Anda di halaman 1dari 62

KEBIJAKAN

KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2019

DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN


DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT , KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Issue Kesehatan Lingkungan
Issue Keamanan Pangan

Issue Air dan Sanitasi

Issue Pencemaran udara, limbah dan radiasi &


Issue Pencemaran udara,
Kedaruratan Lingkungan
Tanah dan Kawasan

LAJU DOSIS
RADIASI GAMMA
DAERAH MAMUJU,
SULAWESI BARAT
Akibat Sanitasi Belum Terkelola

Produksi
sampah
70% air Indonesia
tanah di mencapai 175
Indonesia ton/hari atau
tercemar 64 juta
ton/tahun

50 dari
Biaya
1000 bayi produksi
meninggal 14.000 ton tinja per air naik
karena hari mencemari setiap
diare badan air tahunnya

Kerugian ekonomi yang terkait sanitasi yang buruk diperkirakan sekitar


Rp 58 triliyun per tahun
Sumber : Joint Monitoring UNICEF & WHO, 2014 3
UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

Implementasi Pilar-Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Pengawasan Kualitas Air

Kabupaten Kota Sehat

Penyehatan Pangan melalui sentra jajanan sehat dan sertifikat laik


hygiene sanitasi

Pengelolaan Limbah Medis & Penyehatan TTU (Sekolah & Pasar Pembinaan Tatanan
Pengamanan Radiasi Sehat) Kawasan Sehat
PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN

SANITASI TOTAL BERBASIS Indonesia PENYEHATAN PANGAN


MASYARAKAT Sehat (TPM, HIGIENE SANITASI PANGAN,
Kab/Kota
Sehat KANTIN SEKOLAH/INSTITUSI , SENTRA
PERCEPATAN & PEMBANGUNAN SARANA JAJANAN SEHAT)
Kecamatan
SANITASI , PENGAMANAN AIR MINUM,
Sehat
PENILAIAN KUALITAS AIR, IMPLEMENTASI
TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAERAH2 SULIT Desa/Kel
AIR Sehat

Keluarga
PENYEHATAN UDARA
Sehat
TANAH & KAWASAN
PENGAMANAN LIMBAH dan FASYANKES, TTU, PASAR SEHAT, RUMAH ,
RADIASI SEKOLAH , GREEN OFFICE, KAB/KOTA
PENGGAWASAN PENGELOLAAN LIMBAH SEHAT (min. 2 tatanan),
FASKES, LIMBAH B3 DAN LOGAM BERAT, PELABUHAN/BANDARA SEHAT,
PEMETAAN RADIASI PENGION DAN NON KEDARURATAN KESLING
PENGION Sumber : APBN PUSAT,
DEKON, APBD, DAK, CSR
PEDULI/SWASTA
5
Indikator Kesehatan Lingkungan
Renstra Kemenkes 2015-2019
NO INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Kab/kota yang memenuhi kualitas kesehatan
1 20 25 30 35 40
lingkungan
2 Jumlah Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan STBM 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000

3 % Sarana Air Minum yg dilakukan pengawasan 30 35 40 45 50


% Tempat-Tempat Umum (TTU) Yang Memenuhi Syarat
4
Kesehatan 50 52 54 56 58

5 % RS Yang Melakukan Pengelolaan Limbah Medis Sesuai Standar 10 15 21 28 36

% Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Yang Memenuhi Syarat


6 Kesehatan 8 14 20 26 32

Jumlah Kabupaten/Kota Yang Menyelenggarakan Tatanan


7
Kawasan Sehat 346 356 3666 376 386
Faktor
Perilaku

Faktor
DERAJAT Pelayanan
Kesehatan
Faktor
KESEHATAN
Lingkungan :
Fisik, Kimia,
Biologi,Sosio
Budaya
Faktor Keterkaitan derajat
Genetika kesehatan dengan
(Keturunan)
kehidupan masyarakat
TEORI H.L. BLUM (1974) 7
5 PILAR STBM
1. Stop BAB Sembarangan
2. Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS)
3. Mengelola Makanan
dan Minuman
4. Mengelola Sampah
5. Mengelola Limbah Cair 8
UU NO 36 (163) tahun 2009
Tentang Kesehatan

PERATURAN PEMERINTAH
Nomor : 66 TAHUN 2014 Tentang
KesehatanLingkungan

Tanggung Penyelenggaraan
jawab dan Kesling
wewenang

Pembinaan dan
Pengawasan
Sumber Daya

Standar Baku Mutu Koordinasi,


Kesling dan Jejaring dan
Persyaratan Kemitraan
Kesehatan
9
Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2014
tentang Kesehatan Lingkungan.

