Anda di halaman 1dari 16

Surveilans Penyakit Diare Di Wilayah

Kerja PUSKESMAS KAMONJI


Tahun 2021/2022

DI SUSUN OLEH
Kelompok I

1. Sherly Marisha Aprilly 115018037


2. Umi Savira Aprianti 115018062
3. Nurlailah Latima 115020029
4. Ardi Aguinaldi 115018002
5. Begin 115018004
Latar Belakang
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti Indonesia, karena masih sering timbul dalam
bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB) dan disertai dengan kematian yang
tinggi. Meskipun sebagian besar episode diare pada masa kanak-kanak
ringan. Menurut data United Nation Children’s (UNICEF) dan World
Health Organization(WHO), diare merupakan penyebab kedua dengan
kematian anak dibawah 5 tahun di dunia dengan presentase 16%
kematian akibat diare pada balita. Sebanyak 1,7 miliar kasus diare
terjadi setiap tahunnya dan menyebabkan sekitar 760.000 anak
meninggal dunia setiap tahunnya. The Integrated Global Action Plan
for the Prevention and Control of Pneumonia and Diarrhoea (GAPPD)
oleh WHO dan UNICEF menargetkan untuk mengurangi angka
kematian akibat diare menjadi kurang dari 1 per 1000 kelahiran hidup.
• Di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor dua
pada anak usia dibawah 5 tahun. Angka Kematian Balita
(AKBA) merupakan salah satu indikator kesehatan yang
dinilai paling peka dan telah disepakati secara nasional sebagai
ukuran derajat kesehatan suatu wilayah. Secara nasional, target
SDGs untuk menurunkan Angka Kematian Balita di Indonesia
dalam kurun waktu 2015-2030 menjadi 25 per 1000 kelahiran
hidup. Pada tahun 2016, AKBA di Indonesia tercatat 26 per
1000 kelahiran hidup.
• Di Sulawesi Tengah menurut Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tengah 2020, Cakupan pelayanan penderita diare
semua umur selama 6 tahun berturut-turut sejak tahun 2016 -
2020 cenderung menurun. Pada tahun 2020 hasil cakupan
pelayanan penderita diare untuk semua umur sebesar <50%,
hal ini berdasarkan laporan bulanan yang dikirim oleh
kabupaten. Di wilayah Kerja puskesmas Kamonji,
berdasarkan data surveilans , kejadian diare merupakan kasus
Tinjauan Pustaka
a. Gambaran umum tentang diare
Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar,
dengan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya, diare terjadi akibat makanan dan
minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasit. Diare merupakan salah satu masalah
kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2017
dari Kemenkes RI, jumlah kasus diare seluruh Indonesia adalah sekitar 7 juta, dan paling
banyak terjadi di provinsi Jawa Barat dengan 1,2 juta kasus. Diare juga merupakan salah
satu masalah kesehatan yang paling umum terjadi pada bayi dan anak-anak.
b. Gejala dan penyebab
Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi kuman di usus besar. Namun, diare yang
berlangsung lama dapat terjadi akibat radang disaluran pencernaan . Namun, gejala yang
paling sering dirasakan penderita diare antara lain:
• Perut terasa mulas.
• Tinja encer (buang air besar cair) atau bahkan berdarah.
• Mengalami dehidrasi.
• Pusing, lemas, dan kulit keringluran pencernaan.
lanjutan
c. Upaya pencegahan diare
• Rajin mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah
menyentuh daging yang belum dimasak, sehabis dari toilet, atau setelah bersin
dan batuk. Bersihkan tangan dengan sabun, dan bilas dengan air bersih.
• Mengonsumsi makanan yang sudah dimasak.
• Minum air matang.
d. Pengobatan diare
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi diare. Misalnya:
• Konsumsi banyak cairan untuk menggantikan kehilangan cairan, baik melalui
oral maupun melalui intravena.
• Pemberian obat yang dapat melawan infeksi bakteri.
• Selain dua hal tersebut, ada pula pengobatan lainnya. Pengobatan untuk diare
ini biasanya akan disesuaikan dengan hal yang menyebabkan terjadinya diare
Hasil
• Gambaran
1.   umum wilayah
a. Letak Geografis
UPTD Urusan Puskesmas Kamonji merupakan salah satu pusat pelayanan
kesehatan masyarakat yang berada diwilayah Kecamatan Palu Barat Kota Palu
dengan batas-batas sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Palu
 Sebelah Timur berbatasan dengai Sungai Palu
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Nunu, Boyaoge dab Balaroa
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Donggala Kodi dan Kelurahan
TipoBalaroa
Wilayah kerja UPTD Urusan Kerja Puskesmas Kamonji terletak pada belahan
Barat Kota Palu, dengan wilayah seluas yang seluruhnya dapat dilalui dengan
kendaraan roda empat. Jenis tanah di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas
Kamonji termasuk lempung berpasir dengan luas daratan 92%, perbukitan 6,0%
dan pengunungan 2,0%
•b. Keadaan
  Suhu dan Kelembaban Udara
Secara umum suhu dan kelembaban rata-rata di wilayah
kerja UPTD Urusan Puseksmas Kamonji secara umum berkisar
antara 20-30 derajat celcius untuk daratan tinggi dan 26-32 derajat
untuk daratan rendah dengan kelembaban udara berkisar antara
68%-81%
c. Pemerintahan
UPTD Urusan Puskesmas Kamonji Tahun 2019 memiliki luas
wilayah kerja sebesar yang secara administrasi pemerintahan
terbagi atas 7 Kelurahan yaitu Kelurahan Silae, Kabonena, Lere,
Baru, Ujuna, Kamonji dan Siranindi dengan jumlah penduduk
sebanyak 52.441 jiwa. Dimana kepadatan penduduk perkilometer
bujur sangkar adalah sejumlah 5.402 jiwa,
2. Gambaran Komponen Surveilans
a. Kegiatan Pokok Surveilans Puskesmas
• Pengumpulan data
• Tabulasi dan analisis data
• Penyebarluasan hasil dan informasi
b. Sumber data Surveilans Puskesmas
• Laporan (catatan/registrasi)
• Kematian
• Kesakitan
• Laboratorium
• Kejadian Luar Biasa/Wabah
• Kasus individu
• Laporan penelitian (eksperimen atau observasi
c. Peran dan Mekanisme Kerja Surveilans Terpadu Penyakit (STP) di
Puskesmas
• Pengumpulan dan Pengolahan Data.
• Analisis serta Rekomendasi Tindak Lanjut.
• Umpan balik
• laporan
3. Gambaran Epidemiologi Tentang Diare
a. Distribusi Penyakit Diare menurut variabel orang
1.) Variabel Umur Penyakit diare lebih banyak menyerang golongan
umur anak balita pada daerah endemis, sedangkan pada waktu
terjadinya kejadian luar biasa (KLB) dapat menyerang semua umur.
Kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Kamonji sebanyak 452
kasus 41,37% diantaranya terjadi pada anak berumur 0-4 Tahun,
24,11% terjadi pada remaja dan 34,52% terjadi pada orang dewasa dan
lansia . Hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh WHO
(1996) yang menyatakan bahwa diare lebih banyak terjadi pada anak
berumur 0-4 tahun.
2.) Variabel Jenis Kelamin, berdasarkan Riskesdas
(2013) didapatkan kejadian diare akut pada anak laki-
laki hampir sama dengan anak perempuan dengan
prevalensi 5,5% pada laki-laki dan 4,9% pada
perempuan. Menurut penelitian Palupi et al. (2009),
anak laki-laki lebih banyak menderita diare sebanyak
60%. Hal tersebut dapat disebabkan karena anak
berjenis kelamin laki-laki lebih aktif bermain di
lingkungan luar rumah, sehingga lebih mudah terpapar
agen penyebab diare seperti bakteri E. coli. Kejadian
diare di wilayah kerja Puskesmas Kamonji lebih
dominan terjadi pada laki-laki yaitu dari 452 kasus
53,71 % terjadi pada laki-laki dan 46,29% terjadi pada
perempuan
b. Distribusi Penyakit Diare berdasarkan Variabel Tempat
Penyebaran diare di suatu tempat dengan tempat lainnya berbeda. Perbedaan
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian diare
itu diantaranya keadaan geografis, kebiasaan penduduk, kepadatan penduduk dan
pelayanan kesehatan(Depkes RI, 1990). Secara teoritis diketahui bahwa penularan
diare dipengaruhi oleh sanitasi dan hygiene perorangan, namun adanya perbedaan
insiden di suatu tempat juga dipengaruhi oleh spesifikasi tempat tersebut. Misalnya
tempat pemukiman kumuh dengan jumlah penduduk yang padat akan lebih mudah
terjadi penularan secara cepatbila dibandingkan dengan pemukiman lain yang tidak
padat. Kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Kamonji berdasarkan tempat
diakibatkan karna kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas .
C. Distribusi penyakit diare berdasarkan variabel waktu
Penelitian WHO menunjukan bahwa insiden diare di pengaruhi oleh
iklim.(WHO, 1985). Di Indonesia angka kejadian diare banyak terjadi pada
musim hujan dan saat pergantian musim kemarau ke musim hujan (Sutrisna,
1985). Kenaikan kasus diare di wilayah kerja Puskesmas Kamonji pada tahun
2020 dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi pada tahun 2020 dikota palu.
TABEL DATA
DATA SURVEILANS PUSKESMAS KAMONJI
NO JENS PENYAKIT JENIS KELAMIN TOTAL

L P

1 DIARE 243 209 452

2 DIARE BERDARAH 8 8 16

3 TIFUS PERUT KLINIS 27 23 50

4 TBC PARU BTA (+) 12 13 25

5 TERSANGKA TBC PARU 60 49 109

6 KUSTA MB 5 2 7

7 CAMPAK 1   1

8 DBD 20 19 39

9 PNEUMONIA 63 54 117

10 HIPERTENSI 34 49 83

11 DIABETES MELITUS 3 6 9
PEMBAHASAN
Dari hasil surveilans yang ada di Puskesmas Kamonji Tahun
2020 terdapat 11 penyakit diantaranya 9 penyakit menular dan 2
penyakit tidak menular. kasus yang paling tinggi adalah kejadian
diare yaitu sebanyak 452 kasus 53,71 % terjadi pada laki-laki
dan 46,29% terjadi pada perempuan. Diare adalah perubahan
konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di
dalam tinja melebihi normal (10ml/kg/hari) dengan peningkatan
frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan
berlangsung kurang dari 14 hari . Kejadian diare di wilayah kerja
Puskesmas Kamonji pada tahun 2020 dipengaruhi oleh kepadatan
penduduk, dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang
penting kebersihan untuk mencegah diare
Evaluasi sistem surveilans di
Puskesmas Kamonji
A. INPUT
sarana dan prasarana yang masih kurang yaitu ruangan surveilans
yang masih digabung dengan ruangan lain
B. PROSES
1. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data surveilans di Puskesmas bersifat pasif,
yaitu berasal dari data kunjungan penderita yang dilaporkan rutin
puskesmas. Pengumpulan data secara aktif seperti berdasarkan
studi kasus atau survei dan investigasi
2. Komplikasi Data
Data yang telah dikumpul kemudian dikelompokkan oleh petugas
surveilans secara manual (tidak menggunakan komputer), yang
selanjutnya direkap dalam laporan mingguan W2 dan laporan
bulanan LB3.
3. Analisis dan interpretasi data
4. Pelaporan

C. OUTPUT
kerterbatasan informasi dan pengarsipan data mentah yang
belum baik
KESIMPULAN
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
negara berkembang seperti Indonesia, karena masih sering timbul
dalam bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB) dan disertai dengan
kematian yang tinggi. Meskipun sebagian besar episode diare
pada masa kanak-kanak ringan. Menurut data United Nation
Children’s (UNICEF) dan World Health Organization(WHO),
diare merupakan penyebab kedua dengan kematian anak dibawah
5 tahun di dunia dengan presentase 16% kematian akibat diare
pada balita. Sebanyak 1,7 miliar kasus diare terjadi setiap
tahunnya dan menyebabkan sekitar 760.000 anak meninggal
dunia setiap tahunnya.

Anda mungkin juga menyukai