Anda di halaman 1dari 5

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

PRODI RPL SARJANA TERAPAN KEBIDANAN BIDAN

KELOMPOK 7
1. BETTY ALSEPNA, Amd.Keb PO71241230524
2. EMILDA HASTUTI, Amd.Keb
3. ELISA DEVINA, Amd.Keb

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEBIDANAN
2023
PENGEMBANGAN POSKESDES
Poskesdes merupakan penggerak dalam pengembangan Desa Siaga Aktif sehingga
pengembangan Poskesdes terintegrasi dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529 tahun 2010
tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Untuk lebih
jelasnya, langkah-langkah pengembangan Poskesdes sebagai berikut.

A.PENDEKATAN INTERNAL

Langkah ini merupakan awal kegiatan, tujuan pendekatan internal adalah


mempersiapkan petugas kesehatan dan aparat desa setempat, sehingga bersedia dan
memiliki kemampuan mengelola serta membina Poskesdes, dalam upaya untuk
meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat. Persiapan ini bisa berbentuk sosialisasi,
pertemuan dan pelatihan/orientasi yang bersifat konsolidasi yang tentunya disesuaikan
dengan kondisi setempat.

B. PENDEKATAN EKSTERNAL

Tujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh


masyarakat sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan Poskesdes. Untuk ini, perlu
dilakukan berbagai pendekatan dengan tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
setempat. Jika di daerah tersebut telah terbentuk Forum Desa Siaga Aktif atau Forum Peduli
Kesehatan lainnya, pendekatan eksternal ini juga dilakukan bersama dan atau
mengikutsertakan forumforum tersebut. Dukungan yang diharapkan adalah dukungan
moril, finansial dan material, seperti kesepakatan dan persetujuan masyarakat, bantuan
dana, tempat penyelenggaraan serta peralatan Poskesdes.

C. SURVEI MAWAS DIRI (SMD)

Tujuan SMD adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of belonging)


melalui penemuan sendiri masalah kesehatan di wilayahnya serta memecahkan masalahnya
sesuai dengan sumber daya dan kearifan lokal yang dimiliki. SMD dilakukan oleh kader
Poskesdes yang merupakan masyarakat setempat bersama tokoh masyarakat serta anggota
Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang terlatih dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang sudah disepakati dengan bimbingan dari tenaga kesehatan setempat. Hasil SMD
dicatat untuk menjadi acuan dalam melaksanakan langkah-langkah pemecahan masalah.

Untuk itu, sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan orientasi anggota masyarakat yang
dinilai mampu melakukan SMD, seperti guru, anggota Pramuka, kelompok dasawisma, PKK,
anggota karang taruna, murid sekolah, atau kelompok potensial lainnya yang ada di desa.
Hasil dari SMD adalah data tentang masalah kesehatan serta potensi masyarakat untuk
memecahkan masalah yang ada di desa.

D. MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)

Tujuan penyelenggaraan MMD ini adalah untuk mencari alternatif pemecahan


masalah kesehatan yang ditemukan pada saat SMD dengan memanfaatkan sumber daya
dan kearifan lokal yang dimiliki desa. MMD diselenggarakan oleh semua pengurus Forum
Desa Siaga Aktif bersama seluruh masyarakat.

Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disajikan, terutama adalah
daftar masalah kesehatan, data sumber daya, serta skala prioritas kebutuhan
penanggulangan masalah kesehatan masyarakat. Hasil pendataan tersebut
dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas masalah yang akan ditindak lanjuti, dukungan
dan kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh masingmasing individu/organisasi
kemasyarakatan (ormas)/sektor yang diwakilinya, serta langkah-langkah pemecahan
masalah untuk pengembangan Poskesdes.

E. PEMBENTUKAN POSKESDES

Secara operasional pembentukan Poskesdes dilakukan dengan kegiatan sebagai


berikut.

1. Pemilihan Pengurus dan Kader kesehatan Poskesdes. Pemilihan pengurus dan kader
kesehatan Poskesdes dilakukan melalui pertemuan khusus para pimpinan, pengelola, dan
tokoh masyarakat serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan secara
musyawarah mufakat, sesuai dengan tata cara dan kriteria yang disepakati, dengan fasilitasi
Puskesmas. Jumlah kader kesehatan untuk setiap Poskesdes minimal 2 (dua) orang atau
disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan dan kemampuan serta potensi desa
setempat.

2. Pelatihan/Orientasi Kader Kesehatan. Pengelola dan kader kesehatan terpilih sebelum


melaksanakan tugasnya, perlu diberikan pelatihan atau orientasi tentang pengelolaan
Poskesdes. Pelatihan/orientasi dilaksanakan oleh Puskesmas sesuai dengan pedoman
pelatihan/orientasi yang berlaku. Pada waktu menyelenggarakan pelatihan/orientasi,
sekaligus disusun rencana kerja (Plan of Action) Poskesdes yang akan dibentuk, lengkap
dengan waktu dan tempat penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian tugas serta
sarana dan prasarana yang diperlukan.Materi pelatihan/orientasi antara lain mencakup
kegiatan yang akan dilaksanakan di Poskesdes, meliputi: a. Pelayanan kesehatan dasar
sesuai dengan kompetensinya, yaitu layanan kesehatan untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan
kesehatan anak. b. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB),
penyakit tidak menular dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil
yang berisiko. c. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB, penyakit tidak menular serta faktor-faktor risikonya
(termasuk kurang gizi). d. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan melalui metode simulasi.

3. Pemenuhan/Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

a. Pemenuhan/penempatan tenaga kesehatan, terutama Bidan sebagai penyelenggara


Poskesdes awalnya dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dan untuk
pengembangan selanjutnya, pemenuhan dapat dilakukan oleh masyarakat.

b. Pelatihan tenaga kesehatan Sebelum melaksanakan tugasnya, tenaga kesehatan diberi


pelatihan sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang harus dimiliki serta tugas
yang menjadi tanggung jawabnya oleh institusi yang berwenang di wilayahnya.

F. PENGEMBANGAN JEJARING KERJASAMA

Mengingat permasalahan kesehatan sangat kompleks, maka pemecahannya perlu


melibatkan berbagai pihak baik yang ada di wilayah desa maupun dukungan dari mitra yang
ada di luar desa, seperti individu/organisasi kemasyarakatan/institusi/sektor. Untuk
memajukan Poskesdes, perlu adanya pembentukan dan pengembangan jejaring kerjasama
dengan berbagai pihak guna terlaksananya aktivitas Poskesdes yang optimal. Aktualisasi dari
pengembangan jejaring Poskesdes, dapat dilakukan melalui temu jejaring UKBM secara
internal di dalam desa sendiri dan atau temu jejaring antar-Poskesdes, serta temu jejaring
antar-tenaga kesehatan. Untuk memantapkan kerjasama, juga diharapkan dapat dijadikan
wahana untuk saling bertukar pengalaman dan memecahkan masalah-masalah yang ada di
wilayah setempat dan dihadapi bersama.

Selain jejaring program untuk proses pemberdayaan dibutuhkan juga dukungan


kemitraan dari pihak lain. Untuk mendapatkan dukungan yang berasal dari organisasi
kemasyarakatan dan tanggung jawab sosial korporasi (Corporate Social Responsibility/ CSR)
serta dukungan media massa untuk publikasi yang kelak mempercepat penyampaian
informasi yang diharapkan desa sekitar terpapar informasi dan terpacu untuk
mengembangkan upaya bidang kesehatan di wilayahnya.

Anda mungkin juga menyukai