• Pada pelaksanaannya, upaya tersebut


dilakukan dengan penyehatan,
pengendalian, dan pengamanan terhadap
lingkungan Permukiman, Tempat Kerja,
Tempat Rekreasi serta Tempat dan
Fasilitas Umum melalui media lingkungan
dalam suatu kawasan yang terdiri dari air,
energi, udara dalam ruang, sanitasi serta
lahan dan penghijauan, untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit, kecelakaan
dan meningkatkan keselamatan pengguna
maupun komunitas di tempat dan fasilitas
umum tersebut.
Penyelenggaraan kesehatan
lingkungan

Penyehatan Pengamanan

Pengendalian
Penyelenggaraan
kesling
PANGAN AIR
1. Pengawasan 1. Pengawasan
2. Pelindungan 2. Pelindungan
3. Peningkatan Kualitas 3. Peningkatan Kualitas

Penyehatan

TANAH
1. Pemantauan UDARA
2. Pencegahan penurunan 1. Pemantauan
Kualitas SARANA dan 2. Pencegahan penurunan Kualitas
BANGUNAN
1. Pengawasan
2. Pelindungan
3. Peningkatan
Kualitas
Penyelenggaraan
Kesling

PENGOLAHAN LIMBAH
PENGAWASAN LIMBAH 1. Limbah cair, padat, gas
Pengamanan
Dilaksanan sesuai per UU-an 2. Seusai peraturan per UU-an

PELINDUNGAN KESMAS
1. Sampah tdk diolah (pengurangan, penanganan)
2. Zat kimia berbahaya (pajanan & kontaminasi penggunaan)
3. Gangguan Fisika udara
4. Radiasi pengion dan non pengion
5. pestisida
Penyelenggaraan
kesling

Pengendalian
Vektor dan binatang
pembawa penyakit

Kegiatan :
Metode pengendalian
1. Pengamatan dan penyelidikan bioekologi
1. Fisik
2. Status kevektoran
2. Kimia
3. Status resistensi
3. Biologi
4. Efikasi
4. Pengelolaan lingkungan
5. Pemeriksaan spesimen
5. terpadu
6. Pengendalian vektor pengelolaan lingkngan
7. Pengendalian vektor terpadu
Dit. Kesling, Kesmas
Sumber data: PHEOC P2P Kemenkes
16
PERSENTASE TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) YANG
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN TINGKAT NASIONAL SD TW IV TAHUN
2018
80,00
PER 31 DESEMBER 2018
70,00
TARGET = 26%
60,00
52,77

REALISASI = 26.41%
50,42

49,55

19 Provinsi di atas capaian nasional


43,64

50,00
38,82

37,47

36,50

35,98

35,55

34,92

26,41
40,00

32,94

32,07

31,11

31,03

30,73
15 Propinsi di bawah capaian nasional

28,35

27,47

27,30

26,78

25,83
30,00

22,76

21,46

20,43

19,69

19,28

18,73

18,01

17,42

14,50
20,00

12,76

12,06

9,31

7,87
10,00

3,57
0,00
18
JASABOGA, RUMAH MAKAN/RESTORAN
DAN DEPOT AIR MINUM
Regulasi :

1. Permenkes No. 942/MENKES/SK/VII/2003 • WAJIB MEMILIKI SERTIFIKAT


tentang Persyaratan Higiene Sanitasi 1 LAIK HIGIENE SANITASI
Makanan Jajanan

2. Kepmenkes RI Nomor 1098 tahun 2003 :


Tentang Persyaratan Higiene Sanitasi • SERTIFIKAT LAIK HIGIENE SANITASI
Rumah Makan dan Restoran 2 DITERBITKAN OLEH PEMDA
KAB/KOTA (DINAS KESEHATAN)

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor


1096 tahun 2011 Tentang Higiene Sanitasi • SERTIFIKAT LAIK HIGIENE SANITASI
Jasaboga
3 DITERBITKAN APABILA MEMENUHI
SYARAT
4. Permenkes RI nomor 43 tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum
MEWUJUDKAN
TEMPAT PENGELOLAAM PANGAN
SEHAT

1 INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN TEMPAT


PENGOLAHAN PANGAN
2 PENGAMBILAN SAMPEL PANGAN

3 PENINGKATAN KAPASITAS (PELATIHAN PENJAMAH/FOOD


HANDLER)

4 SERTIFIKAT LAIK HIGIENE SANITASI/STIKERISASI

Workshop Kantin Sehat Kementerian/Lembaga


20
STANDAR BAKU MUTU dan
PERSYARATAN KESEHATAN

Media Pangan :
• Untuk mempertahankan kondisi pangan yang sehat dan higienis
yang bebas dari bahaya cemaran biologis, kimia, dan benda lain.

Persyaratan Kesehatan untuk media pangan,


terdiri atas :
• Pangan dalam keadaan terlindung,
• Pengolahan, pewadahan, dan penyajian memenuhi prinsip
higiene dan sanitasi.
KONDISI TEMPAT PENGELOLAAN PANGAN (TPP)

Depot Air
Minum
Pengelolaan Pangan
Jasaboga Rumah Tangga
WAJIB MEMILIKI
SERTIFIKAT LAIK
HIGIENE SANITASI Tempat
Pengelolaan Makanan
Makanan Jajanan STIKERISASI
restoran

Kantin/Sentra
Rumah makan Makanan Jajanan
SERTIFIKAT LAIK HIGIENE SANITASI YANG
DIKELUARKAN PEMDA KABUPATEN/KOTA
STIKERISASI KANTIN, MAKANAN JAJANAN,
DAN SENTRA MAKANAN JAJANAN
Persentase Desa ODF
STOP BUANG AIR BESAR
SEMBARANGAN
Persentase Akses

25,16%* terhadap Sanitasi


Layak
dari 80.805 Desa
76,39 %*
Persentase Akses *Data E Monev STBM, 4 Juli 2019
terhadap air
bersih yang layak

24
AKSES SANITASI
per 4 Juli 2019 (Smart – STBM)

Rata- rata Nasional : 76,39 % KK


DATA LAPORAN KINERJA KESLING TA 2018

40.000 28% 33,70%


49.283 56% 61.3%

45% 19,93%

376

26% 26,41% 358


26
logframe renstra program kesmas 2020-2024 27
CAPAIAN INDIKATOR RENSTRA 2015-2018 PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN

28
PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN INSPEKSI KESEHATAN
LINGKUNGAN (IKL) DI INDONESIA TAHUN 2018

Target Nasional tahun 2019 adalah


55%. Prov. Kaltara perlu
peningkatan 3% di tahun ini

Berdasarkan data yang ter-entry di website emonev PKAM diketahui bahwa sarana air minum yang
dilakukan IKL dengan persentase tertinggi adalah Provinsi Maluku dengan capaian 53,57%,
sedangkan Provinsi NTT yang paling terendah dengan capaian 5,67%. Secara Nasional diketahui
bahwa sarana air minum yang dilakukan IKL dengan capaian 19,87%.
STBM AWARD
Penerima STBM Award
Berkelanjutan Eka Pratama
Tahun 2018 ;

a) 1 Provinsi (Pilar 1) yaitu DI


Yogyakarta.
b) 23 Kab/Kota menerima
penghargaan Kabupaten
ODF (1 pilar) yang terdiri
dari :
Sukoharjo, Karanganyar,
Kab. Semarang,
Kota Semarang, Wonogiri,
Boyolali, Grobogan, Ngawi,
Tujuan STBM Award Berkelanjutan : Pacitan, Madiun, Magetan,
1. Menjadi pemicu bagi daerah lainnya untuk mencapai ODF dan Pilar lainnya Pare-Pare, Banda Aceh,
dalam STBM Gunung Kidul, Bantul,
2. Diseminasi pembelajaran terbaik bagi Kab/Kota yang diharapkan dapat Sleman, Kota Yogyakarta,
mendorong replikasi untuk keberhasilan untuk implementasi STBM Sumbawa Barat, Alor,
3. Diharapkan melahirkan inovasi untuk percepatan capaian universal akses Kupang, Lamongan,
2019 maupun SDGs 2030 Kulonprogo, & Pringsewu.
PERSENTASE DESA/KELURAHAN YANG MELAKSANAKAN
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT TAHUN 2018

Sumber: Profil Kesehatan Indonesia, 2018


Inovasi Pusat mulai tahun 2018
Desain Jenis Penghargaan
2018 :
Sertifikat/Piagam diberikan kepada Provinsi dan Kab./Kota yang telah
memenuhi 100% PILAR 1 sampai dengan PILAR 5.
• Penghargaan berjenjang diberikan secara bertahap untuk katagori :
1. STBM Eka Pratama (memenuhi 1 pilar STBM)
2. STBM Dwi Pratama (memenuhi 2 pilar STBM)
3. STBM Eka Madya (memenuhi 3 pilar STBM)
4. STBM Dwi Madya (memenuhi 4 pilar STBM)
5. STBM Utama (memenuhi 5 pilar STBM)

2019 :
+ 3 Inovasi terbaik dalam Pencapaian 5 Pilar STBM
+ Sanitarian Puskesmas terbaik bagi Kab/Kota ODF

2020 :
+ Kades – Kader Terbaik dari Kab/Kota ODF dengan 5 Pilar
+ Private Sector terbaik
PERMEN LHK Nomor: P.56/MenLHK/ Sekjen/2015
Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah B3 dari FASYANKES PP No. 47 tahun 2016 tentang
Fasyankes :
• Mengatur Terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Meliputi: Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 terdiri atas:
a. Pusat Kesehatan Masyarakat;
1. Tempat praktik mandiri Tenaga Kesehatan;
b. Klinik Pelayanan Kesehatan Atau Sejenis; 2. Pusat kesehatan masyarakat;
Dan
3. Klinik;
c. Rumah Sakit 4. Rumah Sakit;
5. Apotek;
• Limbah B3 Yang Diatur Meliputi Limbah: Dengan 6. Unit Transfusi Darah;
Karakteristik Infeksius; Benda Tajam, Patologis, 7. Laboratorium Kesehatan;
Bahan Kimia Kedaluwarsa, Tumpahan, Atau Sisa 8. Optikal;
Kemasan, Radioaktif, Farmasi, Sitotoksik, Peralatan 9. Fasilitas Pelayanan Kedokteran untuk
Medis Yang Memiliki Kandungan Logam Berat kepentingan hukum; dan
Tinggi; Dan Tabung Gas Atau Kontainer
10. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional.
Bertekanan.
100,00
120,00

