Anda di halaman 1dari 39

STBM STUNTING

Oleh :
Ferdinandus Mada, SKM
MENGAPA PENTING STBM
SANITASI DIBUTUKAN DALAM SETIAP
SIKLUS KEHIDUPAN
PENDEKATAN KELUARGA
& “LIFE CYCLE”

BERKESINAMBUNGAN & THD SELURUH TAHAPAN


SIKLUS HIDUP MANUSIA
ARI
E MA S (1.000 H
SI
GENERA HIDUPAN)
KE

3
PELAYANAN
UNTUK ORANG SEHAT
ATAU SAKIT
MENGELUH SAKIT
(30%)
SELFCARE (42%) YANKES (58%)

FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN
MENJAGA TETAP SEHAT dan PUSKESMAS FKTPLAIN
DITINGKATKAN
DERAJAT KESEHATANNYA
RUMAH SAKIT

MUTU
PELAYANAN
PARADIGMA SEHAT
ANUNG untuk RAKONTEK KESMAS NTT 2017

4
Issue Air dan Sanitasi
Issue Kesehatan Lingkungan
Issue Keamanan Pangan

Issue Pencemaran
Issue Pencemaran udara, limbah dan
udara, Tanah dan
radiasi & Kedaruratan Lingkungan
Kawasan
Penyakit terkait Air, Sanitasi & Higiene, antara
lain :

Diare Kecacingan Tifus

Demam
Penumonia Kaki Gajah
Berdarah
LANDASAN
PERCEPATAN SANITASI
MELALUI STBM
Dasar :
PERATURAN PRESIDEN NO 185 TAHUN 2014
TGL 22 DESEMBER 2014 TTG PERCEPATAN PENYEDIAAN
AIR MINUM DAN SANITASI
Universal Access Air Minum dan Sanitasi 2019

100% Akses air minum

0 % Daerah Kumuh

100 % Layanan Sanitasi


9
KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN
TENTANG STBM

Kepmenkes No. 852 Permenkes No. 3


Tahun 2008 Tahun 2014
• Keputusan yang • Peraturan yang
sifatnya sementara sifatnya mengatur
dalam rangka dan jangka waktu
mencapai target tidak mengikat
MDGs 2015
KABUPATEN FLORES TIMUR

PERDA NOMOR : 10 TAHUN 2017

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


KABUPATEN FLORES TIMUR TAHUN 2017 - 2022
FLORES TIMUR SEJAHTERA DALAM BINGKAI DESA
VISI
MEMBANGUN KOTA MENATA
MISI SELAMATKAN ORANG MUDA FLORES TIMUR

PERBUB NO. 68 TAHUN 2016


TTG PENYELENGGARAAN STBM
HUBUNGAN SANITASI DAN STUNTING
• Hubungan positif antara penyediaan air minum, perbaikan
sanitasi, dan/atau hygiene berbanding lurus dengan
pertumbuhan fisik telah dilaporkan oleh beberapa penelitian
bukan melalui percobaan. (Esrey, 1992; Esrey, 1996; Checkley et al., 2004;
Merchant et al., 2003; Fenn et al., 2012; Ngure et al., 2012)

• Antara 17 - 27% risiko stunting berkurang dengan adanya


perbaikan air minum dan sanitasi
• Keluarga mempunyai akses jamban dikaitkan dengan keluarga
yang melakukan BABS mengurangi kemungkinan stunting sebesar
23-44% pada anak-anak usia 6-23 bulan. Air minum saja tidak
dikaitkan dengan stunting tetapi terjadi hubungan perilaku
hygiene dan stunting pada keluarga yang akses terhadap sarana
jamban atau air perpipaan (Household sanitation and personal hygiene practices are
associated with child stunting in rural India; Rah, Cronin, Badgaiyan, Aguayo, Coates, Ahmed; BMJ
Open (in press)
Hubungan Sanitasi dengan Stunting

Sanitasi Tidak
Layak

*Gizi Buruk
*Stunting

*Diare
*Sistem Pencernaan Rusak

PHBS *Gizi tidak terserap dengan baik


PENGARUH SANITASI TEHADAP GIZI

SANITASI YANG BAIK SANITASI YANG BURUK

BBLN BBLR

GIZI NORMAL GIZI BURUK

TB NORMAL
TB KURANG
USIA SEKOLAH (ANAK KELAS EMPAT SEKOLAH DASAR
DENGAN TINGGI BADAN BERBEDA)
PERKEMBANGAN SEL OTAK
HASIL DARI MENANG BODY - OTAK KECIL
BAGAIMANA CARA
MENCEGAH STUNTING
STUNTING
bukan hanya
karena
kurang makan
3 KOMPONEN CEGAH STUNTING
Apa itu STBM ?
Tanpa Subsidi,

STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


Masyarakat sebagai
) adalah pendekatan untuk mengubah pemimpin,

perilaku higienis dan saniter melalui

pemberdayaan masyarakat dengan cara Tidak menggurui/memaksa

pemicuan.

Totalitas seluruh
komponen
Kerangka Pikir STBM 12 INDIKATOR KELUARGA
SEHAT
Outcome: Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit
berbasis lingkungan yang berkaitan dgn sanitasi dan perilaku
melalui penciptaan kondisi sanitasi total

Output: Meningkatnya pembangunan sanitasi higiene


melalui peningkatan demand & supply

Pilar 1: Pilar 3:
Pilar 5:
Pilar 2: PAM-RT Pilar 4:
Stop Pengelol
CTPS (Pengelola
Pengelol
BABS an Air aan
(Cuci aan
(Buang Minum Limbah
Tangan Sampah
Air Besar dan
Cair
Pakai Makanan Rumah
Sembara Rumah
Sabun) Rumah
Tangga
ngan) Tangga) Tangga

Komponen Dasar STBM:


1. Perubahan Perilaku
2. Peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan
3. Pengelolaan berbasis masyarakat yang berkelanjutan
4. Dukungan institusi kepada masyarakat (enabling
23
environment)
7
KEWENANGAN PEMERINTAH DESA
DALAM PEMBANGUNAN AIR MINUM
DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT
Kewenangan Desa (UU 6/2014) :
Pasal 18 : Bidang-bidang kewenangan :
1. Penyelenggaraan pemerintahan Desa.
2. Pelaksanaan pembangunan.
3. Pembinaan Kemasyarakatan.
4. Pemberdayaan masyarakat desa.

Pasal 19 kewenangan desa meliputi :


5. Kewenangan berdasarkan Hak asal usul.
6. Kewenangan Lokal skala desa.
7. Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah pusat,
provinsi, kabupaten/kota.
8. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah
pusat, provinsi, kabupaten/kota sesuai peraturan
perundang-undangan.
Yang dimaksud dengan “kewenangan lokal berskala Desa” adalah kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah
dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang
muncul karena perkembangan Desa dan prakasa masyarakat Desa, antara lain
(dalam PP 47/2015 disebut paling sedikit terdiri atas) :
1. Pengelolaan tambatan perahu,
2. Pengelolaan pasar Desa,
3. Pengelolaan tempat pemandian umum,
4. Pengelolaan saluran irigasi,
5. Pengelolaan sanitasi lingkungan,
6. Pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos pelayanan
terpadu,
7. Pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar,
8. Pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan,
9. Pengelolaan embung Desa, Pengelolaan air minum berskala desa, dan
10. Pembuatan jalan Desa antarpermukiman ke wilayah pertanian (PP 47/15
Pasal 34).
PERMENDES NO 16 TAHUN 2018
Pasal 6
1) Peningkatan pelayanan publik ditingkat Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (3), yang diwujudkan dalam upaya peningkatan
gizi masyarakat serta pencegahan anak kerdil (stunting)
2) Kegiatan pelayanan gizi dan pencegahan anak kerdil (stunting)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. penyediaan air bersih dan sanitasi;
b. pemberian makanan tambahan dan bergizi untuk balita;
c. pelatihan pemantauan perkembangan kesehatan ibu hamil atau ibu menyusui;
d. bantuan posyandu untuk mendukung kegiatan pemeriksaan berkala kesehatan ibu
hamil atau ibu menyusui;
e. pengembangan apotik hidup desa dan produk hotikultura untuk memenuhi
kebutuhan gizi ibu hamil atau ibu menyusui;
f. pengembangan ketahanan pangan di Desa;
g. kegiatan penanganan kualitas hidup lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa
dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
Pembuangan Tinja / Jamban
Pembuangan tinja / Jamban yang
memenuhi syarat kesehatan :
• Tidak mengkontaminasi badan air
• Menjaga agar tidak kontak antara
manusia dan tinja.
• Membuang tinja manusia yang aman
sehingga tidak dihinggapi lalat atau
serangga vektor lainnya termasuk
binatang.
• Menjaga buangan tidak menimbulkan
bau
• Konstruksi dudukan jamban dibuat
dengan baik dan aman bagi pengguna 
04 | Pengenalan Produk Dan Proses Instalasi / Produksi

KONSTRUKSI JAMBAN
JAMBAN SEHAT TERDIRI DARI 3 BAGIAN
1. CLOSET
2. SEPTIC TANK VENTILASI
3. RESAPAN

KEDAP AIR

31
Modul Pelatihan Wirausaha Sanitasi
04 | Pengenalan Produk Dan Proses Instalasi / Produksi

KONSTRUKSI JAMBAN (Bagian Septic Tank)


Septic tank model silinder cor langsung tanpa sambungan

BAGIAN DALAM

32
Modul Pelatihan Wirausaha Sanitasi
04 | Pengenalan Produk Dan Proses Instalasi / Produksi

TEKNIK PRODUKSI JAMBAN SEHAT

33
Modul Pelatihan Wirausaha Sanitasi
04 | Pengenalan Produk Dan Proses Instalasi / Produksi

TEKNIK PRODUKSI JAMBAN SEHAT

34
Modul Pelatihan Wirausaha Sanitasi
04 | Pengenalan Produk Dan Proses Instalasi / Produksi

TEKNIK PRODUKSI JAMBAN SEHAT

35
Modul Pelatihan Wirausaha Sanitasi
04 | Pengenalan Produk Dan Proses Instalasi / Produksi

TEKNIK PRODUKSI JAMBAN SEHAT

36
Modul Pelatihan Wirausaha Sanitasi
04 | Pengenalan Produk Dan Proses Instalasi / Produksi

TEKNIK PRODUKSI JAMBAN SEHAT

37
Modul Pelatihan Wirausaha Sanitasi
04 | Pengenalan Produk Dan Proses Instalasi / Produksi

TEKNIK PRODUKSI JAMBAN SEHAT

38
Modul Pelatihan Wirausaha Sanitasi
S A L A M S E H AT

TERIMA KASIH

ANUNG untuk RAKONTEK KESMAS NTT


39
2017

Anda mungkin juga menyukai