Anda di halaman 1dari 7

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI ( PE)

INFLUENZA
DI PUSKESMAS SALISSINGAN
( PADA MINGGU KE DELAPAN)

TAHUN 2022

.
.

Sangat umum
Lebih dari 2 juta kasus per tahun (Indonesia)

Menyebar dengan berbagai cara


Sebagian dapat dicegah dengan vaksin
Biasanya dapat dirawat sendiri
Biasanya dapat didiagnosis sendiri
Jarang memerlukan uji atau pencitraan laboratorium
Jangka pendek: reda dalam jangka waktu harian hingga mingguan
CARA PENYEBARAN
Melalui uap air udara pernapasan (batuk atau bersin).
Melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.
Melalui air liur (berciuman atau minuman bersama).
Melalui kontak kulit (jabat tangan atau pelukan).
Gejala influenza termasuk sakit tenggorokan, demam, sakit kepala, pegal-pegal dan nyeri otot,
hidung tersumbat, dan batuk. Sebagian besar gejala influenza membaik secara bertahap selama
dua hingga lima hari, tetapi tidak jarang terasa membaik selama seminggu atau lebih.

LAPORAN HASIL PEYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT INFLUENZA DI


PUSKESMAS SALISSINGAN KABUPATEN MAMUJU
MINGGU KE DELAPAN ( TGL 09-10 MEI 2022 )

1. Pendahuluan

Influenza adalah Infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza.

Suatu infeksi virus umum yang dapat mematikan, terutama di kelompok risiko tinggi.

Flu menyerang paru-paru, hidung, dan tenggorokan. Anak-anak, orang dewasa yang lebih

tua, wanita hamil, dan orang dengan penyakit kronis atau sistem kekebalan tubuh lemah

berisiko tinggi.

Gejalanya meliputi demam, menggigil, nyeri otot, batuk, pilek, sakit kepala, dan

kelelahan. Flu diobati terutama dengan beristirahat dan cairan untuk membantu tubuh

melawan infeksi. Penghilang rasa sakit anti peradagangan yang tersedia bebas dapat

membantu meringankan gejala. Vaksin tahunan dapat membantu mencegah flu dan

membatasi komplikasinya

Penyelidikan epidemiologi bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap suatu

masalah kesehatan atau penyakit secara detail. Dalam penyelidikan epidemiologi ini

dilaksanakan oleh saya sendiri selaku epidemiolog dan PJ surveilans di Puskesmas

Penelitian terkait ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,(Jurnal MKMI, 2019 )


Berdasarkan informasi yang didapat pada SKDR di minggu kedelapan di wilayah kerja

puskesmas Salissingan,terdapat sebanyak 42 kasus Influenza yang di dapatkan dalam

kurun waktu 1 minggu meningkat tajam. Karena itu kami melaksanakan penyelidikan

epidemiologi kasus influenza.

2. Tujuan

a. Mengetahui penyebab penyakit influenza

b. Mengetahui distribusi penyakit influenza


3. Penetapan

a. Melakukan Kajian Data

Setelah mendapat laporan tentang adanya peningkatan jumlah kasus, siapa saja

yang terdampak. Dan didapatkan data sebagai berikut : jumlah kasus adalah 42 orang

yang terdampak

b. Konfirmasi

Melakukan konfirmasi data kepada pihak yang terkait. Menanyakan pada setiap

orang yang dating.

c. Melakukan konfirmasi lapangan

Untuk konfirmasi lapangan, telah dilakukan yakni datang langsung ke rumah

penderita

d. Membuat laporan KLB

4. Penetapan diagnosis etiologi

Penetapan etilogi dapat di lakukan dengan :

a. Wawancara dan pemeriksaan fisik terhadap kasus

b. Penentuan distribusi gejala tanda kasus kasus yang di curigai

c. Gambaran Epidemiologi
d. Pemeriksaan pendukung

e. Penarikan Kesimpulan

5. Identifikasi Kasus

1. Wawancara dan pemeriksaan terhadap kasus

Berdasarkan hasil wawancara di dapatkan informasi bahwa terjadi peningkatan

kasus dengan gejala seperti demam, panas, meriang, sakit seluruh badan, batuk hamper

di setiap rumah yang ada dan penularan yang sangat cepat, akan tetapi untuk

penyembuhannya juga lumayan cepat, terbukti pada minggu ke Sembilan, terjadi

penurunan jumlah kasus penyakit influenza. tingginya peningkatan kasus influenza di

wilayah kerja Puskesmas Salissingan di karenakan faktor cuaca yang tidak mendukung,

kadang tiba2 panas dan tiba2 hujan deras yang mengakibatkan penurunan daya tahan

tubuh. Waktu kejadian di mulai dari hari Minggu ke delapan

2. Distribusi Gejala pada kasus yang di curigai (73 Orang)

Keracunan makanan / keracunan pangan dengan gejala utama diare dan muntah

serta beberapa gejala lain yang sering muncul pada beberapa kasus maka dapat di

tetapkan diagnose banding : KLB Keracunan pangan karena Kuman Vibrio

Parahemolitikus, Clostridium perfringens, Baksiler di sentry.

Vibrio parahemolitikus menuunjukan gejala nyeri perut, mual, muntah, diare,

menggigil, sakit kepala dan kadang kadang badan panas. Clostridium perfringens

menunjukan gejala mual, muntah, nyeri perut, diare , badan letih/lemas. Baksiler di

sentry menunjukan gejala diare hebat berlendir dan berdarah, nyeri perut, panas badan

dan sakit kepala.

6. Gambaran Epidemiologi
1. Data Epidemiologi Umum

Gambaran epidemiologi menurut ciri waktu, tempat dan orang dapat di gunakan

menentukan etiologic KLB keracunan pangan

a. Periode KLB Keracunan Pangan

Periode KLB dihitung sejak kasus keracunan pertama sampai kasus terakhir di

temukan oleh tim investigasi di lapangan adalah dari jam 19.00 wita sampai dengan

jam 02.00 wita

b. Masa inkubasi terpendek dan terpanjang KLB keracuna Pangan

Masa inkubasi terpendek dari kasus KLB keracunan pangan di Lapas Kls II Kota

Utara adalah waktu antara saat makan makanan yang di curigai ( waktu paparan)

sampai kasus KLB keracunan pangan pertama ( KLB di mulai) yaitu antara jam

18.30 s/d 19.00 wita.

Masa Inkubasi terpanjang KLB di Lapas Kls II Kota Gorontalo adalah waktu

antara saat makan makanan yang di curigai ( waktu paparan) sampai kasus KLB

keracunan terakhir yaitu antara jam 19.00 wita sampai jam 02.00 wita.

Gambaran Epidemiologi KLB

 Attack rate = 110 x 1000 = 20,71%


531
 Case Fatality Rate = 0%
Tabel 1
Masa Inkubasi KLB di Lapas Kls II Kota Gorontalo

NO Masa Inkubasi Lamanya


1 Terpendek 30 menit
2 Terpanjang 7 jam

2. Kurva Epidemi
3. Distribusi Kasus menurut Umur

Tabel 2
Distribusi Umur pada kasus KLB keracunan Pangan
Di Lapas Kls II Kota Gorontalo

Kelompok
Jumlah (Org) %
Umur
< 20 thn 1 1,4
22 - 44 thn 50 68,5
45 - 54 thn 16 21,9
55 - 59 thn 3 4,1
60 - 69 thn 3 4,1
Jumlah 73 100,0

4. Distribusi Kasus menurut Jenis Kelamin

Jumlah kasus 73 orang semuanya adalah Laki-Laki

5. Distribusi Kasus menurut Daerah


Terjadi di Lapas kelas II Donggala Kota Gorontalo

6. Distribusi Kasus menurut karakteristik lainnya


Tabel 3.
Distribusi Kasus Berdasarkan Gejala KLB Keracunan Pangan
di Lapas Kls II Kota Gorontalo

NO GEJALA JUMLAH %
1. Mual 56 50,90%
2. Muntah 50 45,45%
3. Pusing 48 43,63%
4. Diare 47 42,72%
5. Sakit Kepala 7 6,36%
6. Sakit Perut 26 26,63%
7. Menggigil 2 1,81%

7. Upaya penanggulangan yang telah dilakukan yaitu :

a. Merujuk penderita ke RS terdekat

8. Upaya penanggulangan yang akan direncanakan

a. Tim investgasi telah mengambil, mengemas dan mengirimkan spesiemen ke

laboratorium pada hari yang sama di saat kejadian ( 9 mei 2021) yaitu spesiemn

bubur, spesiemn kue, dan spesiemn air minum.. Pada tanggal 10 mei di lakukan

pengambilan dan pegiriman spesimen air untuk memasak di dapur Lapas serta

specimen sambal dan wadah penyimpanan makanan ke BPOM Gorontalo.

b. Melakukan pemeriksaan makanan rutin di setiap minggu untuk mencegah terjadinya

keracunan makanan lagi.

9. Kesimpulan dan rekomendasi

Silahkan disi teman2

Anda mungkin juga menyukai