Anda di halaman 1dari 27

Peranan Protein Terhadap

Prestasi Olahraga
Oleh :
Hayati Solikhah 18051334010
Silvi Listiya Maramis 18051334016
Vifta Fatih Ma’rifah 18051334026
Fida Pradiningtyas 18051334029
Septian Rachma Aryani 18051334032

S1 Gizi 2018 A
Pengertian Gizi Olahraga dan Prestasi Olahraga

Ilmu gizi olahraga adalah terapan gizi kepada atlet agar


mampu mencapai prestasi yang optimal. Ilmu gizi
olahraga adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
pengelolaan makanan dengan kinerja fisik yang
bermanfaat untuk kesehatan, kebugaran, pertumbuhan
anak serta pembinaan prestasi olahraga.

Prestasi olahraga adalah hasil upaya maksimal yang


dicapai seseorang olahragawan (atlet) atau sekelompok
orang (tim/regu) dalam bentuk kemampuan dan
keterampilan menyesuaikan tugas-tugas gerakan, baik
dalam kegiatan latihan maupun dalam kompetisi dengan
menggunakan parameter-parameter evaluasi yang jelas
dan rasional
Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang
mempunyai dampak positif terhadap derajat kesehatan, oleh karena itu olahraga
dianjurkan untuk dilaksanakan secara teratur sesuai dengan kondisi seseorang.

Bagi atlet asupan gizi yang terkait dengan olahraga mempunyai arti penting
selain untuk mempertahankan kebugaran juga untuk meningkatkan prestasi atlet
tersebut dalam cabang olahraga yang diikutinya.

Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan


ditingkatkan lagi. Salah satu factor yang penting untuk mewujudkan adalah
melalui gizi seimbang yaitu energy yang dikeluarkan untuk olahraga harus
seimbang atau sama dengan energy yang masuk dari makanan.

Kebutuhan gizi bagi para atlet mempunyai kekhususan, bergantung pada cabang
olahraga yang dilakukan. Oleh karena itu untuk mendapatkan atlet yang
berprestasi, factor gizi sangat perlu diperhatikan sejak saat pembinaan ditempat
pelatihan sampai pada saat pertandingan
Pengaturan makanan terhadap seorang atlet harus individual.
Pemberian makanan harus memperhatikan jenis kelamin,
umur, berat badan serta jenis olahraga. Pemberian makanan
juga harus memperhatikan periodisasi latihan, masa
kompetisi dan masa pemulihan.

Gerak yang terjadi pada olahraga karena adanya kontraksi


otot. Otot dapat berkontraksi karena adanya pembebasan
energy berupa ATP. ATP dalam sel otot jumlahnya terbatas
dan dapat dipakai sebagai sumber energy hanya dalam waktu
1-2 detik. Kontraksi akan tetap berlangsung apabila ATP yang
telah berkurang dibentuk kembali. Pembentukan kembali ATP
dapat berasal dari protein, kreatin fosfat, glukosa, glikogen
dan asam lemak
PERENCANAAN GIZI
OLAHRAGAWAN
Menyusun perencanaan makanan berjangka  prestasi yang optimal

Perencanaan gizi meliputi 4 (empat) hal, yakni:


a. Perbaikan status gizi; pada umumnya perbaikan status gizi dilaksanakan pada
periode persiapan umum
b. Pemeliharaan status gizi; dapat dimulai sejak awal periode persiapan apabila
atlet telah memiliki status gizi normal, sedangkan atlet yang belum memiliki status
gizi normal pemeliharaan status gizi dilakukan setelah status gizi normal tercapai.
c. Pengaturan gizi pertandingan; pada periode pertandingan perlu disusun
perencanaan makanan: sebelum bertanding, saat bertanding dan setelah bertanding,
terutama untuk olahraga yang memerlukan waktu bertanding lebih dari 60 menit.
d. Pemulihan Status gizi. Perencanaan makanan untuk memulihkan kondisi fisik
olahragawan, dilaksanakan pada periode transisi.
Perbaikan status gizi

Tujuan pengaturan makanan pada tahap ini mencakup upaya:


1. Meningkatkan status gizi antara lain: Atlet pada usia
pertumbuhan yang status gizinya kurang baik, kebutuhan
protein lebih tinggi daripada atlet usia dewasa. menambah
berat badan, meningkatkan kadar Hb. Menu disesuaikan
dengan pola makan atlet berdasarkan hasil wawancara diet
yang dilakukan dan pembagian makanan disesuaikan dengan
jadwal kegiatan atlet
2. Menurunkan berat badan terutama atlet cabang olahraga yang
memerlukan klasifikasi berat badan. Mengurangi asupan
energi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk
penurunan 0.5 kd berat badan/minggu.
Pemeliharaan status gizi

Pada tahap ini diharapkan status gizi sudah mencapai tingkat yang optimal dan
fisik atlet sudah beradaptasi dengan intensitas latihan yang tinggi. Atlet harus
mampu mempertahankan kondisinya dengan memperhatikan faktor pengaturan
makanan.

Hal yang perlu diperhatikan pada tahap pemeliharaan status gizi antara lain:
- Konsumsi energi harus cukup, karbohidrat komplek, Mengatur jadwal
makan
- Untuk mendapatkan kemampuan endurance yang optimal 
memperhatikan kemampuan otot untuk menggunakan bahan bakar
tersebut,  meningkatkan kapasitas aerobik, meningkatkan kadar
hemoglobin, memaksimalkan regulator dalam metabolisme dengan
mengkonsumsi vitamin dan mineral secara optimal
Pengaturan gizi pertandingan

Pengaruh berbagai makanaan terhadap kinerja olahragawan


 sering salah diterapkan di lapangan.

Penelitian Pettenhover dan Voit, menunjukkan bahwa pembakaran protein


pada waktu berlatih berat tidak lebih tinggi dibanding pada waktu istirahat,
juga setelah cadangan glikogen habis.

Maka anggapan diet tinggi protein akan meningkatkan massa otot dan
memperbaiki kinerja  tidak tepat,
bahkan menurut ahli gizi, mengkonsumsi makanan tinggi protein selama
berlatih maupun bertanding justru merugikan, sebab protein bukan bahan
makan sumber energi siap pakai, metabolisme protein meningkatkan kerja
ginjal yang seharusnya tidak perlu.
Tidak ada makanan khusus yang dapat menaikkan prestasi olahraga, namun
pengaturan pola makan  berpengaruh terhadap penampilan atlet, untuk itu
diet menjelang bertanding perlu direncanakan dengan baik agar selama
bertanding atlet tidak merasa kekurangan makan, berikan diet secara teratur
dan hindarkan makanan berat yang sulit dicerna.
Makanan tinggi protein sebaiknya dihindarkan, sebab dari metabolisme protein
akan terjadi sisa zat yang bersifat toksik, seperti amonia dan urea. Asupan
protein yang berlebihan akan memaksa ginjal dan hati bekerja ekstra untuk
detoksikasi (penawar racun). Amonia dan asam organik sisa metabolisme
protein akan menjadi deuretika yang memudahkan kita mengeluarkan urine,
sehingga akan memberatkan atlet selama bertanding Pembuangan sisa
metabolisme protein ini diikuti hilangnya berbagai mineral penting, seperti
potasium, kalsium dan magnesium yang pada akhirnya akan menyebabkan
dehidrasi, daya tahan menurun dan juga bisa menyebabkan terjadinya stroke
atau gangguan otak.
Pemulihan status gizi

Masa pemulihan = masa akhir pertandingan dalam periodisasi


latihan  masa transisi
Pada masa ini olahragawan tetap melakukan kegiatan fisik yang
bertujuan untuk memulihkan kondisi fisik serta
mempertahankannya kualitas yang telah dicapai pada masa
kompetisi.
Pada masa ini, Atlet harus tetap mempertahankan kebiasaan
makan yang sudah terpola seperti pada saat di pemusatan latihan.
Protein
Protein merupakan salah satu zat gizi makro
yang penting bagi kehidupan manusia selain
karbohidrat dan lemak. Komposisi protein
berbeda dari karbohidrat dan lemak karena
kandungan nitrogennya (N). Protein terdiri dari
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.
Struktur dasar protein adalah asam amino.
Protein terdiri dari banyak asam amino yang
bergabung dalam ikatan peptide.
Fungsi

Pertumbuhan dan Enzim Mengatur


pembentukan keseimbangan air
komponen dan asam basa
structural serta Mengangkut dan
ikatan esensial menyimpan zat gizi

Hormon dan
Sumber energi
penyampai pesan
Pembentukan
antibodi
Sumber
Kandungan Kandungan
No Bahan Makanan No Bahan Makanan
Protein Per 100 g Protein Per 100 g
1 Kacang kedelai 34,9 g 11 Telur ayam 12,0 g
2 Kacang merah 29,1 g 12 Udang segar 21,0 g
3 Kacang tanah terkelupas 25,3 g 13 Ikan segar 16,0 g
4 Kacang hijau 22,2 g 14 Tepung susu skim 35,6 g
5 Biji jambu monyet (mente) 21,2 g
15 Tepung susu 24,6 g
Tempe kacang kedelai
6 18,3 g 16 Keju 22,8 g
murni
7 Tahu 7,8 g 17 Kerupuk udang 17,2 g

8 Daging sapi 18,8 g


9 Ayam 18,2 g
10 Telur bebek 13,1 g
PERAN PROTEIN DALAM
NUTRISI OLAHRAGA
Protein mempromosikan kesehatan ulang, kekebalan
yang lebih kuat, dan hasil yang lebih baik dari latihan
olahraga.
Latihan olahraga  stress metabolis, suatu sinyal bagi
fisiologis kita untuk mengadaptasi dalam pelakuan
yang khusus.
Atlet yang kompetitif harus melalui peningkatan yang
progresif dalam stres latihan untuk membawa kepada
adaptasi fisik dan psikologis. Namun, peningkatan
dalam stres latihan ini dapat melampaui kemampuan
atlit untuk beradaptasi, membawanya kepada
penurunan dalam performa, melukai atau penyakit
yang terulang. Contohnya, respon terhadap latihan
dapat menjadi positif, seperti peningkatan dalam
fungsionalitas atau performa.
Peranan Protein Bagi Atlet
Menggantikan komponen dan
Bagi atlet cabang olahraga
struktur jaringan tubuh yang
yang menggunakan
rusak seperti otot.
kekuatan/power dibutuhkan
protein untuk membantu
pembentukan serabut otot
sehingga menibgkatkan
Berperan dalam pembentukan massa otot
enzim, hormon, neurotransmiter,
dan antibodi
Bagi atlet olahraga endurance
protein untuk membantu
proses adaptasi akibat latihan,
Sebagai zat pembangun memperbaiki serabut otot
komponen dan struktur jaringan yang rusak, dan pembentukan
tubuh enzim-enzim
PERAN PENTING !

Protein Menopang
Protein Untuk Meningkatkan
Kekuatan Imunitas Protein Untuk Kapasitas Anaerobik, Kecepatan
Selama Latihan Meningkatkan dan Tenaga dalam Olahraga
Olahraga Performa Aerobik Berbasis Kekuatan

Mengoptimalkan Protein
Protein Meningkatkan
Pemulihan Setelah Membangun Kapasitas Antioksidan Dan
Latihan Massa Otot Meningkatkan Performa
Kebutuhan Protein Bagi Atlet

Kebutuhan protein bagi seorang atlet sedikit berbeda bila dibandingkan dengan bukan atlet.

Atlet endurance antara 1,2 sampai


Seorang atlet membutuhkan 1,4 gram per kg BB per hari (100-
protein 1 gram per kg BB. 175% dari yang dinjurkan)

Bila atlet berlatih intensif dan lama


dan sedang membesarkan otot, Atlet remaja yang sedang tumbuh
membutuhkan protein 1,2 sampai membutuhkan protein sebesar 2
1,7 gram per kg BB per hari (100% gram per kg BB per hari
- 210% dari yang dianjurkan)

Penambahan kebutuhan protein mudah diatasi dengan


penambahan masukan protein dari makanan seimbang dengan
kandungan protein 10-15%.
Estimasi Kebutuhan Protein Atlet
Kelompok Asupan energi
(gr/kgBB/hari)
Laki-laki dan perempuan tidak aktif 0,8-1

Atlet remaja masa pertumbuhan 1,5

Atlet perempuan olahraga endurans 1,4-1,5

Atlet laki-laki olahraga endurans 1,6

Altet olahraga endurans intensitas sedang 1,2

Atlet olahraga rekresional 0,8-1

Sepakbola, olahraga power 1,4-1,7

Atlet olahraga beban (awal pelatihan) 1,5-1,7

Atlet olahraga beban (steady state) 1-1,2

15% lebih rendah dari


Atlet wanita
atlet pria
Penggunaan zat gizi protein
Protein bukan penghasil energi bermakna selama berolahraga karena hanya memenuhi
10%-35% total energi yang dibutuhkan.
TEIN
METABOLISME PRO
Protein tidak memiliki dampak besar terhadap Bila konsumsi asam-asam amino melebihi
energi, tetapi diet atlet harus cukup protein yang kebutuhan untuk pertumbuhan dan
diperlukan untuk penyembuhan dan mempertahankan keadaan normal jaringan,
pertumbuhan otot, jika kurang akan merugikan maka asam amino akan melepaskan gugus
kegiatan otot. aminonya (NH2)

Dalam kondisi konsumsi energi Kemudian masuk jalur metabolik


adekuat, asam amino dari makanan yang sama seperti metabolisme
ke selanjutnya
karbohidrat,
diutamakan untuk pembentukan digunakan sebagai sumber energi.
protein tubuh.
METABOLISME PROTEIN
Asam amino dapat masuk jalur
metabolik melalui beberapa tempat
tergantung struktur kimianya.

Bagian amino (NH2) akan


dibebaskan sebagai amonia (bersifat
toksik) dan masuk ke peredaran
darah dan dibawa ke hati,

Di dalam hati dua molekul asam amino akan


bergabung membentuk urea/ureum (tidak
toksik) dan dikembalikan ke peredaran
darah. Ureum dikeluarkan tubuh melalui
ginjal dan urine.
Kelebihan Protein

Konsumsi protein yang berlebihan akan diubah menjadi lemak tubuh,


menyebabkan hati dan ginjal bekerja lebih berat karena harus memecah
dan mengeluarkan protein berlebihan hingga atlet harus sering buang air
kecil yang dapat menganggu peforma atlet.
Protein yang berlebihan tidak berguna bagi atlet bahkan dapat
merugikan penampilan, terutama pada pertandingan ketahanan; juga
berisiko mengganggu hati dan ginjal serta diare, kehilangan kalsium
berlebihan dan gout
Kekurangan Protein

Regenerasi otot tidak berjalan dengan baik,


karena pada masa latihan seorang atlet akan
mengalami kerusakan otot . Sehingga pasca
latihan protein sangat membantu perbaikan sel
otot, jika asupan protein kurang maka yang
rusak tidak teregenerasi secara sempurna
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hardinsyah dan Supariasa, I Dewa Nyoman (Ed.). 2016. Ilmu Gizi: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: EGC.
Panggabean,Martinova Sari. 2020. Peranan Gizi bagi Olahragawan. Medan :
Medical Executive PT. Kalbe Farma Tbk. CDK 65 -282/ vol. 47 no. 1
Syafrizar dan Welis, Wilda. 2009. Gizi Olahraga. Padang : Wineka Media
Rismayanthi Cerika. Konsumsi Protein Untuk Peningkatan Prestasi. MEDIKORA
Vol.II, No 2, Oktober 2006: 135-145
https://www.slideshare.net/SGunawan1/prestasi-olahraga-dan-olahraga-prestasi
Gizi Untuk pembinaan prestasi olahragawan,
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318122/penelitian/GIZI+UNTUK++
PEMBINAAN+PRESTASI+OLAHRAGAWAN.pdf
Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (2) Juli – Desember 2014: 45 - 54 45. Novita Sari
Harahap, PROTEIN DALAM NUTRISI OLAHRAGA
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai