Anda di halaman 1dari 4

Gangguan ansietas

Definisi

Perasaan khawatir (cemas yg berat dan menyeluruh serta


menetap/bertahan lama) dan disertai dengan gejala somatik (motorik & otonomik)
yg menyebabkan gangguan fungsi sosial dan / fungsi pekerjaan atau perasaan
nyeri hebat, dan perasaan tak enak.

Epidemiologi

Prevalensi : 3% - 8% dari populasi umum, 50% penderita GAM juga


mempunyai gangguan mental lain. Onset antara usia 20-30 tahun, ratio laki-laki
:perempuan = 2 :1. Kebanyakan pasien GAM pergi berobat pada dokter umum,
internist, cardiologist, pulmonolog, gastroenterologist oleh karena gejala
somatiknya. Komorbiditas gangguan anxietas menyeluruh 90% memiliki
setidaknya satu kali seumur hidup mengalami gangguan ini, 66% memiliki
gangguan saat Axis I lainnya.

Etiologi

Rentang respon kecemasan dapat dikonseptualisasikan dalam rentang respon.


Respon ini dapat digambarkan dalam rentang respon adaptif sampai maladaptif.
Reaksi terhadap kecemasan dapat bersifat konstruktif dan destruktif. Konstruktif
adalah motivasi seseorang untuk belajar memahami terhadap perubahan-
perubahan terutama perubahan terhadap perasaan tidak nyaman dan fokus pada
kelangsungan hidup. Sedangkan reaksi destruktif adalah reaksi yang dapat
menimbulkan tingkah laku maladaptif serta fungsi yang menyangkut kecemasan
berat atau panic.

1. Faktor predisposisi
Beberapa teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal kecemasan.
Diantaranya dalam pandangan psikoanaltik. Pandangan interpersonal,
pandangan perilaku, kajian keluarga, dan dari kajian biologis.
2. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart & Sundeen (2005), faktor presipitasi dibagi menjadi 2 :
a. Ancaman terhadap integritas biologi seperti penyakit, trauma fisik, dan
menurunya kemampuan fisiologis untuk melakukan aktifitas sehari-
hari.
b. Ancaman terhadap konsep diri dan harga diri seperti proses
kehilangan. Dan perubahan peran, perubahan lingkungan dan status
ekonomi.

3. Klasifikasi Tingkat kecemasan


a. Kecemanan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari-hari, ansietas ini menyebabkan individu jadi waspada dan
meningkatkan lapang persepsinya.
b. Kecemasan sedang memungkinkan individu berfokus pada hal yang
penting dan mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit
lapang persepsi individu dengan demikian, individu mengalami tidak
perhatian yang selektif, namun dapat berfokus pada lebih banyak area.
Jika diarahkan untuk melakukannya.
c. Kecemasan berat sangat mengurangi lapang persespi individu.
Cenderung berfokus pada sesuatu yang sudah spesifik serta tidak
berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk
berfokus pada area lain.
d. Tingkat panik dan kecemasan berhubungan dengan terpengaruh
ketakutan dan teror, hal yang rinci terpecah dari proporsinya. Karena
mengalami kehilangan kembali.

Pedoman Diagnostik Menurut PPDGJ III.

 Penderita harus menunjukkan kecemasan sebagai gejala primer yang


berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa
bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjolpada keadaan situasi
khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau “mengambang”.
 Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut :
a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung
tanduk, sulit konsentrasi, dsb).
b) Ketegangan motoric (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat
santai).
c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat,
janOveraktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak nafas, keluhan kembung, pusing kepala, mulut
kering, tung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan kembung, pusing
kepala, mulut kering, dsb).
 Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatic brulang yang
menonjol.
 Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),
khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama. Gangguan
anxietas menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap
dari episode depresi (F32), gankap dari episode depresi (F32), gangguan
anxietas fobik (F40), gangguan panic (F41.0), gangguan obsesif kompulsif
(F42.).

Diagnosa Banding

 Penyakit organik → anxietas


 Penyalahgunaan obat tertentu (amphetamin, caffein)
 Penghentian obat (withdrawal) : alkohol, obat sedatif hipnotik dan
anxiolitika
 Gangguan panik, gangguan fobik, atau gangguan obsesif kompulsif, dan
gangguan depresif berat, dll.
Penatalaksanaan
Penanganan pasien GAM yang efektif adalah kombinasi antara psikoterapi
dan farmakoterapi.
1. Psikoterapi :
- Suportif : kognitif perilaku, suportif, berorientasi insight
Dengan pasien, didiskusikan, problemnya → anxietas ↓↓ dengan penuh
perhatian dan empati. Situasi stresful, kalau ada hrs dihilangkan.
2. Farmakoterapi : Pengobatan dengan obat perlu 6 - 12 bulan atau lebih
lama. 25% pasien relaps setelah 1 bulan obat dihentikan, 60% - 80%
penderita relaps dalam waktu 1 tahun.
Benzodiazepine Drugs of choice : Xanax0,25-0,5 mg
Ativan = Renaquil
Buspiron (Buspar):efektif 60% - 80% perlu waktu : 2-3 minggu baru
terlihat hasilnya Antidepressan trisiklik : Amitriptilin, Imimpramin, SSRI
Bloker : Propranolol

Prognosis
Sulit diramalkan. Mungkin berlangsung selama hidup (kronik) 25% pasien
akan mengalami gangguan panik % tinggi penderita akan mempunyai / menderita
gangguan depresi berat.

Anda mungkin juga menyukai