Anda di halaman 1dari 3

TALITHA SAHDA NATHANIELA

NIM. 18051334030
Tugas Pertemuan 11

1. Masalah gizi pada atlet


 Sport Anemia
Keadaan terjadinya kerusakan sel-sel darah sebagai akibat latihan berat yang pada
umumnya menyebabkan kehilangan zat besi (Fe) sehingga kadar hemoglobin (Hb)
menurun di bawah 12 gr% untuk wanita dan 13gr% untuk pria.
 Penyakit Gastritis
Penyakit gastritis adalah peradangan pada lapisan mukosa lambung yang disebabkan
olah kebiasaan minum alkohol, alergi terhadap makanan tertentu, keracunan
makanan, virus, obat-obatan seperti aspirin, stres dan kebiasaan makan tidak teratur.
Keadaan ini sering dijumpai pada atlet yang berusaha untuk menjaga BB misalnya
pesenam, penari balet, pelari dan sebagainya.
 Gangguan Diare
Diare adalah gangguan pencernaan berupa pengeluaran feces lebih dari 4 kali sehari
atau berupa feces cair lembek, dan mules yang dapat disebabkan oleh infeksi atau
stress serta mengakibatkan gangguan penyerapan air dalam usus.
 Kelainan akibat suhu tinggi (Heat Stress/Stroke)
Atlet memerlukan ekstra cairan untuk mencegah dehidrasi yang dapat mengakibatkan
kejang-kejang karena panas (heat cramps). Kejang karena panas adalah otot kejang
yang disebabkan dehidrasi (berat badan menurun sampai 5% atau lebih), gangguan
keseimbangan elektrolit dan kurangnya aliran darah.
 Demam
Keadaan dimana suhu tubuh meningkat karena radang, yang dapat bersifat akut dan
kronis. Dalam keadaan demam ada peningkatan metabolisme dan pengeluaran cairan.
Demam yang disebabkan infeksi kronis akan menyebabkan keseimbangan nitrogen
negatif.
 Hipertensi
Keadaan dimana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mm Hg.
 Kelebihan Berat Badan/Obesitas
 Kelebihan berat badan lebih besar 25% dari berat badan ideal disebut obesitas
(kegemukan). Penyebab utama kelebihan berat badan adalah asupan energi melebihi
yang dikeluarkan. Pada beberapa cabang olah raga tertentu, kelebihan berat badan
berdasarkan pengukuran tinggi dan berat badan sering dijumpai.
 Osteoporosis Olahraga
Turunya kadar estrogen pada amenore atlet. pembentukan tulang pada orang dewasa
sangat dipacu oleh latihan olahraga dengan beban seperti yang misalnya ditemui pada
atlet angkat besi dan dayung dan bahwa immobilisasi sangat menurunkan massa
tulang.
 Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah suatu keadaan hiperglikemia (kadar gula darah melebihi 140
mg%) kronik yang disebabkan oleh kurangnya produksi insulin atau retensi insulin
(insulin ada, tetapi reseptor kurang sensitif).
2. Female Athlete Triad
Female athlete triad merupakan kombinasi dari tiga gejala yang berkaitan satu sama lain yang
diasosiasikan dengan latihan fisik intensitas tinggi yang dilakukan oleh atlet. Tiga gejala
tersebut meliputi 1) gangguan pola makan, 2) amenorea dan 3) osteoporosis. Walaupun
demikian meskipun FAT diasosiasikan dengan olahraga, FAT tidak hanya terjadi pada atlet.
Selain atlet, salah satu populasi lain yang beresiko mengalami FAT adalah wanita yang aktif
dalam kegiatan fisik dalam dunia militer.

3. Efektivitas carbo-loading pada atlet endurance


Carbo-Loading bertujuan agar atlet tidak mudah lelah saat melakukan event yang
panjang (endurance). Carbo-Loading adalah sebuah rencana diet tinggi karbohidrat yang
dirancang untuk memberi makan sel-sel otot dengan glikogen (yang nantinya akan di-
convert sebagai sumber energi).
Penerapan carbohydrate loading modifikasi berpengaruh terhadap hasil pengukuran
komponen kesegaran jasmani berupa kecepatan, kekuatan statis, ketangkasan, daya tahan otot
perut dan daya tahan kardiorespirasi.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah Carbo-Loading akan meningkatkan kadar air
dalam tubuh, karena tiap gram glikogen disimpan bersama 2,7-3,0 g air. Dalam iklim panas,
glikogen ekstra memberi keuntungan tambahan, yaitu ketika glikogen dipecah, maka air akan
dilepaskan guna menjaga hidrasi. Namun, keberadaan air ini juga dapat menjadi kelemahan
potensial dari Carbo-Loading, yaitu beberapa individu dapat terganggu kinerja/pergerakannya
akibat berat air tambahan dalam tubuh.
Kegagalan dan ketidakcocokan terhadap Carbo-Loading dapat disiasati dengan cara
mempertimbangkan dan mencobanya selama latihan pramusim. Atlet dan tim pelatih
kemudian dapat menentukan apakah Carbo-Loading dapat bekerja dengan efektif atau tidak

4. Penggunaan suplemen protein pada atlet


 Suplemen protein pada atlet dipercaya dapat meningkatkan ukuran otot sehingga
kekuatan otot akan bertambah dan dapat mengurangi lemak tubuh. Penggunaan
ekstraprotein dapat berupa menambah konsumsi bahan makanan sumber protein
terutama protein hewani melebihi kebutuhan normal yang dianjurkan atau
menggunakan jenis asam amino tertentu dalam bentuk tepung. Binaragawan adalah
contoh olahragawan yang sering mengkonsumsi protein berlebih. Sebenarnya asupan
makanan sehari-hari sudah mencukupi kebutuhan zat gizi atlet termasuk protein,
maka suplemen protein tidak diperlukan. Asupan protein yang berlebihan dapat
memberatkan kerja ginjal dan hati yang berpengaruh terhadap kinerja atlet.
 Belum ada bukti pada literatur ilmiah yang menyarankan pemasukan protein yang
tinggi merugikan terhadap tubuh yang sehat. Faktanya, meningkatkan rasio protein
dalam diet sekarang dianggap sebagai strategi yang aman dan efektif yang
memberikan beberapa manfaat kesehatan seperti menurunkan konsentrasi lipid darah,
meningkatkan metabolisme insulin/glukosa dan menurunkan lemak tubuh yang tidak
diiginkan. Karena beragamnya manfaat yang diberikan protein, ia layaknya menjadi
salah satu diet protein utama yang dipertimbangkan bila orang-orang yang aktif
memilih untuk meningkatkan pemasukan protein mereka. Untuk hasil yang terbaik,
suatu dosis harian protein seorang atlit hendaknya dibagi menjadi sajian yang lebih
kecil (20-50 gr) dan dikonsumsikan dengan makanan zat makronutrisi-campur
(dengan tambahan karbohidrat dan lemak).
5. Pengertian zat ergogenic dan mengapa dilarang untuk digunakan atlet
Zat Ergogenik secara umum dapat didefinisikan yaitu suatu alat, prosedur atau
bahan yang dapat meningkatkan energi, kontrol energi atau efisiensi energi selama suatu
kinerja olahraga yang memberikan tambahan kemampuan yang lebih besar dari biasa bila
latihan normal. Ergogenik ini dapat meliputi mekanik, farmakologi, fisiologi, psikologi dan
gizi. Sedangkan zat ergogenik gizi didefinisikan sebagai manipulasi makanan (diet) untuk
meningkatkan kemampuan fisik dan olahraga.
 Zat-zat ergogenik diklasifikasikan dalam 5 kategori, yaitu (1) secara mekanik,
misalnya penggunaan sepatu yang sangat ringan, (2) secara psikologis, seperti hipnosis, (3)
secara fisiologis, misalnya doping darah, (4) secara farmakologis, misalnya suplemen
anabolik steroid, dan (5) secara nutrisional, misalnya suplemen creatin. Zat-zat ergogenik
digunakan secara spesifik berdasarkan cabang olahraga, misalnya atlet yang aktivitasnya
tergantung pada kekuatan otot seperti pada olahraga angkat berat biasanya menggunakan
anabolik steroid untuk meningkatkan massa otot. Beberapa atlet nomor endurans seperti
pelari maraton dan balap sepeda menggunakan doping darah atau eritropoetin (EPO) untuk
meningkatkan kapasitas angkut oksigen.
zat ergogenik dilarang digunakan selama kompetisi, bahkan meski atlet tidak sedang
bertanding karena dapat memberikan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan atlet.

6. Yang seharusnya dilakukan oleh atlet olahraga kelas beban untuk mempertahankan
berat badan
Banyak cara dilakukan untuk mengendalikan berat badan terutama mereka yang
kegemukan, misalnya : pengeluaran cairan melalui aktivitas fisik di terik matahari, sauna,
penggunaan obat-obatan pencahar dan deuretis, pembalutan, liposuction (pembedahan
lemak), olahraga dan pengaturan makanan. Diantara berbagai cara tersebut, pengaturan
makan dan olahraga merupakan pilihan yang efektif dan aman terutama bagi olahragawan,
sebab resiko terjadinya gangguan fungsi tubuh relatif kecil, selain itu akan diperoleh dampak
positif seperti peningkatan kualitas jaringan otot, tulang, syaraf perbaikan kemampuan
aerobik dan lain lain.
Perlu disusun program diet sebagai berikut :
 Program Pengendalian berat badan ( menambah/ mengurangi berat badan )
dilakukan pada periode persiapan umum.
 Kurangi asupan makanan 25 % dari total kebutuhan sehari untuk menurunkan
berat badan
 Tambah asupan makanan 25 % dari total kebutuhan sehari untuk menambah
berat badan
 Dampingi program diet dengan program latihan aerobik untuk menurunkan berat
badan dan program latihan beban untuk menaikan berat badan.
 Lakukan penurunan berat badan secara bertahap dan berkelanjutan , penurunan
dan penambahan berat badan yang aman adalah 0.5 s.d 1.0 kg setiap minggu.

Anda mungkin juga menyukai