Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KRONOLOGIS

HASIL INVESTIGASI KLB KERACUNAN PANGAN


DI Kp. CIASAHAN RT 11 RW 03 DESA SINDANGRESMI KEC.
JAMPANGTENGAH KAB. SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2022

DI SUSUN OLEH
Puskesmas Jampangtengah

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI PUSKESMAS


JAMPANGTENGAH KECAMATAN JAMPANGTENGAH TAHUN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat
dan innayah-Nya, bahwa laporan hasil investigasi KLB keracunan pangan Di Kp. Ciasahan Rt
11 Rw 03 Desa Jampangtengah Kec. Jampangtengah Kab. Sukabumi Provinsi Jawa Barat Tahun
2022, dapat terselesaikan dengan baik, dan diharapkan dapat Menjadikan sebuah bahan laporan
dan informasi bagi Puskesmas dan pihak lain sehingga tercipta manajemen pelayanan yang lebih
efektif dan efisien menuju derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Laporan kronologis keracunan pangan KLB Puskesmas ini kami yakin masih jauh bila
dikatakan sempurna, kami menyadari bahwa Laporan kronologis ini masih banyak kekurangan,
kealfaan, dan kekhilafan. Maka dalam kesempatan ini kami mohon segala masukan, saran dan
kritik yang konstruktif demi untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Demikian perencanaan ini, kami mohon maaf atas segala kekurangan dan kealfaan kami.
Atas perhatian dan segala bantuannya kami ucapkan terima kasih.

Jampangtengah , 19 Januari 2022


Tim Penyusun
LAPORAN HASIL INVESTIGASI KLB KERACUNAN PANGAN
DI KP. CIASAHAN RT 11 RW 03 DESA SINDANGRESMI KEC. JAMPANGTENGAH
KAB. SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2022

I. PENDAHULUAN
1. KRONOLOGIS KEJADIAN
Pada hari Selasa, tanggal 18 Januari 2022 Warga kp. Ciasahan rt 11 rw 03 desa
sindangresmi sebanyak 8 orang melaporkan keluhan sakit perut, mulas, muntah dan diare
yang sebelumnya warga tersebut merasakan gejala dari hari sabtu tanggal 15 Januari
2022 tepat pukul 17.00 setelah makan makanan yang dibawa pulang menggunakan dus
kotak berasal dari pengajian aqiqah bertempat di kp. Ciasahan rt 11 rw 03 desa
sindangresmi yang digelar pada tanggal 15 Januari 2022 jam 16.00. Makanan yang
dikonsumsi pada saat itu adalah daging ayam, nasi, bihun dan sambal kentang
goreng/mustofa, kerupuk.

Laporan pertama adalah Tn. daman yang langsung datang ke Puskesmas dan Ny. Yeni
menyatakan keluhan. Setelah itu tim Puskesmas langsung melakukan PE ke tempat
aqiqah dan kunjungan kepada pasien yang mengeluh sakit.
Berdasarkan data dari Puskesmas Jampangtengah Dinas Kesehatan Kab. Sukabumi,
hingga hari Rabu tanggal 19 Januari 2022 , total kasus yang tercatat sejumlah 8 orang
sampai jam 16.00 wib.

2. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan investigasi ini adalah untuk :
a) Mengetahui gambaran epidemiologi kasus keracunan pangan di Ciasahan rt 11 rw 03
desa sindangresmi Kec. Jampangtengah Kab. Sukabumi
b) Mengetahui etiologi keracunan pangan
c) Mengetahui sumber keracunan

II. METODOLOGI
1. Melakukan wawancara pada penderita, dengan menggunakan kuesioner
2. Observasi ke lokasi kejadian
3. Mengumpulkan dan menganalisis data
4. Mengolah data
5. Membuat laporan investigasi keracunan pangan

III. HASIL INVESTIGASI


Lokasi Kejadian keracunan makanan adalah di kedusunan Ciasahan Desa Sindangresmi Kec.
Jampangtengah Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

1. Distribusi Frekuensi berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Sakit Tidak Sakit Total


Laki-laki 5 0 5
Perempuan 3 0 3
Total 8 0 8

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 8 responden yang diwawancarai,
gejala keracunan pangan paling banyak dialami pada responden berjenis kelamin Laki-
laki .

Jenis Kelamin Sakit Persentase


Laki-laki 5 62,5 %
Perempuan 3 37,5 %
Total 8 100%

Dari 7 penderita yang diwawancarai, 62,5 % ( 5 orang) penderita berjenis kelamin laki laki dan
37,5 % ( 3 orang ) berjenis kelamin perempuan.
2. Distribusi Frekuensi berdasarkan umur
Umur (tahun) Sakit %
0 - 15 3 37,5 %
16 - 55 4 50 %
56 - 70 1 12,5 %
Total 8 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kelompok umur yang paling berisiko
adalah kelompok umur 16 - 55 tahun (usia produktif) yaitu sebesar 50 %.

3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan gejala


No Gejala Jumlah penderita %
1 Mual 8 100
2 Mules 8 100
3 Diare 8 100
4 Muntah 8 100
5 Pusing 8 100
6 Lemas 8 100
7 Jantung berdebar 0 0

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa gejala yang paling banyak dialami
penderita adalah mual, mules, diare, muntah, pusing, lemas (100%) sedangkan gejala
seperti jantung berdebar semua pasien tidak merasakan.

4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan masa inkubasi


90
80
70
masa
60 inkuba
50 si
40
30
20
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23
jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam

No. Nama Agent Penyebab Rata-rata Masa Rata-rata Masa Agent Penyakit
Inkubasi Inkubasi Kasus Disingkirkan
1 Staphylococcus aureus 2-4 jam Disingkirkan
2 E. coli 10-24 jam Disingkirkan
3 V. parahaemoliticus 12 jam Disingkirkan
4 Bacillus cereus 30 menit - 5 jam 30 menit - 5 jam Belum
Berdasarkan rata-rata masa inkubasi, maka agent penyebab penyakit yang
memungkinkan adalah Bacillus cereus.

IV. FAKTOR RISIKO YANG MEMUNGKINKAN


a. Hasil Wawancara dengan kepala Dusun Ciasahan
Penjamah makanan/kolmak yang mengolah langsung makanan berasal dan berdomisili
Kp. Ciasahan rt 11 rw 03 desa sindangresmi berjumlah 3 orang.
Menurut keterangan warga yang mengkonsumsi makanan tersebut, makanan yang dikonsumsi
terdiri dari daging kambing, nasi, bihun dan mustofa/goreng kentang pedas. Masakan yang
dikonsumsi tersebut, terutama sambal goreng kentang berasa agak basi dan makanan tersebut
di simpan dengan wadah dus kotak ketika dikonsumsi. Ada juga pernyataan sebagian pasien
yang mengeluh sakit, bahwa makanan yang dikonsumsi dimasak dulu pada pagi hari setelah
didiamkan semalam.

b. Hasil investigasi lingkungan tempat tinggal tuan rumah


Berdasarkan identifikasi dan kunjungan ke lokasi dan wawancara dengan keluarga
aqiqah kondisi lingkungan fisik rumah merupakan bangunan setengah permanen dengan
kondisi lingkungan rumah yang padat, sarana sanitasi sudah tersedia, sumber air yang
digunakan berasal dari mata air. Tempat pengolah makanan terutama masakan berupa
daging berlantai keramik, namun ada juga yang berlantai semen dan tanah sebagai tempat
menanak nasi atau berupa tungku. Tempat penyimpanan makanan jadi pun tidak berventilasi
sehingga memungkinkan kondisi lingkungan yang lembab dan bisa menjadi tempat
perkembangbiakan bakteri. Kejadian ini kemungkinan terbesar praduga sementara dari
makanan berupa daging Kambing dan kentang yang diolah dan ketika di makan berbau basi.
Namun hal ini perlu dilakukan pemeriksaan terhadap sampel makanan dan spesimen
muntahan, serta perlu dilakukan pembinaan terhadap penjamah makanan/kolmak/ pengolah
makanan.
Sedangkan kondisi lingkungan fisik dari pasien keracunan makanan berupa bangunan
rumah permanen, tersedia sanitasi dan sumber air dari sumur pompa listrik.

V. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Berdasarkan masa inkubasi diperoleh informasi bahwa agent penyebab penyakit
yang memungkinkan adalah bakteri Bacillus cereus.
b. Berdasarkan jenis makanan yang dimakan, dapat diketahui bahwa makanan yang
berisiko menyebabkan keracunan adalah sambal goreng kentang.
c. Dari 8 kasus keracunan makanan semua tertangani dengan baik oleh Puskesmas
Jampangtengah.
d. Dari 8 kasus keracunan makanan semua tertangani dengan melakukan kunjungan
pada puskesmas, klinik dan lapangan kepada rumah pasien kasus keracunan
makanan.
2. Tindakan yang telah dilakukan
a. Memberikan perawatan penderita secara Komprehensif
b. Menurunkan Tim Medis Puskesmas tim gerak cepat dari Puskesmas
Jampangtengah .
Yang di pimpin langsung oleh Surveilan Puskesmas Jampangtengah.
c. Identifikasi lapangan untuk mengambil data dan kronologis kejadian di lapangan
oleh Tim TRC Surveilance dan Kesling Puskesmaas,
d. Melakukan penyelidikan epidemiologi melalui pengambilan sampel makanan dan
air.
e. Melakukan observasi/ pemantauan korban keracunan pangan.
f. Melakukan koordinasi dengan dinas lain, kecamatan, dan desa.
g. Mengirim sampel ke laboratorium BPOM Provinsi.
h. Surveilans Epidemiologi lingkungan secara ketat dan Sweeping Penderita

3. Saran
a. Melakukan penulusuran dan pembinaan terhadap penjamah
makanan/kolmak/pengolajh makanan.
b. Melakukan pemantauan surveilans ketat
c. Melakukan penanganan penderita secara tuntas
d. Pembinaan Pengolahan Makanan pedagang keliling
e. Pemberdayaan masyarakat di sekitar penderita melalui sanitasi total berbasis
masyarakat (STBM)
Demikian laporan kronologis keracunan makanan ini merupakan gambaran
epidemiologi Lingkungan kasus keracunan pangan di Kp. Ciasahan rt 11 rw 03 Desa
Sindangresmi Kec. Jampangtengah Kab. Sukabumi.
Kami menyadari dalam pembuatan kronologis ini masih jauh dari sempurna
untuk itu dibutuhkan saran dan masukan guna perbaikan laporan dikemudian hari.
Kami haturkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penanganan kasus keracunan makanan semoga amal baik bapak ibu semua terukir di
akhir hayat, wassalamualakum warahmaatulahi wabaraakaatuh.

Di Sahkan Oleh Di Periksa Oleh Dibuat Oleh,


Kepala PPK BLUD UPT Puskesmas Jampangtengah Petugas Surveilans

Warman,
Dr. Immanuel Amd.Kep SKM, Rian Apriani, S.Kep, Ners
NIP. 196801222002121003 NIP. NIP. 198004272008012006
19721114200604
1 006

Anda mungkin juga menyukai