0.13

0.58
0.59

0.57
0.53

1.60
1.09

1.96
1.61

4.77
3.14

6.04
6.91

5.69

INCIDENCE (API) Ngada

Sikka
0

0.23
0.02

0.48
0.22

0.37
0.40

0.68
0.74

0.82
1.08

2.01
1.62

8.91
3.15

19.20
4.33

36.40
15.62

66.12
49.27

92.83

MALARIA PROVINSI Kupang

Rote Ndao
0.37

0.01
0.23

0.11
0.29

0.37
0.98

0.66
2.16

1.09
2.81

0.99
3.65

1.89
2.16

5.18
5.52

8.70
9.41

16.34
6.80

12.11

NTT TAHUN 2010 - Manggarai Barat

Nagekeo
0.01

0.04
0.1

0.08
0.41

0.08
0.79

0.39
2.55

3.04
3.72

2.80
5.82

5.24
23.39

22.29
29.19

24.63
12.90

35.66
27.96

79.61

2020
Ende 0.02 0.01 0.62 2.47 5.55 12.49 20.43 22.75 28.71 31.97 42.25

Belu 0.12 0.23 1.96 6.32 7.56 14.89 6.07 20.04 33.02 27.84 23.38

Flores Timur 0.04 0.17 1.25 2.80 1.78 3.81 8.04 7.88 7.50 13.71 11.38

Sabu Raijua 0.06 0.27 1.55 1.74 1.67 5.28 21.29 1.36 10.08 37.55 1.40

API <1 ‰ selama tiga tahun berturut- Lembata 0.02 0.22 6.54 21.35 47.09 66.29 93.58 115.84 165.39 187.49 136.63

turut TTS 0.18 1.53 1.62 3.15 3.07 4.66 6.51 8.88 14.74 25.33 18.54

Syarat Utama Eliminasi Malaria (1)


Malaka 0.35 3.55 1.74 4.87 3.13 4.79 11.58

Alor 1.05 3.26 4.44 8.87 5.57 8.26 8.16 16.77 33.44 18.71 30.96

Keterangan: Sumba Tengah 1.46 2.01 7.95 11 19.54 49.64 83.58 61.32 75.23 77.64 69.20
Endemisitas Malaria
Sumba Timur 6.19 6.68 7.09 30 13.36 7.02 44.90 26.85 27.76 23.24 29.18
Tinggi (>5 per 1000 penduduk)
Sumba Barat Daya 20.92 10.37 24.82 27 18.47 14.57 31.05 17.31 33.58 31.56 31.66
Sedang (1 - 5 per 1000 penduduk)
Rendah (<1 per 1000 penduduk) Sumba Barat 32.06 34.68 23.67 14 12.12 8.74 21.81 24.44 37.77 19.63 48.17

Provinsi NTT 2.88 2.16 3.35 5.39 5.62 7.05 14.82 18.86 22.37 25.69 29.06
Kab/kota/Tahun ke - 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Kabupaten/Kota/Tahun 2020 2019 2018 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010

Kota Kupang - - - - 145 87 192 362 609 977 302

Jumlah Kasus Manggarai - - - - - 52 67 141 384 497 1.494

Manggarai Timur - - - - 38 162 139 331 412 805 1.772

Malaria Lokal/ TTU 12 61 80 144 146 133 444 510 1.118 1.415 1.312

Ngada - - 36 63 116 167 273 497 623 2.248 6.938

Indigenous di Sikka

Kupang
59 127

79
117

113
217

364
433

775
600

977
2.982

1.263
7.706

891
11.346

1.679
20.610

2.860
26.237

1.924
136

Provinsi NTT Tahun Rote Ndao

Manggarai Barat
-

- 21
2

109
1 -

207
169

685
147

938
245

1.604
701

5.900
1.050

6.438
1.972

2.846
1.359

6.174

2010 - 2020 Nagekeo

Ende
-

-
-

1
-

169
-

671
464

1.504
396

3.446
753

6.142
3.267

7.204
3.262

7.494
4.723

8.345
10.545

11.027

Belu 10 32 425 1.348 1.688 3.083 2.491 8.345 11.638 9.811 8.983

Flores Timur 6 42 318 705 535 1.048 2.291 2.416 1.738 3.176 3.809

Sabu Raijua 24 146 159 148 474 1.667 1.517 759 2.826 106
Nol Kasus Lokal selama tiga Lembata
5
32 585 2.936 6.562 8.887 12.539 14.842 18.583 21.067 15.352
3
tahun berturut-turut TTS 86 706 756 1.456 1.922 2.162 3.313 4.715 6.582 11.310 7.944

