Anda di halaman 1dari 36

MI 2.

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DALAM


PENANGGULANGAN
KLB KERACUNAN PANGAN
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN
DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT
Langkah PE KLB KP
• Penyelidikan Awal KLB Keracunan Pangan
• Epidemiologi Deskriptif KLB Keracunan Pangan
• Menetapkan Dugaan Etiologi KLB Keracunan Pangan
• Menentukan Tempat KLB Keracunan Pangan
• Menentukan Pangan Penyebab KLB Keracunan Pangan
• Merumuskan Rekomendasi Pencegahan Meluasnya KLB KP
• Melakukan Diseminasi Hasil Penyelidikan KLB Keracunan Pangan
Langkah PE KLB KP
• Penyelidikan Awal KLB Keracunan Pangan
• Epidemiologi Deskriptif KLB Keracunan Pangan
• Menetapkan Dugaan Etiologi KLB Keracunan Pangan
• Menentukan Tempat KLB Keracunan Pangan
• Menentukan Pangan Penyebab KLB Keracunan Pangan
• Merumuskan Rekomendasi Pencegahan Meluasnya KLB KP
• Melakukan Diseminasi Hasil Penyelidikan KLB Keracunan Pangan
Penyelidikan Awal KLB Keracunan Pangan
• Menerima informasi adanya indikasi KLB Keracunan Pangan
• Penyelidikan awal
• Menetapkan adanya KLB Keracunan Pangan
• Persiapan sebelum ke lapangan
• Menentukan definisi operasional kasus, jenis data yang diperoleh,
kuesioner dan cara menemukan kasus
Laporan Kejadian Keracunan
“Pada hari Selasa tanggal 11 Juli 2017 diduga telah terjadi KLB Keracunan Pangan di SMA
Satu Sumatera Barat pada saat acara sarapan pagi Bersama. Menu sarapan pagi hari itu
adalah soto ayam . 4 orang sudah dipulangkan dari rumah sakit. Mereka umumnya
merasakan mual, muntah dan pusing”.

Menurut Anda, bagaimana besar masalah KLB tersebut ?


 apa saja gejala yang banyak terjadi diantara korban,
 kapan terjadinya
 berapa jumlah korban,
 siapa saja yang rentan atau mempunyai risiko keracunan dan
 bagaimana kemungkinan perkembangan kejadian tersebut
 apa agen penyebab keracunan
 apa pangan yang menjadi sumber keracunan
• Tujuan penyelidikan awal KLB adalah
memastikan dan melengkapi informasi yang
belum tuntas saat menerima laporan
pertama kali adanya indikasi KLB Keracunan
Pangan
Menetapkan adanya KLB Keracunan Pangan

Secara teknis penetapan KLB Keracunan Pangan dimulai dari


dugaan atau indikasi adanya KLB Keracunan Pangan,
Penetapan adanya KLB Keracunan Pangan sedapat mungkin
telah ditetapkan kurang dari 24 jam sejak informasi KLB
Keracunan Pangan diterima.
Menentukan DO Kasus, Jenis
1.Berdasarkan identifikasi Data yang Diperoleh,
kasus dapat dirumuskan Kuesioner dan Cara
Definisi Operasional Menemukan Kasus
Kasus (DOK) : apa,
dimana dan kapan Buat definisi operasional kasus
2.Contoh : Kasus adalah Menentukan data yang ingin direkam
tamu pada Pesta X (kapan (master tabel)
dan dimana) dengan Menentukan cara penemuan kasus
gejala mual atau muntah
(apa)”
Buat definisi operasional kasus
Contoh : “kasus” dapat Menentukan cara penemuan kasus
ditemukan di RS atau di Menentukan data yang ingin direkam
sekolah atau di rumah (master tabel)
1.Data (variabel yg
dibutuhkan ) Contoh :
identitas, tanggal berobat,
tanggal dan jam sakit,
gejala-tanda, uji Buat definisi operasional kasus
laboratorium, status Menentukan cara penemuan kasus
2.Menggunakan master tabel Menentukan data yang ingin
untuk mempermudah direkam (master tabel)
menginventarisir jawaban
Form Penyelidikan Epidemiologi KLB Keracunan Pangan
Langkah PE KLB KP
• Penyelidikan Awal KLB Keracunan Pangan
• Epidemiologi Deskriptif KLB Keracunan Pangan
• Menetapkan Dugaan Etiologi KLB Keracunan Pangan
• Menentukan Tempat KLB Keracunan Pangan
• Menentukan Pangan Penyebab KLB Keracunan Pangan
• Merumuskan Rekomendasi Pencegahan Meluasnya KLB KP
• Melakukan Diseminasi Hasil Penyelidikan KLB Keracunan Pangan
Laporan Kejadian Keracunan
“Pada hari Selasa tanggal 11 Juli 2017 diduga telah terjadi KLB Keracunan
Pangan di SMA Satu Sumatera Barat pada saat acara sarapan pagi Bersama.
Menu sarapan pagi hari itu adalah soto ayam . 4 orang sudah dipulangkan dari
rumah sakit. Mereka umumnya merasakan mual, muntah dan pusing”.
“Informasi tambahan, banyak siswa yang merasakan keluhan yang sama.
Sejumlah 49 orang mengalami gejala antara lain mual, muntah, pusing dan
diare. Sembilan belas orang diantaranya dirujuk ke Rumah Sakit Umum
Padang Panjang. Dari seluruh siswa yang dirujuk ke rumah sakit sudah
dikembalikan ke asrama sekitar pukul 15.00 WIB. Sekolah ini dilayani oleh 2
sumber katering”.
 Menurut Anda, bagaimana besar masalah KLB tersebut ?
 apa saja gejala yang banyak terjadi diantara korban,
 kapan terjadinya
 berapa jumlah korban,
 siapa saja yang rentan atau mempunyai risko keracunan dan
 bagaimana kemungkinan perkembangan kejadian tersebut
 apa agen penyebab keracunan
 apa makanan yang menjadi sumber keracunan
analisis
Besar Masalah KLB
?
Jawaban pertanyaan tersebut adalah melakukan analisis
epidemiologi deskriptif sesuai “karakteristik epidemiologi
menurut waktu, tempat dan orang” dan
menghubungkannya dengan kondisi tertentu sebagai
“faktor risiko seseorang menderita sakit keracunan”
Epidemiologi Deskriptif KLB Keracunan Pangan
• Analisis distribusi gejala korban.
• Analisis kurva histogram menurut waktu mulai sakit.
• Analisis epidemiologi deskriptif menurut karakteristik orang (jenis
kelamin, umur).
• Analisis epidemiologi deskriptif menurut tempat (tempat tinggal,
kelas).
• Analisis epidemiologi deskriptif menurut faktor risiko tertentu.
tampilan analisis

Epidemiologi
deskriptif
 Distribusi gejala
 kurva epidemi (grafik histogram)
 tabel dan grafik jumlah korban
 peta (spot map dan area map)
 Setiap analisis sesuai variabel dan ukuran
Epidemiologi
distribusi
Gejala
Dimanfaatkan untuk :

 Menentukan perkiraan etiologi KLB


 Menentukan beratnya sakit pada KLB
 Menentukan rencana tindakan pertolongan
Distribusi KLB Keracunan Pangan SMA Satu
Berdasarkan Gejala, 2017

Gejala Jumlah Kasus %


Mual 46 80,7
Pusing 36 63,2
Muntah 25 43,9
Sakit perut 11 19,3
Diare 3 5,3

 Distribusi gejala tersebut


mengindikasikan kejadian karena
bakteri staphylococcus aerus,
bukan karena Clostridium
perfringens
Distribusi KLB Keracunan Pangan SMA Satu
Berdasarkan Gejala, 2017

Gejala Jumlah Kasus %


Mual 46 80,7
Pusing 36 63,2
Muntah 25 43,9
Sakit perut 11 19,3
Diare 3 5,3
Diare berdarah 1 1,7

 Menurut Anda, distribusi gejala


tsb mengindikasi KLB yg
disebabkan bakteri Vibrio
cholerae atau Shigella ?
Kurva Epidemi
Histogram
tampilan analisis
menurut waktu
Dimanfaatkan untuk menentukan :
 Kapan periode KLB ? (KLB mulai jam 12, akhir jam 18, 6 jam)
 Berapa jumlah Kasus KLB ? (jml kasus 25, bukan 26)
 Bagaimana kecenderungan kasus ? (pola KLB common source point ouerakhir)
 Menentukan etiologi KLB keracunan
 Menentukan periode terjadinya keracunan
Kurva Epidemi
Histogram
tampilan analisis
menurut waktu
Dimanfaatkan untuk menentukan :
 Kapan periode KLB ? (KLB mulai jam 06.30, akhir jam 14.30, 8 jam)
 Berapa jumlah Kasus KLB ? (jml kasus 57)
 Bagaimana kecenderungan kasus ? (pola KLB common source point ource,
kecenderungan turun, KLB berakhir)
 Menentukan etiologi KLB keracunan
 Menentukan periode terjadinya keracunan
Epidemiologi
deskriptif
Orang
Analisis epidemiologi menurut umur, jenis
kelamin, pekerjaan, pendidikan dan faktor
risiko tertentu terkait keracunan
No Umur (Th) Jumlah Σ Kasus Mati CFR A.R

1 0–9 51 47 0 0 92,2 %

2 10 – 19 43 37 0 0 86,0 %

3 20 – 29 39 30 0 0 76,9 %

4 30 – 39 61 38 0 0 62,3 %

5 40 – 49 44 30 0 0 68,2 %

6 50 – 59 29 24 0 0 82,8 %

Analisis
Epidemiologi
7 60 – 69 20 16 0 0 80,0 %

8 ≥ 70 14 7 0 0 50,0 %

Total 301 229 0 0 76,1 %


deskriptif
 Jumlah kasus terbanyak pada umur 0-9 thn (47 kasus)
 Risiko umum menderita sakit 76,1/100 pop. berisiko
 Risiko menderita sakit paling tinggi pada usia 0-9 tahun (AR
92,2/100), ini disebut sebagai kelompok paling rentan.
No Jenis Kelamin Jumlah Σ Kasus Mati CFR A.R

1 Laki-laki 135 110 0 0 81,5 %

2 Perempuan 166 119 0 0 71,7 % Analisis


Jumlah 301 229 0 0 76,1 % Epidemiologi
deskriptif
 Jumlah kasus perempuan lebih besar dari laki-laki
(119 dan 110 kasus)
 Risiko sakit pada pria lebih besar dari perempuan
(81,5/100 dan 71,7/100)
 Laki-laki lebih rentan dari perempuan
Attack Rate
No Katagori Jumlah Sakit Meninggal
(%) CFR
1 Keluarga 8 6 0 75,0 0
Tamu
2 198 140 0 70,7 0
Undangan
3 Among tamu 30 25 0 83,3 0
Penyaji
4 25 25 0 100,0 0
(sinoman)
Analisis
5 Food handler
Petugas
30 27 0 90,0 0
Epidemiologi
6
parkir
TOTAL
10
301
6
229
0
0
60,0
76,1
0
0
deskriptif
 Jumlah kasus tamu undangan 140 kasus,
risiko sakit 70,7% (AR)
 Jumlah kasus penyaji 25 kasus,
dg risiko sakit 100% (AR)
 Kerentanan penyaji > tamu undangan
Distribusi Kasus KLB Keracunan Pangan SMA Satu
Sumbar berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2017

47%
Grafik
PieDiagram
53%
 Pie diagram cocok untuk
membandingkan proporsi kasus
menurut faktor tertentu
 Proporsi tidak cocok untuk
laki-laki perempuan
membandingkan besar risiko sakit
menurut faktor risiko tertentu yang
populasi berisikonya brbeda
Attack Rate Kasus - Umur
KLB Keracunan, Tangerang, 2001

Distribusi Kasus KLB Keracunan Pangan di Boyolali


Berdasarkan Umur Tahun 2013 Umur (Th) Jumlah Σ Kasus Mati CFR A.R

70 0–9 51 47 0 0 92,20%
60 10 – 19 43 37 0 0 86,00%

50 20 – 29 39 30 0 0 76,90%

40 30 – 39 61 38 0 0 62,30%

30 40 – 49 44 30 0 0 68,20%

20
50 – 59 29 24 0 0 82,80%

60 – 69 20 16 0 0 80,00%
10
≥ 70 14 7 0 0 50,00%
0
0–9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 ≥ 70 Total 301 229 0 0 76,10%

Grafik Grafik Bar membandingkan antara


kelompok
Balok/Bar Grafik bar attack rate, tepat untuk
membandingkan besar risiko sakit - umur
Distribusi Kasus KLB Keracunan Pangan
SMA Satu Sumbar 2017
35.0
25
30.0

Attack Rate (%)


Persentase (%)

20 25.0
15 20.0
15.0
10 10.0
5 5.0
0.0
0
Kelas X Kelas XI Kelas XII
Kelas X Kelas XI Kelas XII
Kelompok Kelompok

Tugas !!
Menurut Anda, kelompok mana yang mempunyai risiko
sakit paling berat ?
Epidemiologi
deskriptif
Tempat
Analisis Epidemiologi menurut desa, lokasi, kelas,
tempat kerja, dsb dan faktor risiko tertentu terkait
keracunan
Distribusi Kasus KLB Keracunan Pangan Menurut Tempat Tinggal,
Boyolali 2013
Pop CFR
Lokasi Kasus Meninggal AR (%)
rentan (%)
RT 1 40 30 0 75.0 0
RT 2 30 24 0 80.0 0
RT 3 40 32 0 80.0 0
RT 4 35 27 0 77.1 0
RT 5 30 23 0 76.7 0
RT 7 40 31 0 57.5 0
RT 9 25 10 0 72.0 0
RT 10 40 32 0 80.0 0
Lain-lain 21 10 0 47.6 0
Total 301 229 0 76.1 0

Analisis Epidemiologi Deskriptif


 Jumlah kasus terbanyak pada warga RT 3 dan RT 10
 Risiko umum menderita sakit 76,1% pop berisiko
 Risiko sakit paling tinggi pada warga di RT 2, RT 3 dan RT 10 (AR
80%), ini sering disebut kelompok warga rentan.
Spot Map dan Area Map
Praktek 45’
Telah diterima laporan via telepon dari Dinas Kesehatan Tangerang
tanggal 23 Mei 2016 pukul 19.00 WIB tentang adanya kasus tersangka
keracunan pangan di PT Sh Tangerang. Sampai dengan tanggal 24 Mei
2016 pukul 15.00, saat penyelidikan dilakukan tercatat jumlah kasus
di rumah sakit yaitu, 246 orang di RS Anggrek, 104 orang di RS Dahlia,
60 orang di RS Mawar, 41 orang di RS Tulip, dan 24 orang di RS Melati
dan tidak ada kasus yang meninggal (CFR 0 %).
Kejadian bermula dari waktu makan siang pukul 12.00 – 13.00 wib di
perusahaan tersebut, kasus pertama muncul pukul 13.00 wib dengan
gejala pusing, mual, muntah, dan muka merah.
hasil wawancara terhadap 61 orang penderita berdasarkan jam
mulai sakit diperoleh data sbb :
1 jam (17 orang), 2 jam (6), 3 jam (3), 4 jam (4), 5 jam (4), 6 jam (3), 7
jam (2), 8 jam (3), 9 jam (2), 10 jam (3), 11 jam (2), 12 jam (1),
13 jam (1), 14 jam (2), 15 jam (1), 16 jam (2), 17 jam (1), 18 jam (3)
dan 19 jam (1)
Tugas
1. Buat kurva epidemi histogram
2. Tentukan kapan KLB dimulai
3. Berapa lama periode KLB
4. Berapa jumlah kasus
5. Bagaimana situasi KLB
Jumlah
No Gejala dan tanda %
Kasus
1. Mual 45 73,7
2. Muntah 14 22,9
3. Pusing 48 78,6
4. Sakit perut 12 19,6
5. Diare 12 19,6
6. Menggigil 3 4,9
7. Sesak napas 9 14,7
8. Pingsan 2 3,2

Berdasarkan distribusi gejala di atas, apakah dugaan


etiologi KLB Keracunan Pangan tersebut? (epid analitik)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai