Anda di halaman 1dari 24

Direktorat Kesehatan Lingkungan, Ditjen Kesmas

Kementerian Kesehatan RI
2021 1
Kondisi Sanitasi di Indonesia
Akibat Sanitasi Belum
Terkelola

Produksi
sampah
70% air Indonesia
tanah di mencapai 175
Indonesia ton/hari atau
tercemar 64 juta
ton/tahun

50 dari Biaya
1000 bayi produksi
meninggal 14.000 ton tinja per air naik
karena hari mencemari setiap
diare badan air tahunnya

Kerugian ekonomi yang terkait sanitasi yang buruk diperkirakan sekitar


Rp 58 triliyun per tahun
Sumber : Joint Monitoring UNICEF & WHO, 3
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mencatat ada sekitar 9 juta anak stunting di Indonesia, meningkat dari
36,8% tahun 2007 ke 37,2% tahun 2013.

Indonesia merupakan negara terbesar kelima dengan jumlah anak stunting di dunia.

Di kabupaten Magetan di Indonesia, peningkatan akses sanitasi telah mengurangi prevalensi stunting secara
signifikan. Dalam lima tahun (2010-2014), akses jamban di Magetan meningkat 40 persen dan dalam tiga tahun
(2011-2014), kabupaten ini berhasil mengurangi prevalensi stunting sebesar 7,3% menjadi 27,5%.

Sebuah studi terkini di Indonesia menemukan bahwa sebuah kombinasi sanitasi yang tidak layak dan kualitas air
minum yang tidak aman merupakan faktor risiko stunting yang bermakna (Torlesse, et.al., 2016).

Sebuah analisis penilaian risiko komparatif global terbaru dari 137 data negara berkembang mengidentifikasikan
faktor-faktor risiko lingkungan (yaitu, kualitas air yang buruk, kondisi sanitasi yang buruk, dan penggunaan bahan
bakar padat) memiliki dampak terbesar kedua pada kejadian stunting secara global (Andrews, et.al. 2016).

4
KONTRIBUSI TBC INDONESIA DI DUNIA

Indonesia 10% China


Bangladesh 4% 15%
Pakistan 4%
Philippines 3%
India
Nigeria 3% 30%
South Africa 2%
Russia 1% Lainnya
28%
Sanitasi dan kebersihan lingkungan berpengaruh pada kesehatan ibu hamil
dan tumbuh kembang anak, karena anak di bawah usia dua tahun rentan
terhadap berbagai infeksi dan penyakit.
lingkungan tidak bersih memicu gangguan saluran pencernaan, yang
membuat energi anak yang seharusnya digunakan untuk tumbuh, dialihkan
untuk melawan infeksi.
Untuk memotong rantai sanitasi buruk dan mencegah stunting, ibu hamil dan
anak harus hidup dalam lingkungan yang bersih, tidak buang air besar
sembarangan, serta cuci tangan pakai sabun. Makanan yang bersih
dan aman
Untuk memutuskan mata rantai TBC adalah salah satunya dengan
bagaimana kondisi rumah tetap sehat, tidak lembab, ventilasi dan
sirkulasi udara mengalir dengan baik serta masuknya sinar matahari
INTERVENSI GIZI hanya bagian kecil
dari solusi penanggulangan STUNTING

INTERVENSI SPESIFIK INTERVENSI SENSITIF


 Upaya-upaya untuk mencegah dan  Upaya-upaya untuk mencegah dan
mengurangi gangguan secara langsung. mengurangi gangguan secara tidak
 Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh langsung.
sektor kesehatan.  Berbagai kegiatan pembangunan pada
 Kegiatannya antara lain berupa imunisasi, umumnya Non-kesehatan.
PMT ibu hamil dan balita, monitoring  Kegiatannya antara lain penyediaan air
pertumbuhan balita di Posyandu. bersih, perbaikan sanitasi,
sanitasi pendidikan,
 Sasaran : kelompok khusus (Ibu Hamil, Ibu kegiatan penanggulangan kemiskinan, dan
Menyusui, dan Anak 0-23 bulan). kesetaraan gender.
 Kontribusi : 30% 7
 Sasaran: Masyarakat umum.
 Kontribusi : 70%
Pengelolaan Sampah di Rumah Tangga

Sumber: Riskesdas 2018, Kemenkes

Tempat Pembuangan Air Limbah di Rumah Tangga

Sumber: SMART STBM, 2 Feb 2021

Keadaan Rumah di Indonesia

Sumber: Riskesdas 2018, Kemenkes Sumber: Riskesdas 2018, Kemenkes


Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan adalah spesifikasi teknis
atau nilai yang dibakukan pada media lingkungan yang berhubungan
atau berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat.
Persyaratan Kesehatan adalah kriteria dan ketentuan teknis
kesehatan pada media lingkungan.

Kualitas
lingkungan
sehat:
1.Baku Mutu
Kesehatan
Lingkungan (SBMKL)
2.Persyaratan
kesehatan

KIE & pemberdayaan masyarakat, perbaikan & pembangunan


sarana, pengembangan TTG, rekayasa lingkungan
Intervensi Modifikasi Lingkungan dapat Menurunkan
Angka Penyakit Diare sebesar 94% (Studi WHO 2007)

Household Water Treatment and


39
Storage

Practicing Hand Washing 45

Improving Sanitation 32

Improving Water Supply 25

Environmental Modif ication 94

0 20 40 60 80 100
TARGET
NO INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024

1 Persentase Desa/kelurahan Stop 40% 50% 60% 70% 90%


Buang air besar Sembarangan (SBS)

2 Jumlah Kabupaten/kota sehat 110 220 280 380 420

3 Persentase sarana air minum yang 60% 64% 68% 72% 76%
diawasi/diperiksa kualitas air minumnya
sesuai standar
4 Jumlah fasyankes yang melaksanakan 2.600 3.000 4.850 6.250 8.800
pengelolaan limbah medis sesuai (RS : 1.728, (RS : 2.016, (RS : 2.592, (RS 2.850, (RS 2881,
standar PKM : 872) PKM : 984) PKM : 2850) PKM : 3.400) PKM : 5.919)
5 Persentase tempat pengelolaan 38% 44% 50% 56% 62%
pangan (TPP) yang memenuhi syarat
sesuai standar
Persentase tempat dan fasilitas umum
6 (TFU) yang dilakukan pengawasan 55% 60% 65% 70% 75%
sesuai standar
Tahun Fokus Target Realisasi
Program
Jumlah Anggaran (Rp) Jumlah Anggaran (Rp)
Sasaran Sasaran
2018 Stunting 250 desa 25.000.000.000 249 desa 24.900.000.000
2019 Citarum 12 desa 1.200.000.000 12 desa 1.200.000.000
Stunting 540 desa 54.000.000.000 530 desa 5.300.000.000
Pontren 36 Pontren 2.700.000.000 36 Pontren 2.700.000.000
2020 Stunting 260 desa 26.000.000.000 260 desa 26.000.000.000
Pontren 40 Pontren 3.000.000.000 40 Pontren 3.000.000.000
Daerah 30 desa 3.000.000.000 30 desa 3.000.000.000
sulit

 Lokus prioritas stunting  Lokus prioritas stunting


 Intervensi STBM: Pilar 1 dan 2  Lokus prioritas TB
 Intervensi STBM: Pilar 1 2, 3, 4, 5
 Plus perbaikan ventilasi & pencahayaan rumah
✧ Memberikan edukasi kepada masyarakat
dalam mewujudkan perilaku hidup yng Keluarga miskin yang sudah
hygiene, mengelola limbah sampah yang aman berperilaku hidup bersih dan
dan sehat, pangan aman sehat, rumah sehat
dalam menanggulangi risiko TB dan stunting. sehat dan atau belum
✧ Meningkatkan kuantitas sarana dan atau
mengakses sarana sanitasi
kualitas akses sanitasi yang terjangkau dan aman serta sesuai kriteria
berkelanjutan. desa lokus stunting dan TB.
✧ Meningkatkan pendapatan keluarga melalui
keterlibatan Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR)/masyarakat miskin dalam
pelaksanaan pembangunan sarana sanitasi
yang memenuhi persyaratan.
Rp 150.000.000 (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah) per desa/kelurahan
Keputusan Direktur Kesehatan Lingkungan Nomor
HK.02.03/5/390/2021

31 Provinsi
114 Kabupaten/kota
989 Desa/kelurahan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt

Persiapan Jasa dalam produksi

Pelaksanaan sosialisasi, pendampindan dan implementasil

Pembangunan fisik

● Pencairan dana
24

Anda mungkin juga menyukai