Syarat Utama Eliminasi Malaria (2) Malaka 62 628 329 908 574 866 1.959 - - - -

Alor 134 633 907 1.815 753 1.661 1.635 3.571 6.107 3.417 5.590

Sumba Tengah 125 175 571 782 1.464 3.401 5.767 5.422 5.301 5.471 4.923
Keterangan: Sumba Timur 1.742 1.811 7.375 3.784 1.751 11.314 8.003 6.145 5.143 6.459
1.631
Nol Kasus
Sumba Barat Daya 8.477 4.118 8.400 9.031 6.016 4.622 12.804 7.863 9.398 8.831 8.860
< 5 kasus lokal
Sumba Barat 4.391 4.309 3.027 1.735 1.638 1.068 2.881 4.339 4.359 2.265 5.605

Provinsi NTT 15.137 12.732 17.900 29.916 29.559 36.128 72.765 88.543 105.025 120.615 136.715
SITUASI EPIDEMIOLOGI MALARIA
PROVINSI NTT TAHUN 2020

Pada daerah endemis tinggi persentasi kasus yang


Kasus malaria di NTT Sebagian besar disebabkan P.falciparum lebih besar dibandingkan
disebabkan oleh P.falciparum dan vivax. plasmodium lainnya. Sedangkan di daerah
Sebanyak 68% kasus malaria disebabkan oleh
endemis sedang dan rendah proporsi kasus
P.falciparum dan 26 % disebabkan oleh P.vivax.
malaria yang disebabkan P.vivax lebih banyak
dibandingkan jenis plasmodium lainnya
KASUS MALARIA BERDASARKAN KELOMPOK USIA DI
PROVINSI NTT TAHUN 2020

Malaria terjadi pada seluruh kelompok usia dan terbanyak


terjadi pada kelompok usia produktif yaitu usia 15 - 64
tahun sebanyak 44%, selain itu kasus malaria juga masih
semakin tinggi tingkat endemisitas semakin
ditemui pada anak Balita yaitu sebesar 13% dan bayi bervariasi kelompok umur kasus malaria.
dibawah 1 tahun sebanyak 1%
PUNCAK KASUS DI JANUARI (1) DAN JUNI (2)

3500 POLA MAX-MIN MALARIA DI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2018-2020

3000

2500

2000
JUMLAH KASUS

1500

1000

500

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
MEDIAN 2274 2122 2101 1039 808 1302 952 714 872 1013 1123 747
MAXIMUM 3293 2423 2319 1826 1528 1377 1408 1038 883 1027 1125 1180
MINIMUM 2004 2075 1399 835 692 522 633 631 719 820 742 700
RATA - RATA 2,524 2,207 1,940 1,233 1,009 1,067
BULAN 998 794 825 953 997 876
CAPAIAN KELENGKAPAN LAPORAN SISMAL –
SISTEM INFORMASI SURVEILANS MALARIA
Belum
Fasyankes Lapor Total % Lapor
Lapor
BP Swasta 11 0 11 100%
Klinik Swasta 52 0 52 100%
Puskesmas 417 0 417 100%
RS Milik Pemerintah 23 0 23 100%
RS Milik Swasta 24 0 24 100%
RS Milik TNI/POLRI 4 0 4 100%

Secara Provinsi capaian kelengkapan SISMAL Tahun 2020 yaitu sebesar 100%, Capaian kelengkapan
laporan lebih dari 96% terdapat di seluruh kabupaten/kota. Jumlah Fasyankes terbanyak yang
melaporkan SISMAL yaitu Kabupaten Timor Tengah Selatan sebanyak 42 Fasyankes.
SITUASI P2 MALARIA NTT
TAHUN 2021
Update 15 September 2021
Follow Up MTBS
Jumlah Penemuan Pengobatan 2%
Capaian Penemuan Kasus Malaria di Provinsi 3%
Penyelidikan
Kasus Malaria Kunj Rumah Epidemiologi
NTT Tahun 2021 (s/d 15 September 2021) berdasarkan Jenis
3% 1% Migrasi
0%

