Sektor ekonomi yang sangat berdampak negatif dapat menimbulkan rasa kekhawatiran,
kepanikan, dan kecemasan dalam persediaan bahan pangan. Hal ini menyebabkan aspek
internal yang mendorong emosi masyarakat untuk dapat berpikir secara irasional yang
menimbulkan efek panic buying.
Panic buying membantu orang merasa mengendalikan situasi. Dalam keadaan seperti ini,
orang merasa perlu untuk melakukan sesuatu yang sebanding dengan apa yang mereka
anggap sebagai tingkatan krisis. Padahal, saat ini yang perlu dilakukan masyarakat untuk
mencegah penularan dan sebaran wabah COVID-19 adalah dengan mencuci tangan dan
mempraktikkan hidup bersih. Tetapi bagi banyak orang, mencuci tangan sepertinya terlalu
biasa. Wabah COVID-19 adalah peristiwa dramatis. Oleh karena itu, diperlukan tanggapan
dramatis sehingga orang-orang menghamburkan uang dengan harapan dapat melindungi diri
mereka sendiri.
Dalam fenomena ini sangat terlihat bahwa seseorang termotivasi untuk melakukan sesuatu
demi memenuhi kebutuhanya dalam keadaan krisis walaupun keadaan tersebut
membahayakan kehidupannya
Dalam bidang ekonomi kebiasaan masyarakat banyak berubah dari yang bisasanya konsumen
senang untuk berbelanja secara fisik, berubah menjadi berbelanja secara online atau dengen
menggunakan e-money atau disebut dengan electronic payment adalah model pembayaran
yang memudahkan dan menawarkan kenyamanan kepada penggunanya dalam melakukan
transaksi pembayaran. Pengguna hanya perlu melakukan transaksi dengan memanfaatkan
internet yaitu secara online, tanpa harus bertemu atau datang jauh-jauh untuk menemui
penjual.
Kondisi pandemi yang dialami berimplikasi pada perubahan pola konsumen dalam
berbelanja, dimana konsumen akan lebih sering berada di rumah untuk melakukan transaksi
mereka. Dengan menggunakan gadget konsumen akan memiliki preferensi yang lebih luas
mengenai tujuan berbelanja, mereka akan lebih banyak untuk mencari tahu tentang sebuah
produk, dan harga yang ditawarkan oleh berbagai penjual. Sebaliknya, kondisi krisis seperti
adanya pandemik ini dari sisi konsumen adalah munculnya adaptive shopper, maka dari segi
penjual dikenal adaptive selling (penjualan adaptif) dimana tenaga penjual menyesuaikan
strategi mereka dengan persyaratan pelanggan atau dinamika situasi selama penjualan agar
konsumen merasa senang dan puas. Dengan menjaga hubungan yang baik dengan konsumen
maka bisnis mereka akan berlangsung tidak hanya jangka pendek, tetapi jangka panjang
menciptakan pelanggan yang loyal.
3
Dampak pandemik terhadap perekonomian, sosial, keamanan, serta politik akan
mempengaruhi kondisi psikologis dan perubahan perilaku yang sifatnya lebih luas dalam
jangka waktu yang lebih panjang. Perubahan perilaku tersebut mencakup perilaku hidup
sehat, perilaku menggunakan teknologi, perilaku dalam pendidikan, perilaku menggunakan
media sosial, perilaku konsumtif, perilaku kerja, dan perilaku sosial keagamaan.
Selain perilaku hidup sehat, perilaku masyarakat juga berubah di era COVID-19 dalam
penggunaan teknologi, terutama teknologi digital. Dalam sektor pendidikan misalnya,
pengajar dan peserta didik akan lebih banyak menggunakan mesin pencari dan Massive Open
Online Courses (MOOC) seperti Ruang Guru. Pengajar dan peserta didik juga akan terbiasa
melakukan interaksi pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan fasilitas seperti Google
Meet, Microsoft Teams, Zoom, google classroom, WAG, dan email.