KELOMPOK 3:
1. SRI LESTARI PO71241230647
2. MARIA EMININTHA PO71241230568
3. WISKA YUNISA PO71241230569
4. NINGSIH PO71241230559
5. ASMIDAR LUBIS PO71241230558
6. SRI DEBI UTARI PO71241230567
7. CANDRA WIDHI ANJANI PO71241230564
8. ELVI NENSIH PO71241230565
9. EKA FITRIANI PO71241230570
10. MELYANTI KOMARA PO71241230234
11. TRI UTAMI PO71241230549
12. YAYUK DWISTI.A PO71241230226
13. NADELA GUSTIA PO71241230225
14. MERI ANDA RISKA PO71241230517
15. PEBRIYA WINARTI PO71241230584
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan kasih dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Mola Hidatidosa (Hamil
Anggur) dengan baik dan semaksimal mungkin.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun tugas makalah ini kami banyak menemukan berbagi
hambatan ataupun kesulitan.Namun atas bantuan dari banyak pihak maka kami pun dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada dosen pembimbing Ibu Rosmaria,M.Keb dan teman-teman kelompok 11
yang telah membantu penyelesaian dari makalah ini
Tak lupa kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dalam penulisan
makalah ini. kami sadar bahwa manusia tidak ada yang sempurna oleh karena itu kami
mengharapkan kebesaran hati dari para pembaca dengan memberikan kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
1.2 Tujuan
1.2.1 TujuanUmum
1.2.2 TujuanKhusus
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mola Hidatidosa
2.2 Etiologi Mola Hidatidosa
2.3 Patofisiologi Mola Hidatidosa
2.4 Diferensial Diagnosis Mola Hidatidosa
2.5 Penanganan Mola Hidatidosa
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
3.2.1 Untuk Klien
3.2.2 Untuk Sarana Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Data organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2007, memperkirakan bahwa
setiap tahun sejumlah 500 orang perempuan meninggal dunia akibat komplikasi
kehamilan, persalian dan nifas, fakta ini mendekati terjadinya 1 kematian setiap menit
dan diperkirakan 99% kematian tersebut terjadi di Negara-negara berkembang yang
tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika
dibandingkan dengan rasio kematian ibu di Sembilan Negara maju dan 51 negara
persemakmuran.
Menurut SDKI Angka Kematian Ibu pada tahun 2007 mencapai 228 per 100.000
kelahiran hidup. Jumlah ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya jumlah kematian ibu mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu masih terbilang tinggi bila di bandingkan dengan Negara-negara
lainnya yaitu Brunei Darussalam dan Singapura masing-masing 13 dan 14 per
100.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2009, AKI di Jawa Barat adalah 258 per 100.000 kelahiran hidup.
Menurun dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 583 per 100.000 kelahiran.
Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia kabupaten Garut pada Tahun 2009 Angka
Kematian Ibu mencapai 219 per 100.000 kelahiran hidup.
2.1.2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian dan menentukan diagnose kebidanan pada
kasus mola hidatidosa.
2. Mampu menyusun rencana asuhan sesuai kebutuhan pasien.
3. Mengetahui apa itu mola hodatidosa
BAB II
PEMBAHASAN
1. Faktor ovum
Pembuahan sel telur dimana intinya telah hilang atau tidak aktif lagi oleh
sebuah selsperma.
2. Imunos elektifdaritrofoblas
Perkembangan molahidatidosa diperkirakan disebabkan oleh kesalahan
respon imun ibu terhadap invasi oleh trofoblas. Akibatnya
vilimengalamidistensi kaya nutrient. Pembuluh darah primitive di dalam
vilus tidak terbentuk dengan baik sehingga embrio ‘ kelaparan’, mati, dan
diabsorpsi, sedangkan trofoblas terus tumbuh dan pada keadaan tertentu
mengadakan invasi kejaringan ibu.
3. Usia
Faktor usia yang di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun dapat terjadi
kehamilan mola. Prekuensi molahidatidosa pada kehamilan yang terjadi
pada awal atau akhir usia subur relatif tinggi. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa pada usia berapa pun dalam usia subur dapat terjadi
kehamilan mola.
5. Paritas tinggi
Pada ibu yang berparitas tinggi, cenderung beresiko terjadike hamilan
molahidatidosa karena trauma kelahiran atau penyimpan gantransmisi
secara genetik yang dapat diidentifikasi kandengan penggunaan
stimulandrulasi seperti klomifen atau menotropiris (pergonal). Namun juga
tidak dapat dipungkiri pada primipara pun dapat terjadi kehamilan
molahidatidosa.
6. Defisiensi protein
Protein adalah zat untuk membangun jaringan-jaringan bagian tubuh
sehubungan dengan pertumbuhan janin, pertumbuhan rahim dan buah dada
ibu, keperluan akan zat protein pada waktu hamil sangat meningkat apabila
kekurangan protein dalam makanan mengakibatkan pertumbuhan pada
janin tidak sempurna.
PerbaikanKeadaan Umum
Perbaikan keadaan umum pada pasien molahidatidosa, yaitu :
Koreksidehidrasi.
Transfusi darah bila ada anemia (Hb 8 gr% atau kurang), juga untuk
memperbaiki syok.
Bila ada gejala preeklamsia dan hiperémesis gravidarum di obati
sesuai protocol penanganannya.
Bila ada gejala-gejala tirotoksikosis dikonsul ke bagian penyakit
dalam Pengeluaranjaringan mala dengan cara kuretase dan
histerektomi
1) Definisi
Kuret adalah pembersihan sisa-sisa jaringan yang ada dalam rahim
2) Faktor Resiko
1. Perdarahan
2. Pengerokan yang terlalu dalam akan meninggalkan cerukan atau lubang di
dinding rahim.
3. Gangguan haid
4. Infeksi
5) PersiapanSebelumOprasi
a) Informed consend
b) Puasa
c) Cek darah, darah harus tersedia dan sudah dilakukan crossmatching.
6) Kuretase Pada Pasien Molahidatidosa
1. Pertimbangan usia yang sudah lanjut, diatas usia 40 tahun dan usia anak
cukup.
2. Terjadi perdarahan banyak setelah kuretase untuk menyelamatkan jiwa
penderita
3. Resisten terhadap obat kemoterapi.
4. Dugaan perforasi pada mola destruen
5. Sejak semula sudah tergolong penyakit trofoblas resiko tinggi
6. Dugaan sulit nya melakukan pengawasan ikutan
2) Histerektomi yang dilakukan dapat dilaksanakan:
Teknik operasi sampai saat ini belum dijumpai secara utuh diberbagai
pustaka. Oleh karena itu,kami menganjurkan teknik operasi sebagai berikut:
Kami anjurkan agar saat melakukan operasi diberikan profilaksis kemoterapi sehingga
dapat memperkecil aktivitas sel-seltrofoblas ganas yang kebetulan dapat masuk ke
pembuluh darah atau tercecer pada vagina, untuk tumbuh dan berkembang.
Pemeriksaan tindaklanjut:
Tujuan utama tindakan lanjuta dalah deteksi dini setiap perubahan yang
mengisyaratkan keganasan. Pemeriksaan tindaklanjut pada pasien molahidatidosa
meliputi:
3.1 Kesimpulan
Molahidatidosa adalah suatu bentuk tumor jinak dari sel-seltrofoblas (yaitu
bagian dari tepi sel telur yang kelak terbentuk menjadi ari-ari janin) Hasil pembuahan
yang gagal tersebut lalu membentuk gelembung-gelembung menyerupai buah anggur.
Pertumbuhan gelembung semakin hari semakin banyak bahkan bisa berkembang
secara cepat. Hal ini yang membuat perut seorang ibu hamil dengan Molahidatidosa
tampak cepat besar.
Hamil anggur atau Molahidatidosa hanya dapat dialami oleh wanita yang pernah
melakukan hubungan suami istri. Jadi tidak benar bahwa hamil anggur bisa terjadi
begitu saja tanpa ada pertemuan sel sperma dan sel telur melalui hubungan seksual.
Hingga sekarang faktor penyebab langsung kejadian hamil anggur ini masih belum
diketahui secara pasti. Seringkali ditemukan pada masyarakat dengan kondisi sosial
ekononi yang rendah, kurang gizi, ibu yang sering hamil dan gangguan peredaran
darah dalam rahim.
3.2 Saran
3.2.1 Untuk Klien
Diharapkan klien dengan kehamilan Molahidatidosa mendapatkan perawatan dan
penanganan yang komprehensif, serta melakukan follow up pasca mola selama 12
bulan sesuai jadwal, supaya dapat mendeteksi sedini mungkin bila terjadi keganasan
sampai pasien benar-benar dikatakan sembuh atau sehat.
http://dokunimus.blogspot.com/2011/07/mola-hidatidosa.html#ixzz2QQuNSLTG
http://www.lusa.web.id/kehamilan-mola-hidatidosa-mola-hydatidosa/
http://meyceria.wordpress.com/2012/04/14/hamil-anggurmola-hidatido
Sumber : Google