20,00
40,00
60,00
80,00

0,00
96,86
79,07
70,67
66,22
57,69
54,32
50,00
50,00
49,15
43,86
43,14
37,39
35,29
33,70
33,33
32,41
27,27
25,64
21,88
20,45
12,50
11,54
10,34
10,05
8,33
LIMBAH MEDIS TAHUN 2018

8,00
7,53
7,14
6,00
5,71
4,55
PRESENTASE RS YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN

4,35
2,22
1,59
0,00
Sesuai dengan PermenLHK No. P56 tahun 2015 tentang
KONDISI SAAT INI Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah
B3 dari FASYANKES

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASYANKES


Penghasil

 Memilah : RS A
DENGAN INSENERATOR
BERIZIN KLHK
- Limbah Domestik
- Limbah Medis Penghasil PENGOLAH
 Limbah Infeksius LIMBAH MEDIS
SWASTA DENGAN
Puskesmas
Patologis INSENERATOR ABU
BERIZIN KLHK
 Limbah Tajam LIMBAH
Landfill
 Limbah Penghasil MEDIS
Limbah B3
Fasyankes
Plastik/Kaca Klinik
Sesuai dengan PermenLHK No. P56 tahun 2015 tentang
KONDISI SAAT INI Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah
B3 dari FASYANKES

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASYANKES


Penghasil
RS B
 Memilah : Tanpa
Insenerator
- Limbah Domestik
- Limbah Medis Penghasil PENGOLAH
 Limbah Infeksius LIMBAH
LIMBAH MEDIS
SWASTA DENGAN
Puskesmas
Patologis MEDIS INSENERATOR ABU
BERIZIN KLHK
 Limbah Tajam Landfill
 Limbah Penghasil Limbah B3
Fasyankes
Plastik/Kaca Klinik
MODEL TRANSISI KAB/ KOTA/ PROV

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASYANKES BERBASIS WILAYAH


TPS Penghasil
RECYCLE PENGUMPUL
 Minimalisir Limbah Medis
 Memilah : - Limbah Plastik RS A BIJIH
- Limbah Tajam PLASTIK RS RUJUKAN /
- Limbah Patologis RS WILAYAH
HASIL NON
 Limbah Plastik : Non insenerasi YANG
 Recycle
INSENERASI
Penghasil MEMPUNYAI
 Limbah Infeksius Patologis COLD STORAGE
LIMBAH DAN
 kirim ke RS yang memiliki Puskesmas INFEKSIUS INSENERATOR ABU
Insenerator berizin menerima dari
Fasyankes lain
PATOLOGIS BERIZIN
Atau MENERIMA Pihak ke-3
 Pihak ke 3 dengan insenerator DARI FASYANKES
berizin
Penghasil Landfill
LAIN
Limbah B3
 Limbah Tajam : Non insenerasi Klinik SISA LIMBAH Fasyankes
 Limbah Non B3 TAJAM HASIL
NON
INSENERASI
MODEL IDEAL KAB/ KOTA/ PROVINSI

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASYANKES BERBASIS WILAYAH


TPS Penghasil
RECYCLE PENGUMPUL
 Minimalisir Limbah Medis
 Memilah : - Limbah Plastik RS A BIJIH
- Limbah Tajam PLASTIK
- Limbah Patologis
HASIL NON Pengolah Limbah
 Limbah Plastik : Non insenerasi
 Recycle INSENERASI Medis dengan
Penghasil Insenerator
 Limbah Infeksius Patologis LIMBAH (Swasta/BUMD/UPT)
 kirim ke RS yang memiliki Puskesmas yang
INFEKSIUS
Insenerator berizin menerima dari mempunyai izin ABU
Fasyankes lain PATOLOGIS
dari KLHK
Atau
 Pihak ke 3 dengan insenerator
berizin
Penghasil Landfill
Limbah B3
 Limbah Tajam : Non insenerasi Klinik SISA LIMBAH Fasyankes
 Limbah Non B3 TAJAM HASIL
NON
INSENERASI
KEGIATAN PENYELENGGARAAN PASAR SEHAT
TAHUN 2008 - 2025 Th 2025
IKL = 9000
Th 2024 Pasar
IKL = 8000 Intervensi =
850 Pasar
Dilakukan Pelatihan Th 2023 Pasar
PHAST, Radioland & IKL = 7000 Intervensi =
Pasar 750 Pasar
Pembersihan Pasar Th 2022
(dgn pemberian alat) IKL = 6000 Intervensi =
Th 2021 Pasar 650 Pasar
Th 2020 IKL = 5000 Intervensi =
Th 2019 IKL = 4000 Pasar 550 Pasar
Th 2018 IKL = 3000 Pasar Intervensi =
Th 2017 IKL = 2000 Pasar Intervensi = 450 Pasar
IKL = 1000 Pasar Intervensi = 350 Pasar
Th 2016
Th 2014-2015 - Monev Pasar Intervensi = 250 Pasar
Th 2008-2011 Pilot Project Pasar Sehat Intervensi = 150 Pasar
Pilot Project Kemenkes oleh Kemenkes50 Pasar
WHO di 3 Regional di 13 Lokasi
di 10 Lokasi Kota Bitung, Pilot Project
Kota Probolinggo, Sebelumnya.
Kab. Tj Jabung
Barat - di 10 Provinsi Roadmap Nasional Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan
untuk Radioland di Pasar Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
dan Alat
Pembersih Pasar
KEGIATAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN
LINGKUNGAN DI SEKOLAH dan PESANTREN

ORIENTASI
INTERNAL
TFU
PELAKSANAAN Kegiatan
TAHUN 2018 dilanjutkan
PESERTA
Dilaksanakan di 32 Provinsi pada Tahun
- Sanitarian dengan jumlah sekolah 2019
- Pengelola Sekolah/ sebanyak 506 sekolah (273
Pesantren SD, 165 SMP, 21 MI, 47
MTs)  Data sekolah yang
masuk baru dari 20 Provinsi
TUJUAN
- Meningkatkan kapasitas
Sanitarian dalam melakukan
IKL Sekolah/ Pesantren
- Melatih pengelola
sekolah/Pesantren dalam
menilai kondisi kesling
secara mandiri
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA PENYELENGGARA
TATANAN KAWASAN SEHAT TAHUN 2018

Sumber: Profil Kesehatan Indonesia, 2018


Data Kab/Kota yg Menyelenggarakan KKS Tahun 2005-2018

156 Kab/Kota yg
belum
menyelenggarakan

358 Kab/Kota yg sudah


menyelenggarakan
PENGHARGAAN SWASTI SABA KKS TAHUN 2005 - 2017

8 Provinsi yg Belum
Dapat Sw asti Saba

26 Provinsi yg Sudah
Dapat Sw asti Saba
SINKRONISASI KKS DENGAN INDIKATOR SPM KAB/KOTA
INDIKATOR SPM
TATANAN DALAM KAB/KOTA SEHAT: KAB/KOTA
1.Kawasan permukiman, sarana dan
prasarana umum 1. KESEHATAN
2.Kawasan sarana lalu lintas tertib 2. PENDIDIKAN
dan pelayanan transportasi
3.Kawasan pertambangan sehat
3. PEKERJAAN UMUM
4.Kawasan hutan sehat 4. PERUMAHAN
5.Kawasan industri dan perkantoran RAKYAT
sehat
6.Kawasan pariwisata sehat 5. SOSIAL
7.Ketahanan pangan dan gizi 6. KETENTRAMAN ,
8.Kehidupan masyarakat sehat yang
KETERTIBAN UMUM
mandiri
9.Kehidupan sosial yang sehat
DAN
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
DAERAH
SINKRONISASI KKS, GERMAS DAN SPM KAB/KOTA BIDANG KESEHATAN
INDIKATOR GERMAS
TATANAN DALAM KAB/KOTA SEHAT: INDIKATOR SPM KESEHATAN
1. Peningkatan Edukasi Hidup KAB/ KOTA
1.Kawasan permukiman, sarana dan Sehat
prasarana umum 1. Yankes Ibu Hamil
2.Kawasan sarana lalu lintas tertib 2. Peningkatan Kualitas 2. Yankes Ibu Bersalin
dan pelayanan transportasi Lingkungan
3. Yankes Bayi baru lahir
3.Kawasan pertambangan sehat
4.Kawasan hutan sehat 3. Peningkatan Pencegahan 4. Yankes Balita
dan Deteksi Dini Penyakit 5. Yankes pd usia pendidikan
5.Kawasan industri dan perkantoran
sehat dasar
6.Kawasan pariwisata sehat 4. Penyediaan Pangan Sehat 6. Yankes pd usia produktif
dan Percepatan Perbaikan
7.Ketahanan pangan dan gizi 7. Yankes pd usia lanjut
Gizi
8.Kehidupan masyarakat sehat yang 8. Yankes penderita hipertensi
mandiri 5. Peningkatan Perilaku Hidup 9. Yankes penderita DM
9.Kehidupan sosial yang sehat Sehat
10.Yankes pd ODGJ berat
6. Peningkatan Aktivitas Fisik 11.Yankes pd orang terduga TBC
12.Yankes pd penderita HIV
Keterkaitan Kabupaten/Kota Sehat dengan Penghargaan Lainnya

 Penghargaan Rastra  ADIPURA


 Penghargaan  KOTAKU
Pemberdayaan Ekonomi  Pasar Sehat
 STBM Award
Produktif Masy. Miskin
 LBS
 ADIWIYATA
 Lomba Sekolah
Sehat

Kota Layak
Anak
 Wahana Tata
Nugraha
 Indonesia Road
Safety Award
(IRSA)

Adhikarya Pangan
Nusantara (APN Penghargaan
Industri Hijau

Yokkata Indonesia
Tourism Award
 ADIPURA
 Penghargaan Rastra
 KOTAKU
 Penghargaan
Pemberdayaan Ekonomi  Pasar Sehat
Produktif Masy. Miskin
 STBM Award

 ADIWIYATA

 LBS
 Kota Layak Anak
 Lomba Sekolah
Sehat
 Kawasan Tanpa Rokok
 Wahana Tata
Nugraha
 Eliminasi Malaria
 Indonesia Road
Safety Award
Adhikarya Pangan (IRSA)
Nusantara (APN Yokkata Indonesia
Tourism Award
PROGRAM INDONESIA
SEHAT dengan
PENDEKATAN KELUARGA
(PIS-PK)

DESA/KELURAHAN
SEHAT KECAMATAN KABUPATEN/ PROVINSI INDONESIA
SEHAT KOTA SEHAT SEHAT SEHAT
KELUARGA SEHAT

STBM
GERAKAN MASYARAKAT
HIDUP SEHAT (GERMAS)
48
Kegiatan Dekonsentrasi Kesling Tahun 2019 (1)
Waktu Peserta/Pihak yang
No Alokasi Nama Kegiatan Pelaksanaan Terlibat

1 34 Propinsi Pertemuan koordinasi dan evaluasi bagi tenaga Maret-November Penanggung jawab
STBM dan Penanggung Jawab 365 Kabupaten di 33 2019 kesling Dinkes
propinsi Kab/kota dan faskab
kab/kota

2 33 Propinsi (kecuali Monev tenaga STBM Provinsi ke daerah sasaran 365 Maret – sda
DKI) Kab PAMSIMAS November 2019

3 34 Propinsi Monev percepatan capaian desa ODF Jan – Des 2019 sda

4 34 Propinsi Orientasi teknis petugas dalam pengawasan kualitas Maret- Agustus Pengelola kesling
air minum dan STBM 2019 dinkes Kab/kota dan
sanitarian puskesmas

5 34 Provinsi Implementasi Lima Pilar STBM April sd Dinkes Kab/Kota,


(60 kabupaten kota) September 2019 Puskesmas, Dinas
Pemberdayaan, PKK,
TNI, Tim Teknis PKTD
(Padat Karya Tunai
Desa)
Kegiatan Dekonsentrasi Kesling Tahun 2019 (2)
No Alokasi Nama Kegiatan Waktu Pelaksanaan Peserta/Pihak yang Terlibat

6 18 Provinsi Orientasi KLB Keracunan Maret - November 1. Petugas Kesling Dinkes Provinsi
Pangan dan Kabupaten/ Kota
2. Petugas surveillance Dinkes
Provinsi dan Kabupaten/ Kota
3. TGC Kab/ Kota

7 4 Provinsi (DKI Orientasi Penyehatan Maret - November 1. Petugas kesehatan lingkungan


Jakarta, Jawa Barat, HSP dan Gerakan Dinkes Prov, Kab/ kota dan
Jawa Tengah, Jawa Stikerisasi di Terminal Puskesmas
Timur) Darat Kelas A 2. Petugas BPTD, Dishub Provinsi,
Koordinator Pelayanan satuan
Terminal dan Kepala Terminal

8 34 Provinsi Orientasi Limbah Medis Mei s/d September 1. Rumah Sakit Pemerintah di
Fasyankes 2019 daerah/ TNI dan Polri
2. Puskesmas dan fasyankes lain
3. Dinkes Kab/Kota
4. RS/ Klinik/ LaboratoriumSwasta
(swadana)
Kegiatan Dekonsentrasi TTU dan KKS Tahun 2019
No Alokasi Nama Kegiatan Waktu Pelaksanaan Peserta/Pihak yang
Terlibat

9 34 Provinsi Orientasi Pengawasan Maret - November 1. Petugas Kesling Dinkes


Internal TFU (SD, SMP Provinsi dan
dan Pesantren) Kabupaten/ Kota,
Sanitarian Puskesmas
2. Guru SD, SMP
3. Pesantren

10 34 Provinsi Penguatan KKS Maret - April Lintas Sektor dan Lintas


Program Terkait

11 34 Propinsi Implementasi Pasar April - Juni Pedagang dan Pengelola


Sehat Pasar, Petugas Kesehatan
Lingkungan Puskesmas
RENCANA SURVEILANS PKAM

Pengembangan Surveilans Kualitas Air Minum untuk Mencapai SDGs Tujuan 6.1

TUJUAN
• Untuk mendapatkan data rutin kualitas air minum aman yang dapat mewakili seluruh Provinsi di Indonesia
dengan menggunakan Blok Sensus BPS yang dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan Lingkungan di Dinas
Kesehatan/Puskesmas.
• Menggunakan Water Tes Kit

Hasil Pertemuan dengan lintas program, lintas sektor, Akademisi, Mitra :


• Persentase capaian kualitas air minum setiap tingkatan tangga air minum (Ladder SDGs Air Minum) setiap
tahun mulai dari tahun 2020 – 2030
• Penentuan parameter untuk monitoring terintegrasi dengan SUSENAS mulai 2020 adalah:
A. Parameter Fisik : Warna, TDS, kekeruhan, suhu
B. Parameter Bakteriologi : E. Coli dan Total Bakteri Coliform
C. Parameter Kimia : Nitrat, Besi, Mangan, Aluminium, CaCO3, sisa klor (PDAM)
• Perlu PKS dengan BPS untuk penggunaan Blok Sensus Tahun 2020 dst terkait Pemeriksaan Kualitas Air
Minum.
Arah Kebijakan 2020 -2024
Sustainable Development Goals (SDG)

54
6.1 Implementasi
Air Minum
6.2
6.6 Sanitasi 6.A
Ekosistem dan Kemitraan multi
Higiene sektor

Goal 6
6.5 6.3 6.B
Pengelolaan Kualitas Partisipasi
Sumber Air Lokal/Daerah
Air
6.4
Efisisensi
Penggunaan Air
“No one left behind”
STRATEGI PENCAPAIAN SDGs 2030

• Penguatan Provinsi dan kab/kota dalam Implementasi 5 Pilar STBM di


kabupaten/kota
• Mendorong pengaktifan Pokja AMPL sehingga kebijakan terkait STBM & PKAM lebih
terintegrasi dan pemanfaatan pembiayaan untuk air minum dan sanitasi bisa lebih
bersinergi dan maksimal
• Mendorong Pemda wajib mengalokasikan anggaran untuk penyediaan SDM tenaga
Kesling di Puskesmas
• Mendorong Pemerintah daerah dalam pengelolaan limbah medis berbasis wilayah
• Pemda menyelenggarakan/mengoptimalkan fungsi Laboratorium dan peralatan
Kesling Kit/Sanitarian Kit
• Memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten yang
berhasil dalam penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan (KKS, STBM Award, dll)
USULAN RENSTRA 2020 - 2024
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Program/kegiatan/output Prioritas Indikator RPJMN 2020-2024 Target RPJMN 2020-2024
Nasional/ 2020 2021 2022 2023 2024
Prioritas KL
Program Pembinaan Kesehatan Prioritas Persentase persalinan di fasilitas 87 89 91 93 95
Masyarakat Nasional pelayanan kesehatan (PF)

Persentase kabupaten/kota yang 30 40 50 60 80


menyelenggarakan surveillans
dan intervensi gizi

Persentase desa/kelurahan Stop 40 50 60 70 80


Buang air besar Sembarangan
(SBS)
Persentase kabupaten/kota yang 30 35 40 45 50
menerapkan kebijakan GERMAS
PENYEHATAN LINGKUNGAN
Program/kegiatan/output Prioritas Indikator RPJMN Target RPJMN 2020-2024
Nasional/ 2020-2024 2020 2021 2022 2023 2024
Prioritas KL
Penyehatan Lingkungan Prioritas Persentase desa/kelurahan Stop Buang air 40 50 60 70 80
Nasional besar Sembarangan (SBS)
Persentase kabupaten/kota sehat 20 40 60 80 100
Pengawasan kualitas air minum Prioritas Persentase kabupaten/kota melaksanakan 60 64 68 72 76
Nasional pengawasan kualitas air
minum sesuai standar
Fasyankes yang melakukan pengelolaan Prioritas Persentase fasyankes yang melakukan 51 66 81 95 100
limbah medis sesuai standar Nasional pengelolaan limbah medis sesuai standar

Kabupaten/kota yang melaksanakan Prioritas KL Persentase kabupaten/kota yang memenuhi 10 20 30 40 50


kualitas kesehatan lingkungan kualitas kesehatan lingkungan
Tempat pengelolaan pangan (TPP) yang Prioritas KL Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP) 38 44 50 56 62
memenuhi syarat kesehatan yang memenuhi syarat kesehatan
Pengawasan pasar sehat yang Prioritas KL Pengawasan pasar sehat yang memenuhi 2500 3000 3500 4000 4500
memenuhi syarat kesehatan syarat kesehatan
Tempat fasilitas umum (TFU) yang Prioritas KL Persentase tempat fasilitas umum (TFU) yang 60 62 64 68 70
memenuh syarat kesehatan memenuh syarat kesehatan
Layanan sarana dan prasarana internal Prioritas KL Layanan sarana dan prasarana internal 1 1 1 1 1
Jumlah layanan dukungan manajemen Prioritas KL Jumlah layanan dukungan manajemen satker 1 1 1 1 1
satker
Jumlah layanan perkantoran Prioritas KL Jumlah layanan perkantoran 1 1 1 1 1
PENYEHATAN LINGKUNGAN (1)
Prioritas
Program/kegiatan/ Nasional/ Indikator RPJMN
Definisi Operasional
output Prioritas 2020-2024
KL
Penyehatan Prioritas Persentase desa/kelurahan Desa/kelurahan yang seluruh penduduknya tidak lagi melakukan praktek buang air besar
Lingkungan Nasional Stop Buang air besar sembarangan dibuktikan melalui proses verifikasi
Sembarangan (SBS)
Persentase kabupaten/kota Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pendekatan Kabupaten/Kota Sehat dibuktikan
sehat dengan mengikuti verifikasi tingkat provinsi pada tahun genap dan verifikasi pusat pada
tahun ganjil (minimal dalam
5 tahun terakhir)
Pengawasan Prioritas Persentase kabupaten/kota Pengawasan kualitas air minum adalah penyelenggara air minum yang diawasi kualitas
kualitas air minum Nasional melaksanakan pengawasan hasil produksinya secara eksternal oleh Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan
kualitas air KKP yang dibuktikan dengan pengujian kualitas air.
minum sesuai standar Penyelenggara air minum adalah:
1. PDAM/BPAM/PT yang terdaftar di Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia
(Perpamsi)
2. Sarana air minum komunal bukan jaringan perpipaan (sumur gali, SPT, PAH, Terminal
air
3. Depot air minum
Fasyankes yang Prioritas Persentase fasyankes yang RS yang telah melakukan pemilahan, memiliki TPS B3 dan mengolah limbah secara
melakukan Nasional melakukan pengelolaan mandiri dan atau bekerjasama dengan pihak berijin
pengelolaan limbah limbah medis sesuai standar Puskesmas yang telah melakukan pemilahan, memiliki TPS B3 dan mengolah limbah
medis sesuai secara mandiri dan atau bekerjasama dengan pihak berijin
standar Fasyankes yang dimaksud adalah RS dan Puskesmas di seluruh Indonesia
PENYEHATAN LINGKUNGAN (2)
Prioritas
Indikator RPJMN
Program/kegiatan/output Nasional/ Definisi Operasional
2020-2024
Prioritas KL
Kabupaten/kota yang Prioritas KL Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan adalah
melaksanakan kualitas kabupaten/kota yang Kabupaten/Kota yang memiliki Puskesmas yang telah melaksanakan:
kesehatan lingkungan memenuhi kualitas 1. IKL TFU Minimal 50% dan dilakuakn pemantauan kualitas udara dalam ruang
kesehatan lingkungan 2. Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) Memenuhi syarat minimal 50%
3. Pengawasan kualitas air minum minimal 50%
4. Pengawasan limbah medis di fasyankes sesuai standar minimal 50%
Tempat pengelolaan Prioritas KL Persentase tempat TPP yang memenuhi syarat kesehatan adalah TPP yang dilaksanaan pengawasan
pangan (TPP) yang pengelolaan pangan (TPP) melalui inspeksi Kesehatan Lingkungan dan pemeriksaan uji fisik oleh Puskesmas
memenuhi syarat yang memenuhi syarat dan KKP pada TPP yang terdaftar minimal 1 kali dalam kurun waktu 1 tahun.
kesehatan kesehatan TPP adalah Rumah Makan/Restoran/Jasaboga/Sentra Pangan Jajanan, Depot Air
Minum
Pengawasan pasar sehat Prioritas KL Pengawasan pasar sehat Pasar yang dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan minimal 1 kali dalam kurun
yang memenuhi syarat yang memenuhi syarat waktu 1 tahun. Pasar adalah Pasar rakyat yang telah direvitalisasi.
kesehatan kesehatan
Tempat fasilitas umum Prioritas KL Persentase tempat fasilitas Persentase Kabupaten/Kota yang melaporkan hasil pengawasan TFU sesuai standar
(TFU) yang memenuh umum (TFU) yang dengan cara melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan terhadap minimal 80% TFU
syarat kesehatan memenuh syarat yang terdaftar minimal 1 kali dalam kurun waktu 1 tahun. TFU adalah sarana
kesehatan pendidikan SD, SMP, dan sederajat serta Puskesmas
Layanan sarana dan Prioritas KL Layanan sarana dan Jumlah Layanan Sarana dan Prasarana Internal
prasarana internal prasarana internal
Jumlah layanan dukungan Prioritas KL Jumlah layanan dukungan Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Satker
manajemen satker manajemen satker
Jumlah layanan Prioritas KL Jumlah layanan Jumlah Layanan Perkantoran
perkantoran perkantoran

Anda mungkin juga menyukai