Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hanifa Alyaratri Susilo

NPM : 2006526560
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Kelas : PPM - B
Mata Kuliah : PPM

RESUME KULIAH UMUM PPM

Pada tahun 1980 terdapat sebuah yayasan bernama yayasan Kusuma Buana yang
berdiri di Jakarta yang fokus kegiatannya adalah pada kesehatan anak, tetapi semakin lama,
yayasan tersebut juga menerapkan semacam pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak. Awal
dari kemunculan organisasi tersebut mengawali pemberdayaan masyarakat di tahun tersebut.
Kemudian pada tahun 1991 yayasan tersebut berfokus kepada para pekerja seks di tempat
lokalisasi tertentu. Pada tahun tersebut, kabupaten Indramayu merupakan tempat di mana
para pekerja seks banyak dikirimkan. Dari situ, yayasan Kusuma Buana melihat adanya
urgensi untuk melakukan upaya preventif dan promotif untuk mencegah penyebaran penyakit
HIV/AIDS.

Pengertian pemberdayaan masyarakat adalah bagaimana kita menggali potensi


masyarakat agar masyarakat tersebut dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dan menjadi
berdaya. Pemberdayaan masyarakat ini sangat penting karena dapat membuat masyarakat
lebih mandiri dan memanfaatkan potensi yang dimiliki. Kaitan pemberdayaan masyarakat
dengan pengorganisasian dan pengembangan masyarakat adalah dalam pemberdayaan
terdapat proses mengorganisasikan dan mengembangkan potensi masyarakat agar masyarakat
bisa berdaya dan memanfaatkan potensi yang mereka miliki untuk menyelesaikan
masalahnya.

Dalam pemberdayaan masyarakat bisa dari dalam sendiri dan difasilitasi dari luar.
Ada aspek yang perlu diperhatikan seperti masyarakat harus mampu memelihara
mengembangkan kesehatannya dengan mandiri dan berkelanjutan. Sedangkan untuk peran
petugas sifatnya lebih kepada membantu masyarakat dan bersifat kemitraan. Kemudian
proses pemberdayaan bersifat kemitraan dan melihat pada unsur-unsur yang ada.

Pemberdayaan masyarakat diperlukan karena terdapat ketimpangan pada masyarakat


yang menyebabkan adanya gap pada satu sama lain sehingga harus diantisipasi agar tidak
terjadi. Alur pemberdayaan sendiri secara umum ada partisipasi, peningkatan kapasitas,
fasilitasi, pendampingan, dan perlembagaan dan berkelanjutan. Dari alur tersebut dapat
dianalisis apakah pemberdayaan tersebut statis atau berdinamika karena pasti terdapat
perbedaan antara kelompok masyarakat satu dengan kelompok masyarakat lainnya. Selain itu
dapat diketahui bahwa alur tersebut relevan atau tidak.

Kemudian dari pemberdayaan ada tahapan, yaitu tahap persiapan, perencanaan,


pelaksanaan, pemantauan, dan perluasan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dalam
pemberdayaan masyarakat, tahapan awal PPM lebih banyak melibatkan petugas dan tahapan
akhirnya banyak melibatkan masyarakat. Karena di awal petugas berperan untuk
memberdayakan masyarakat, kemudian semakin lama, masyarakatnya telah dapat
memberdayakan dirinya sendiri sehingga peran petugas mulai berkurang bahkan mungkin
masyarakat sudah dilepas untuk menerapkan hasil pemberdayaan oleh petugas.

Bandung Wangi merupakan organisasi yang sekarang menjadi yayasan yang menjadi
perkumpulan wanita pekerja seks sebagai bagian dari upaya pencegahan HIV/AIDS secara
preventif dan promotif dari yayasan Kusuma Buana yang sampai sekarang masih bertahan.
Dari Bandung Wangi ini membentuk turunan organisasinya yang peduli wanita dan anak.
Bandung Wangi berfokus kepada pekerja seks, baik wanita dewasa maupun anak-anak.
Bandung Wangi ini merupakan salah satu contoh dari pemberdayaan masyarakat, karena di
awal, yayasan Kusuma Buana menginisiasi dan mengedukasi para pekerja seks dalam upaya
pencegahan penyakit HIV/AIDS dalam organisasi Bandung Wangi. Selain itu, yayasan
Kusuma Buana melakukan pemberdayaan pada anggotanya. Kemudian para anggota
Bandung Wangi membentuk yayasan baru bernama Yayasan Anak dan Perempuan dengan
visi dan misi yang hampir sama dengan Bandung Wangi untuk meningkatkan upaya
pencegahan penyakit HIV/AIDS pada pekerja seks di daerah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai