Anda di halaman 1dari 10

GASTROENTERITIS

DISUSUN OLEH :

Ricky Kristhanser Ndruru

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

MEDAN

2021
BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang

masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen

Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik.

Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan CFR yang

masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus

8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24

Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR

1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah

penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 %).1

Salah satu langkah dalam pencapaian target MDG’s (Goal ke-4) adalah

menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada

2015. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas

dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih

menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian

akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana

kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat

dan tepat.1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFENISI

Diare adalah buang air besar yang lebih sering dan dengan konsistensi

yang lebih encer dari biasanya. Berdasarkan lamanya, etiologi, dan manifestasi

klinis, diare dapat digolongkan menjadi diare akut, diare berlanjut/persisten, atau

diare kronis. Diare akut adalah diare dengan konsistensi cair karena infeksi yang

berlangsung kurang dari 7 hari.2

2.2 EPIDEMIOLOGI

Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang

termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan

kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak

6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian

tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak di

dunia disebabkan oleh diare sedangkan di Indonesia, hasil Riskesdas 2007

diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak

yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab

kematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%.3


2.3 ETIOLOGI

Golongan Bakteri :3

1. Aeromonas 8. Salmonella

2. Bacillus cereus 9. Shigella

3. Campylobacter jejuni 10. Staphylococcus aureus

4. Clostridium perfringens 11. Vibrio cholera

5. Clostridium defficile 12. Vibrio parahaemolyticus

6. Escherichia coli 13. Yersinia enterocolitica

7. Plesiomonas shigeloides

Golongan Virus :

1. Astrovirus 5. Rotavirus

2. Calcivirus (Norovirus, Sapovirus) 6. Norwalk virus

3. Enteric adenovirus 7. Herpes simplex virus

4. Coronavirus 8. Cytomegalovirus

Golongan Parasit :

1. Balantidium coli 5. Giardia lamblia

2. Blastocystis homonis 6. Isospora belli

3. Cryptosporidium parvum 7. Strongyloides stercoralis

4. Entamoeba histolytica 8. Trichuris trichiura

Di negara berkembang kuman patogen penyebab penting diare akut pada

anak-anak yaitu: Rotavirus, Escherichia coli enterotoksigenik, Shigella,

Campylobacter jejuni dan Cryptosporidium.3


Disamping itu penyebab diare non infeksi yang dapat menimbulkan diare

pada anak antara lain :3

 Kesulitan makan

 Defek Anatomis

 Malabsorpsi

 Endokrinopati

 Keracunan makanan

 Neoplasma

 Lain -lain (Infeksi non gastrointestinal, Alergi susu sapi, Penyakit Crohn,

Defisiensi imun, Colitis ulserosa, Gangguan motilitas usus, Pellagra)

2.4 DIAGNOSA

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis dapat ditanyakan : lama diare

berlangsung, frekuensi, warna, dan konsentrasi tinja, serta apakah adanya lender/

darah pada tinja. Selanjutnya apakah ada muntah, rasa haus, rewel, anak lemah,

kesadaran menurun, BAK terakhir, demam, sesak, kejang, dan kembung. Perlu

juga di tanyakan jumlah cairan yang masuk selama diare, jenis makanan dan

minuman serta adakah penderita yg diare di sekitarnya.4

Pada pemeriksaan fisik dapat diperhatikan keadaan umum, kesadaran dan

tanda – tanda vital. Adanya tanda – tanda utama seperti keadaan umum gelisah/

cengeng atau lemah/ letargi/ koma, rasa haus, turgor kulit abdomen menurun.

Kemudian tanda tambahan seperti ubun – ubun besar, kelopak mata, air mata,
mukosa mata, bibir, mulut, dan lidah. Pantau juga berat badan dan tanda gangguan

keseimbangan asam basa dan elektrolit, serta menilai derajat dehidrasi. Derajat

dehidrasi berupa :4

 Tanpa dehidrasi (Kehilangan cairan <5% berat badan)

o Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan

o Keadaan umum baik dan sadar

o Ubun – ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada,

mukosa mulut dan bibir basah

o Turgor abdomen baik, bising usus normal dan akral hangat

 Dehidrasi ringan sedang/ tidak berat (kehilangan cairan 5 – 10 % berat badan)

o Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda tambahan

o Keadaan umum gelisah atau cengeng

o Ubun – ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang,

mukosa mulut dan bibir sedikit kering

o Turgor kurang, akral hangat

 Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan)

o Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda tambahan

o Keadaan umum lemah, letargi atau koma

o Ubun – ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada,

mukosa mulut dan bibir sangat kering

o Turgor sangat kering dan akral dingin


Untuk pemeriksaan penunjang tidak rutin dilakukan, kecuali ada tanda

intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis.4

2.5 PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan diare menggunakan 5 pilar diare yaitu : Cairan, Zinc,

Nutrisi, antibiotik dan edukasi.5


DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. (2011). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Situasi

Diare di Indonesia. Jakarta

2. Akut, D. (n.d.). Diare Akut. 2252–2262. Diunduh di

http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/GE04_Diare-

Akut.pdf pukul 20.00 tanggal 8 Maret 2021.

3. Idai, U.-G. (2009). BUKU AJAR HEPATOLOGI

4. IDAI. (2009). Diare Akut. Pedoman Pelayanan Medis, 58.

5. Depkes RI. (2015). Buku Saku Petugas Kesehatan. Lintas Diare Lima

Langkah Tuntaskan Diare.

Anda mungkin juga menyukai