Program Malaria
Dalam Pemantapan Mutu Laboratorium
Dr.MINERVA THEODORA,MKM
Subdit Malaria Dit.P2PTVZ
1
Global Technical Strategy for Malaria 2016 – 2030
Komitmen Regional Untuk Eliminasi Malaria
UU Kes. No 36/2009 :
ps 5 (2) : Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau
ps 19 : Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk
upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau
ps 25 (1) : Pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan
diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat
melalui pendidikan dan/atau pelatihan
AZNIE 5
PERAN LABORATORIUM
dalam Mendukung Program Pengendalian Malaria
• Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan • Pemantauan Keberhasilan Terapi
• Penentuan Kesembuhan
6
SKEMA PENTAHAPAN ELIMINASI MALARIA
Kasus
Indigenous 0
1) < 1 kasus per 1000
API : 1 – 5 per
penduduk berisiko
1000 penduduk 3 Tahun
2) SPR < 5%
Reorientasi Reorientasi
program menuju program menuju
eliminasi pemeliharaan 7
Milestone Eliminasi Malaria di Indonesia
Semua Indonesia
Kasus indigenous provinsi
Semua
mencapai
terakhir thn 2021 mencapai eliminasi
kab/kota
eliminasi
mencapai
300 eliminasi 2030
kab/kota 2027
mencapai 2025
eliminasi
JUMLAH BELUM
INDIGENOUS JUMLAH KAB % BELUM
2017 Regional DINILAI WHO ELIMINASI SD
TERAKHIR KOTA ELIMINASI
266 kab/kota TAHUN 2018 Kab/Kota
mencapai eliminasi Jawa Bali 2019 2023 128 12 9%
2016
Sumatera, Sulawesi, NTB 2021 2025 245 99 40%
247 kab/kota Maluku Utara, Kalimantan 2023 2027 66 43 65%
mencapai eliminasi Maluku, NTT 2024 2028 33 33 100%
Papua, Papua Barat 2025 2029 42 42 100%
Total 2030 Nasional 514 229 8 45%
Untuk memenuhi kriteria sertifikasi eliminasi malaria, maka indikator-indikator yang perlu dipenuhi
adalah sebagai berikut :
1. Surveilans dilaksanakan dengan baik termasuk surveilans migrasi dan dapat menjangkau seluruh
wilayah eliminasi
2. Adanya register kasus malaria yang mencakup wilayah eliminasi secara lengkap
3. Unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta mampu mendeteksi kasus secara dini
dan mengobati secara tepat
4. Puskesmas dan dinkes setempat mampu menindaklanjuti kasus impor yang ditemukan
5. Tersedianya mikroskopis dengan kualitas pemeriksaan sediaan darah yang baik terutama di
wilayah reseptif
6. Setiap kasus positif dilakukan PE untuk menentukan asal penularan
7. Adanya peraturan daerah atau perundang-undangan lain yang mendukung dan menjamin
tersedianya dana secara berkesinambungan untuk pemeliharaan eliminasi malaria (mencegah
penularan kembali)
8. Adanya sosialisasi/penyuluhan yang berkesinambungan tentang pencegahan malaria kepada
wisatawan/pendatang untuk menghindari penularan malaria, antara lain dengan menggunakan
kelambu berinsektisida, repelen dan pengobatan profilaksis
9. Di wilayah yang reseptivitasnya tinggi dilakukan surveilans vektor, termasuk efikasi insektisida dan
resistensi vektor
10. Berfungsinya SKD-KLB dan mampu melakukan penanggulangan secara cepat bila terjadi KLB
11. Bila diperlukan adanya koordinasi lintas batas kabupaten/kota dan provinsi 9
KEBIJAKAN UMUM PROGRAM MALARIA
RPJMN
Indikator Kinerja Baseline 2015 2016 2017 2018 2019
Program (IKP) data 2014 (T/C) (T/C) (T/C) (T) (T)
Jumlah Kabupaten yang
mencapai Eliminasi 213 225/232 245/247 265/266 285/285 300
Malaria
153 kab/
Indikator Kinerja Baseline 2015 2016 2017 2018 2019
Renstra
Kegiatan (IKK) data 2013 (T/C) (T/C) (T/C) (T) (T)
Peningkatan Kabupaten
dengan API <1 per 1000
337 340/379 360/400 375/438 390 400
penduduk pada tahun
2019
15
Pelaksanaan Jejaring Laboratorium Malaria
Dalam melaksanakan jejaring laboratorium malaria, Laboratorium
Rujukan Tingkat Nasional berkoordinasi dengan unit kerja di
Kementerian Kesehatan yang memiliki tugas pokok dan fungsi di
bidang pengendalian malaria dan unit kerja di Kementerian
Kesehatan yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang
pembinaan laboratorium serta Forum Nasional Gerakan Berantas
Kembali Malaria.
19
PEMANTAPAN MUTU LABORATORIUM
AZNIE 20
* Meningkatkan kemampuan
* Menilai kinerja
TUJUAN PEMANTAPAN MUTU
* Mempertahankan kualitas
AZNIE 22
Pemantapan Mutu
Laboratorium Malaria
• Indikator Keberhasilan Uji Silang di Kab/Kota
• Cakupan lab pelayanan yg mengikuti uji silang > 90%
• Persentase lab pelayanan yg mengikuti uji silang dgn hasil
baik > 80%
• Hasil baik bila : sensitivitas ≥ 70%, spesifisitas ≥ 70%,
akurasi ≥ 70%
• Pemilihan sediaan darah uji silang :
• Daerah Pemeliharaan : sampel uji silang semua slide
• Daerah Pre eliminasi dan eliminasi : sampel uji silang 5%
dari hasil negatif dan 100% dari hasil positif
• Daerah Pemberantasan/endemik : sampel uji silang 5%
dari hasil negatif dan 100 % dari hasil positif atau metode
LQAS
Pelaksanaan Uji Silang
• Uji silang dilakukan setiap awal bulan dan umpan balik disampaikan
secepat mungkin (maksimum 3 minggu) setelah pengiriman.
• Yg dinilai : Kualitas Pembuatan Sediaan Darah , Kualitas Pewarnaan
Sediaan darah , Pembacaan Sediaan Darah.
• Penetapan tenaga pelaksana uji silang mikroskopik dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi dengan
persyaratan sebagai berikut:
• Telah melaksanakan pemeriksaan mikroskopik malaria secara rutin
dengan akurasi spesies minimal 70% untuk Kabupaten/Kota dan
minimal 80% untuk provinsi, yang dibuktikan dengan laporan
pelaksanaan pemeriksaan.
• Merupakan tenaga terlatih dan memiliki sertifikat lulus pelatihan.
• Memiliki tingkat kemampuan minimal:
• Reference (level 2) untuk tingkat Kabupaten/Kota
• Expert (level 1) untuk tingkat Provinsi
• Memiliki komitmen untuk melaksanakan tugasnya minimal 3 tahun
Alur Uji Silang
Keterangan :
• Sediaan darah uji silang dari
Laboratorium Pelayanan diambil oleh
Pengelola Program Malaria Dinkes
Kabupaten/Kota
• Pengelola Program Malaria mengirimkan
sediaan darah uji silang ke Laboratorium
Rujukan Kabupaten/Kota
• Hasil pemeriksaan uji silang oleh
Laboratorium Rujukan Kabupaten/Kota
dikirim ke Pengelola Program Malaria
Dinkes Kabupaten/Kota
• Pengelola Program Malaria Kab/Kota
melakukan analisis uji silang dan
mengirim umpan balik ke Laboratorium
Pelayanan, Laboratorium Rujukan
Kabupaten/Kota dan Provinsi
• Bila terjadi ketidaksesuaian
(discordance), pengelola program akan
mengirimkan sediaan darah uji silang
untuk dilakukan pemeriksaan ulang oleh
Laboratorium Rujukan Provinsi.
Peran Dinkes Provinsi/Kab/Kota
dalam Pemantapan Mutu Lab.
Malaria
• Membuat dan menindaklanjuti hasil pemetaan SDM lab
meliputi tenaga teknis terlatih (jumlah, pendidikan, pelatihan
yang pernah diikuti, level kompetensi) serta kondisi sarana
prasarana lab yang ada di wilayahnya
• Merencanakan dan melaksanakan kegiatan monitoring dan
evaluasi laboratorium malaria di tingkat bawahnya.
• Melakukan pencatatan dan pelaporan secara rutin setiap
bulan.
• Melakukan pengolahan dan analisis data, dan melaporkan ke
unit di Kementerian Kesehatan yang mempunyai tupoksi
pengendalian pengendalian malaria dan Unit di Kementerian
Kesehatan yang mempunyai tupoksi pembinaan
laboratorium.
PEMANTAPAN MUTU RDT
27
PELAKSANA QA RDT
• Petugas laboratorium malaria : mengumpulkan
sampel RDT yang akan diperiksa
• Penyelia di tingkat kabupaten : memastikan bahwa
SPO sudah dilaksanakan dengan baik
• Koordinator pengujian di tingkat nasional :
mengkoordinir penerimaan sampel RDT
• Pelaksana di lapangan atau petugas uji silang
(crosschecker) : melaksanakan pemeriksaan sesuai
SPO
A. PENGUJIAN RUTIN RDT
Tujuan
5. Pelaporan hasil
AZNIE 32
Situasi Kegiatan Diagnostik
ABSENSI LAPORAN UJI SILANG MIKROSKOPIS MALARIA TAHUN 2018
Total Kabupaten : 514
Total Fasyankes : 12.784 *sumber : e sismal
Σ faskes
Σ Faskes Tersedia faskes dgn Hasil Uji
Σ Provinsi Σ Kabupaten pengirim hasil
mikroskopis Silang Baik
Uji Silang
Nilai Rata-rata
No. Tempat Waktu Akurasi Hitung
Pre Tes Pos Tes Sensitifitas Spesifisitas
Spesies Parasit
1 Gorontalo 23 - 26 April 2018 42.8 68.0 94.1 78.5 57.3
2 Riau 6 - 12 Mei 2018 81.3 90.0 87.1 89.0 57.3 22.2
3 Riau 6 - 12 Mei 2018 72.3 90.3 88.8 71.7 54.9 22.7
4 Kupang 22-27 Juli 2018 71.0 91.7 93.5 84.5 75.9 20.5
5 Manokwari Juli 2018 71.3 80.6 83.5 82.1 59.3 26.2
30 Juli - 05 Agustus
6 Ambon 63.9 86.7 91.2 76.7 55.6 28.6
2018
27 Agustus S/D 01
7 Banda Aceh 91.4 74.7 71.4 54.9 29.8
September 2018
8 Jakarta 16 - 22 September 2018 59.2 90.2 97.3 91.6 81.7 34.0
1 2015 366
2 2016 23
3 2017 145
4 2018 53
5 Jumlah 587