Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PAMULIHAN
Jln. Raya Pakenjeng Kecamatan Pamulihan Kabupaten Garut Kode Pos : 44168
Email : pkmpamulihangrt@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMBINAAN DESA SIAGA

UPT PUSKESMAS PAMULIHAN

TAHUN 2019

A. Pendahuluan

Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu indikator dalam
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota. Dalam
tatanan otonomi daerah, pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
merupakan salah satu urusan wajib Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah
Kota, yang kemudian diserahkan pelaksanaannya ke desa dan kelurahan.
Namun demikian, suksesnya pembangunan desa dan kelurahan juga tidak
terlepas dari peran Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan pihak-pihak lain
seperti organisasi kemasyarakatan (ormas), dunia usaha, serta pemangku
kepentingan lain.
Adapun indikator Desa Siaga yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu :
1. Adanya forum masyarakat desa.
2. Adanya fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan sistem rujukannya.
3. Adanya UKBM yang dikembangkan.
4. Adanya sistem pengamatan penyakit dan faktor resiko berbasis
masyarakat.
5. Adanya sistem kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan dan
bencana berbasis masyarakat.
6. Adanya upaya menciptakan dan terwujudnya lingkungan sehat.
7. Adanya upaya menciptakan dan terwujudnya Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat.
8. Adanya upaya menciptakan dan terwujudnya Keluarga Sadar Gizi.

B. Latar Belakang
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di banyak desa
dan kelurahan. Walaupun harus menghadapi berbagai kendala, Tim Penggerak
PKK masih tetap berjuang menghidupkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
di desa dan kelurahan, sehingga saat ini desa dan kelurahan memiliki
Posyandu aktif.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah mengamanatkan adanya urusan pemerintahan yang
menjadi urusan wajib Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan
Pemerintah Kota. Salah satu dari antara sejumlah urusan wajib tersebut
adalah penanganan bidang kesehatan. Dengan demikian, jelas bahwa
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu urusan
wajib yang harus diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah
Kota.
Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota harus berperan aktif dalam
proses pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan di wilayahnya, agar
target cakupan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dapat dicapai. Namun
demikian, berperan aktif bukan berarti bekerja sendiri. Bagaimana pun, dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik Pemerintah Provinsi
maupun Pemerintah (Pusat) memiliki juga tanggung jawab dan perannya
dalam mensukseskan pembangunan kesehatan masyarakat desa dan
kelurahan. Bahkan tidak hanya pihak pemerintah, pihak-pihak lain pun, yaitu
organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, serta para pengambil keputusan dan
pemangku kepentingan lain, besar perannya dalam mendukung keberhasilan
pembangunan kesehatan masyarakat desa dan kelurahan.

C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Percepatan terwujudnya masyarakat desa dan kelurahan yang peduli,
tanggap, dan mampu mengenali, mencegah serta mengatasi
permasalahan kesehatan yang dihadapi secara mandiri, sehingga
derajat kesehatannya meningkat.
b. Tujuan Khusus
1. Mengembangkan kebijakan pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif di setiap tingkat Pemerintahan.
2. Meningkatkan komitmen dan kerjasama semua pemangku
kepentingan pusat, provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, desa
dan kelurahan untuk pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif.
3. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
dasar di desa dan kelurahan.
4. Mengembangkan UKBM yang dapat melaksanakan survailans
berbasismasyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan
ibu, pertumbuhan anak, lingkungan, dan perilaku),
penanggulangan bencana dan kedaruratan kesehatan, serta
penyehatan lingkungan.
5. Meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia, dana, maupun
sumber daya lain, yang berasal dari pemerintah, masyarakat dan
swasta/dunia usaha, untuk pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif.
6. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah
Tangga di desa atau kelurahan.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Serta Cara Melaksanakan


Kegiatan
Kegiatan Pokok : Memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu
untuk hidup sehat dengan pembinaan dan langkah-langkah
pendekatan edukatif yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi)
masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses
pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


Mengembangka desa siaga dilaksanakan dengan membantu, memfasilitasi,
dan mendampingi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran
melalui siklus atau spiral pemecahan masalah yang terorganisasi
dan dilakukan oleh forum masyarakat desa (pengorganisasian masyarakat),
yaitu dengan menempuh tahap berikut :
1. Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber daya,
yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
2. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif pemecahan masalah.
3. Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang layak mencanakan dan
melaksanakannya.
4. Memantau, mengevaluasi, dan membina kelesatarian upaya yang telah
dilakukan.
Dalam pengembangan desa siaga juga sangat diperlukan forum
komunikasi masyarakat yaitu terbagi menjadi empat money dan
pelaporan, musyawarah mufakat desa, gerakan masyarakat desa, survey
mawas diri.
1) Pengembangan tim petugas
Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan
lainnya dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah persiapan para petugas
kesehatan yang berada di wilayah puskesmas, baik petugas teknis
maupun petugas administrasi. Persiapan para petugas ini dapat
berbentuk sosialisasi, pertemuan, atau pelatihan yang bersifat
konsolidasi, yang di sesuaikan dengan kondisi setempat. Keluaran atau
out put dari langkah ini adalah para petugas yang memahami tugas dan
fungsinya, serta siap bekerja sama dalam satu tim untuk melakukan
pendekatan kepada tokoh masyarakat.
2) Pengembangan tim di masyarakat
Tujuan langkah ini adalah mempersiapakan para
petugas, tokoh masyarakat, dan masyarakat (forum masyarakat desa )
agar mereka mengetahui dan mau bekerja sama dalam satu tim
untuk mengembangkan desa siaga. Langkah ini, termasuk
kegiatan advokasi kepada para penentu kebijakan, bertujuan
agar mereka mau memberi dukungan, baik berupa kebijakan
atau anjuran, persetujuan, dana, maupun sumber daya lain
sehingga pengembangan desa siaga dapat berjalan dengan
lancar. Pendekatan pada tokoh – tokoh masyarakat bertujuan agar
mereka memahami dan mendukung , khususnya dalam membentuk
opini masyarakat guna menciptakan iklim yang kondusif bgi
pengembangan desa siaga.
3) Survei Mawas Diri Survei Mawas Diri (SMD) bertujuan agar tokoh
masyarakat mampu melakukan telaah mawas diri untuk desanya.
Survei harus dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan
bimbingan tenaga kesehatan. Keluaran atau output dari SMD ini
berupa identifikasi masalah kesehatan dan daftar potensi di desa
yang dapat di dayagunakan dalam mengatasi masalah- masalah
kesehatan tersebut,termasuk dalam rangka membangun poskedes.
Bentuk :
-Curah Pendapat
-Pengisisan Kartu Mawas Diri
-Observasi lapangan dll
-Penyajian Data berupa : - Data masalah
- Data potensi
4) Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Tujuan penyelenggaraan musyawarah masyarakat desa (MMD) ini
adalah mencari alternatif penyelesaian, masalah kesehatan dan
upaya membangun poskesdes di kaitkan dengan potensi yang
dimiliki desa. Disamping itu,untuk menyusun rencana jangka panjang
pengembangan desa siaga. Data serta temuan lain yang diperoleh
pada saat SMD disampaikan,biasanya adalah daftar masalah
kesehatan, data potensi serta harapan masyarakat. Hasil pendataan
tersebut dimusyawarahkan untuk menentukan prioritas, serta langkah-
langkah solusi untuk pengembangan poskesdes dan pengembangan
desa siaga.
5) Penilaian Kriteria Desa Siaga Aktif
Desa Siaga dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga
Pemilihan pengurus dan kader Desa Siaga dilakukan melalui
pertemuan khusus para pemimpin formal desa dan tokoh masyarakat
serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan secara
musyawarah dan mufakat, sesuai dengan tata cara dan kriteria yang
berlaku, dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
b. Orientasi atau Pelatihan Kader Desa Siaga
Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengelola dan kader
desa yang telah ditetapkan perlu diberikan orientasi atau pelatihan.
Orientasi pelatihan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Kota sesuai dengan pedoman orientasi pelatihan yang berlaku.
Materi pelatihan yang berlaku mencakup kegiatan yang akan
dilaksanakan di desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga
(sebagaiman telah dirumuskan dalam Rencana Operasional). Yaitu
meliputi pengelolaan Desa Siaga secara umum, pembangunan dan
pengelolaan Poskesdes, pengembangan dan pengelolaan UBKM lain,
serta hal-hal penting terkait seperti kehamilan dan persalinan sehat,
Siap-Antar-Jaga, Keluarga Sadar Gizi, Posyandu, kesehatan
lingkungan, pencegahan penyakit menular, penyediaan air bersih dan
penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP), kegawatdaruratan
sehari-hari, kesiap-siagaan bencana, kejadian luar biasa, versifikasi
pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui
Taman Obat Keluarga (TOGA), kegiatan surveilans, dan PHBS.

F. Sasaran
Sasaran pembinaan adalah 3 Desa yang ada di wilayah kerja UPT
Puskesmas Pamulihan.

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN RENCANA SERAPAN ANGGARAN

Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1. Pertemuan
Koordinasi dengan
pelaksana
program dan
lintas program

2. Persiapan materi
pembinaan

3. Distribusi
undangan
pembinaan desa
siaga

4. Pelaksanaan
Pembinaan

5. Pengumpulan hasil
SMD dan MMD
6. Evaluasi dan
pelaporan

H. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas promosi kesehatan UPT
Puskesmas Pamulihan dengan dibantu oleh bidan desa maupun
pemegang program lainnya, dan menjadi tanggungjawab petugas
promosi kesehatan UPT Puskesmas Pamulihan.

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Tersusun laporan kegiatan penyuluhan kesehatan. Dan laporan di
serahkan ke Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.

Anda mungkin juga menyukai