Anda di halaman 1dari 22

Laporan Penyelidikan Epidemiologi (PE)

“Penyelidikan Epidemiologi KLB Keracunan Makanan”

KELOMPOK 2

Mata Kuliah : Surveilence Kesehatan Masyarakat Kelas 3 C Reg Banjarmasin


Dosen : Bapak Kasman, SKM., M. Kes FKM UNISKA
Nama Anggota :
Kelompok 2

1. Apriyanti Mey Shelinn (19070158) 9. Rizqina (19070231)


2. Putri Fachrinnisa (19070164) 10. Ricko Walkerius (19070235)
3. Ririn Melina (19070172) 11. Zahra Ikhrima Sholehah Wardini
4. Sitah (19070176) (19070247)
5. Indah Yulia (19070194) 12. Norfiah (19070267)
6. Syalamah (19070214) 13. Nuraliefiya Tafasa (19070275)
7. Dini Mustaqiema (19070220) 14. Rahmatika Hidayati (19070276)
8. Misnawati (19070224)
Pengertian Penyelidikan Epidemiologi KLB
Yaitu kegiatan yang di laksanakan untuk memastikan adanya
01 penderita penyakit yang dapat menimbulkan KLB mengenai:
- Sifat Penyebab
- Faktor yang mempengaruhi penyebaran

Indikasi KLB
02 Di lakukan apabila :
1. Curiga KLB
2. Keracunan makanan / Pestisida
3. Adanya Laporan KLB
Tujuan
03 Umum :
- Menentukan jenis penyakit yang menimbulkan KLB
- Menemukan cara-cara mencegah penularan lebih lanjut
dari penyebab penyakit terhadap populasi, daerah.

Penyelidikan 04 Diagnose

Epidemiologi
KLB
Bersumber dari: Kumpulan Laporan Penyelidikan Epidemiologi KLB.
Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara 2018

SEKSI SURVEILANS DAN IMUNISASI


BIDANG P2P
DINAS KESEHATAN DAERAH
PROVINSI SULAWESI UTARA
2018

Link : https://dinkes.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/01/KUMPULAN-LAPORAN-PE-KLB-2018-.pdf
LAPORAN

DINAS KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI UTARA
TAHUN 2012
Kronologis Kejadian
Laporan


Kronologis Kejadian
Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan para penderita kejadian tersebut terjadi pada hari Jumat
tanggal 17 Agustus 2012 setelah selesai upacara peringatan hari kemerdekaan RI ke 67 yang
dilaksanakan di halaman Kantor Bupati Minahasa Selatan.
Pada pukul 11.00 Wita peserta paskibraka laki – laki menuju ke kompi 712, sedangkan peserta
paskibraka perempuan menunggu di Aula Waleta sambil makan kue yang disuguhkan panitia
yaitu roti dan panekuk sekitar pukul 12.30 Wita.
Kemudian pada pukul 14.00 Wita peserta pasibraka wanita dan laki – laki makan siang
bersama yaitu makanan kotak yang terdiri dari nasi dan lauk pauk. Sekitar pukul 15.30 Wita
terjadi keluhan awal sakit dari beberapa peserta, panitia dan undangan yang mengalami gejala-
gejala.
Jumlah kotak kue yang dibagikan sebanyak 250 dos untuk peserta paskibraka, pelatih
paskibraka, panitia dan undangan.
Penderita yang mengalami sakit langsung dibawa ke RSU GMIM Kalooran Amurang oleh Tim
Medis Dinas Kesehatan setempat dengan total penderita 26 orang, dengan rincian sebagai
berikut : rawat inap berjumlah 13 orang (10 orang paskibraka, 1 orang panitia, 1 orang anak
panitia, dan 1 purna/senior paskibraka).
Distribusi Penderita Menurut Gejala klinis
Definisi kasus keracunan makanan adalah semua penderita yang mengalami mual, muntah, diare, sakit perut,
pusing dan sakit kepala setelah makan kue dan nasi kotak yang diperoleh setelah mengikuti upacara peringatan
hari kemerdekaan RI yang ke 67.
Tabel 1. Jenis kue dan nasi kotak yang dikonsumsi

Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa seluruh jenis makanan yang dikonsumsi tertinggi adalah panekuk
dengan jumlah kasus 26 orang (100%) dan terendah adalah yang mengkonsumsi ikan woku sebanyak 11
kasus (42,3%).
Isi Dalam Nasi Kotak
Kue Panekuk
26 Kasus (100 %)
01
Nasi
03 20 Kasus (76.9 %)
Ikan Sous
16 Kasus (61,5 %)
04

02 Roti
22 Kasus (84,6 %)

6. Sayur Campur
5. Ikan Woku 19 Kasus (73,1 &)
11 Kasus (42,3 %)
. . . Lanjutan
Berdasarkan informasi yang diperoleh pada saat wawancara kue panekuk yang dikonsumsi sudah mulai
berlendir dan berbau amis, dan ada penderita yang dirawat hanya makan kue panekuk dan tidak mengkonsumsi
makanan lainnya, sehingga wawancara kami lebih mengarah pada penderita yang mengkonsumsi panekuk.

Tabel 2. Distribusi Gejala dari kasus-kasus Keracunan Makanan

Berdasarkan data diatas, gejala yang paling banyak dialami oleh penderita adalah pusing sebanyak 21 kasus
(80,8%), diikuti gejala sakit perut sebanyak 20 kasus (76,9%) dan terendah gejala diare sebanyak 12 kasus
(46,2%).
Gejala Keracunan Makanan

Sesak Nafas
Mual

Diare

Muntah

Pusing

Sakit Perut Sakit Kepala


Kurva Epidemi
a. Kurva Epidemi KLB Keracunan Makanan
Berdasarkan grafik dibawah ini ada beberapa puncak kasus, tertinggi pada jam 15.30 sebanyak 7 kasus dan 17.00 sebanyak 4
kasus.

Grafik 1. Distribusi Keracunan Makanan Berdasarkan Waktu Timbulnya Gejala


. . . Lanjutan
b. Distribusi Masa Inkubasi
Dilihat dari masa inkubasi:
- Masa inkubasi terpendek yaitu 1 jam
- Masa inkubasi terpanjang yaitu 7 jam
Surveilans Epidemiologi Keracunan Makanan
a. Hasil surveilans atau investigasi di lapangan

1. Makanan yang dicurigai adalah panekuk (makanan khas • Waktu makan kue panekuk sangat bervariasi yaitu panitia,
yang terbuat dari tepung terigu yang diberi pewarna kue tamu undangan makan sekitar jam 08.00 – 12.00 tapi
(hijau) kemudian dibuat seperti telur dadar kemudian diisi tidak menimbulkan gejala apapun, sedangkan yang
unti (campuran gula merah dan parutan kelapa muda yang makan kue panekuk sesudah jam 13.00 Wita adalah
sudah dimasak) kemudian digulung dan dimasukkan dalam anggota Paskibraka dan para pelatih, dimana sekitar 1-2
dos kue sebanyak 250 kotak sesuai pesanan tim jam kemudian beberapa dari anggota paskibraka tersebut
penggerak PKK Kabupaten Minahasa Selatan. mengalami gejala sakit kepala, pusing, mual dan sakit
perut.

• Dari hasil pelacakan di tempat pembuatan kue tersebut tim


investigasi mendapatkan informasi bahwa kue tersebut 2. Dengan mempertimbangkan masa inkubasi
dikelola oleh seorang ibu yang bekerja pada salah satu dan gejala yang timbul serta jenis bahan baku
perusahaan kue yang ada di Kota Manado, dan kue tersebut makanan yang dikonsumsi maka etiologi
dibuat dirumah bukan di perusahaan tersebut. penyebab keracunan makanan di Amurang,
• Berdasarkan wawancara dengan ibu pembuat kue bahwa sebagai penegakan dugaan sementara adalah
panekuk mulai dibuat pada tanggal 17 agustus jam 02.00. dini disebabkan oleh bakteri Staphylococcus Aureus.
hari sampai jam 08.00 Wita. Pada jam 10.00 kue tersebut
diambil di perusahaan kue dan diangkut ke tempat
pelaksanaan upacara detik-detik peringatan hari kemerdekaa
RI ke 67 di Amurang.
Surveilans Epidemiologi Keracunan Makanan
b. Hasil pemeriksaan sampel makanan di laboratorium

b) Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan yang ada,


a) Hasil laboratorium diketahui dimana sampel tersebut diperiksa di 2 (dua) laboratorium. Sampel makanan yang
pada tanggal 23 Agustus 2012 diperiksa di Laboratorium BTKL kelas I Manado menemukan adanya bakteri
pukul 14.30 wita. staphylococcus dan salmonella, walaupun tidak dirinci lebih jauh tentang jenis spesies
salmonella. Sedangkan hasil pemeriksaan di laboratorium Balai Penunjang Pelayanan
Kesehatan (BPPK) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara menemukan citrobacter dan
enterobacter pada kue panekuk.

- Dengan adanya interval waktu tersebut, dimungkinkan c) Perbedaan hasil pemeriksaan terhadap sampel
pertumbuhan bakteri yang lebih banyak, dimana pertumbuhan makanan yang sama, dapat dipengaruhi beberapa
bakteri dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu faktor antara lain:
(temperatur), oksigen (O2), CO2, pH, nutrient dan cahaya (Swendra, - Perbedaan waktu pemeriksaan, dimana penanaman
dkk 1991). sampel pada media biakan di Laboratorium BTKL
kelas I Manado dilakukan pada tanggal 18 Agustus
- Jika ditelaah klasifikasi dari bakteri yang di temukan pada ke-2 2012 pagi sekitar pukul 09.30 wita (sampel dibawa
(dua) laboratorium ini, sesungguhnya bakteri tersebut berada dalam oleh petugas Kabupaten Minahasa Selatan ke BTKL),
satu garis klasifikasi yaitu genus salmonella termasuk dalam family sedangkan penanaman sampel pada media biakan di
enterobacteriaceae. Jenis genus lain dari family enterobacteriaceae laboratorium BPPK dilakukan setelah investigasi di
yang dapat bertumbuh cepat pada suhu 37oC dan pH 6-8 seperti lapangan yaitu sekitar pukul 18.00 wita tanggal 18
salmonella adalah genus citrobacter. Agustus 2012.
Bakteri Pada Sampel Makanan
Sampel makanan yang
diperiksa di
Laboratorium BTKL
kelas I Manado
menemukan adanya
bakteri staphylococcus
Bakteri
dan salmonella Salmonella
Bakteri
Enterobacte
r

Bakteri
Citrobacter

Hasil pemeriksaan di
laboratorium Balai
Penunjang Pelayanan
Kesehatan (BPPK) Dinas
Kesehatan Provinsi
Sulawesi Utara
Bakteri Staphylococcus menemukan citrobacter
dan enterobacter pada
kue panekuk.
Surveilans Epidemiologi Keracunan Makanan
. . . Lanjutan

Staphylococcus bertumbuh cepat


d) Sedangakan bakteri pada suhu 20-350C. Kondisi suhu
staphylococcus merupakan pada waktu membawa kue dos ke
bakteri yang mudah bertumbuh c) Attack Rate adalah 10.4 %
Amurang saat HUT RI ke-67 tahun
pada makanan yang bahan d) Case Fatality Rate (CFR)
cukup terik (panas), hal ini dapat
bakunya dari susu. Kondisi keracunan makanan = 0 %
berpengaruh terhadap kondisi
tersebut terjadi pada kue panekuk tekstur kue sebagai media
yang salah satu bahan bakunya berkembang bakteri staphylococcus
adalah susu. dengan masa inkubasi 2-4 jam. Hal
ini sesuai dengan masa inkubasi
penderita yang dirawat di RSU
GMIM Kalooran Amurang, dimana
mulai mengalami gejala-gejala sakit
perut, mual, pusing sekitar 1-8 jam
setelah makan kue panekuk.
Tindakan Yang Sudah Dilaksanakan:
Tim yang melakukan penyelidikan epidemiologi dan penyuluhan t/d :
- Tim dari Bidang PMK Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara
01 - Tim surveilans UPTD Balai Data dan Surveilans Propinsi Sulawesi Utara
- Tim dari Balai Penunjang Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara
- Tim dari BTKLPP Kelas I Manado
- Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan

Perawatan terhadap penderita dengan manajemen kasus mengacu pada pedoman


02 penanggulangan KLB keracunan makanan dilakukan oleh RSU GMIM Kalooran.

Pemeriksaan sampel sisa makanan diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi BTKLPP Kelas I Manado dan
03 Balai Penunjang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara;

Mengadakan surveilans ketat dengan mengaktifkan pemantauan terhadap penyebaran dan


04 penambahan kasus melalui penderita yang berobat ke pusat pelayanan dengan keluhan yang
berhubungan dengan kejadian keracunan makanan yang bersangkutan.

Sampai dengan tanggal 23 Agustus 2012, dilaporkan oleh TGC Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Selatan
05 bahwa semua penderita yang dirawat di RSU Kalooran sudah sembuh dan keluar RS pada tanggal 19
Agutus 2012.
1. Telah terjadi KLB keracunan
Kesimpulan
makanan pada anggota 3. Hasil pemeriksaan
paskibraka dan para pelatih laboratorium terhadap
pada HUT RI ke-67 tahun di sampel kue panekuk adalah
Amurang Kab. Minahasa ditemukan bakteri yang
Selatan termasuk dalam family
enterobacteriaceae; genus
2. Penyebab keracunan salmonella dan genus
makanan adalah kue citrobacter.
panekuk yang dipesan tim
penggerak PKK Kab.
Minahasa Selatan dari
Manado.

5. KLB keracunan makanan di Amurang 4. Secara spesifik dari


tanggal 17 Agustus 2012, telah hasil pemeriksaan
dinyatakan berakhir pada tanggal 19 laboratorium ditemukan
Agustus 2012 setelah tidak ditemukan
juga bakteri jenis
ketambahan kasus dari kasus terakhir
ditemukan (2 x masa inkubasi tertinggi staphylococcus.
yaitu 7 jam tidak ditemukan kasus lagi).
Rekomendasi atau Saran Tindak Lanjut
Bidang Kesehatan
Lintas Sektor
1. Melaksanakan pengawasan
dan pembinaan terhadap 1. Kelompok PKK dapat
Tempat Pengolahan Makanan membina usaha kecil dan
(TPM) termasuk pemeriksaan menengah tempat pengolahan
sampel makanan dan air makanan untuk memperhatikan
secara berkala. sanitasi dan hygiene
pengolahan dan penyajian
makanan disamping nilai gizi
2. Melakukan penyuluhan pola
dan rasa.
hidup bersih dan sehat (PHBS)
khususnya tentang sanitasi dan
hygiene pengolahan makanan 2. Penjamah/pengolah
bagi TPM dan masyarakat makanan di TPM dianjurkan
secara umum. agar secara berkala dapat
memeriksakan kesehatan dan
3. Meningkatkan koordinasi harus memiliki sertifikat serta
lintas program dan lintas sektor buku kesehatan yang berlaku
untuk melakukan pemantauan (memuat hasil-hasil
penyakit atau masalah pemeriksaan kesehatan)
kesehatan yang potensial
Kejadian Luar Biasa.
Demikian laporan lengkap hasil penyelidikan
epidemiologi KLB keracunan makanan di Kabupaten
Minahasa Selatan, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
TERIMA KASIH

KELOMPOK 2

Anda mungkin juga menyukai