Anda di halaman 1dari 9

KONSEP PEMBERDAYAAN DAN DESA SIAGA

(Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kesehatan Masyarakat)

Disusun Oleh:

Siti Zakiatun nisa : 183112540120270

Nadia Ruandayadi : 183112540120203

Fita Fatimah : 183112540120359

Rifka Humaida Dewi : 183112540120487

Reny Widyasari : 183112540120519

Septi Dianti : 183112540120505

Kelas : C5

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

KEBIDANAN UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA


2018

A. KONSEP PEMBERDAYAAN

Pemberdayaan masyarakat, secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses yang
membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat,
perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat.

Dari definisi diatas, tujuan utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu


mengembangkan kemampuan masyarakat, mengubah perilaku masyarakat, dan
mengorganisir diri masyarakat. kemampuan masyarakat yang dapat dikembangkan tentunya
banyak sekali seperti kemampuan untuk berusaha, kemampuan untuk mencari informasi,
kemampuan untuk mengelola kegiatan, kemampuan dalam pertanian dan masih banyak lagi
sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. pemberdayaan
masyarakat muncul karena adanya suatu kondisi sosial ekonomi masyarakat yang rendah
mengakibatkan mereka tidak mampu dan tidak tahu. ketidakmampuan dan ketidaktahuan
masyarakat mengakibatkan produktivitas mereka rendah.

Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui: pertama, pengembangan masyarakat,


dan yang kedua pengorganisasian masyarakat. apa yang dikembangkan dari masyarakat yaitu
potensi atau kemampuannya dan sikap hidupnya. kemampuan masyarakat dapat meliputi
antara lain kemampuan untuk bertani, berternak, melakukan wirausaha, atau ketrampilan-
ketrampilan membuat home industri; dan masih banyak lagi kemampuan dan ketrampilan
masyarakat yang dapat dikembangkan. dalam rangka mengembangkan kemampuan dan
ketrampilan masyarakat, dapat dilakukan dengan berbagai cara. contoh dengan mengadakan
pelatihan atau mengikutkan masyarakat pada pelatihan-pelatihan pengembangan kemampuan
dan ketrampilan yang dibutuhkan. dapat juga dengan mengajak masyarakat mengunjungi
kegiatan ditempat lain dengan maksud supaya masyarakat dapat melihat sekaligus belajar,
kegiatan ini sering disebut dengan istilah studi banding.
Pada pengorganisasian masyarakat, kuncinya adalah menempatkan masyarakat sebagai
pelakunya. untuk itu masyarakat perlu diajak mulai dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan,
sampai pemeliharaan dan pelestarian. pelibatan masyarakat sejak awal kegiatan
memungkinkan masyarakat memiliki kesempatan belajar lebih banyak. pada awal-awal
kegiatan mungkin pendamping sebagai pendamping akan lebih banyak memberikan
informasi atau penjelasan bahkan memberikan contoh langsung. pada tahap ini masyarakat
lebih banyak belajar namun pada tahap-tahap berikutnya pendamping harus mulai
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mencoba melakukan sendiri hingga
mampu atau bisa. Jika hal ini terjadi maka dikemudian hari pada saat pendamping
meninggalkan masyarakat tersebut, masyarakat sudah mampu untuk melakukannya sendiri
atau mandiri. Prinsip dasar pemberdayaan untuk mewujudkan masyarakat yang berdaya atau
mandiri

B. DESA SIAGA
a. KONSEP DESA SIAGA

Desa Siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk
mencegah dan mengatasi masalah / ancaman kesehatan (termasuk bencana dan kegawat-
daruratan kesehatan) secara mandiri dalam rangka mewujudkan desa sehat. Desa Siaga
merupakan basis bagi Indonesia Sehat.

Desa yang dimaksud disini dapat berarti kelurahan atau istilah-istilah lain bagi kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati dalam Pemerintah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Agar sebuah desa menjadi Desa Siaga maka desa tersebut harus memiliki forum desa /
lembaga kemasyarakatan yang aktif dan adanya sarana / akses pelayanan kesehatan dasar.
Dalam pengembangannya Desa Siaga akan meningkat dengan membagi menjadi 4 Kriteria
Desa Siaga :

1. Tahap Bina
Pada tahap ini forum masyarakat desa mungkin belum aktif, namun telah ada forum /
lembaga masyarakat desa yang telah berfungsi dalam bentuk apa saja, misalnya kelompok
rembug desa, kelompok yasinan atau persekutuan doa, dsb. Demikian juga Posyandu dan
Polindesnya mungkin masih pada tahap pratama. Pembinaan intensif dari petugas kesehatan
dan petugas sektor lainnya sangat diperlukan, misalnya dalam bentuk pendampingan saat ada
pertemuan forum desa untuk meningkatkan kinerja forum dengan pendekatan PKMD.