Pemeriksaan MBS Reaktif


Target Penemuan : 418.127 (Jan - Des) 9%
Jumlah diperiksa : 203.642 (50%) MBS Aktif
33%
- Mikroskop : 156.367 (77%)
- RDT : 47.051 (23%)
Jumlah Positif : 3.580 (2%)
160,000 Ibu Hamil
300,000 3,500 20%
140,000
250,000 3,000
120,000 PCD (passive case
2,500 detection)
200,000 29%
100,000
2,000
150,000 80,000
1,500
100,000 60,000
1,000
40,000
50,000 500
20,000
- -
Eliminasi Rendah Sedang Tinggi
-
Target penemuan 10,237 257,751 28,913 108,168 Eliminasi Rendah Sedang Tinggi
Jumlah diperiksa 8,599 136,293 9,744 49,006 RDT 2,376 32,066 3,228 9,381
Jumlah Positif 10 263 44 3,263 Mikroskopis 6,223 104,227 6,516 39,401

Capaian penemuan kasus sebesar 50%, dipengaruhi situasi pembatasan skala mikro Pandemi Covid-19 dan ketidaktersediaan anggaran kegiatan. Penemuan kasus
terbanyak dilakukan secara pasif (60%), termasuk ANC Ibu Hamil.

Standar baku emas pemeriksaan malaria adalah mikroskop. Penemuan kasus malaria di NTT sebagian besar menggunakan mikroskop (77%), sedangkan 23%
menggunakan RDT.
Jumlah Kasus Positif Malaria Tahun 2021
Trend Positif Malaria yang ditemukan
(Januari - Agustus)
Tahun 2019 – 2021 (Ags)
1,812 2500

2000


3.580
1,040
1500
12.909
1000
411

74 48 46 34 33 27 26 11 5 5 3 2 1 1 1 0 0 0 0
500 15.341
0
3.580
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

2019 2020 2021

Kasus positif malaria di Provinsi NTT bulan Januari-Agustus 2021 sebanyak 3,580 kasus, lebih rendah dibandingkan kasus positif bulan
Januari-Agustus 2020 sebanyak 11.522 kasus. Capaian kabupaten/kota sebagai berikut:
a. Kasus kematian karena malaria dilaporkan sebanyak 1 kasus dari Kabupaten Sumba Barat Daya. Seluruh kasus kematian yang
dikonfirmasi laboratorium positif malaria wajib dilaporkan sebagai kasus kematian karena malaria;
b. Kasus malaria tertinggi ditemukan di Kabupaten Sumba Barat sebanyak 1,812 kasus;
c. Terdapat 4 kabupaten melaporkan nol kasus malaria yaitu Belu, Ende, Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua
POSITIF MALARIA
Persentase Kasus Positif Malaria menurut Jenis Kelamin,
Umur dan Jenis Parasit di Provinsi NTT Tahun 2021 (s/d 15
September 2021)
0-11 bln Pm Mix
>64 thn
1% 2% 4%
Perempuan 1%
1-4 thn
41%
13%

5-9 thn
16% Pf
15-64 thn Pv 51%
49% 43%

Laki-laki
59% 10-14 thn
20%

Kasus malaria Kasus malaria terbanyak Jenis Parasit terbanyak


terbanyak dialami oleh dialami oleh bayi dan anak- yang ditemukan adalah
laki-laki (59%). anak usia sekolah (0 – 14 Plasmodium Falciparum
tahun) sebanyak 50% (51%)
PENGOBATAN MALARIA Tidak diobati standar
284

Persentase Kasus Positif Malaria yang diobati Standar


di Provinsi NTT Tahun 2021 (s/d 15 September 2021)
84

Total Positif : 3.580 7 6 2 1 1


- diobati standar : 3.196 (89%) SUMBA SUMBA KUPANG FLORES MALAKA ALOR LEMBATA
- Tidak diobati standar : 384 (11%) BARAT TIMUR TIMUR

% PRIMAQUIN 14 HARI

100

100

100

100

92

82

78

73

50

27

16

14

2
Eliminasi Rendah Sedang Tinggi
diobati standar 10 247 44 2,895
tidak diobati standar 0 16 0 368

Semua kasus positif malaria hasil pemeriksaan laboratorium harus diobati ACT (Artemisinin Combination Therapy). Target
nasional >90%. Pengobatan standar Jan – Agustus 2021 sebanyak 3.196 (89%) kasus positif diobati ACT, sedangkan 384
kasus (11%) yang belum diobati sesuai standar. Sedangkan Pengobatan Primakuin 14 hari dilaporkan pada 7% kasus
Malaria Vivax yang diobati.
INOVASI DALAM ELIMINASI MALARIA
DI NTT
Menyusun strategi
percepatan eliminasi malaria
Regulasi Pendukung eliminasi per pulau
Eliminasi Malaria Provinsi 1. Penguatan Kebijakan dan
Manajemen Pengendalian Malaria
NTT 2. Penemuan dini kasus malaria dan
pengobatan yang tepat

1. Peraturan Gubernur NTT Nomor 11 Tahun 2017 3. Pencegahan Malaria


tentang Eliminasi Malaria di Provinsi NTT (Berita
Daerah Provinsi NTT Tahun 2017 Nomor 011);
4. Penguatan peran serta masyarakat
2. Surat Keputusan Gubernur NTT Nomor
262/KEP/HK/2017 tentang Tim Advokasi dan 5. Pengendalian malaria pada
Sosialisasi Eliminasi Malaria Provinsi NTT Tahun kelompok rentan/khusus
2017 – 2023;
6. Penguatan system surveilans
3. Surat Keputusan Gubernur NTT Nomor epidemiologi
178A/KEP/HK/2019 tentang Konsorsium Malaria
Sumba. 7. Penguatan dukungan lintas sektor
INOVASI DALAM ELIMINASI MALARIA
DI NTT

MANAJEMEN
KEBIJAKAN DIAGNOSA
PROGRAM
Pelatihan Online – Video
Regulasi On the Job Training dan Modul
Mikroskopis

Tim Advokasi & Sosialisasi Self Assessment Eliminasi


Eliminasi Malaria Malaria (online & Excel)

Bengkel Mikroskop Knowledge Management


Konsorsium Malaria Sumba
(publikasi, buku)
KESEPAKATAN
GUBERNUR DAN
PARA BUPATI UNTUK
PERCEPATAN BEBAS
MALARIA TAHUN 2023

BERSAMA KETUA
ASIA PACIFIC
LEADERS’ MALARIA
ALLIANCE (APLMA)

KUPANG, 15 MEI 2017


KESEPAKATAN
JOINT ACTION PLAN - MALARIA
ELIMINATION IN THE BORDER AREAS AND
EXPANSION TO TIMOR ISLAND
(EAST AND WEST TIMOR)
2ND CROSS BORDER MEETING ON COMMUNICABLE DISEASE CONTROL
BETWEEN INDONESIA AND TIMOR LESTE
18-20 FEBRUARY 2019,
DILI,TIMOR LESTE
INOVASI DALAM ELIMINASI MALARIA
DI NTT
INOVASI DALAM ELIMINASI MALARIA
DI NTT

Tim Advokasi dan Sosialisasi Eliminasi Malaria Provinsi NTT Tahun 2017 – 2023, beranggotakan (11) orang
terdiri dari Anggota DPRD, Institusi Pendidikan, Wartawan/Pers dan Tokoh Masyarakat

Tim ini berperan melakukan sosialisasi, advokasi dan menggerakkan sumber daya dari lintas sector terkait
INOVASI DALAM ELIMINASI MALARIA
DI NTT
Bengkel Mikroskop (mobile)
INOVASI DALAM ELIMINASI MALARIA
DI NTT
INOVASI DALAM ELIMINASI MALARIA
DI NTT
INOVASI DALAM ELIMINASI MALARIA
DI NTT
PEMBIAYAAN PROGRAM MALARIA DI NTT

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019


APBD I 30,000,000 205,000,000 300,000,000 100,000,000 30,000,000 574,450,000 1,671,247,000
APBD II 1,628,352,500 2,327,771,025 1,493,572,000 1,822,183,750 1,568,369,185 5,318,808,140
APBN - 252,840,000 - 2,631,030,000 1,138,170,000 1,488,000,000 1,955,281,000
GF MALARIA - - 900,000,000 9,804,940,000 4,370,584,000 6,300,000,000 -
UNICEF NTT - - - 1,500,000,000 1,146,150,000 - -
SYARAT UTAMA ELIMINASI MALARIA ADALAH 0 (NOL) KASUS
PENULARAN SETEMPAT SELAMA TIGA TAHUN BERTURUT-TURUT.
SYARAT LAIN SEBANYAK 12 (DUA BELAS) YAITU :
1. surveilans yang baik,
2. adanya register kasus malaria,
3. fasilitas kesehatan mampu mendeteksi kasus dan mengobati sesuai standar,
4. Dinkes dan Puskesmas mampu menindaklanjuti kasus import yang ditemukan
5. Tersedia mikroskopis dengan pemeriksaan yang baik
6. Setiap kasus positif dilakukan penyelidikan epidemiologi untuk menentukan asal penularan
7. Adanya peraturan daerah untuk menjamin kesinambungan anggaran dan kegiatan mencegah penularan kembali
8. Ada sosialisasi/ penyuluhan berkesinambungan tentang pencegahan malaria kepada pendatang/wisatawan
9. Surveilans vektor dilakukan di wilayah reseptivitas tinggi
10. Berfungsinya Sistem Kewaspadaan Dini – KLB
11. Ada koordinasi lintas batas kabupaten/kota dan provinsi
12. Dokumentasi
STRATEGI LOKASI PRIORITAS
PRIORITAS 2021 2021
Diagnosa &
Tatalaksana
1. Pulau Sumba
Pengendalian (3 Kab endemis tinggi dan 1 Kab endemis sedang)
kasus malaria
MBS, MASS BLOOD
SURVEY Vektor
(pelatihan entomolog,
POKJA
TATALAKSANA
larvasida, IRS, monitoring
kelambu, pemetaan
reseptif)
2. 8 Kab target Eliminasi
MUTU (Nagekeo, Rote Ndao, Ngada, Sikka, Sabu Raijua, TTU,
PEMERIKSAAN
Kupang, Manggarai Barat)
LAB Manajemen
Program P2
Malaria
(SELF ASSESSMENT
ELIMINASI MALARIA,
3. Pulau Timor
PELAPORAN, (3 Kab, 14 Puskesmas Perbatasan, 35 Desa batas RI-RDTL)
MONEV) (Kab. Kupang, Belu dan Malaka)

Kegiatan Prioritas 2021: MASS BLOOD SURVEY + SELF ASSESSMENT ELIMINASI


MALARIA
ISU
43
PERBATASAN INDONESIA – TIMOR
LESTE
Kegiatan di Perbatasan INA-RDTL
1. Penyelidikan epidemiologi dan pengendalian vector di daerah
perbatasan: waktu, tempat, orang.
2. Mekanisme notifikasi kasus malaria Import antar negara
3. Puncak kasus malaria di perbatasan : Analisa pola max-min.
rencanakan pencegahan sebelum puncak kasus
4. Surveilans migrasi : pesta pernikahan dll, hari pasar, meningkatkan
migrasi penduduk antar negara di perbatasan. Bagaimana cara
screening malaria?
Target : Nol Kasus malaria di seluruh daerah perbatasan
TANTANGAN

1. Mempertahankan Status Eliminasi di 3 kab/kota (Manggarai, Kota Kupang, dan


Manggarai Timur)
2. Mencapai Nol Kasus Malaria Lokal di 5 kabupaten perbatasan Indonesia-Timor
Leste (Kupang, TTS, TTU, Belu, dan Malaka)
3. Mencapai Eliminasi sesuai target tahun 2023
4. Menurunkan Status Endemis Tinggi Malaria di Pulau Sumba yang Stagnan
5. Akses ke layanan kesehatan di masa pandemic Covid-19 dan/atau bencana alam,
terutama di daerah sulit, terpencil dan kepulauan

Sekian dan Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai