Anda di halaman 1dari 45

PENGANTAR

KONTAMINASI PANGAN
ZAKIANIS
DEPARTEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2020
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi pangan dan keamanan
pangan.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan penyakit yang berhubungan
dengan kontaminasi pangan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip pengelolaan pangan
yang aman
4. Mahasiswa mampu menjelaskan penerapan hygiene sanitasi
makanan
DEFINISI PANGAN
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan,
perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku
Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau
minuman

UU RI NO 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN


DEFINISI KEAMANAN PANGAN
FAO UU RI NO 18 TH 2012

• Keamanan pangan adalah • Keamanan pangan adalah


tentang menangani, kondisi dan upaya yang
menyimpan, dan menyiapkan diperlukan untuk mencegah
makanan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan
infeksi dan membantu cemaran biologis, kimia, dan
memastikan bahwa makanan benda lain yang dapat
kita menyimpan cukup nutrisi mengganggu, merugikan, dan
agar kita memiliki pola makan membahayakan kesehatan
yang sehat. manusia serta tidak
bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya
masyarakat sehingga aman
untuk dikonsumsi.
PENYAKIT AKIBAT PANGAN
• Foodborne disease: penyakit yang diakibatkan oleh makanan yang
dikonsumsi (sering disebut keracunan makanan)
• Penyebab utama foodborne disease:
o Foodborne intoxication toksin yang terbentuk dari pertumbuhan
bakteri di usus atau makana
o Foodborne infection infeksi oleh bakteri atau mikroba pada makanan
terkontaminasi
• Foodborne outbreak: terjadinya penyakit serupa antara dua atau lebih
orang penyelidikannya terkait dengan konsumsi makanan biasa.
• Penyakit akibat pangan dapat terjadi secara akut maupun jangka panjang.
• Penyakit yang ditransmisikan melalui makanan dapat menyebabkan: efek
buruk pada outcome kelahiran, penyakit kronik, dan disabiitas.
SURVEILANS PENYAKIT FOODBORNE: PIRAMIDA
BEBAN PENYAKIT
Tahapan (dimulai dari piramida
bagian bawah):
1. Sebagian anggota populasi terpajan
mikroorganisme
2. Sebagian dari orang yang terpajan
menjadi sakit
3. Sebagian orang yang sakit membutuhkan
perawatan
4. Specimen diambil pada beberapa orang
dan diserahkan ke laboratorium klinis
5. Laboratorium menguji specimen untuk
pathogen tertentu
6. Laboratorium mengidentifikasi dan
mengkonfirmasi kasus dan dilaporkan ke
departemen kesehatan
KONTAMINAN MAKANAN

Patogen mikroba Kimia (Toksin laut, Objek asing dan


(Bakteri, cacing, jamur, Logam fisik (Tulang,
protozoa, jamur, berat, Pestisida, Obat (Antibiotik) cangkang, biji,
virus, organisme Pengawet dan zat Kaca dan logam,
lain) aditif) batu)
Macam-macam
Bahan
kontaminan
pembungkus
Radioaktif (Serpihan dari
(Residu plastic,
serangga atau
Lilin)
tikus, Pembersih)
AGEN KONTAMINASI MAKANAN
DAN PENYAKITNYA
Bakteri
1. Salmonella
 Penyebab salmonellosis
 Gejala: mual, muntah, kram perut, diare, demam, sakit
kepala (onset 6-72 jam)
 Berbentuk batang, dapat berpindah, gram negative,
tidak membentuk spora
 S.typhi penyebab demam tifoid
 Reservoir: hewan peliharaan (kucing, anjing, kura-
kura)
 Carrier: Sebagian hewan dan burung
 Transmisi: permukaan, daging mentah, unggas,
seafood, kotoran hewan, air dan tanah terkontaminasi
AGEN KONTAMINASI MAKANAN
DAN PENYAKITNYA
Bakteri
2. Clostridium botulinum
 Tumbuh di lingkungan anaerob, memproduksi toksin
 Berbentuk batang, membentuk spora, dapat
dimusnahkan pada suhu 80 derajat selsius
 Penyebab botulism
 Gejala: kelelahan, vertigo, kesulitan bicara dan
menelan, kesulitan bernapas, perut kembung, sembelit
(onset 18-36 jam)
 Sumber: makanan yang tidak diproses/dimasak
dengan benar, makanan yang tidak terlalu asam (pH di
atas 4,6), contoh jagung kaleng, paprika, kacang hijau,
ikan tuna, hati ayam, ham, lobster
AGEN KONTAMINASI MAKANAN
DAN PENYAKITNYA
Bakteri
3. Clostridium perfringens
 Tumbuh di lingkungan anaerob, Berbentuk batang, membentuk spora,
dapat dimusnahkan pada suhu 80 derajat selsius
 Penyebab keracunan makanan perfingens (Gastroitestinal)
 Gejala: diare air, kram perut (onset 12-24 jam)
 Sumber: makanan yang dimasak pada temperature yang tidak tepat.
Contohnya daging (sapi dan unggas), produk mengandung daging, dan
makanan meksiko
AGEN KONTAMINASI MAKANAN
DAN PENYAKITNYA
Bakteri
4. Staphylococcus aureus
 Berbentuk bulat, berkembang di lingkungan yang
berkonsentrasi garam atau gula
 Penyebab foodborne intoxication
 Reservoir: ditemukan di udara, debu, limbah, air, susu,
permukaan, manusia (rambut dan kulit)
 Gejala: mual, kram perut, muntah, diare (onset 1-7
jam)
 Sumber: Makanan yang perlu penanganan cukup dan
disimpan di atas suhu lemari es untuk waktu lama,
contohnya: daging dan produknya, unggas dan telur,
salad, produk susu.
AGEN KONTAMINASI MAKANAN
DAN PENYAKITNYA
Bakteri
5. Escherichia coli O157:H7
 Merupakan strain dari E.coli
 Mengembangkan toksin (shiga toxin)
 Merupakan flora normal pada usus manusia dan
hewan (strain non pathogen)
 Penyakit akut: Hemorrhagic colitis (diare berdarah)
 Gejala: kram perut parah, mual dan muntah, diare air
hingga berdarah
 Sumber: Makanan yang mentah atau tidak matang.
Contohnya: daging giling dan produk daging
AGEN KONTAMINASI MAKANAN
DAN PENYAKITNYA
Bakteri
6. Shigella
 Contoh agen: Shigella sonnei
 Penyebab penyakit Shigellosis (disentri basiler)
 Gejala: sakit perut, kram, diare, demam, muntah, tinja berdarah
 Sumber: Makanan yang terkontaminasi feses. Makanan mentah,
produk susu, unggas
7. Campylobacter jejuni
 Penyebab penyakit Camoylobacteriosis
 Gejala: diare, kram perut, muntah
 Sumber: produk ungags yang tidak diolah dengan benar/kurang
matang, susu yang tidak dipasteurisasi dan kejunya, air terkontaminasi
AGEN KONTAMINASI MAKANAN
DAN PENYAKITNYA
Bakteri
8. Listeria monocytogenes
 Contoh agen: Listeria monocytogenes
 Dapat tumbuh di suhu lemari pendingin
 Gejala:
 Mual, muntah, atal, demam, dan diare
 Parah Meningitis
 Sumber: susu mentah, keju, sayur mentah, ungags mentah, daging
AGEN KONTAMINASI MAKANAN
DAN PENYAKITNYA
Cacing
1. Trichinella
 Agen: Tichinella spiralis
 Penyakit: Trichinosis
 Gejala: efek gastrointestinal
 Ditransmisikan melalui konsumsi daging yang terkontaminasi

2. Tapeworms
 Agen: Taenia saginata dan Taenia solium
 Penyakit: Taeniasis
 Gejala: gangguan perut
 Ditransmisikan melalui konsumsi daging yang terkontaminasi
AGEN KONTAMINASI MAKANAN
DAN PENYAKITNYA
Virus
1. Hepatitis A Virus
 Penyakit: Hepatitis A
 Ditransmisikan melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi,
contohnya: kerang dan salad

2. Norovirus
 Penyakit: Gastrointestinal
 Gejala: muntah, diare, dehidrasi, dan keram perut
AGEN KONTAMINASI MAKANAN
DAN PENYAKITNYA
Prion
 Modifikasi protein yang pathogen
 Merusak sistem saraf pusat
 Penyakit: Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE), penyakit saraf pada
hewan ternak
 Dapat ditransmisikan ke manusia dan menyebabkan penyakit Creutzfeldt-
Jakob disease (vCJD)
AGEN KONTAMINASI MAKANAN
DAN PENYAKITNYA
Kimia
No Agen Periode Gejala klinis
Inkubasi
1 Marine toxin
a. Ciguatoxin 2-8 jam Gejala gastrointestinal, gejala saraf, terbalik
merasakan panas dan dingin
b. Scrombroid toxin <1 jam Pusing, rasa terbakar di mulut dan
(histamin) tenggorokan, sakit kepala, gejala
gastrointestinal
c. Paralytic/Neurotoxic 30 menit-3 Kesemutan di bibir, mulut atau wajah,
shellfish poison jam kelemahan di perut, susah bernapas
d. Puffer fish, 10-45 Kesemutan di bibir, lidah, wajah, mati rasa
tetrodotoxin menit
AGEN KONTAMINASI MAKANAN
DAN PENYAKITNYA
Kimia
No Agen Periode Gejala klinis
Inkubasi
2 Logam Berat <1 jam Muntah, rasa logam
a. Antimony
b. Kadmium
c. Tembaga
d. Besi
e. Timah
f. Zinc
3 Monosodium glutamate <1 jam Rasa terbakar di dada, leher, perut, dada
(MSG) terasa berat
AGEN KONTAMINASI MAKANAN
DAN PENYAKITNYA
Kimia
No Agen Periode Gejala klinis
Inkubasi
4 Toksin jamur
a. Toksin jangka pendek: ≤2 jam Muntah dan diare, gejala lain:
• Muscimol • Kebingungan
• Muscarine • Gangguan penglihatan
• Psilocybin • Halusinasi
• Caprinus
artrementaris
• Ibotenic acid

b. Toksi jangka Panjang 6-24 jam Diare, kram perut, gagal ginjal,
(Amanita spp.) gagal hati
PESTISIDA DALAM PANGAN
53% dari sampel acak buah-
buahan dan sayur memiliki
jejak setidaknya satu pestisida.

Penyemprotan pestisida untuk


Serangga, jamur, dan hama
mengurangi dampak hama,
yang tidak diinginkan lainnya
akibatnya ada residu pestisida
menyebabkan kerusakan parah
pada sayur dan buah-buahan.
pada sayuran dan buah-
(organoklorin, dan bifenil
buahan, dengan kerugian
poliklorinasi) berdampak
ekonomi yang tak terhitung.
terhadap kesehatan.
ANTIMIKROBA PADA HEWAN
 Contoh
antimikroba:  Residu antimikroba
 amoksisilin,
bisa bertahan pada
penisilin,
 Supaya tidak daging.
bacitracin, dan  Pemberian
mudah sakit  Eritromisin,
 Peningkatan antimikroba harus
sulfonamid dan
pertumbuhan: dihentikan selama
beberapa
sapi, unggas, periode yang
antimikroba
ikan dll ditentukan
lainnya kadang-
sebelum hewan
kadang diberikan
disembelih atau
pada ikan yang
dikirim ke pasar.
dibudidayakan.
BIOTEKNOLOGI DAN MODIFIKASI PANGAN SECARA GENETIK
 Memenuhi kebutuhan lebih banyak pasokan pangan seiring dengan peningkatan populasi
dunia dan, pada saat yang sama, ketersediaan lahan dan air untuk keperluan pertanian
berkurang.
 Gen yang telah dimanipulasi (misalnya, melalui teknologi DNA rekombinan). Teknologi ini
dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan ketersediaan pangan untuk dunia yang
sedang berkembang.
 Keunggulan
1. Mengembangkan tanaman tahan herbisida hasil rekayasa genetika yang bertahan dari
penerapan herbisida yang digunakan untuk menghancurkan gulma.
2. Meningkatkan jumlah lahan subur dengan mengembangkan tanaman yang dapat tumbuh di
tanah berkualitas rendah.
3. Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama serangga; resistensi tersebut
akan mengurangi kebutuhan akan insektisida beracun dan dengan demikian
menguntungkan lingkungan.
4. Meningkatkan nilai gizi tanaman pangan.
5. Meningkatkan nilai gizi daging, misalnya ple, dengan mengurangi kandungan lemaknya.
6. Meningkatkan daya tahan hewan pakan terhadap penyakit, sehingga mengurangi biaya
dan melindungi pasokan makanan dari patogen hewan.
KELEMAHAN MODIFIKASI
PANGAN SECARA GENETIK
1. Mengurangi keanekaragaman genetik;
2. Tanaman GM yang digunakan untuk tanaman pangan mungkin lebih rentan terhadap
pemberantasan daripada tanaman yang sudah ada pada saat terjadi bencana seperti
munculnya penyakit tanaman baru.
3. Tumbuhan dan hewan GM dapat lepas ke lingkungan, menggantikan spesies alami.
Misalnya, salmon GM yang dibesarkan di peternakan mungkin lolos dari kandang mereka
dan bersaing lebih sukses untuk mendapatkan makanan dan keberhasilan reproduksi
daripada salmon liar.
4. Kekhawatiran tentang efek kesehatan dari makanan hasil rekayasa genetika (misalnya,
reaksi alergi dan karsinogenesis) telah menyebabkan beberapa negara melarang
penggunaannya.
5. Serbuk sari dari tanaman GM dapat melakukan penyerbukan silang dengan tanaman non-
GM, menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati.
6. Jumlah strain bakteri yang kebal antibiotik dapat meningkat melalui transfer gen dari
makanan GM.
7. Gen dari tanaman GM dapat bermigrasi ke tanaman non-GM (disebut outcrossing) dengan
efek yang tidak dapat ditentukan tentang keamanan dan keamanan pangan.
PENGAWET MAKANAN
 Antimikroba dan antioksidan.
 Di antara bahan pengawet antimikrobial adalah nitrat (misalnya natrium nitrat dan kalium nitrat),
BHA (butylated hydroxyl anisole) dan BHT (butylated hydroxytoluene), disodium EDTA (asam
ethylenediaminetetraacetic), sulfit, dan propionat.
 Fungsi bahan pengawet adalah untuk menahan perkembangbiakan mikroba seperti bakteri, khamir,
dan kapang pada makanan.
 Misalnya, pengawet natrium nitrit digunakan pada daging untuk retensi warna dan perlambatan
pertumbuhan spora yang dapat menghasilkan toksin botulinum.
 Antioksidan mencegah makanan berlemak agar tidak terasa tengik; mereka juga mencegah
beberapa makanan menjadi coklat dan mengurangi hilangnya vitamin oleh makanan lain.  
 Salah satu kekhawatiran tentang penggunaan nitrat dan nitrit adalah bahwa mereka dapat
berinteraksi dengan amina (bahan kimia yang terkait dengan amonia) untuk menghasilkan zat yang
dikenal sebagai nitrosamin, yang telah terlibat sebagai karsinogen yang diduga. Untuk
meminimalkan paparan nitrosamin konsumen, produsen diwajibkan untuk menjaga natrium nitrat
pada tingkat yang aman yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).
ZAT ADITIF PADA MAKANAN
Menjadi bagian dari produk makanan ketika ditambahkan (secara sengaja atau tidak
sengaja) selama pemrosesan atau produksi makanan itu.
Ada tiga kategori bahan tambahan makanan: disengaja, insidental, dan berbahaya .
1. Aditif yang disengaja (langsung) ditambahkan ke makanan untuk meningkatkan
kualitasnya.
2. Aditif insidental (tidak langsung) mungkin terdapat dalam makanan sebagai akibat
kontaminasi yang tidak disengaja selama pengemasan, penyimpanan, dan
penanganan. Contohnya adalah residu pestisida pada buah-buahan, zat dari
kemasan, atau agen antimikroba yang ada dalam daging; makanan mungkin
mengandung bagian serangga yang tidak disingkirkan selama pemrosesan atau
yang telah menginfeksi makanan.
3. Aditif berbahaya termasuk zat seperti racun yang menyabotase masuk ke dalam
makanan karena berbagai alasan (misalnya, keracunan taquitos dari pestisida
endrin).  
PENCEGAHAN
FOODBORNE DISEASE
Suhu Pendinginan & Pemanasan yang
Aman

Untuk mencegah mikroorganisme bertumbuh di


makanan, maka harus berada di temperature:
Di atas 60 C untuk makanan panas dan di
bawah 4 C untuk makanan yang disimpan di
penyimpanan dingin
PENCEGAHAN FOODBORNE DISEASE
Pencegahan Pertumbuhan Patogen

• Tahapannya adalah mencuci tangan, pencegahan kontaminasi silang,


memasak pada temperatur tinggi, dan menyimpan makanan yang
rentan terkontaminasi pada suhu yang tepat di kulkas.
• Contoh kontaminasi silang adalah memotong daging dengan
menggunakan alas talenan dan selanjutnya digunakan untuk
memotong roti
KEBERSIHAN PERORANGAN
PENCEGAHAN FOODBORNE DISEASE
Iradiasi (Penyinaran)

• Iradiasi mengurangi dan menghilangkan pathogen seperti bakteri dan


jamur yang menyebabkan keracunan makanan dan penyakit lain.
• Mekanisme: energi dari radiasi pengion (sinar gamma) melewati
makanan dan menghancurkan bakteri dan pathogen lain
• Proses ini tidak menyebabkan makanan menjadi bersifat radioaktif
• Iradiasi makanan disebut juga pasteurisasi dingin
• Iradiasi menyebabkan sedikit perubahan terhadap nilai gizi dan rasa
dari makanan.
PENCEGAHAN FOODBORNE DISEASE
Hazard Analysis of Critical Control Point (HACCP)
Sistem untuk mengurangi risiko penyakit akibat makanan dengan
menerapkan 7 prinsip, yaitu:
HACCP
Prinsip Hazard Analysis of Critical Control Point (HACCP)
Mengidentifikasi potensi bahaya yang berhubungan dengan produksi makanan padaseluruh tahapan (pertumbuhan,
pemrosesan, pembuatan, distribusi, hingga konsumsi. Menilai risiko dan mengidentifikasi manajemen risikonya

Menentukan Critical Control Points (CCP), titik dimana dapat mengeleminasi bahaya

Menetapkan batas kritis yang harus dipenuhi untuk memastikan bahwa CCP di bawah kendali

Membuat sistem untuk memantau control CCP dengan pengujian atau observasi terjadwal

Menetapkan tindakan yang akan diambil saat pemantauan ketika CCP tidak terkendali

Menetapkan prosedur untuk memastikan bahwa sistem HACCP bekerja efektif

Mendokumentasikan semua prosedur yang sesuai dengan prinsip dan penerapannya


CONTOH HACCP
PENCEGAHAN FOODBORNE DISEASE
Menyelidiki dan Melaporkan Wabah Penyakit akibat
Makanan
Tahapan: Mengembangkan
Identifikasi kasus yang hipotesis penyebab
terlibat sebanyak wabah dengan
mungkin wawancara orang yang
terdampak

Melakukan tindakan
korektif, misal: menarik
makanan yang
Uji hipotesis wabah
dicurigai, memperbaiki
fasilitas tempat
makanan diproduksi
Peran Pekerja dalam Keamanan Pangan

Pengawas • Mengawasi keamanan


Tempat makanan yang disajikan
Makan/Sanitarian
• Menyelidiki wabah penyakit
Ahli Epidemiologi bawaan makanan di
masyarakat
• Mengidentifikasi mikroba yang
Ahli mikrobiologi mungkin ada dalam makanan
REGULATOR FOOD SAFETY DI
INTERNASIONAL & USA
Peran Badan dalam Keamanan Pangan
Tingkat Organisasi yang Tugas
berperan

Global Food And Agriculture Badan dari UN yang memiliki tanggung


Organization Of The jawab menyeluruh untuk memastikan
United Nations (FAO) pasokan makanan memadai di seluruh
dunia

WHO Menetapkan kebijakan dan membuat


rekomendasi mengenai keamanan pasokan
pangan melalui Departement of Food Safety
and Zoonoses

Riegelman, R. K. (2019). Public health 101 : improving community health / Richard Riegelman, Brenda Kirkwood. (B. Kirkwood & E. Central (eds.); Third edition).
Burlington, Massachusetts : Jones & Bartlett Learning, 2019.
Peran Badan dalam Keamanan Pangan
Tingkat Organisasi yang Tugas
berperan

Global Codex Alimentarius Diinisiasikan sebagai program gabungan FAO


Comission dan WHO yang mengembangkan standar
makanan, pedoman, dan kode praktik; dasar
untuk aturan perdagangan global

Federal Amerika Amerika Bertanggungjawab menyeluruh untuk regulasi


Serikat Serikat keamanan pangan di Amerika Serikat
FDA

USDA Bertanggungjawab mengatur untuk daging,


unggas, dan telur di Amerika Serikat
Peran Badan dalam Keamanan Pangan
Tingkat Organisasi yang Tugas
berperan
Federal Amerika US EPA Mengatur penggunaan pestisida dan
Serikat penegakan standar kualitas air
CDC Bertanggung jawab untuk surveilans,
investigasi dengan berkolaborasi dengan
departemen kesehatan lokal
Peran Badan dalam Keamanan Pangan
Tingkat Organisasi yang berperan Tugas
Federal Indonesia Dewan Ketahanan Membantu presiden mewujudkan
Pangan kebijakan ketahanan pangan
nasional dan evaluasi serta
pengendalian
Badan Ketahanan Unsur pendukung Kementerian
Pangan Pertanian Indonesia yang
menyelenggarakan koordinasi dan
perumusan kebijakan di bidang
peningkatan diversifikasi dan
pemantapan ketahanan pangan
Badan Pengawas Mengawasi peredaran obat-obatan
Obat dan Makanan dan makanan di Indonesia
(BPOM)
Peran Badan dalam Keamanan Pangan
Tingkat Organisasi yang Tugas
berperan
Lokal Departemen Inspeksi tempat makan, investigasi
kesehatan lokal outbreak

Konsumen Badan perlindungan Mengedukasi mengenai pembelian,


konsumen persiapan, dan penyimpanan makanan
REFERENSI
1. Friss, Robert H. Essentials of Environmental Health: 3rd Ed. Richard
Riegelman. Jones & Bartleet Learning. 2019.
2. Frumkin, H. (ed). Environmental Health: From Global to Local. 3rd
Ed. John Wiley & Sons. 2016.
3. Koren, H.; Bisesi, M. Handbook of Environmental Health. Volume 1 &
2. 4th Ed. Lewis Publishers. Washington. 2002
4. FAO. Food Safety. http://www.fao.org/3/a0104e/a0104e08.htm

5. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN


2012 TENTANG PANGAN
TUGAS MAHASISWA
1. Apa yang dimaksud aktif dan pasif sureveilen dalam mengendalikan penyakit yang
ditularkan melalui makanan?
2. Buat HACCP untuk bakso.
3. Jelaskan faktor risiko terjadinya penyakit yang ditularkan melalui makanan terutama di
restoran, warung makan dll (aritkel: Risk factors for transmission of foodborne illness in
restaurants and street vendors in Jakarta, Indonesia).
4. https://www.youtube.com/watch?v=2QQvhFPZedM:
Setelah menonton video:
a.Jelaskan sejarah perkembangan pangan dari sebelum revolusi industri sampai saat ini.
b. Bagaimana peran public health investigator untuk mencegah terjadinya wabah akibat
penyakit yang ditularkan melalui makanan.
c. Apa saja faktor yang menjadi beban dalam mengurangi penyakit yang ditularkan melalui
makanan di berbagai negara?
d. Apa dampak wabah dari penyakit yang ditularkan melalui makanan oleh industri dan
individu.
e. Apabila ada wabah foodborne disease, apa tantangan yang dihadapi oleh public health
investigator?

Anda mungkin juga menyukai