2. Tahap Tumbuh

Pada tahap ini forum masyarakat desa telah aktif lamdari anggota forum untuk
mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan masyarakat selain posyandu , Demikian juga
Polindes dan Posyandu sedikitnya sudah pada tahap madya.

Pendampingan dari tim Kecamatan atau petugas dari sektor/LSM masih sangat
diperlukan untuk pengembangan kualitas Posyandu atau pengembangan UKBM lainnya. Hal
penting lain yang diperhatikan adalah pembinaan dari Puskesmas PONED sehingga semua
hamil bersalin nifas serta bayi baru lahir yang risiko tinggi dan mengalami komplikasi dapat
ditangani dengan baik. Disamping itu sistem surveilans berbasis masyarakat juga sudah
sudah dapat berjalan, artinya masyarakat mampu mengamati penyakit ( menular dan tidak
menular ) serta faktor risiko di lingkungannya secara terus menerus dan melaporkan serta
memberikan informasi pada petugas kesehatan / yang terkait.

3. Tahap Kembang

Pada tahap ini forum kesehatan masyarakat telah berperan secara aktif dan mampu
mengembangkan UKBM-UKBM sesuai kebutuhan masyarakat dengan biaya berbasis
masyarakat. Sistem Kewaspadaan Dini masyarakat menghadapi bencana dan kejadian luar
biasa telah dilaksanakan dengan baik, demikian juga dengan sistem pembiyaan kesehatan
berbasis masyarakat.

Jika selama ini pembiayaan kesehatan oleh masyarakat sempat terhenti karena kurangnya
pemahaman terhadap sistem jaminan ,masyrakat didorong lagi untuk mengembangkan sistem
serupa dimulai dari sistem yang sederhana dan jelas dibutuhkan oleh masyarakat, misalnya
tabulin. Pembinaan masih diperlukan meskipun tidak terlalu intensif.
4. Tahap Paripurna

Pada tahap ini semua indikator dalam kriteria Desa Siaga sudah terpenuhi. Masyarakat
sudah hidup dalam lingkungan sehat serta berperilaku hidup bersih dan sehat.
Masyarakatnya sudah mandiri dan siaga tidak hanya terhadap masalah kesehatan yang
mengancam , namun juga terhadap kemungkinan musibah / bencana non kesehatan. .
Pendampingan dari Tim Kecamatan sudah tidak diperlukan lagi.

Desa siaga tidak hanya sekedar konsep yang bertengger di atas awan. Dengan mengacu
visi Departemen Kesehatan agar rakyat indonesia dapat mewujudkan kesehatan secara
mandiri, perlu dilakukan tindakan - tindakan nyata. Sebagai contoh, pembentukan Pos
Kesehatan Desa ( Poskesdes ) yang bertujuan agar setiap desa mampu mengidentifikasi dan
mencegah bencana, wabah, kurang gizi dan persoalan - persoalan lain. Poskesdes diharapkan
pula untuk merevitalisasi upaya - upaya kesehatan bersumber masyarakat seperti posyandu,
pos obat desa, ambulans desa, bank daerah desa, kelompok pemakai air dan koperasi jamban.

a. Polindes

Merupakan salah satu bentuk UKBM yang memiliki tenaga kesehatan yang tetap dan
tinggal di desa. Untuk pembinaan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak bagi masyarakat
dapat langsung dirasakan dan sangat besar manfaatnya. Bidan Desa yang tinggal bersama
dengan masyarakat setempat setiap saat siap dan siaga dalam pendampingan dan
pemantauan kesehatan masyarakat setempat.

Bagi kelurahan dan atau desa yang telah memiliki sarana kesehatan milik Pemerintah
maupun swasta seperti Rumah Sakit, Klinik , Puskesmas dan Pustu, pembentukan Desa Siaga
tidak harus dikaitkan dengan Polindes. Demikian juga bagi kelurahan di perkotaan / desa
dengan jumlah penduduk yang kecil , tidak harus membangun fasilitas pelayanan kesehatan;
yang penting adalah aksesibitas pelayanan kesehatan yang mudah. Pada kelurahan / desa
sejenis ini yang perlu adalah menekankan pada upaya pemberdayaan masyarakat.

b. Posyandu
Revitalisasi Posyandu, dengan berbagai rangkaian kegiatan. Revitalisasi yang
dilaksanakan secara menyeluruh dengan sasaran memantapkan kelembagaan posyandu,
kemampuan kader dan sarana Posyandu diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja
Posyandu.

c. Poskesdes

Merupakan salah satu bentuk UKBM yang baru disosialisasikan oleh Departemen
Kesehatan. Poskesdes diharapkan sebagai pusat pengembangan atau revitalisasi berbagai
UKBM lain yang dibutuhkan masyarakat desa ( misalnya Pos Obat Desa, Kelompok
Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga, dan lain-lain ).

Bentuk fisik Poskesdes disesuaikan dengan situasi dan kondisi di masing masing desa /
kelurahan. Bangunan bisa merupakan perluasan bangunan Polindes yang telah ada dan
selama ini dimanfaatkan oleh bidan di desa sebagai tempat pelayanan serta rumah tinggal.
Bisa pula berupa bangunan baru yang terpisah dari Polindes atau bangunan / sarana yang
telah ada dan dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan UKBM.

b. TUJUAN DESA SIAGA

Tujuan Umum:

Terwujudnya desa sehat dengan masyarakat yang sehat, peduli dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan di desanya.

Tujuan Khusus:

- Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan.


- Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong dirinya
sendiri dibidang kesehatan.
- Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap resiko dan
bahaya yang dapat mennimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah penyakit dan
sebagainya)
- Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa
- Meningkatnya keluarga sadara gizi dan melaksanakan PHBS
- Meningkatnya dukungan dan peran aktif stakeholders dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat desa.

c. KRITERIA DESA SIAGA


1. Memiliki berbagai UKBM sesuai kebutuhan masyarakat setempat (Posyandu dll.)
2. Memiliki YANKES DASAR ( di desa yang tidak memiliki akses ke
puskesmas/pustu, dikembangkan pos kesehatan desa atau poskesdes)
3. Memiliki system surveilans (Penyakit dan faktor risiko) berbasis masyarakat.
4. Memiliki system kesiapsiagaan dan penanggulanagan kegaatdaruratan dan bencana
berbasis masyarakat.
5. Memiliki system pembiayaan kesehatan berabasis masyarakat.
6. Memiliki lingkungan yang sehat.
7. Masyarakatnya berprilaku hidup bersih dan sehat.

d. SASARAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA


- Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu melaksanakan hidup
sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya
( sasaran pemberdayaan)
- Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu dan keluarga di
desa atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut
yakni tokoh – tokoh pemerintahan, masyarakat, agama, perempuan, pemuda, PKK,
karang taruna, media massa, dll (sasaran bina suasana)
- Pihak – pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan per
undang-undang, dana, tenaga, sarana, dll. Yakni kepala desa, camat, pejabat
pemerintahan lainnya, dunia usaha, donator dan stakeholders lain (sasaran advokasi).

e. KEGIATAN DALAM DESA SIAGA

Kegiatan Desa Siaga Aktif


1) Persiapan
a) Persiapan Petugas Pelaksana :
1. Pelatihan bidan
2. Pelatihan tokoh masyarakat ( toma) dan kader

b) Persiapan Masyarakat :
1. Pembentukan Forum Masyarakat Desa (FMD)
2. Survey Mawas Diri (pendataan keluarga/lapangan– rembuk desa)
3. Musyawarah Masyarakat Desa (di awal pembentukan).
2) Pelaksanaan
a) Pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kewenangan bidan, bila tidak dapat
ditangani dirujuk ke Puskesmas Pembantu atau Puskesmas.
b) Kader dan toma melakukan surveilance (pengamatan sederhana) berbasis
masyarakat tentang kesehatan ibu anak, gizi, penyakit, lingkungan dan perilaku.
c) Pertemuan Forum Masyarakat Desa untuk membahas masalah kesehatan desa
termasuk tindak lanjut penemuan pengamatan sederhana untuk meningkatkan
kewaspadaan dini masyarakat dan menyepakati upaya pencegahan dan
peningkatan.
d) Alih pengetahuan dan keterampilan melalui pertemuan dan kegiatan yang
dilakukan oleh jejaring penyebaran informasi kesehatan di desa (Jejaring
Promosi Kesehatan), pelaksanaan kelas ibu, kelas remaja, pertemuan dalam
rangka swa-medikasi, dsb.
e) UKBM misalnya pelaksanaan Posyandu, Posbindu, Warung Obat, Upaya
Kesehatan Kerja, UKBM Maternal (tabulin, calon donor darah, dsb.), dana sehat
serta UKBM lain sesuai kebutuhan dan kesepakatan.
f) Gerakan masyarakat dalam kesiagaan bencana dan kegawatdaruratan, Kesehatan
Lingkungan, PHBS dan Keluarga Sadar Gizi.
3) Pemantauan dan Evaluasi
Keberhasilan pengembangan Desa siaga dapat dilihat dari empat 4 indikatornya yaitu
masukan, proses, keluaran dan dampak. Uraian dan format yang dapat dipakai untuk
memantau dan menilai keberhasilan Desa Siaga tercantum dalam lampiran.

REFERENSI

Depkes RI. 2006. Pedoman Pengembangan Desa Siaga, Jakarta.


Pusdiklat. 2002. Kumpulan Instrumen Diklat. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai