Anda di halaman 1dari 26

PA N D E M I C

COVID-19

DEPARTEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Selasa, 27 Oktober 2020
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Pencegahan Covid-19 dalam perspektif Kesehatan Lingkungan


melalui Pengamanan Air Minum dan Sanitasi Lingkungan
Oleh : Dr. Ir. Tri Joko, M.Si – Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan FKM UNDIP
ISU PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI
Kondisi Pandemic
Covid19 Climate Change
Saat ini Pergeseran konsumsi,
Kualitas air (sisa khlorin),
Tersedia dlm kuantitas
Dampak perubahan iklim terhadap sumberdaya air antara lain
meningkatnya kejadian cuaca dan iklim ekstrim yang
berpotensi menimbulkan banjir, tanah longsor, dan kekeringan.
Kondisi tersebut diperparah oleh semakin menurunnya daya
dukung lahan akibat meningkatnya tekanan terhadap lahan

Water, sanitation, hygiene, and waste management


for the COVID-19 virus – WHO April 2020
Climate Tersedianya air dg kualitas yang aman untuk mendukung
Change personal hygene, kebersihan lantai dan pembuangan air
limbah domestic yang aman.
Kelangkaan
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
sumber air baku
NOMOR HK.01.07/MENKES/382/2020
Pencemaran
Lngkungan Pencemaran air
Pertumbungan industry dan permukiman menjadi sumber
pencemaran air atas limbah yang dihasilkan sehingga menjadi
turun kualitas sumber air.
Latar Belakang
Pengamanan Air Minum dan Sanitasi
Dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan telah
dimandatkan target Sustainable Development Goals (SDGs)
Goal 6.1 yaitu Penyediaan akses air minum aman bagi seluruh
masyarakat pada tahun 2030.

Upaya Pemerintah :
1. Perbaikan instrumen pendukung (petunjuk teknis,
standar kualitas air, dll)
2. Penyiapan regulasi untuk mendukung implementasi
Pengamanan Air Minum dan Sanitasi ke depan
3. Peningkatan kapasitas pemerintah, penyelenggara, fasilitator,
dll.
4. Advokasi pelaku baik di level pusat maupun daerah
5. Review Juknis dengan target kualitas air minum dan
sanitasi aman
CAPAIAN DAN TARGET PEMBANGUNAN SANITASI (AIR LIMBAH)
Menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs)
6.2 Akses universal sanitasi layak dan STBM (Sanitasi Total Berbasis
TPB GOAL 6 Masyarakat)
6.3 Pengurangan air limbah yang tidak diolah
Capaian Nasional TARGET
2019
LAYAK 85 % | DASAR 15% (Nasional)
AKSES LAYAK: 67,54%

NASIONAL AKSES DASAR: 9,37% • +7,6 juta jiwa penduduk Jawa


Tengah yang harus dilayani sanitasi UNIVERSAL ACCESS
TIDAK ADA AKSES: 23,09% layak sampai tahun 2019*
• +3 juta jiwa penduduk harus STOP
STBM
JAWA TENGAH 2017 BABS
*) asumsi pertambahan jumlah penduduk tahun 2019 (BPS
• Akses layak : 71,56% Jawa Tengah) Inisiatif FSM (Fecal
• Akses dasar : 7,42% Sludge Management)
• Tidak ada akses: 21,02% (termasuk BABS) TARGET
2030 100% AMAN Jaringan Perpipaan
Indonesia – 10,41%
BABS Jawa Tengah – 9,04% Sumber data: diolah dari Susenas KOR 2017
(Sewerage)
5
Upaya Kesehatan Lingkungan PP 66/2014

Penyehatan Air, Tanah, Udara


PENYEHATAN
dan Pangan

Upaya Pelindungan KesLing,


PENGAMANAN Proses pengolahan limbah,
Pengawasan terhadap limbah

Pengendalian Vektor dan Pembawa


PENGENDALIAN Binatang, Pengendalian Terpadu dg
Berbagai Medoda

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan : Air, Udara, Tanah,


Pangan, Sarana dan Bangunan, Vektor dan Pembawa Penyakit

1. Tempat Rekreasi, 2. Tempat & Fasum, 3. Tempat Kerja, 4. Permukiman


Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya
(Notoadmojo, 2003). Sanitasi lingkungan dapat pula diartikan sebagai kegiatan yang
ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi lingkungan
mendasar yang dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia. Kondisi tersebut
mencakup:
(1) pasokan air yang bersih dan aman;
(2) pembuangan limbah dari hewan, manusia dan industri
(3) perlindungan makanan dari kontaminasi biologis dan kimia;
(4) udara yang bersih dan aman
(5) rumah yang bersih dan aman.
POSISI STRATEGIS SPAM di Rumah
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/328/2020 TENTANG
PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONA
VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DI TEMPAT KERJA
PERKANTORAN DAN INDUSTRI DALAM MENDUKUNG
KEBERLANGSUNGAN USAHA PADA SITUASI PANDEMI

PENGENDALIAN :
1. PEMENUHAN KUALITAS AIR MINUM PerMenKes
492/2010
2. TATA LAKSANA PENGAWASAN KUALITAS AIR
MINUM PerMenKes 736 tahun 2010
di tempat umum

Kuratif Preventif Covid19


Promotif di pelayanan kesehatan
TANTANGAN PENYELENGGARAAN SPAM
NRW

NRW

NRW
IPAL

plan
NRW
continual
action improve do NRW
ment

check

NSPK SPAM
PP 122/2015 Sistem Penyediaan Air MInum PerMenKes 492/2010 Standar Kualitas Air Minum PerMenPUPR PerMen ESDM
PP 82/2001 Pengendalian Pencemaran Air PerMenPUPR 27/2016 Penyelenggaraan SPAM 12/2013 13/2012

PP 54/2017 Badan Usaha Milik Daerah PerMenPUPR 29/2018 SPM Bid PUPR
PP 2/2018 Standar Pelayanan Minimal PerMenPUPR 15/2018 Kompetensi SDM Pengel. SPAM
PerPres18/2020 tentang RPJMN 2020-2024 PerMenPUPR 04/2020 POS Pengelolaan SPAM
TANTANGAN PENYELENGGARAAN SANITASI (AIR LIMBAH DOMESTIK)
UU 32/2009
tentang
Perlindungan dan Pendekatan Berbasis Masyarakat Berbasis Institusi
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Skala Skala
Penanganan Lingkungan Skala Kawasan dan Skala Kota (city wide) Regional/Nasional

PP PP
122/2015 27/2012
tentang tentang 1. Kota metropolitan & besar : IPAL Regional
Sistem Izin 1 Perdesaan :
Penyediaan Off site /sewerage system
Lingkungan  Tangki septic individual
Air Minum
 Model STBM (kerjasama 2. Kota sedang/kecil:
Kemkes untuk kampanye Fokus pada pelayanan IPLT (peningkatan
PHBS) on site management)

2. Perkotaan : 3. Kota/kawasan baru:


 Model SANIMAS  Pembangunan IPAL Kawasan
 Mendorong pembangunan sistem terpusat
untuk kota baru melalui investasi swasta

Permen PU Permen LH Permenneg PermenLH


04/2017 16/2012 LH 05/2012 68/2016
tentang tentang tentang tentang
Penyelengga Pedoman Jenis Rencana Baku Mutu
raan SPALD Penyusunan Usaha Air Limbah
Dokumen dan/atau Domestik
Lingkungan Kegiatan yang
Hidup Wajib memiliki
AMDAL
SPAM JARINGAN PERPIPAAN

Sehat,: > 2,8.


Kurang Sehat : 2,2 s.d 2,8.
Sakit : <2,2.

Total = 380 BUMD

Sumber : KEMENPUPR - BPPSPAM 2019


SPAM BUMDES

PENYELENGGARA
SPAM 27.000 desa
peserta PAMSIMAS
di seluruh Indonesia
(Sumber
http://pamsimas.org/profil/
MIKROORGANISME DI MEDIA AIR
PA N D E M I C 1. Virus
COVID-19 Hepatitis : Virus Hepatitis
Poliomyelitis : Virus Polio

Interim 19 March 2020 2. Bakteri


(Sumber : OMS. Water , sanitation , hygiene and Kolera : Vibrio cholera
waste management for the COVID-19
virus. World Heal. Organ.)
Diare : Eschericia coli
Tifus : Salmonella typhi
Disentri : Shigella dysentriae

1. Virus covid 19 sangat sensitif 3. Protozoa


terhadap klorin dan proses Disentri Amuba : Entamoeba histolytica
desinfeksi lainnya Balantidiasis : Balantidium coli
2. Tidak ada bukti Covid 19 ditularkan Giardiasis : Giardia lamblia
melalui air minum, sumber air
permukaan atau tanah. 4. Metazoa (Cacing Parasit)
3. Metode pengolahan air Ascariasis : Ascariasis lumbricoides (cacing gelang)
konvensional dg desinfeksi chlorin Taeniasis : Taenia saginata (cacing pita)
I hope and I believe that this Template will your Time,
dan ultrafiltrasi dapat membunuh Money andSchistosomiasis
Reputation. You can: simply
Schistosoma sp. (cacing pipih)
impress your
dan memfilter virus COVID-19. audience and add a unique zing and appeal to your
Presentations

2m
Water Borne Diseases
Water borne deseases tertinggi
adalah Diare dan typus (KemenKesRI
Setiap hari > 700 anak di bawah
2017) usia 5 tahun meninggal karena
ejournal2.litbang.kemkes.go.id
Diare terkait dengan air, sanitasi
dan kebersihan yang tidak
Tahun 2017 di Indonesia memadai. (UNICEF, 20 Maret
Penyakit Diare : 17.044 kasus 2020)
(Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2018)

PSG Tahun 2017


9,8% SG Sangat Pendek ≥ 30.000 kasus dugaan Kolera
19,8% SG Pendek dan 300 kematian terkait Diare
akut yang dilaporkan di seluruh
negeri (UNICEF, 22 mei 2017)
Kurangnya akses air
bersih dan sanitasi
KERANGKA PENGAMANAN AIR MINUM DAN SANITASI

Kualitas Air Minum dan Aspek Kesehatan


Sanitasi Memenuhi
Persyaratan Kesehatan Masyarakat

Air Minum
dan

Umpan Balik
Sanitasi

Manajemen dan
Penilaian Sistem Monitoring
Komunikasi

Pengawasan

19
Desinfeksi
Disinfeksi adalah memusnahkan mikro-organisme yang dapat
menimbulkan penyakit. Disinfeksi merupakan benteng manusia terhadap
paparan mikro-organisme patogen penyebab penyakit, termasuk di
dalamnya virus, bakteri dan protozoa parasit (Biton, 1994).

Desinfeksi dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui cara


mencuci, mengoles , merendam dan menjemur dengan tujuan mencegah
terjadinya infeksi, dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
Proses Pengolahan Air Konvensional

Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM)


Selain proses desinfeksi untuk
membunuh mikroorganisme,
bahan kimia desinfeksi berfungsi
untuk mengoksidasi zat organic
terlarut sampai baku mutu air
limbah dipenuhi.

DESINFEKSI DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH


Kriteria Desinfeksi yang ideal adalah :

1. Bekerja dengan cepat untuk 01


menginaktivasi mikroorganisme pada Permuki
suhu kamar man
2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh 02 UPAYA
bahan organic, pH, temperature dan Tempat KESEHATAN
kelembaban Rekreasi LINGKUNGAN
3. Tidak toksik pada hewan dan manusia
4. Tidak bersifat korosif 03 Penyeh
5. Tidak berwarna dan meninggalkan atan
noda Fasum Pengen
6. Tidak berbau dalian
04
7. Bersifat biodegradable / mudah diurai Penga
Tempat
8. Larutan stabil manan
Kerja
9. Mudah digunakan dan ekonomis
10.Aktivitas berspektrum luas
Pengaruh Jenis
Organisme, Konsentrasi
& waktu kontak (C.t)

bakteri vegetatif < virus enteric < bakteri pembentuk spora < kista protozoa.
Pengaruh pH

• Pada pH rendah, HOCl lebih besar


jumlahnya dibandingkan dengan
OCl- . HOCl memiliki muatan listrik
yang netral dan dapat menembus
sel bakteri dengan mudah, sehingga
lebih efektif untuk desinfeksi.
• Sehingga, pH rendah lebih efektif
dalam proses disinfeksi
menggunakan chlor
Daya pengikat
khlor
Sebelum dapat efektif
untuk membunuh
bakteri, khlor akan
bereksi terlebih dulu
dengan senyawa lainnya
yang ada dalam air
Data yang didapat hari ini
• Untungnya, sebagian besar proses pengolahan air konvensional dianggap membunuh
atau menghilangkan virus covid-19 secara efektif baik dalam air minum maupun air
limbah.
• Oksidasi dengan asam hipoklorit atau asam perasetat, dan inaktivasi oleh iradiasi
ultraviolet, serta klorin, dianggap dapat membunuh virus covid-19.
• Pada instalasi pengolahan air limbah yang menggunakan bioreaktor membran, efek
sinergis dari keberadaan mikroorganisme dan filter yang secara fisis menyaring
padatan tersuspensi menguntungkan juga untuk menyaring virus yang terkonsentrasi
dalam limbah
Rekomendasi pengolahan
• US-EPA (2020) merekomendasikan agar penduduk terus menggunakan dan minum air
minum dari keran air seperti biasa.
• Organisasi Kesehatan Dunia, WHO (2020) menyatakan bahwa, "keberadaan virus
COVID-19 belum terdeteksi dalam system penyediaan air minum dan berdasarkan
bukti saat ini risiko terhadap system SPAM adalah rendah."
• Virus yang menyebabkan COVID-19 belum terdeteksi dalam air minum. Metode pengolahan air
konvensional yang menggunakan filtrasi dan desinfeksi, seperti yang ada di sebagian besar sistem air
minum kota, diyakini dapat menghilangkan atau menonaktifkan virus yang menyebabkan COVID-19.
Klorin sangat efektif dalam membunuh virus corona. COVID-19 adalah coronavirus dan diyakini klorin
akan efektif dalam membunuh COVID-19 juga. (Centers for Disease Control and Prevention, 2020)
Keamanan sistem distribusi air minum

• Covid-19 ditemukan pada air limbah.


• Reliabilitas Sistem perpipaan distribusi di Indonesia masih rendah.
Kebocoran air dalam sistem distribusi masih tinggi. Dengan rata-rata
NRW masih di kisaran 30 – 35%, kebocoran dalam sistem distribusi
diperkirakan masih di kisaran 20%.
• Sistem perpipaan yang tidak selalu terisi air, akan mengakibatkan
kemungkinan lumpur dari luar masuk ke dalam sistem pipa distribusi
• Air telah aman saat keluar dari IPA, tapi terkontaminasi Kembali di
sepanjang pipa distribusi
THANK YOU

Pencegahan Covid-19 dalam


perspektif Kesehatan
Lingkungan
melalui Pengamanan Air
Minum dan Sanitasi
Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai