MOLA HIDATIDOSA
OLEH :
Nining Milasari
K1A1 15 031
SUPERVISOR
i
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
Mengetahui,
Pembimbing
ii
MOLA HIDATIDOSA
A. Pendahuluan
merupakan salah satu kelainan dari kehamilan yang ditandai dengan trofoblas
yang tidak wajar. Pada mola hidatidosa, struktur yang dibentuk trofoblas
premaligna, sekitar 15% dari komplit mola hidatidosa dan 1% dari parsial
neoplasia. Beberapa faktor risiko dan etiologi potensial telah dievaluasi pada
perkembangan mola hidatidosa, antara lain usia ibu, riwayat mola hidatidosa
lemak hewani. 3
1
B. Definisi
mengeluarkan hormon yaitu hCG dalam jumlah yang lebih besar daripada
C. Epidemiologi
2
molahidatidosa komplit di Asia yang tertinggi adalah di Indonesia
sekarang masih belum diketahui apa yang menjadi penyebabnya, oleh karena
menghindarkan terjadinya mola hidatidosa, seperti tidak hamil pada usia yang
usia ibu yang lanjut. Usia ibu yang ekstrim di yakini meningkatkan
resiko terjadinya mola hidatidosa. Ibu di usia remaja dan ibu di usia 36-
40 tahun memiliki resiko 2 kali lebih besar. Pasien dengan usia lebih dari
40 tahun memiliki resiko 7 kali lebih tinggi dan hal ini sering dijumpai
pada wanita di usia 45 tahun. Salah satu penjelasan yang mungkin adalah
karena sel telur pada wanita usia tua sering terjadi fertilisasi yang
abnormal.10
memiliki resiko 2 kali lipat untuk terkena mola hidatidosa. Sudah pasti
3
dengan resiko kemungkinan berulang 10 kali lipat. Lebih jauh lagi, jika
3. Ras
Asia.10
4. Faktor lain
ini juga ikut berperan. Wanita yang sedang mengunakan kontrasepsi oral
E. Patogenesis
1. Mola Komplit
pada umumnya memiliki karyotipe diploid yang lengkap dan 85% adalah
4
46XX, namun seluruh kromosomnya berasal dari paternal. Disini ovum
atau seikat anggur. Pada mola komplit ini tidak dihasilkan janin atau air
rongga endometrium.10,11
2. Mola parsial
disertai dengan hasil konsepsi nromal yaitu embrio yang biasanya mati
biasanya bersifat lokal.10
5
Gambar 1 . patogenesis tipikal dari mola hidatidosa parsia dan komplit10
F. Klasifikasi
berwarna putih jernih, berisi cairan seperti cairan asites atau edema.
Kalau ukurannya kecil, tampak seperti kumpulan telur katak, tetapi kalau
6
besar tampak seperti serangkaian buah anggur yang bertangkai. Oleh
hidropik pada vili korionik difus, gambaran grape like vesicles 10,13
tetapi janin biasanya tidak dapat bertahan lama dan akan mati dalam
7
Gambar 3. Makroskopik Mola Hidatidosa Parsial memperlihatkan
1. Perdarahan
pada wanita malnutrisi. Efek dilusi dari hipervolemia terjadi pada wanita
diduga akibat asupan yang tidak mencukupi karena adanya mual dan
8
proliferasi trofoblas. Perdarahan juga sering disertai pengeluaran jaringan
2. Ukuran uterus bisa lebih besar atau lebih kecil (tidak sesuai usia
kehamilan)
daripada kehamilan normal, hal ini ditemukan pada setengah dari semua
pasien mola. Ada pula kasus-kasus yang uterusnya lebih kecil atau sama
karena kista theca lutein multiple akan membuat sulit perbedaaan dengan
bersamaan, sementara plasenta yang satu dan janin terlihat normal. Juga
9
4. Preeklampsia
5. Hiperemesis
Mual dan muntah yang signifikan dapat timbul sebagai salah satu
6. Tirotoksikosis
dari estrogen seperti yang dijumpai pada kehamilan normal. Serum bebas
10
Chorionic Gonadotropin hormone. Terdapat korelasi antara kadar hCG
dan fungsi endogen tiroid tapi hanya kadar hCG yang melebihi 100.000
b. Perdarahan pervaginam
11
H. Diagnosis
1. Anamnesis16
b. Terdapat gejala hamil muda yang sering lebih nyata dari kehamilan
c. Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak
kecoklatan.
2. Pemeriksaan fisis16
mola keluar, fundus uteri turun, lalu naik lagi karena terkumpulnya
darah baru.
12
Gambar 4 . Pembesaran rahim tidak sesuai dengan usia kehamilan17
3. Pemerisaan dalam16
hati, kemudian sonde diputar. Jika tidak ada tahanan, kemungkinan mola.
5. Pemeriksaan penujang
Kadar β-hCG pada mola jauh lebih tinggi daripada kehamilan biasa.
13
tetapi sintesanya juga terjadi pada ginjal janin. Pemeriksaan β-hCG
Uji kehamilan kuantitatif > 100.000 mIU/mL atau kadar titer β-hCG
b. Ultrasonography
USG telah terbukti sebagai alat diagnostik yang akurat dan sensitif
gambaran USG yang khas (pola Honey comb atau snow storm) yaitu
14
multilokuler di daerah adneksa. Massa tersebut berasal dari kista
pada bulan pertama, tapi ada juga yang hidup sampai cukup besar
15
Gambar 7. Gambaran USG yang memperlihatkan terdapat janin di
c. Pemeriksaan histopatologi10
16
Gambar 8. Perbedaan antara abortus hidropik normal dan mola hidatidosa
I. Diagnosis Banding
1. Abortus
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Pada
17
2. Hidramnion
3. Kehamilan Ganda
lebih cepat dari biasanya, penambahan berat badan ibu yang mencolok
yang bukan disebabkan oleh udema dan obesitas, banyak bagian kecil
yang teraba, teraba bagian besar janin, teraba dua balotemen. Diagnosis
J. Penatalaksanaan
18
Pengelolaan mola hidatidosa dapat terdiri atas 4 tahapan berikut ini :
tirotoksikosis. 14
a. Kuretase
b. Histerektomi
ini dapat dilakukan pada wanita berusia lebih dari 40 tahun, karena
19
setidaknya 1/3 dari wanita usia ini yang telah mengalami mola akan
disarankan. Hanya pada 20% wanita dengan mola hidatidosa yang dapat
4. Pengamatan lanjutan
20
Pengamatan pasca evakuasi mola hidatidosa, meliputi:18
kontrasepsi. Pasien boleh hamil setelah 6 bulan bila kadar hCG cepat
d. Kadar β-hCG harus tetap rendah secara konstan dan tidak pernah
diperlukan intervensi
21
penanganan lebih lanjut. Jika kadar β-hCG telah menurun dalam
berikut:4
5) Adanya tandametastasis
sebelumnya.
K. Prognosis
mola hampir tidak ada lagi, tetapi di negara berkembang masih cukup tinggi
yakni berkisar antara 2,2 dan 5,7 %. Sebagian besar dari pasien mola akan
22
tumor trofoblas meningkat sebesar 40 % jika terdapat satu dari gejala
Sedangkan yang tidak memiliki salah satu tanda diatas yang hanya
berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola, tetapi yang paling
dapat bertahan untuk hidup lebih lama, sedangkan kasus resiko tinggi hanya
23
DAFTAR PUSTAKA
24
18. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, et al. Gestational
Trophoblastic Disease. In: Williams Obstetrics. 24nd ed. New York: McGraw-
Hill;2014:273-84
19. Fisher RA, Sebire NJ. Gestasional Trophoblastic Diseae. In Biology and
Pathology of Trophoblast. NewYork : Cambridge University Press. 2006.
p.74-78.
20. Edmons K,Trophoblast disease, in : Dewhurt's text book of Obstetrics &
Gynaecology. Blackwell Publishing.7thEdition:2007:117-119.
21. Bratakoesoema, Dinan S. Penyakit Trofoblas Gestasional. Dalam Onkologi
Ginekologi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2006.
22. Soekimin. Penyakit trofoblas ganas. Fakultas Kedokteran USU. 2005.
25