Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CALABAI
Jl. Lintas Calabai Pekat, Email: pkmcalabai@gmail.com
Dompu - 84261

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMBINAAN DESA SIAGA

A. Pendahuluan
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri. Desa
yang dimaksud di sini adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas – batas wilayah, yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati
dalam Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Latar Belakang
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka seluruh desa di
Indonesia dituntut untuk menjadi desa yang sehat dengan berbagai Indikator. Syarat
Desa Sehat adalah dengan membentuk Desa Siaga. Desa Siaga adalah desa yang
penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan
untuk mencegah dan mengatasi masalah- masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.

Sebuah Desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah
memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).
Poskesdes adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
UKBM yang sudah dikenal luas oleh masyarakat yaitu Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu), Warung Obat Desa, Pondok Persalinan Desa (Polindes),
Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga dan lain- lain. Untuk dapat
menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa,
Poskesdes memiliki kegiatan : * Pengamatan epidemiologi sederhana
terhadap penyakit terutama penyakit menular yang berpotensi menimbulkan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan factor resikonya termasuk status gizi serta
kesehatan ibu hamil yang beresiko. * Penanggulangan penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB serta faktor
resikonya termasuk kurang gizi. * Kesiapsiagaan dan penanggulangan
bencana dan kegawatdarutan kesehatan. * Pelayanan medis dasar sesuai
dengan kompetensinya. Promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar
gizi, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), penyehatan lingkungan
dan lain- lain.

Dengan demikian Poskesdes diharapkan sebagai pusat


pengembangan atau revitalisasi berbagai UKBM yang ada di masyarakat
desa. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, Poskesdes harus didukung oleh
sumber daya seperti tenaga kesehatan (minimal seorang bidan) dengan
dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 orang kader. Selain itu juga harus
disediakan sarana fisik berupa bangunan, perlengkapan dan peralatan
kesehatan serta sarana komunikasi seperti telepon, ponsel atau kurir. Untuk sarana
fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai cara/alternatif yaitu
mengembangkan Polindes yang telah ada menjadi Poskesdes, memanfaatkan
bangunan yang sudah ada misalnya Balai Warga/RW, Balai Desa dan lain-lain
serta membangun baru yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau
Daerah), donatur, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.

Dasar Hukum
1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan Kabupaten / Kota;
2) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tentang
PedomanUmum Pengembangan Desa dan KelurahanSiaga aktif;
3) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
4) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor140.05/292 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja Operasionaldan Sekretariat Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Pusat;
5) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang
Sistem Kesehatan Nasional;
6) Keputusan Kepala Dinas Nomor 440//SK/VI/2014 tentang pembentukan tim
Pembina perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyumas
7) Keputusan Kepala Puskesmas Pekuncen Nomor 440/907/VII/2015 tentang
pembentukan tim Pembina perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
Puskesmas Pekuncen

C. Maksud dan Tujuan


Tujuan umum desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat,
peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.

Tujuan khususnya adalah sebagai berikut :


1. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang
pentingnya kesehatan.
2. Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa
terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
(bencana, wabah, kegawadaruratan dan sebagainya)
3. Peningkatan kesehatan lingkungan di desa. Meningkatnya kemampuan dan
kemauan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri di bidang
kesehatan.

D. Kegiatan pokok dan Rincian Kegiatan

Salah satu kunci keberhasilan dan desa siaga adalah ke aktifan para kader. Oleh
karena itu, dalam rangaka pembinaan, perlu dikembangkan upaya-upaya
untuk memenuhi kebutuhan para kader agar tidak drop out. Kader-kader
yang memiliki motifasi memuaskan kebutuhan social psikologisnya
harus di beri kesempatan seluas-luasnya utuk mengembangkan
kreatifitasnya. Sementara kader-kader yang masih dengan pemenuhan kebutuhan
dasarnya harus dibantu untuk memperoleh pendapatan tambahan misalnya dengan
pemberian gaji/ insentif atau fasilitas atau dapat berwira usaha. Perkembangan
desa siaga perlu di pantau dan di evaluai berkaitan dengan ini kegiatan-kegiatan desa
siaga perlu di catat oleh kader, misalnya dalam buku register UKBM (contohnya
system informasi posyandu ).

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


Pengembangan desa siaga dilaksanakan dengan
membantu/memfasilitasi/mendampingi masyarakat untuk menjalani proses
pembelajaran melalui siklus atau spiral pemecahan masalah yang
terorganisasi dan dilakukan oleh forum masyarakat desa (pengorganisasian
masyarakat), yaitu dengan menempuh tahap berikut .

1. Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber daya, yang


dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
2. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif pemecahan masalah.
3. Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang layak merencanakan dan
melaksanakannya.
4. Memantau, mengevaluasi, dan membina kelesatarian upaya yang telah
dilakukan.

Dalam pengembangan desa siaga juga sangat diperlukan forum komunikasi


masyarakat yaitu terbagi menjadi empat money dan pelaporan, musyawarah mufakat
desa, gerakan masyarakat desa, survey mawas diri

1) Pengembangan tim petugas


Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan lainnya
dialaksanakan. Tujuan langkah ini adalah persiapan para petugas kesehatan yang
berada di wilayah puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas administrasi.
Persiapan para petugas ini dapat berbentuk sosialisasi, pertemuan, atau
pelatihan yang bersiafat konsolidasi, yang di sesuaikan dengan kondisi setempat.
Keluaran atau out put dari langkah ini adalah para petugas yang memahami tugas dan
fungsinya, serta siap bekerja sama dalam satu tim untuk melakukan
pendekatan kepada tokoh masyarakat.
2) Pengembangan tim di masyarakat
Tujaun langkah ini adalah mempersiapakan para petugas, tokoh
masyarakat, dan masyarakat (forum masyarakat desa ) agar mereka mengetahui dan
mau bekerja sama dalam satu tim untuk mengembangkan desa siaga.
Langkah ini, termasuk kegiatan advokasi kepada para penentu kebijakan,
bertujuan agar mereka mau memberi dukungan, baik berupa kebijakan
atau anjuran, persejuan, dana, maupun sumber daya lain sehingga
pengembangan desa siaga dapat berjalan denag lancar. Penfdekatan pada
tokoh – tokoh masyarakat bertujuan agar mereka memahami dan
mendukung ,khususnya dalam membentuk opini masyarakat guna menciptakan
iklim yang kondusif bagi pengembangan desa siaga.
3) Survei Mawas Diri
Survei Mawas Diri (SMD) atau telah mawas diri (TMD) atau Comunity Self Survei
(CSS) bertujuan agar tokoh masyarakat mampu melakukan telah mawas diri
untuk desanya. Survei harus dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan
bimbingan tenaga kesehatan. Keluaran atau output dari SMD ini berupa
identifikasi masalah kesehatan dan daftar potensi di desa yang dapat di
dayagunakan dalam mengatasi masalah- masalah kesehatan tersebut,termasuk dalam
rangka membangun poskedes.
Bentuk :
- Curah Pendapat
- Pengisisan Kartu Mawas Diri
- Observasi lapangan dll
- Penyajian Data berupa : - Data masalah
- Data potensi

4) Musyawarah masyarakat desa


Tujuan penyelenggaraan musyawarah masyarakat desa (MMD) ini adalah mencari
alternatif penyelesaian,masalah kesehatan dan upaya membangun poskesdes
di kaitkan dengan potensi yang dimiliki desa.Disamping itu,untuk menyusun
rencana jangka panjang pengembangan desa siaga.

Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD


disampaikan,biasanya adalah daftar masalah kesehatan,data potensi serta
harapan masyarakat.Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk
menentukan prioritas,serta langkah-langkah solusi untuk pengembangan
poskesdes dan pengembangan desa siaga.

5) Penilaian Kriteria Desa Siaga Aktif

F. Sasaran
Sasaran pembinaan adalah 7 Desa yang ada di wilayah Puskesmas Calabai.

G. Jadwal
Jadwal Kegiatan dilakukan dari bulan Januari sampai Desember 2016.

H. Evaluasi Pelaksanaan dan Pelaporan


Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas promosi kesehatan Puskesmas Calabai dengan
dibantu oleh bidan desa maupun pemegang program lainnya, dan menjadi
tanggungjawab petugas promosi kesehatan Puskesmas Calabai.

I. Pencatan, Pelaporan dan Evaluasi


Tersusun laporan kegiatan penyuluhan kesehatan. Dan laporan di serahkan ke kepala
Pukskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu.

Mengetahui
Kepala Puskesmas Calabai
Syafruddin. SKM
NIP. 19681231 199303 1 122

Anda mungkin juga menyukai