Anda di halaman 1dari 16

KLB

(Kejadian Luar Biasa)

Kelompok :
Chorin Sayyidah . A (18051334013)
Rolita Amalia. H (18051334014)
Amelia Putri.A (18051334017)
Talitha Sahda. N (18051334030)
Aidiyah Fitri (18051334040)
DEFINISI

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1501/MENKES/PER/X/2010, Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna
secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu
dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Selain itu, Mentri Kesehatan RI (2010) membatasi pengertian wabah
sebagai berikut: “Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu
serta dapat menimbulkan malapetaka”.
KRITE
RIA
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1501/MENKES/PER/X/2010, suatu derah dapat ditetapkan dalam
keadaan KLB apabila memenuhi salah satu kriteria.

1. Suatu penyakit sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu
daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun
waktu.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya.
KRITERIA

4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan


menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1
(satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh
persen) atau lebih.
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada
satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih.
Penyakit-penyakit Berpotensi Wabah/KLB:

• Kholera, Pes,
Penyakit Karantina/Penyakit
• Yellow Fever
Wabah Penting

Penyakit potensi wabah/KLB • DHF, Campak, Rabies, Tetanus


yang menjalar dalam waktu Neonatorum,
cepat dan perlu tindakan
segera
• Diare, Pertusis, Poliomyelitis.

Penyakit potensial wabah/KLB • Malaria, Frambosia, Influenza, Anthrax,


lainnya dan beberapa penyakit Hepatitis, Typhus Abdominalis, Meningitis,
penting Keracunan, Encephalitis, Tetanus.

Penyakit menular yang tidak • Kecacingan, Kusta, Tuberkulosa, Syphilis,


berpotensi wabah dan atau Gonorrhoe, Filariasis, Dan Lain-lain.
KLB, tetapi masuk program
KLASIFIKASI KEJADIAN LUAR
BIASA (KLB)
Klasifikasi Kejadian Luar Biasa Menurut Bustan (2002)
1. Berdasarkan Penyebab
a. Toxin c. Toxin Biologis
1) Entero toxin, misal yang dihasilkan 1) Racun jamur
oleh Staphylococcus aureus, 2) Alfatoxin
Vibrio, Kholera, Eschorichia, 3) Plankton
Shigella 4) Racun ikan
2) Exotoxin (bakteri), misal yang 5) Racun tumbuh-tumbuhan
dihasilkan oleh Clostridium
botulinum, Clostridium perfringens
3) Endotoxin
d. Toxin Kimia
b. Infeksi
1) Zat kimia organik: logam berat (seperti air
1) Virus
raksa, timah), logam-logam lain
2) Bakteri
cyanida, nitrit, pestisida.
3) Protozoa
2) Gas-gas beracun: CO, CO2, HCN, dan
4) Cacing
sebagainya
Berdasarkan Sumbernya
• Jalan Napas, Tangan, Tinja, Air Seni, Muntahan
Dari manusia Seperti: Salmonella, Shigella, Hepatitis.

• Toxin Dari Pembuatan Tempe Bongkrek,


Dari kegiatan manusia Penyemprotan Pencemaran Lingkungan

• Binatang Peliharaan, Rabies Dan Binatang


Dari binatang Mengerat.

Serangga (lalat, • Salmonella, Staphylococcus, Streptococcus


kecoak)

Dari udara • Staphylococcus, Streptococcus virus

Dari permukaan benda- •


Salmonella
benda atau alat-alat

Dari makanan dan • Keracunan Singkong, Jamur, Makanan Dalam


minuman Kaleng
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TIMBULNYA KEJADIAN LUAR BIASA
(KLB)
 Menurut Notoatmojo (2003)
Herd Immunity yang rendah
Herd immunity ialah kekebalan yang dimiliki oleh sebagian
penduduk yang dapat menghalangi penyebaran.
Patogenesitas
Patogenesitas merupakan kemampuan bibit penyakit untuk
menimbulkan reaksi pada pejamu sehingga timbul sakit.
Lingkungan Yang Buruk
Seluruh kondisi yang terdapat di sekitar organism, tetapi
mempengaruhi kehidupan ataupun perkembangan
organisme tersebut.
Penyelidikan KLB mempunyai tujuan utama yaitu
mencegah meluasnya (penanggulangan) dan
terulangnya KLB di masa yang akan datang
(pengendalian).
LANGKAH-LANGKAH
1. Mempersiapkan penelitian 6. Membuat cara
lapangan penanggulangan sementara
dengan segera (jika diperlukan)
2. Menetapkan apakah
7. Mengidentifikasi sumber
kejadian tersebut suatu
penularan dan keadaan
KLB
penyebab KLB
3. Memastikan diagnosa
etiologis 8. Merencanakan penelitian lain
yang sistematis
4. Mengidentifikasikan dan
9. Menetapkan saran cara
menghitung kasus atau
pengendalian dan
paparan
penanggulangan
5. Mendeskripsikan kasus 10. Melaporkan hasil penyelidikan
berdasarkan orang, waktu, kepada instansi kesehatan setempat
dan tempat dan kepada sistim pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi
Contoh Kasus :
     Diketahui pada daerah Bojongsempu, Desa Cilebut, Kecamatan
Sukaraja, Kabupaten Bogor terdapat pesta perkawinan yang
menyebabkan kejadian keracunan makanan di empat RT. Makanan
berupa nasi, telur, tahu, tempe dan sayur kacang disuguhkan
kepada tetamu yang hadir. Proses memasak makanan itu juga
dibantu tetangga, seperti layaknya hajatan di perkampungan yang
masih kental dengan tradisi gotong royong. Ada 223 warga di empat
RT itu yang keracunan makanan. Lima di antaranya dirujuk ke RSUD
Cibinong karena kondisi fisik mereka memburuk. Para korban
keracunan makanan mulai merasakan gejala keracunan tak lama
setelah makan siang (perkiraan mulai pukul 12.00 – 13.00 mereka
sudah mulai meraskan dampak dari makanan yang mereka makan).
Adapun gejala yang dirasakan oleh korban yaitu Korban rata-rata
mengeluh pusing-pusing, mual, muntah-muntah dan diare.
Tabel 3.1 Gejala Keracuan Makanan di
Desa Cilebut, Kecamatan Sukaraja.

PERSENTASE
NO GEJALA JUMLAH PENDERITA
(%)

Pusing
1 92 41,26

Mual
2 63 28,25

Muntah-muntah
3 42 18,84

Diare
4 26 11,65

Total 223 100


4. Jenis Makanan Yang Dikonsumsi Hubungannya
Dengan Angka Kesakitan (Morbiditas)

Jenis makanan yang dikonsumsi yaitu berupa


nasi, telur, tahu, tempe dan sayur kacang.
Makan Makanan Tertentu Tidak Makan Makanan Tertentu

NO Jenis Makanan Tidak Tidak AR


Sakit Total % Sakit total %
Sakit Sakit

1 Nasi 217 5 223 97,31 0 53 53 0 97,31


2 Telur 103 120 223 46,18 1 52 53 1,88 44,30
3 Tahu 78 145 223 34,97 0 53 53 0 34,97
4 Tempe 96 127 223 43,04 0 53 53 0 43,04
5 Sayur Kacang 182 41 223 81,61 3 50 53 5,66 75,95
5. Perhitungan Attack Rate (AR)

Perhitungan Attack Rate (AR) data kasus KLB berdasarkan


jenis makanan tertentu yang dikonsumsinya. 
Rumus umum: % AR = % sakit (makan) - % sakit (# makan)
1.      AR Nasi                  = 97,31 – 0      = 97,31
2.      AR Telur                 = 46,81 – 1,88 = 44,30
3.      AR Tahu                 = 34,97 – 0      = 34,97
4.      AR Tempe              = 43,04 – 0      = 43,04
5.      AR Sayur Kacang  = 81,61 – 5,66 = 75,95
 
Attack Rate Keseluruhan
6. Menghitung Case Fatality Rate (CFR)

Jumlah orang yang meninggal dari kasus KLB


tersebut Tidak ada, Jadi, angka kematian untuk
kasus keracunan yaitu  CFR 0 %.
DAFTAR PUSTAKA
• Bustan, 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
• Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
• Effendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
• Maulani, Novie Sri. 2010. “Kejadian Luar Biasa”, Catatan Kuliah. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
STIKES HAKLI Semarang.
• Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan
Upaya Penanggulangan. Jakarta: (tidak diterbitkan).
• Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip Prinsip Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
• Pickett, George., dan John J Hanlon. 2009. Kesehatan Masyarakat : Administrasi dan Praktik, Edisi 9.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
• Reingold , Arthur L. 1998. “Outbreak Investigations—A Perspective”. Emerging Infectious Diseases.Vol. 4,
No. 1 : 21-27.
• Timmreck, Thomas C. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar, Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
• Wuryanto, M.Arie. “Aspek Sosial Dan Lingkungan Pada Kejadian Luar Biasa (KLB) Chikungunya (Studi Kasus
KLB Chikungunya di Kelurahan Bulusan Kecamatan Tembalang Kota Semarang)”. Jurnal Promosi Kesehatan
Indonesia. Vol. 4 No. 1: 68-54.
• Lee, Antony. 2012. KLB CILEBUT : 223 Warga Keracunan Makanan. http://kompas.com (diakses pada
tanggal 12 April 2013)

Anda mungkin juga menyukai