DISUSUN OLEH :
FAKULTAS KEDOKTERAN
MEDAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen
Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik.
Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan CFR yang
masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus
8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24
Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR
1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah
Salah satu langkah dalam pencapaian target MDG’s (Goal ke-4) adalah
menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada
dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih
akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana
kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat
dan tepat.1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFENISI
Diare adalah buang air besar yang lebih sering dan dengan konsistensi
yang lebih encer dari biasanya. Berdasarkan lamanya, etiologi, dan manifestasi
klinis, diare dapat digolongkan menjadi diare akut, diare berlanjut/persisten, atau
diare kronis. Diare akut adalah diare dengan konsistensi cair karena infeksi yang
2.2 EPIDEMIOLOGI
kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak
6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian
diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak
yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab
Golongan Bakteri :3
1. Aeromonas 8. Salmonella
7. Plesiomonas shigeloides
Golongan Virus :
1. Astrovirus 5. Rotavirus
4. Coronavirus 8. Cytomegalovirus
Golongan Parasit :
Kesulitan makan
Defek Anatomis
Malabsorpsi
Endokrinopati
Keracunan makanan
Neoplasma
Lain -lain (Infeksi non gastrointestinal, Alergi susu sapi, Penyakit Crohn,
2.4 DIAGNOSA
berlangsung, frekuensi, warna, dan konsentrasi tinja, serta apakah adanya lender/
darah pada tinja. Selanjutnya apakah ada muntah, rasa haus, rewel, anak lemah,
kesadaran menurun, BAK terakhir, demam, sesak, kejang, dan kembung. Perlu
juga di tanyakan jumlah cairan yang masuk selama diare, jenis makanan dan
tanda – tanda vital. Adanya tanda – tanda utama seperti keadaan umum gelisah/
cengeng atau lemah/ letargi/ koma, rasa haus, turgor kulit abdomen menurun.
Kemudian tanda tambahan seperti ubun – ubun besar, kelopak mata, air mata,
mukosa mata, bibir, mulut, dan lidah. Pantau juga berat badan dan tanda gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit, serta menilai derajat dehidrasi. Derajat
dehidrasi berupa :4
o Ubun – ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada,
o Ubun – ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang,
o Ubun – ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada,
2.5 PENATALAKSANAAN
1. Kemenkes RI. (2011). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Situasi
http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/GE04_Diare-
5. Depkes RI. (2015). Buku Saku Petugas Kesehatan. Lintas Diare Lima